Bukuuu
Bukuuu
Bukuuu
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Buku Pengantar
Pemesinan Dasar ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Tidak lupa
saya juga berterima kasih kepada dosen pembimbing Dr. Ir. Drs. Widarto, M.Pd. yang telah
membimbing saya, sehingga buku ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Saya sangat berharap buku ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai Pemesinan Dasar. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
buku ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi memperbaiki buku yang telah saya buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Demikian dari saya, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kata-kata yang kurang
berkenan.
Penyusun
BAB I
KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA
BAB I
PENGERTIAN K3
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah elemen penting yang tidak
bisa lepas dari dunia industri saat ini, karena K3 berpengaruh langsung terhadap
kualitas produksi dan juga kualitas dari industri itu sendiri. Semakin berkualitas suatu
industri mau tidak mau industri tersebut harus lebih meningkatkan K3 pada prodksi
setiap harinya. Bayangkan saja bila suatu industri besar setiap harinya ada karyawan
yang tidak dapat bekerja karena buruknya kualitas K3 di industri tersebut, sudah
berapa rupiah kerugian yang diderita industri tersebut. K3 menjadi wacana industri
abad ini setelah ditemukanya teori teori yang representetif untuk mendukung K3
dalam dunia industri.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan aspek yang penting
dalam aktivitas dunia industri. Relativitas kadar penting tidaknya akan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) ini tergantung pada seberapa besar pengaruhnya terhadap
subjek dan objek itu sendiri. K3 menjadi wacana industri abad ini setelah
ditemukannya teori – teori yang representatif yang mendukung akan improvisasi
dalam konteks keselamatan dan manajemen resiko yang muncul dalam kegiatan
industri yang lebih luas.
Sebagai logika dasar tentang pentingnya pemahaman K3 dapat diilustrasikan
dengan Historical perspective yaitu “Apabila seorang pembangun membangun
sebuah rumah untuk seseorang dan tidak membuat konstruksi dan rumah yang ia
bangun runtuh akan menyebabkan rumah tersebut rusak dan meninggal pemiliknya,
ternyata pembangun bisa menyebabkan kematian”. Ini artinya bahwa dalam setiap
aktivitas apapun selain perencanaan teknis fisik harus diperhatikan pula aspek –
aspek keamanan yang terkait langsung maupun tidak langsung.
A. TUJUAN K3
B. SEJARAH K3
Sebelum tahun 1911, tentang keselamatan kerja dalam industri hampir tidak
diperhatikan. Pekerja tidak dilindungi dengan hukum. Tidak ada santunan
kecelakaan bagi pekerja. Bila terjadi kecelakaan, perusahaan menganggap bahwa
kecelakaan itu :
Disebabkan oleh kesalahan tenaga kerja (karyawan) sendiri.
Disebabkan teman sekerja sehingga ia (pekerja) mengalami kecelakaan.
Tanggungan pekerja, karena menganggap perusahaan merasa sudah
membayar maka resiko kecelakaan menjadi tanggungan pekerja.
Karena pekerja mengalami kelalaian, sehingga terjadi kecelakaan.
Pada tahun 1908 di New York, dilakukan kompensasi pertama bagi pekerja
yang mengalami kecelakaan. Setelah tahun 1911, pekerja mendapat kompensasi
Penyakit Akibat Kerja (PAK). Bila disebabkan terkena panas (atmosphere)
seharusnya panas dalam industri diberi pelindung (safety) dan inilah
yang menghasilkan dasar pemikiran mengenai perkembangan teknologi safety dan
sanitasi industri.
C. FAKTOR- FAKTOR K3
Potensi bahaya dapat berasal dari mesin – mesin, pesawat, alat kerja, dan
bahan – bahan serta energi, dari lingkungan kerja, sifat pekerjaan dan proses
produksi yang beresiko akan munculnya bahaya. Faktor – faktor sumber bahaya
adalah :
1. Faktor fisik
2. Faktor kimia
3. Faktor biologi
4. Faktor fisiologi
5. Faktor psikologi
Kecelakaan ini semuanya menimbulkan kerugian yang tidak diinginkan, antara lain:
1. Kerugian Ekonomis
Kerusakan bahan dan mesin
Tangible
Intangible
Hari kerja yang hilang
Hilang pendapatan
Gangguan usaha
Gangguan suplay
Kenaikan premi
Kontrak buruh/mesin
Kehilangan keuntungan atas barang jadi
Biaya pemulihan kepercayaan
Biaya pengobatan
Status asuransi
Asuransi kecelakaan pribadi
Biaya pemulihan
Biaya tak diasuransikan
Dari 75.000 insiden industri dapat diintregasikan dalam suatu persentase sebagai
berikut
B. Administratif
Monitoring lingkungan kerja
Pendidikan dan pelatihan
Labelling
Pemeriksaan kesehatan
Rotasi kerja
Housekeeping: 5S
Sanitasi yang bersih, mandi, fasilitas kesehatan.
