Field Study Kampung Naga
Field Study Kampung Naga
Field Study Kampung Naga
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam Conceptual In Nursing yang
dibina oleh Hj. Cucu Rokayah, M.Kep
Disusun oleh:
Kelompok 2
Sarjana Keperawatan A
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini yang berjudul “Hasil Field Study Kampung Naga dengan
Model Pengkajian Teori Leininger’’. Sholawat serta salam tak lupa selalu kami
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan semoga rahmatnya dapat sampai
kepada kami semua selaku umatnya hingga akhir Zaman.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
BAB IV PENUTUP
LAMPIRAN .................................................................................................... 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
mendukung perjuangan mereka, sehingga membumihanguskan kampung
tersebut termasuk tempat penyimpanan pusaka.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen terkait.
2. Untuk memberitahu pembaca mengenai konsep teori Leininger dalam
Transcultural in Nursing
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk memberitahu pembaca mengenai hasil pengkajian dari
kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat kampung naga.
5
BAB II
ISI
6
dari antropologi dan keyakinan dan dia berpendapat semua perawat seharusnya
tertarik akan hal ini. Dia berfokus pada orang – orang Gadsup di timur
Highlands, New Guinea, dimana dia tinggal bersama orang pribumi selama 2
tahun dan mempelajari etnografikal dan etnonursing di dua desa. Selain
menemukan ciri – ciri unik dari budaya, dia juga mengobservasi perbedaan
antara budaya barat dan non-barat berkaitan dengan perawatan
kesehatan. Berdasarkan studi dan penelitian yang dia lakukan bersama orang
Gadsup, dia mengembangkan teori perawatan budaya dan metode
etnonursing. Teorinya membantu para mahasiswa perawat untuk memahami
perbedaan budaya manusia, sehat dan sakit.
7
1995. Oleh karena itu Leininger menerima banyak penghargaan untuk
transcultural nursing.
1. Manusia
8
memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap
saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
2. Sehat
3. Lingkungan
4. Keperawatan
9
belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan
individu sesuai dengan budaya klien.
10
c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap,
nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status,
tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan
klien dengan kepala keluarga.
d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan
oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma
budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas
pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah :
posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang
digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam
kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan
kebiasaan membersihkan diri.
e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala
sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan
keperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle, 1995). Yang perlu dikaji
pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan
jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara
pembayaran untuk klien yang dirawat.
f. Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber
material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh.
Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan
klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga,
biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor
atau patungan antar anggota keluarga.
g. Faktor pendidikan (educational factors)
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam
menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi
pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh bukti-
11
bukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar
beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien,
jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri
tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang
budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi
keperawatan.
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi yang tepat.
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi
12
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN PEMBAHASAN
I. Identitas Klien
Nama : Ny.A
Alamat : Kampung Naga, Desa Neglasari Kecamatan
Nagajau, Tasikmalaya Jawa Barat
Pekerjaan : Pengasuh dan Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Anak : 1 (Satu)
Saudara Kandung : 2 (Dua)
Tanggal Pelaksanaan : 12 Desember 2019
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 30 Tahun
II. Faktor yang harus dikaji
1. Faktor Teknologi (Tecnological Factors)
a. Presepsi sehat sakit
Sehat : Punya rasa nyaman untuk beraktivitas
Sakit : Tidak bisa beraktivitas
b. Kebiasaan Berobat atau mengatasi masalah kesehatan
Menggunakan ramuan dari tumbuh-tumbuhan seperti handelem
untuk obat panas dalam dan pucuk alpukat untuk obat darah
tinggi, tapi jika sudah tidak mempan baru pergi ke dokter.
