Teori Keuangan Negara
Teori Keuangan Negara
Teori Keuangan Negara
KERANGKA TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Keuangan Negara
perekonomian tersebut”
9
sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat
dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut. Dari sisi subyek yang dimaksud dengan
Keuangan Negara meliputi seluruh obyek sebagaimana tersebut di
atas yang dimiliki negara, dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Perusahaan Negara/Daerah, dan badan lain
yang ada kaitannya dengan keuangan negara. Dari sisi proses,
Keuangan Negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang
berkaitan dengan pengelolaan obyek sebagaimana tersebut di atas
mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai
dengan pertanggunggjawaban. Dari sisi tujuan, Keuangan Negara
meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang
berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan obyek
sebagaimana tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan negara.
Bidang pengelolaan Keuangan Negara yang demikian luas dapat
dikelompokkan dalam sub bidang pengelolaan fiskal, sub bidang
pengelolaan moneter, dan sub bidang pengelolaan kekayaan negara
yang dipisahkan.
10
Pasal 8 Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 menjelaskan
berikut:
pelaksanaan APBN;
budget, berasal dari bahasa Perancis “bougette” yang artinya tas kecil.
11
pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan
untuk pembangunan;
c. alat pengendalian;
d. instrument politik;
sebagai berikut:
12
b. Tahap penetapan UU APBN
3. Perencanaan
“Planning is the selecting and relating of facts and the making and
using of assumptions regarding the future in the visualization and
formulation to proposed of proposed activation believed necesarry to
accieve desired result”.
“…Perencanaan adalah pemilih fakta dan penghubungan fakta-
fakta serta pembuatan dan penggunaan perkiraan-perkiraan atau
asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang dengan jalan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan
untuk mencapai hasil yang diinginkan.”
13
depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan
Kualitas
yaitu:
tujuan.
14
Sistem perencanaan mencakup lima pendekatan dalam seluruh
a. Politik
b. Teknokratik
c. Partisipatif
d. Atas-bawah (Top-down)
e. Bawah-atas (Bottom-up)
15
m. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien,
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dalam bentuk visi, misi, dan
urutan:
16
kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Penyusunan RPJM
17
dan dipergunakan sebagai bahan pembahasan kebijakan umum dan
indikatif.
masyarakat.
visi.
mencapai tujuan.
18
mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran,
pemerintah.
4. Penganggaran
sebagai berikut:
sebagai berikut:
19
dinyatakan dalam ukuran financial, baik berupa penerimaan dan
and assessment)
20
sistem penganggaran lama yaitu sistem Line Item Budgeting (Bastian,
secara sistematik.
(seperti persediaan dan bahan), dan data-data hasil kerja.” (Noor Fuad,
et al, 2006:91).
21
Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) merupakan suatu
unit eselon I, dan eselon II/satker dengan kuantitas dan kualitas yang
meliputi:
22
Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan
Pembangunan Nasional:
23
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/ atau swasta dalam
rangka menyediakan barang dan jasa publik yang diperlukan oleh
masyarakat.”
perlu didanai.
Keuangan:
24
dilaksanakan di tingkat nasional. Pengalokasian angaran yang
dilakukan tidak lagi berbasis pada pelaksanaan tugas dan fungsi
yang seluruhnya harus diberikan anggarannya, namun fokus pada
program prioritas yang berorientasi mendukung pencapaian tujuan
pembangunan nasional dan tujuan Kementerian Keuangan.
Program prioritas yang telah ditetapkan harus dijadikan
prioritas dalam penganggarannya, begitu juga saat terjadi
penyesuaian anggaran baik pada saat pagu anggaran maupun
pagu alokasi dengan tetap memperhatikan pencapaian kinerjanya.
25
tahapan suatu kegiatan untuk mencapai keluaran dan hasilnya
ditetapkan (outcome).
26
Landasan konseptual dalam rangka penerapan PBK tersebut
bertujuan untuk:
and accountability).
5. Penelitian Terdahulu
sebagai berikut:
Keuangan) oleh Noor Cholis Madjid dan Hasan Ashari tahun 2013
27
dan RKA KL. Indikator kinerja di level Renstra dibuat sesuai
kebutuhan anggaran.
dengan optimal.
28
kendala administratif. Kendala Yuridis, menyangkut permasalahan
keuangan Daerah.
29
tahun 2017 yang menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang
30
6) Penentuan besaran kebutuhan anggaran masih dan hanya
lagi penyesuaian-penyesuaian
B. Konsep Kunci
31
memperhatikan efisiensi dalam pencapaian Kinerja tersebut. Yang
unit eselon I, dan eselon II/satker dengan kuantitas dan kualitas yang
meliputi:
32
Kementerian/Lembaga dan indikatornya, Sasaran Program dan
Keuangan:
33
dilakukan, indikator pemantauan/evaluasi, beserta kebutuhan
anggaran.
ditetapkan (outcome).
34
Negara, dijelaskan bahwa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
C. Model Berpikir
35
Implementasi Anggaran Berebasis Kinerja didasari landasan
prinsip akuntabilitas.
D. Pertanyaan Penelitian
Inspektorat Jenderal?
36
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 142/PMK.02/2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 94/PMK.02/2017 tentang Petunjuk Penyusunan
dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
SE juksunlah RKAKL
37