PERHITUNGAN
MATEMATIS
A. RASIO PERBANDINGAN TRIGONOMETRI
Terhadap sudut a:
Gambar grafik rasio trigonometri y=sin x, dan y= cos x, dengan sudut dalam
derajad digambarkan di bawah ini.
1,0 y= sin x
0,5
sudut
90 180 270 360
-0,5
y=cos x
1,0
0,5
Contoh:
Pada gambar di samping segitiga siku-siku ABC dengan panjang a= 8 dan c= 10.
Tentukan keenam perbandingan trigonometri untuk a.
Penyelesaian:
1. Aturan Sinus
Keterangan:
a = panjang sisi a
b = panjang sisi b
c = panjang sisi c
Diketahui:
A = 30º
a=3
b=4
Penyelesaian :
Karena sinus harus bernilai positif baik di kuadran I maupun kuadran II, maka
sudut lain yang memenuhi adalah B = (180º - 41,8º) = 138,2º
Jumlah sudut-sudut dalam segitiga adalah 180º, oleh karena itu berlaku:
A + B + C = 180º → C = 180º - (A + B)
Keterangan:
a = panjang sisi a
c = panjang sisi c
Sehingga aturan cosinus berlaku untuk setiap segitiga ABC sebagai berikut:
a2 = b2 + c2 - 2 bc cos A
b2 = c2 + a2 - 2 ac cos B
c2 = a2 + b2 - 2 ab cos C
o Segitiga ABC diketahui panjang sisi a = 5 cm, panjang sisi c = 6 cm dan besar
sudut B = 60º. Tentukan panjang sisi b!
Diketahui:
a = 5 cm
c = 6 cm
B = 60º
Penyelesaian :
b2 = a2 + c2 - 2ac cos B
b2 = 25 + 36 - 60 (0,5)
b2 = 61 - 30
b2 = 31
b = 5,56 cm
Penyelesaian :
PERHITUNGAN
DASAR
A. EMPAT ATURAN DASAR KALKULASI
a. Penambahan
b. Pengurangan
c. Perkalian
d. Pembagian
B. PERHITUNGAN KELILING
a. Lingkaran
Keterangan :
d = Diamter
r = Jari – jari
π = 22/7 atau 3,14
Contoh Soal :
Diketahui :s
d=6m
π = 22/7
Jawaban :
K=πxd
K = 22/7 x 6
K = 132/7
K = 18,85 m
Diketehui :
r = 14 cm
π = 22/7
Jawaban :
K=πx2xr
K = 22/7 x 2 x 1
K = 22/7 x 28
K = 616/7
K = 88 cm
3.
Diketahui keliling sebuah lingkaran bernilai 62,8 cm. Hitunglah berapa diameter
lingkaran tersebut ?
Diketehui :
K = 62,8 cm
π = 3,14
Jawaban :
K=πxd
62,8 = 3,14 x d
d = 62,5 / 3,14
d = 20 cm
b. Sektor
Pada kasus keliling total 3600 , panjangnya adalah d. . Untuk keliling
parsial (sebagian) dimana adalah sudut sektor, panjang b :
Diketahui : d= 65
c. Poligon
Untuk bentuk bentuk segi banyak (poligon) jangan dibuat rumus
khusus yang tidak perlu. Karena untuk poligon kelilingnya dapat ditemukan
dengan cara menjumlahkan semua sisinya.
C. PERHITUNGAN LUAS
1. Trapesium
Untuk menghitung Luas sebuah trapesium, kita perlu terlebih dahulu
mengetahui rumus trapesium. Berikut adalah rumus luas trapezium :
Luas trapesium:
(BE adalah tinggi trapesium, karena ABED membentuk bangun persegi panjang,
maka panjang AD = BE = 8 cm)
Sehingga,
L = ½ × (AB + CD) × BE
2. Persegi
Luas = l . l = l2
l
3. Belah Ketupat
Luas = l . h
l
l
Gambar 3.7. Belah ketupat
4. Persegi Panjang
5. Jajar Genjang
Kubus
Silinder
Bola
4 3
V r
3
E. PERHITUNGAN PECAHAN
Konsep dasar pecahan :
1. Pecahan terdiri dari pembilang
(numerator) dan penyebut
(denumerator), misalnya :
1 3 5 pembilang
, , ;
4 4 4 penyebut
2. Nilai (value) dari pecahan tidak
berubah jika kita memper- lakukan
pembilang dan penyebut dengan
cara yang sama.
3. Perkalian (multiplication) pecahan
dilakukan dengan cara pembilang
dikalikan pembilang dan penyebut
dikalikan penyebut.
4. Pembagian (devision) pecahan
dilakukan dengan cara mengalikan
pecahan pertama dengan
kebalikan dari pecahan kedua.
5. Penambahan dan pengu- rangan
dilakukan hanya pada pecahan
yang sama penye- butnya.
