Bahaya Kromium Di Industri

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

BAHAN-BAHAN KIMIA BERACUN DI INDUSTRI


(KROMIUM)

DISUSUN OLEH :

MITHA RAHMILAH
K11116339

DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
BAHAYA KROMIUM DI INDUSTRI

A. Bahan Kimia Berbahaya (Kromium)


Kata toksikologi mulanya berasal dari bahasa latin “toxon” yang berarti racun,
kemudian “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Gabungan arti kata tersebut
melahirkan bidang ilmu yang umum diketahui sebagai toksikologi yang bahasa inggris
disebut sebagai toxicology. Berdasarkan etimologi, toksikologi diartikan sebagai ilmu
tentang racun. Serta toksikologi juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang efek-efek yang merugikan dari suatu zat.
Definisi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) berdasarkan OSHA (Occupational
Safety and Health of the United State Government) merupakan bahan yang memiliki
sifat kimia dan kondisi fisik yang memiliki potensi dapat menyebabkan gangguan
kesehatan pada manusia, kerusakan berbagai properti dan lingkungan sekitar.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun, diartikan sebagai bahan yang sebab sifat dan/atau
konsentrasinya dan/atau jumlahnya, secara langsung maupun secara tidak langsung
berpotensi mencemarkan dan merusak lingkungan hidup, selain itu dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup yang lain.
Seperti yang kita ketahui bahwa terdapat sangat banyak bahan-bahan kimia
berbahaya yang ada di muka bumi ini, salah satunya adalah Kromium. Kromium
biasanya umum didapatkan di industri-industri tekstil.
Kromium merupakan salah satu unsur kimia yang ada pada tabel periodik memiliki
lambang Cr dan nomor atom 24. Khromium berwarna abu-abu, berkilau, keras oleh
sebab itu memerlukan proses pemolesan yang cukup tinggi. Khromium merupakan
metal kelabu yang keras. Khromium terdapat pada industri gelas, metal, fotografi, dan
elektroplating. Khromium sebenarnya tidak toksik, tetapi senyawa yang ada di
dalamnya sangat iritan dan korosif. Inhalasi khromium dapat mengakibatkan kerusakan
pada tulang hidung. Sedangkan di dalam paru-paru, khromium dapat mengakibatkan
kanker. Karena tergolong logam berat, khrom termasuk logam yang mempunyai daya
racun tinggi. Daya racun yang dimiliki oleh khrom ditentukan oleh valensi ionnya.
Logam Cr6+ sangat banyak dipelajari sifat racunnya karena Cr6+ adalah toksik yang
sangat kuat dan dapat menimbulkan terjadinya keracunan akut dan keracunan kronis.
Ada banyak kegunaan kromium di muka bumi ini, salah satunya di bidang industri,
yaitu sebagai berikut:
1. Kromium (0) berguna dalam pembuatan baja dengan tujuan untuk menaikkan
kekuatan, kekerasan dan resistensi logam.
2. Kromium (VI) dan kromium (III) dapat digunakan dalam penyepuhan logam
(electroplating), pencelupan dan pewarnaan (dyes and pigment), penyamakan kulit
(leather tanning) dan pengawetan kayu (wood preserving)
3. Dalam proses pemurnian bahan kimia dan pembuatan katalis
4. Penciptaan zat warna
5. Cat pigmen (yaitu dapat berwarna kuning, hijau, orange dan merah)