c. Alasan mencari bantuan kesehatan
- Pada saat melahirkan saya digotong keatas untuk pergi
meminta bantuan kepada bidan
13
- Dan untuk sakit karena menggunakan obat ramuan sudah
tidak mempan
d. Alasan klien memilih pengobatan alternatif
Karena memiliki rasa takut mengkonsumsi obat dari dokter jadi
lebih baik menggunakan obat-obatan tradisional yang sudah
diberikan turun temurun
e. Presepsi kalian tentang penggunanan dan pemanfaatan teknologi
untuk mengatasi permasalah kesehatan saat ini
Dengan memiliki handphone dapat berkomunikasi dengan
suami dan mengabarkan setiap kondisi kesehatan yang terjadi
f. Pemanfaatan teknologi
- Mempunyai handphone karena suami saya yang bekerja jauh
jadi memaksa saya untuk memiliki handphone
- Tv hitam putih yang menggunakan aki mobil
2. Faktor Agama dan Falsafah Hidup (Religious and Philosophical
Factors)
a. Agama yang dianut
Agama islam
b. Status Pernikahan
Menikah, dan memiliki 2 orang anak. Anak pertama laki-laki
berusia 9 tahun dan anak kedua perempuan berusia 5 tahun.
c. Cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan
dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan
Penyakit berasal dari Allah
Dengan menggunakan obat yang berasal dari ramuan tumbuh-
tumbuhan
Jika sakit saya diam dirumah dan meminta doa kepada orang
yang bisa (spiritual)
d. Kepercayaan yang diyakini
- Seperti kupat salamet yang digantungkan didepan pintu yang
mengartikan bahwa itu sebagai tolak bala atau keselamatan
bagi keluarga
14
- Posisi rumah yang saling berhadapan tetapi saling
membelakangi yang mengartikan saling memperhatikan,
membantu dan memberi
- Makan juga mengikuti posisi rumah saling berhadapan dan
saling membelakangi
- Kamar mandi tidak boleh ada didalam rumah karena rumah
bukan kamar mandi dan kamar mandi bukan rumah
- Hutan larangan yang tidak boleh diambil hasil alamnya tanpa
terkecuali penduduk asli
- Menggunakan bedug untuk memberitau adzan karena tidak
diperbolehkan menggunakan pengeras suara
- Masih menggunakan indung beurang sebagai penolong
proses pelahiran yang dibantu oleh bidan
e. Penggunaan tempat ibadah
- Digunakan untuk beribadah
- Jika penuh dibalai desa menggunakan masjid
3. Faktor Sosial dan Keterkaitan Keluarga ( Kinship and Social
Factors)
a. Nama panggilan
Ny. A
b. Tipe keluarga
o Keluarga inti :
Ayah
Ibu
Anak laki-laki
Anak Perempuan
c. Pengambilan Keputusan Keluarga
Tergantung permasalahan dan kami melakukan musyawarah
untuk mengambil keputusan
d. Hubungan klien dengan kepala keluarga
Sebagai istri, berkomunikasi dengan baik dan berdiskusi setiap
permasalahan yang dihadapi
15
e. Hubungan klien dengan lingkungan sekitar
Kumpulan dilakukan jika ada acara sesuatu atau acara besar
4. Nilai-Nilai Budaya dan Gaya Hidup (Cultural Value and Life
Ways)
a. Posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga
Sebagai istri sebagai ibu rumah tangga yang mengurus urusan
rumah
b. Bahasa yang digunakan
Bahasa Sunda
c. Kebiasaan makan makanan yang dipantang dalam kondisi sakit
Pola makan saya tidak ada pantangan
d. Presepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari
Tidak beraktivitas sama sekali apa lagi saya memiliki penyakit
ambeyen dan ketika kambuh saya tidak bisa beraktivitas
e. Kebiasan membersihkan diri
Tiap hari mandi karena tidak ada larangan soal mandi
5. Faktor Kebijakan dan Peraturan Yang berlaku (Political and
Legas Factors)
a. Peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung
Tidak ada peraturan karena semua sudah ditetapkan oleh
pemangku adat dan kami hanya menerima setiap kunjungan dari
mana saja
b. Jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu
Didalam rumah hanya ada satu keluarga jika anak saya menikah
memiliki dua pilihan siapa yang akan keluar, saya atau anak saya