BAB VI
PERHITUNGAN
LANJUT
A. PERHITUNGAN PERKIRAAN PANJA
Menemukan Volume Bola Menggunakan Pendekatan Volume Kerucut
Di sekitar kita banyak sekali benda-benda yang berbentuk bola, misalkan bola
sepak, bola basket, bola tenis, dan bola billiard, bahkan banyak gedung-gedung yang
desainnya menggunakan bentuk bola ataupun setengah bola. Bola (sphere) adalah
himpunan semua titik pada ruang yang memiliki jarak yang sama terhadap titik
tertentu. Jarak tersebut selanjuntya disebut jari-jari, disimbolkan r, sedangkan titik
tersebut disebut titik pusat.
Pada gambar (i), bangun ruang yang dimaksud adalah bola yang memiliki jari-jari 10
cm. Sehingga, volume bola tersebut adalah V = 4/3 ∙ 3,14 ∙ 103 = 4.186,67 cm3. Dari
perhitungan tersebut kita menggunakan π = 3,14 karena jari-jarinya kelipatan dari 10.
Pada gambar (ii), bangun ruang yang dimaksud adalah gabungan dari tabung yang
memiliki tinggi 23 cm dan dua dari setengah bola yang berjari-jari 7 cm. Volume dari
bangun ruang tersebut dapat ditentukan sebagai berikut.
Jadi, volume benda ruang pada gambar (iii) adalah 4.979,33 cm3.
Selanjutnya kita tentukan volume bangun ruang pada gambar (iii). Bangun ruang
pada gambar (iii) merupakan setengah bola yang dipotong 40/360 bagiannya.
Sehingga volumenya dapat ditentukan sebagai berikut.
Jadi, volume bangun ruang pada gambar (iii) adalah 17.248 cm3 atau 17,248 L.
Perhatikan grafik berikut ini, Tabel berikut menunjukkan hubungan antara pensil dan
harganya.
Tabel berikut ini ada perbandingan antara banyak pensil dengan harganya, yaitu
semakin banyak pensil maka harganya pun semakin tinggi dan sebaliknya.
Hubungan antara banyak pensil dengan harganya dapat digambarkan pada suatu
grafik (kurva). Pada grafik, terdapat 2 sumbu yang saling tegak lurus, yaitu sumbu
mendatar (horizontal) dan sumbu tegak (vertikal).
Titik 0 adalah titik potong kedua sumbu. Hubungan antara banyak pensil dengan
harganya ditunjukkan pada grafik berikut ini.
Grafik: Perbandingan Senilai
Grafiknya berupa kumpulan titik yang terletak pada satu garis lurus yang melalui titik
pangkal 0 (titik 0).
Grafik dua besaran yang digambarkan oleh perbandingan senilai merupakan sebuah
garis lurus yang melalui titik 0.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa waktu dan kecepatan berubah dengan
perbandingan bebalik harga. Waktu berbanding terbalik dengan kecepatan dan
sebaliknya.
Hubungan ini dapat digambarkan dengan grafik kurva. Grafik dari hubungan antara
kecepatan rata-rata dan waktu perjalanan, merupakan kurva mulus (garis lengkung)
lihat grafik berikut.
Grafik: Perbandingan Berbalik Nilai
Grafik dua besaran digambarkan oleh perbandingan berbalik nilai merupakan sebuah
kurva mulus atau garis lengkung.
Diagram lingkaran adalah diagram yang menunjukkan sebuah data ataupun hasil
angka dalam bentuk lingkaran, diagram memiliki beberapa jenis seperti misalnya
diagram batang, diagram garis, diagram lingkaran. Sementara itu pada pelajaran
matematika diagram sering digunakan untuk menunjukkan persentase, menentukan
statistik, dan lain-lain. Nah untuk lebih jelasny silahkan lihat gambar diagram di
bawah ini.
Dari gambar diatas bisa dilihat kalau data yang terdapat pada gambar adalah
data A, B, C dan D merupakan data yang paling besar. Untuk mencari besaran atau
berapa jumlah pada masing-masing data tersebut anda harus mengetahui ada
berapa jenis soal yang terdapat pada diagram lingkaran tersebut seperti :
Rumus :
Nilai yang ditanyakan = (Jumlah sudut/360°) x total nilai
Rumus :
Nilai yang ditanyakan = (persen nilai yang ditanyakan/100%) x total nilai
Teori Perbandingan (Sering digunakan dalam diagram lingkaran)
Pada teori ini, dapat digunakan pada diagram lingkaran dalam bentuk derajat dan
dalam bentuk persen. Teori perbandingan sangat membantu untuk menemukan nilai
yang di cari jika yang diketahui sangat sedikit. Perhatikan penjelasan berikut :
Misalkan yang diketahui A dan B :
persen A = nilai A atau derajat A = nilai A
persen B = nilai B atau derahat B = nilai B
Jawab :
Diketahui:
persen eskul bola = 45 %
persen eskul voli = 25 %
jumlah eskul bola = 450 siswa
Ditanyakan:
Banyaknya siswa yang mengikuti eskul voli … ?