B. Proses Masuknya Kromium ke dalam Tubuh


1. Inhalasi
Asal masuknya kromium dalam lapisan udara di lingkungan yaitu dari industri
pembakaran dan mobilitas batu bara dan juga minyak bumi dalam pembuatan baja
dan pelapisan logam. Kromium di dalam udara didapatkan dalam bentuk partikel
debu. Debu-debu atau partikulat kromium yang terdapat di udara bisa masuk ke
dalam tubuh manusia ketika melakukan kegiatan respirasi. Partikulat kromium yang
terhirup oleh manusia melalui rongga hidung hingga sampai ke dalam paru-paru,
lalu akan melakukan pertukaran dengan darah yang ada di alveoulus dan
selanjutnya dibawa oleh darah ke seluruh tubuh.
2. Ingestion
Paparan logam berat kromium juga dapat beresiko pada pekerja pabrik melalui jalur
konsumsi. Menurut penelitian Rahardjo (2014) sebagian besar pekerja pabrik
penyamakan kulit beristirahat untuk makan siang di dalam ruangan kerja pabrik,
hal tersebut menjadi suatu problematika lain sebab sangat dimungkinkan makanan
yang mereka konsumsi juga terpapar oleh logam berat kromium yang berasal dari
udara. Paparan kromium juga bisa mengancam kesehatan masyarakat yang berada
di sekitar pabrik secara tidak langsung dengan mengkonsumsi air minum dan pola
konsumsi sayur, ikan, padi, dan sebagainya yang sudah dicemari oleh krom karena
pencemaran perairan yang diakibatkan limbah pabrik.
Logam kromium yang telah tertelan dan masuk ke tubuh akan ikut dalam proses
metabolisme tubuh. Logam kromium juga akan melakukan proses interaksi dengan
berbagai macam unsur biologis yang ada di dalam tubuh. Interaksi yang terjadi
antara kromium dengan unsur-unsur biologis tersebut bisa menimbulkan
terganggunya fungsi-fungsi tertentu yang bekerja dalam proses metabolisme tubuh.
3. Dermal
Paparan kromium juga dapat terjadi dengan melalui kontak langsung dengan kulit
(dermal) dimana hampir sebagian besar pekerja industri jarang menggunakan alat
pelindung diri atau standar keamanan bekerja. Paparan melalui kontak langsung
dengan kulit dapat menimbulkan proses penyerapan dan efek berbahaya pada kulit.
Kromium, terutama kromat merupakan alergen yang biasa terkontak pada kulit para
pekerja (Fernanda, 2012). Rata-rata apabila kromium terpajan dengan kulit akan
mengakibatkan peradangan yang biasa disebut sebagai gejala dermatitis kontak
iritan.

C. Dampak Kromium
Kromium sudah banyak dimanfaatkan dalam kehidupan manusia sehari-hari,
khususnya dalam bidang industri. Sehingga hal tersebut membuka peluang bagi para
pekerja di dalam industri untuk terpajan logam kromium. Adapun jenis pekerja yang
beresiko terpajan kromium antara lain adalah :
- Pekerja penyamak kulit
- Pekerja pembuatan pewarna kromium
- Pekerja bengkel mobil dan motor
- Pekerja pelapis kromium (perhiasan, velg dan meubelair, dll)
- Teknisi fotografi
- Tukang cat semprot dengan pewarna kromium
- Pekerja laundry di bagian cuci
- Pekerja yang menggunakan semen
Pekerja yang menggunakan tinta pada percetakan (Depkes, 2012)