c. Cara pembayaran untuk klien yang dirawat
- Saya menggunakan biaya sendiri seperti contohnya saat
melahirkan saya tidak ada bantuan dari pihak mana pun
- Saya tidak punya BPJS
6. Faktor Ekonomi (Economical Factors)
a. Pekerjaan klien
16
Saya ibu rumah tangga. Suami saya wirausaha pengrajin anyam
kursi rotan
b. Sumber biaya pengobatan
Uang sendiri
c. Tabungan yang dimiliki keluarga
Kadang suka menyimpan uang klo ada sesuatu lebih
d. Penggantian biaya dari kantor atau patungan dari anggota keluarga
Biaya sendiri dan tidak ada bantuan dari pemilik usaha suami
saya
7. Faktor Pendidikan (Education Factors)
a. Tingkat Pendidikan klien
SD. Rata rata pendidikan dikampung ini sampai SD, tapi sudah
ada beberapa yang bisa kuliah
b. Jenis pendidikan
Formal
c. Kemampuan untuk belajar secara aktif mandiri tentang
pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali
Saya kan punya penyakit ambeyen, ketika saya makan makanan
pedas ambeyen saya kambuh. Untuk dari itu saya menghindari
makanan terlalu pedas
3.2 Format Pembahasan Keperawatan Transcultural (Peka Budaya) Model
Sunrise (Matahari Terbit) Dari Madelaine Leininger
I. Identitas Klien
17
Menggunakan ramuan dari tumbuh-tumbuhan seperti handelem
untuk obat panas dalam dan pucuk alpukat untuk obat darah
tinggi, tapi jika sudah tidak mempan baru pergi ke dokter.
g. Alasan mencari bantuan kesehatan
- Pada saat melahirkan saya digotong keatas untuk pergi
meminta bantuan kepada bidan
- Dan untuk sakit karena menggunakan obat ramuan sudah
tidak mempan
h. Alasan klien memilih pengobatan alternatif
Karena memiliki rasa takut mengkonsumsi obat dari dokter jadi
lebih baik menggunakan obat-obatan tradisional yang sudah
diberikan turun temurun
i. Presepsi kalian tentang penggunanan dan pemanfaatan teknologi
untuk mengatasi permasalah kesehatan saat ini
Dengan memiliki handphone dapat berkomunikasi dengan
suami dan mengabarkan setiap kondisi kesehatan yang terjadi
j. Pemanfaatan teknologi
- Mempunyai handphone karena suami saya yang bekerja jauh
jadi memaksa saya untuk memiliki handphone
- Tv hitam putih yang menggunakan aki mobil
8. Faktor Agama dan Falsafah Hidup (Religious and Philosophical
Factors)
f. Agama yang dianut
Agama islam
g. Status Pernikahan
Menikah, dan memiliki 2 orang anak. Anak pertama laki-laki
berusia 9 tahun dan anak kedua perempuan berusia 5 tahun.
h. Cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan
dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan
Penyakit berasal dari Allah
Dengan menggunakan obat yang berasal dari ramuan tumbuh-
tumbuhan
18
Jika sakit saya diam dirumah dan meminta doa kepada orang
yang bisa (spiritual)
i. Kepercayaan yang diyakini
- Seperti kupat salamet yang digantungkan didepan pintu yang
mengartikan bahwa itu sebagai tolak bala atau keselamatan
bagi keluarga
- Posisi rumah yang saling berhadapan tetapi saling
membelakangi yang mengartikan saling memperhatikan,
membantu dan memberi
- Makan juga mengikuti posisi rumah saling berhadapan dan
saling membelakangi
- Kamar mandi tidak boleh ada didalam rumah karena rumah
bukan kamar mandi dan kamar mandi bukan rumah
- Hutan larangan yang tidak boleh diambil hasil alamnya tanpa
terkecuali penduduk asli
- Menggunakan bedug untuk memberitau adzan karena tidak
diperbolehkan menggunakan pengeras suara
- Masih menggunakan indung beurang sebagai penolong
proses pelahiran yang dibantu oleh bidan
j. Penggunaan tempat ibadah
- Digunakan untuk beribadah
- Jika penuh dibalai desa menggunakan masjid
9. Faktor Sosial dan Keterkaitan Keluarga ( Kinship and Social
Factors)
f. Nama panggilan
Ny. A
g. Tipe keluarga
o Keluarga inti :
Ayah
Ibu
Anak laki-laki
Anak Perempuan
19
h. Pengambilan Keputusan Keluarga
Tergantung permasalahan dan kami melakukan musyawarah