Penyelesaian:
jumlah eskul voli = (persen eskul voli/persen eskul bola) x jumlah eskul bola
= (25% / 45%) x 450
= 11250/45
= 250 siswa
Jadi, jumlah siswa yang mengikuti eskul voli adalah 250 siswa.
Grafik, tabel dan bagan tidaklah dibuat sekadar melengkapi teks, namun lebih
dari itu, grafik merupakan bagian tak terpisahkan dari teks yang disajikan.
Pemunculan grafik pada sebuah teks dimaksudkan untuk mendukung kemudahan
dalam memahami isi informasi teks tersebut.
Tabel adalah daftar berisikan intisari berupa baris dan kolom yang memuat katakata
atau angka yang disusun secara teratur dengan diberi pembatas sehingga dapat
disimak dengan mudah. Tabel juga dapat memberikan referensi secara cepat dan
akurat.
Grafik adalah gambaran perkembangan data, bisa naik, turun, atau tetap
yang berupa garis atau gambar secara vertikal dan horizontal. Grafik dapat
melukiskan dan mengintisarikan hubungan antara data statistik dengan bagian-
bagian lain dengan singkat, sederhana, masif, dan komprehensif. Grafik dapat
dikatakan juga sebuah bentuk penyajian visual yang dipakai untuk membandingkan
jumlah data pada saat- saat yang berbeda.
Grafik, tabel, atau bagan yang menyertai teks bacaan berfungsi memperjelas
isi wacana. Paparan yang rumit dan pelik akan lebih mudah dipahami bila disertai
dengan tabel, grafik atau bagan/diagram.
Teks bacaan yang rumit dan disertai dengan tabel, grafik atau
bagan/diagram, membantu pembaca untuk lebih memfokuskan pada tabel, grafik
atau bagan/diagram yang disajikan. Pada umumnya pembaca akan mencari bagian-
bagian yang diperlukan saja pada tabel, grafik atau bagan/diagram yang disajikan.
1. Bacalah keseluruhan teks laporan, baik uraian teks maupun tabel atau grafik
yang terdapat pada laporan tersebut. Cara membaca uraian laporan adalah
sebagai berikut.
Carilah istilah yang tidak diketahui maknanya karena dengan demikian kita dapat
menafsirkan laporan yang tepat.
Carilah ide pokok dalam setiap paragraf. Ide pokok merupakan inti setiap paragraf
atau inti dari laporan.
Buatlah rangkuman dari teks laporan. Dari rangkuman yang merupakan rangkaian
ide pokok secara menyeluruh ini kemudian kita dapat mengetahui isi laporan
tersebut.
Bacalah terlebih dahulu judul tabel/grafik dengan cermat karena judul memberikan
gambaran umum tentang keseluruhan yang disampaikan.
Bacalah keterangan yang terdapat di bagian atas, bagian sisi, atau bagian bawah
grafik atau tabel. Keterangan merupakan penjelasan penting tentang data yang
disampaikan.
Apabila ada simbol atau lambang di dalam grafik atau tabel, pahamilah simbol
tersebut dengan baik agar dapat memahami informasi secara utuh.
E. Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi adalah daftar nilai data (bisa nilai individual atau nilai
data yang sudah dikelompokka) yang disertai dengan nilai frekuensi yang sesuai.
Karna sifat keragaman data sangat penting untuk diketahui, karena dalam
pengujian statistik selanjutnya kita harus selalu memperhatikan sifat dari keragaman
data nya. Tanpa memperhatikan sifat keragaman data nya, penarikan sebuah
kesimpulan pada umumnya tidaklah sah.
Perhatikan contoh data pada Tabel berikut ini, daftar nilai ujian matakuliah
statistik dari 80 Mahasiswa.
Dengan demikian, kita harus mengolah data tersebut terlebih dahulu agar
dapat memberikan gambaran atau keterangan yang lebih baik.
Bandingkan dengan tabel yang sudah disusun dalam bentuk daftar frekuensi
berikut ini. Tabel 2a ialah daftar frekuensi dari data tunggal dan Tabel 2b ialah daftar
frekuensi yang disusun dari data yang sudah di kelompokkan pada kelas yang sesuai
dengan selangnya.
Dan kita bisa memperoleh beberapa informasi atau karakteristik dari data nilai
ujian mahasiswa nya.
Tabel 2a :
Pada Tabel 2a, kita bisa mengetahui bahwa ada 80 mahasiswa yang
mengikuti ujian, nilai ujian terkecil ialah 35 dan tertinggi ialah 99.