Jika limbah industri tekstil yang mengandung kromium langsung dibuang ke


lingkungan tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu, akan mengakibatkan
pertambahan jumlah ion logam pada air lingkungan. Air lingkungan yang memiliki
jumlah ion logam berlebih pada umumnya tidak dapat dikonsumsi sebagai air minum.
Kandungan kromium dalam air juga dapat mengakibatkan efek kesehatan bagi
manusia. Selain itu, para pekerja yang menggunakan kromium pasti juga beresiko
tinggi untuk terkontaminas. Kulit yang bersentuhan dengan kromium atau hidung yang
menghirup kromium yang berlebihan juga akan mengganggu untuk metabolisme tubuh
maupun nafas.
Efek racun bisa muncul apabila kita menghirup udara yang ada di tempat kerja
yang telah terkontaminasi, contohnya dalam pengelasan stainless steel, pelapisan
krom, kromat atau produksi pigmen krom dan penyamakan kulit. Selain itu, apabila
menghirup serbuk gergaji dari kayu yang mengandung kromium akan menimbulkan
efek keracunan. Efek toksik kromium yaitu dapat merusak dan mengiritasi paru-paru,
hidung, lambung, serta usus. Akibat jangka panjang yang tinggi dari kromium yaitu
dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan hidung. Mengonsumsi makanan
yang berbahan kromium dalam jumlah yang sangat banyak dapat mengakibatkan
gangguan perut, kerusakan hati, kejang, bisul, ginjal, bahkan kematian.
Kromium adalah salah satu logam berat yang mempunyai daya racun yang tinggi.
Sifat racun yang dimiliki oleh logam ini dapat menimbulkan bahaya pada organ vital
seperti hati dan ginjal. Kromium juga berpotensi sebagai pencemar yang diakibatkan
dari kegiatan pewarnaan kain pada industri tekstil, cat, penyamakan kulit, pelapisan
logam, baterai atau industri kromium lainnya. Melalui rantai makanan, kromium dapat
terdeposit di bagian tubuh makhluk hidup tertentu sehingga dapat menyebabkan
keracunan.
Akibat kelebihan kromium pada tubuh akan berdampak pada kulit, saluran
pernafasan, ginjal dan hati. Pengaruh terhadap saluran pernafasan adalah iritasi paru-
paru karena menghirup debu kromium dalam jangka waktu yang panjang dan
berdampak juga terhadap iritasi kronis, polyp, tracheobronchitis dan pharingitis kronis.
Pengaruh Kromium Terhadap Kesehatan
1. Dampak Klinis
Dampak dari kromium terhadap kesehatan yaitu dapat menimbulkan gangguan
pernapasan serta mengganggu alat pencernaan. Ketika kromium adalah suatu
campuran yang ada dalam produk kulit, hal tersebut dapat mengakibatkan reaksi
alergi, misalnya ruam kulit. Permasalahan kesehatan lain yang dapat disebabkan
oleh kromium adalah:
· Ruam pada kulit
· Permasalahan pernapasan
· Gangguan percernaan
· Kanker Paru-Paru
· Sistem kebal yang diperlemah
· Pertumbuhan dan reproduksi
· Ginjal dan Kerusakan Hati
· Kematian
2. Keracunan Akut
- Apabila terhirup, kromium pada konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan iritasi
- Apabila terjadi kontak langsung dengan kulit, debu atau serbuk kromium dapat
mengakibatkan iritasi pada kulit.
- Apabila terjadi kontak langsung dengan mata, debu atau serbuk kromium dapat
mengakibatkan iriasi pada mata.
- Apabila tertelan, logam kromium sangat sulit diabsorbsi dengan melalui seluran
pencernaan. Proses absorbsi senyawa kromium dengan jumlah yang cukup
dapat mengakibatkan pusing, dehidrasi, sakit perut, oligura, muntah, syok dan
uremia yang kemungkinan bisa mengakibatkan fatal.
3. Keracunan Kronis
- Jika terhirup / inhalasi
Paparan senyawa kromium yang berulang dalam jangka waktu yang cukup lama
dilaporkan dapat menimbulkan iritasi pada tenggorokan, borok (ulcerasi) dan
berlobang (perforasi) pada nasal septum, gangguan pada saluran pencernaan,
dan saluran pernafasan bagian bawah. Selain itu juga dapat mengakibatkan
gangguan pada darah, fibrosis paru, sensitisasi paru, dan efek pada hati.
- Jika kontak langsung dengan kulit.
Paparan senyawa kromium yang berulang dalam jangka waktu yang cukup lama
dilaporkan dapat menimbulkan berbagai tipe dermatitis, termasuk eksim
“Chrome holes” sensitisasi dan kerusakan kulit dan ginjal.
- Jika kontak langsung dengan mata
Paparan senyawa kromium yang berulang dalam jangka waktu yang cukup lama
dapat menyebabkan radang selaput mata (konjungtivities) dan lakrimasi.

D. Pengendalian
1. Melengkapi sistem ventilasi ruangan dengan penghisap udara (biasa disebut exhaust)

lokal yang tahan terhadap ledakan

2. Respirator digunakan pada situasi terkena paparan yang cukup berat

3. Menggunakan respirator yang telah dilengkapi dengan pelindung wajah lengkap


4. Memakai pelindung mata atau kacamata pengaman yang tahan terhadap percikan,

selain itu sediakan keran air untu mencuci mata dalam keadaan darurat di tempat

kerja.

5. Memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang baik dan benar

6. Selalu mencuci tangan sebelum mengkonsumsi makanan

7. Jangan makan, minum, dan merokok selama bekerja.


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Jakarta: Depkes RI

Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun

OSHA (Occupational Safety and Health of the United State Government)

Fernanda L (2012) Studi kandungan logam berat timbal (Pb), nikel (Ni), Kromium (Cr) dan
Kadmium (Cd) pada kerang hijau(Pernaviridis) dan sifat fraksionasinya pada sedimen
laut. Depok, Universitas Indonesia. Skripsi.

Setiyono, Andik & Gustaman, Rian A. 2017. Pengendalian Kromium (Cr) yang Terdapat di
Limbah Batik dengan Metode Fitoremediasi. Unnes Journal of Public Health.

Anda mungkin juga menyukai