untuk mengambil keputusan
i. Hubungan klien dengan kepala keluarga
Sebagai istri, berkomunikasi dengan baik dan berdiskusi setiap
permasalahan yang dihadapi
j. Hubungan klien dengan lingkungan sekitar
Kumpulan dilakukan jika ada acara sesuatu atau acara besar
10. Nilai-Nilai Budaya dan Gaya Hidup (Cultural Value and Life
Ways)
f. Posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga
Sebagai istri sebagai ibu rumah tangga yang mengurus urusan
rumah
g. Bahasa yang digunakan
Bahasa Sunda
h. Kebiasaan makan makanan yang dipantang dalam kondisi sakit
Pola makan saya tidak ada pantangan
i. Presepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari
Tidak beraktivitas sama sekali apa lagi saya memiliki penyakit
ambeyen dan ketika kambuh saya tidak bisa beraktivitas
j. Kebiasan membersihkan diri
Tiap hari mandi karena tidak ada larangan soal mandi
11. Faktor Kebijakan dan Peraturan Yang berlaku (Political and
Legas Factors)
d. Peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung
Tidak ada peraturan karena semua sudah ditetapkan oleh
pemangku adat dan kami hanya menerima setiap kunjungan dari
mana saja
e. Jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu
Didalam rumah hanya ada satu keluarga jika anak saya menikah
memiliki dua pilihan siapa yang akan keluar, saya atau anak saya
f. Cara pembayaran untuk klien yang dirawat
20
- Saya menggunakan biaya sendiri seperti contohnya saat
melahirkan saya tidak ada bantuan dari pihak mana pun
- Saya tidak punya BPJS
12. Faktor Ekonomi (Economical Factors)
e. Pekerjaan klien
Saya ibu rumah tangga. Suami saya wirausaha pengrajin anyam
kursi rotan
f. Sumber biaya pengobatan
Uang sendiri
g. Tabungan yang dimiliki keluarga
Kadang suka menyimpan uang klo ada sesuatu lebih
h. Penggantian biaya dari kantor atau patungan dari anggota keluarga
Biaya sendiri dan tidak ada bantuan dari pemilik usaha suami
saya
13. Faktor Pendidikan (Education Factors)
III. Tingkat Pendidikan klien
SD. Rata rata pendidikan dikampung ini sampai SD, tapi sudah
ada beberapa yang bisa kuliah
IV. Jenis pendidikan
Formal
V. Kemampuan untuk belajar secara aktif mandiri tentang
pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali
Saya kan punya penyakit ambeyen, ketika saya makan makanan
pedas ambeyen saya kambuh. Untuk dari itu saya menghindari
makanan terlalu pedas
21
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Menurut kelompok kami teori Leininger tentang culture care
diversity dan universality atau yang dikenal transcultural nursing. Berfokus
pada nilai budaya, kepercayan, dan pelayanan kesehatan berbasis budaya
serta didalam teorinya membahas khusus culture, culture care, diversity,
universality, wordlview, ethnohistory. Dalam pengkajian ini sebagai
perawat dapat mengetahui sebuah kebudayan juga presepsi tentang
kesehatan transcultural nursing sehingga Leininger menjelaskan hal
tersebut sebagai suatu hal yang sangat terus bergantung, dan ditentukan oleh
budaya, karena budaya akan mempengaruhi seseorang memapresiasi
keadaan sakit yang dideritanya.
4.2 Saran
Penerapan teori ini diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang
ilmu antropologi agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik.
Perlu adanya penanganan lebih lanjut dalam sistem tata kelola air,
pengelolaan sampah pada kampung tersebut dan lebih terbuka dalam
penerimaan alat modern seperti contohnya kompor gas yang mempermudah
dalam proses memasak.
23
DAFTAR PUSTAKA
Maharani , reva . 2017 . “Apa yang dimaksud dengan Teori Transkultural atau
transkultural nursing?”, https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-d
engan-teori-transkultural-atau-transcultural-nursing/5873/2 , diakses pada 1
6 desember 2019 pukul 15.09
24
LAMPIRAN
25
26