Nilai 70 yakni nilai yang paling banyak diperoleh oleh mahasiswa, yaitu ada 4
orang, atau kita juga bisa mengatakan ada 4 orang mahasiswa yang memperoleh
nilai 70
Tidak ada satu pun mahasiswa yang mendapatkan nilai 36, atau hanya 1
orang mahasiswa yang mendapatkan nilai 35.
Tabel 2b :
Tabel 2b ialah daftar frekuensi dari data yang sudah dikelompokkan. Daftar
ini yakni daftar frekuensi yang sering digunakan. Kita sering kali mengelompokkan
data contoh ke dalam selang-selang tertentu agar memperoleh gambaran yang lebih
baik mengenai karakteristik dari suatu data.
Dari daftar tersebut, kita bisa mengetahui bahwa mahasiswa yang mengikuti
ujian ada 80 orang, selang kelas nilai yang paling banyak diperoleh oleh mahasiswa
ialah sekitar 71 sampai 80 orang, yaitu ada 24 orang, dll.
Tapi perlu diingat bahwa dengan cara ini kita bisa kehilangan identitas dari
data aslinya. Sebagai contoh, kita bisa mengetahui bahwa ada 2 orang mahasiswa
yang mendapatkan nilai antara 31 sampai 40.
Meskipun demikian, kita tidak akan tahu dengan persis, berapa nilai
sebenarnya dari 2 orang mahasiswa itu, apakah 31 apakah 32 atau 36.
Ada beberapa istilah yang harus dipahami dahulu dalam menyusun daftar frekuensi.
Tabel 3 :
1. Range = Selisih antara nilai tertinggi dan terendah. Dan pada contoh ujian di atas,
Range = 99 – 35 = 64.
2. Batas bawah kelas = Nilai terkecil yang berada pada setiap kelas. (Contoh nya
pada Tabel 3 di atas, batas bawah kelas nya ialah 31, 41, 51, 61, …, 91).
3. Batas atas kelas = Nilai terbesar yang berada pada setiap kelas. (Contoh nya pada
Tabel 3 di atas, batas bawah kelas nya ialah 40, 50, 60, …, 100).
4. Batas kelas (Class boundary) = Nilai yang digunakan untuk memisahkan antar
kelas, tapi tanpa adanya jarak antar batas atas kelas dengan batas bawah kelas
berikutnya. Contoh nya pada kelas ke 1, batas kelas terkecil nya ialah 30.5 dan yang
terbesar 40.5. Pada kelas ke 2, batas kelas nya ialah 40.5 dan 50.5. Nilai pada batas
atas kelas yang ke 1 (40.5) sama dengan. Dan merupakan nilai batas bawah bagi
kelas yang ke 2 (40.5).
Batas kelas selalu dinyatakan dengan jumlah digit 1 desimal lebih banyak daripada
data pengamatan asalnya. Ini dilakukan untuk menjamin tidak ada nilai pengamatan
yang jatuh tepat pada batas kelasnya, sehingga menghindarkan keraguan saat data
tersebut harus ditempatkan. Contoh nya bila batas kelas nya di buat seperti ini:
Kelas ke 1 = 30 – 40.
Kelas ke 2 = 40 – 50.
5. Panjang/lebar kelas (selang kelas) = Selisih antar 2 nilai batas bawah kelas yang
berurutan atau selisih antara 2 nilai batas atas kelas yang berurutan atau selisih
antara nilai terbesar dan terkecil batas kelas bagi kelas yang bersangkutan. Biasanya
lebar kelas nya memiliki lebar yang sama. Contoh nya :
6. Nilai tengah kelas = Nilai kelas ialah nilai tengah dari kelas yang bersangkutan yang
diperoleh dengan formula berikut = ½ (batas atas kelas nya + batas bawah kelas
nya). Nilai ini yang dijadikan pewakil dari selang kelas tertentu untuk perhitungan
analisis statistik yang selanjutnya. Contoh nya nilai kelas ke 1 ialah ½(31+40) = 35.5.
7. Banyak kelas = Pada tabel ada 7 buah kelas.
8. Frekuensi kelas = Banyaknya nilai yang muncul pada selang kelas tertentu. Contoh
nya, pada kelas ke-1, frekuensinya adalah = 2. Nilai frekuensi nya adalah = 2 karena
pada selang antara 30.5 – 40.5, hanya ada 2 angka yang muncul, yakni nilai ujian 31
dan 38.
Banyak juga software yang bisa digunakan untuk membuat tabel distribusi frekuensi
secara otomatis. Meski demikian, di sini tetap akan diuraikan mengenai prosedur
dasar dalam membuat tabel distribusi frekuensi.
Lalu cobalah untuk menggunakan lebar yang sama untuk semua kelas, meskipun
kadang tidak mungkin untuk menghindari interval terbuka, seperti (> 91). Dan
mungkin saja ada kelas tertentu dengan frekuensi 0.
Contoh nya :
Kita gunakan prosedur di atas untuk menyusun sebuah tabel distribusi frekuensi nilai
ujian mahasiswa.
Berikut ialah nilai ujian yang sudah diurutkan dari terkecil ke terbesar :
Tentukan banyak kelas yang diinginkan. Apabila kita lihat nilai Range = 64, mungkin
banyak kelas nya sekitar 6 atau 7 kelas.
= 64/7
= 9.14 = 10
Penentuan nilai batas bawah kelas nya bebas saja, asalkan nilai terkecil masih
masuk ke dalam kelas itu.
Misalkan, apabila nilai batas bawah yang kita pilih yakni 26, maka interval kelas
pertama nya adalah = 26 – 35, nilai 35 tepat jatuh di batas atas kelas ke 1.
Namun, apabila kita memilih nilai batas bawah kelas 20 atau 25, jelas nilai terkecil
nya adalah 35, dan itu tidak akan masuk ke dalam kelas tersebut. Namun, untuk
kemudahan dalam penyusunan dan pembacaan TDF nya,
batas bawah 30 atau 31. Ok, saya tertarik dengan angka 31, sehingga batas
bawahnya ialah 31. Dari prosedur di atas, kita dapat info sebagai berikut ini :
Form TDF :
1 = 31 –
2 = 41 –
3 = 51 –
: = : –
6 = 81 –
7 = 91 –
fi = 2 dan n = 80.
Perhatikan, bahwa kolom frekuensi nya selain label header nya diganti
dengan frekuensi kumulatif kurang dari, batas-batas kelas diganti dengan (kurang
dari) ekspresi yang menggambarkan kisaran nilai yang baru.
atau kadang disusun juga dalam bentuk seperti ini :
Variasi lain nya ialah frekuensi kumulatif nya lebih dari. Prinsip nya ialah hampir
sama dengan prosedur yang di atas.
F. Histogram
Histogram ialah bagian dari grafik batang di mana skala horisontal nya
mewakili nilai data kelas dan skala vertikal yang mewakili nilai frekuensinya. Tinggi
batang nya sesuai dengan nilai frekuensinya, dan batang satu dengan batang
lainnya saling berdempetan, tidak ada
jarak diantara batang nya.
G. Rumus Simpangan Baku
Keterangan :
s2 = untuk varian
s = untuk standar deviasi
xi = untuk nilai x ke-i
= untuk rata-ratanya
n = untuk ukuran sampel
1. Rama menjadikan tinggi badan beberapa siswa di desa Kali Rejo sebagai
sampelnya. Di bawah ini adalah data sampel yang berhasil dikumpulkan oleh Rama :
172, 167, 180, 170, 169, 160, 175, 165, 173, 170
Jawaban :
i xi xi2
1 172 29584
2 167 27889
3 180 32400
4 170 28900
5 169 28561
6 160 25600
7 175 30625
8 165 27225
9 173 29929
10 170 28900
∑ 1710 289613
Dari data di atas, dapat kita ketahui bahwa jumlah data (n) = 10 dan (n-1) = 9.
Setelah itu kita cari nilai dari variannya.agar memudahkan kita dalam
menghitungnya, kita juga bisa menyusun tabelnya seperti pada gambar di bawah ini.
Dari tabel di atas, langkah selanjutnya adalah menghitung seperti di bawah ini.
Setelah itu kita masukkan ke dalam rumus variannya. Maka akan menjadi
seperti berikut :
H. Diagram Garis
Cara menyajikan data dalam bentuk diagram garis hampir sama dengan
diagram batang. Bedanya terletak pada langkah akhirnya.Pada diagram batang hasil
akhinya adalah menggambar batangnya. Pada diagram garis, sobat idschool hanya
perlu menarik garis dari titik-titik yang telah disesuaikan dengan data yang diketahui.
Hasil penyajian data dalam bentuk diagram garis dapat dilihat pada gambar di
bawah.
BAB V
PENGUKURAN DAN
TOLERANSI
A. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang mampu mengukur jarak, kedalaman,
maupun ‘diameter dalam’ suatu objek dengan tingkat akurasi dan presisi yang
sangat baik (±0,05 mm). Hasil pengukuran dari ketiga fungsi alat tersebut dibaca
dengan cara yang sama.
Alat ini dipakai secara luas pada berbagai bidang industri enjiniring (teknik),
mulai dari proses desain/perancangan, manufaktur/pembuatan, hingga pengecekan
akhir produk. Alat ini dipakai luas karena memiliki tingkat akurasi dan presisi yang
cukup tinggi, mudah digunakan, mudah dibawa-bawa, dan tidak membutuhkan
perawatan khusus. Karena alasan inilah jangka sorong lebih disukai insinyur (enjinir)
dibandingkan alat ukur konvensional seperti penggaris.
Untuk lebih jelasnya, bagian-bagian jangka sorong dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Sumber gambar: ecatalog.mitutoyo.com
Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka sorong untuk melihat
hasil pengukurannya hanya dibutuhkan dua langkah pembacaan:
Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah)
merupakan angka yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di
sebelah kanannya. Jadi, skala utama yang terukur adalah 21mm atau 2,1 cm.
Membaca skal vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis
skala utama yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada
gambar diatas, garis lurus tersebut merupakan angka 3 pada skala vernier. Jadi,
skala vernier yang terukur adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai pengukuran
diatas. Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 21 mm + 0,3 mm = 21,3 mm atau
2,13 cm.
Contoh Soal 1
Solusi:
Pembacaan skala vernier/ skala nonius= 0,02 cm (garis kedua setelah nol pada
skala vernier tepat lurus dengan garis diatasnya).
Contoh Soal 2
Suatu baut panjangnya diukur dengan menggunakan jangka sorong dengan skala
utama centimeter seperti yang dapat dilihat pada gambar diatas. Tentukan hasil
perhitungan akhir dari pengukuran diatas dalam satuan milimeter.
Solusi:
Pembacaan skala utama= 1,1 cm atau 11 mm (terdapat satu garis setelah angka 1
pada skala utama yang persis bersebrangan dengan angka nol pada skala vernier
disebelah kanannya).
Pembacaan skala vernier/ skala nonius= jika dilihat dengan seksama, garis pada
skala vernier yang tepat lurus dengan garis diatasnyamerupakan garis antara 6 dan
7. Jadi, skala vernier yang terukur adalah 0,65 mm.
analog dan digital (enak ya ). Akan tetapi, kedua jenis alat ini membutuhkan
perhatian khusus dalam penggunaan dan perawatannya (jangan sampai terjatuh,
nanti bisa rusak).
B. Micrometer
Mikrometer sekrup adalah alat pengukuran yang terdiri dari sekrup
terkalibrasi dan memiliki tingkat kepresisian 0.01 mm (10-5 m). Alat ini ditemukan
pertama kali oleh Willaim Gascoigne pada abad ke-17 karena dibutuhkan alat yang
lebih presisi dari jangka sorong. Penggunaan pertamanya adalah untuk mengukur
jarak sudut antar bintang-bintang dan ukuran benda-benda luar angkasa dari
teleskop.
Meskipun mengandung kata “mikro”, alat ini tidak tepat digunakan untuk
menghitung benda dengan skala mikrometer. Kata “mikro” pada alat ini diambil dari
Bahasa Yunani micros yang berarti “kecil”, bukan skala mikro yang berarti 10-6.
Bagian poros yang tidak bergerak. Objek yang ingin diukur ditempelkan di
bagian ini dan bagian poros geser didekatkan untuk menjepit objek tersebut.
Sleeve
Thimble
Ratchet
Rangka (Frame)
Komponen berbentuk C yang menyatukan poros tetap dan komponen-
komponen lain mikrometer sekrup. Rangka mikrometer sekrup dibuat tebal
agar kokoh dan mampu menjaga objek pengukuran tidak bergerak, bergesar,
atau berubah bentuk.
Objek yang ingin diukur diletakkan menempel dengan bagian poros tetap.
Setelah itu, bagian thimble diputar hingga objek terjepit oleh poros tetap dan
poros geser.
Setelah yakin bahwa objek benar-benar terjepit diantara kedua poros, hasil
pengukuran dapat dibaca di skala utama dan skala nonius.
Pada bagian kedua, terlihat garis horizontal di skala utama berhimpit dengan
angka 28 di skala nonius. Artinya, pada skala nonius didapatkan tambahan
panjang 0.28mm
Maka, hasil akhir pengukuran mikrometer sekrup pada contoh ini adalah 5.5 +
0.28 = 5.78mm. Hasil ini memiliki ketelitian sebesar 0.01 mm.
Contoh Soal 1:
Jika pada suatu pengukuran didapatkan gambar skala utama dan skala
nonius sebagai berikut, berapa panjang dari benda yang diukur?
Jawaban
Skala utama = 4 mm
Contoh Soal 2:
Jawaban
Maka, hasil pengukuran = Skala utama + skala nonius = 1,5 + 0,3 = 1,80 mm.
C. TOLERANSI
Toleransi adalah dua batas penyimpangan ukuran yang diijinkan. Misalnya,
sebuah elemen diberi ukuran maka dapat dijelaskan sebagai berikut: adalah ukuran
dasar dan nilai toleransi yang diberikan.
Toleransi pada dasarnya dibedakan menjadi tiga macam, yakni toleransi ukuran,
toleransi geometrik, dan konfigurasi kekasaran permukaan.
1. Toleransi Ukuran
Definisi dari toleransi ukuran adalah dua batas penyimpangan yang diijinkan
pada setiap ukuran elemen. Toleransi memegang peranan yang vital pada proses
produksi dikarenakan sangat sulitnya membuat suatu alat atau benda sesuai dengan
ukuran yang tepat, karena menyangkut ketelitian dalam proses pengerjaannya.
Selanjutnya toleransi ukuran dibedakan lagi menjadi:
a. Toleransi Standar (Toleransi Internasional/IT)
Besarnya toleransi ditentukan oleh ISO /R286 (sistem ISO untuk limit dan suaian)
agar sesuai dengan persyaratan fungsional dan untuk keseragaman. ISO
menetapkan 18 toleransi standar, yakni mulai dari IT 01, IT 0, IT 1, IT 2, sampai
dengan IT 16.
Sedangkan untuk dasar satuan toleransi dari kualitas 01 – 1, harga toleransi
standarnya dapat dihitung dengan rumus pada tabel berikut:
IT 01 IT 0 IT 1
Nilai dalam µm 0,3 + 0,008 D 0,5 + 0,012 D 0,8 + 0,0 20 D
untuk D dalam
µm
Secara garis besar, gambaran secara umum dari hubungan antara pengelompokan
kualitas toleransi ini dengan proses pengerjaannya adalah sbb.
Penyimpangan bawah
Istilah-istilah
Garis nol
Garis nol adalah garis dasar atau garis dengan penyimpangan nol.
Ukuran sesungguhnya Ukuran sesungguhnya adalah ukuran jadi atau ukuran yang
didapat setelah benda selesai dibuat, yang dapat diketahui dengan menggunakan
alat ukur.
Kelonggaran (Clearance) Kelonggaran adalah selsih kelonggaran antara luna
gdengan poros dimana ukuran lubang lebih besar daripada ukuran poros.
Kelonggaran maksimum adalah seliisih antara lubang terbesar dengan poros
terkecil dalam suatu suaian longgar.
2. Toleransi Geometrik
Daerah Toleransi # # # # # # # #
Sifat-sifat Si 1 2 3 4 5 6 7 8
yang mb
diberi ol
toleransi
Kelurusan • • • •
Kedataran •
Kebulatan •
Kesilindris •
an
Profil •
garis
Profil •
permukaa
n
Kesejajar • • • •
an
Ketegaklu • • • •
rusan
Ketirusan • • •
Posisi • • • • • •
Konsentri • •
sitas dan
koaksialita
s
Kesimetris • •
an
Putar • •
tunggal
Putar total • •
Konfigurasi permukaan yang mencakup antara lain kekasaran permukaan dan bekas
pengerjaan (tekstur), memegaang peranan penting dalam perencanaan suatu
elemen mesin, yakni berhubungan dengan gesekan, keausan, pelumasan, tahanan,
kelelahan, kerekatan, suaian, dan sebagainya.
Nilai kekasaran rata-rata aritmetik (Ra) telah diklasifikasikan oleh ISO menjadi 12
tingkat kekasaran, daari N1 sampai dengan N12
Kekasaran Tingkat Kekasaran Panjang Sampel
(Ra) (µm)
(µm)
50 N12 8
25 N11
12.5 N10 2.5
6.3 N9
3.2 N8 0.8
1.6 N7
0.8 N6
0.4 N5
0.2 N4 0.25
0.1 N3
0.05 N2
0.025 N1 0.08
BAB VI
GAMBAR
TEKNIK
A. MEMBACA GAMBAR TEKNIK
Ada beberapa macam cara proyeksi, antara lain:
a. Proyeksi piktorial dimensi
b. Proyeksi piktorial miring
c. Proyeksi piktorial isometri
d. Perspektif
5. Macam-macam Pandangan
Untuk memberikan informasi lengkap suatu benda tiga dimensi dengan
gambar proyeksi ortogonal, biasanya memerlukan lebih dari satu bidang proyeksi.
a. Gambar proyeksi pada bidang proyeksi di depan benda disebut pandangan
depan.
b. Gambar proyeksi pada bidang proyeksi di atas benda disebut pandangan atas.
c. Gambar proyeksi pada bidang proyeksi di sebelah kanan benda disebut
pandangan samping kanan.
Demikian seterusnya.
7. Penentuan Pandangan
a. Menempatkan Pandangan Depan, Menurut Proyeksi Di Kuadran
Gambar 6.11. Penerapan proyeksi Eropa
b. Menentukan Pandangan Depan, Atas dan Samping Kanan Menurut
Proyeksi Di Kuadran III (Amerika)
a. Macam-macam Arsiran
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada gambar yang diarsir antara lain:
1) sudut dan ketebalàn garis arsiran
2) bidang atau pengarsiran pada bidang yang luas
3) pengarsiran bidang yang berdampingan
4) pengarsiran benda-benda tipis
5) peletakan angka ukuran pada gambar yang diarsir
6) macam-macam garis arsiran yang disesuaikan dengan bendanya.
5) Macam-macam Arsiran
Perhatikan Gambar 6.22. berikut ini.
a b
c d
Contoh:
Perhatikan Gambar 6.23. berikut.
kecuali terpaksa. Garis gambar tidak boleh digunakan sebagai garis ukur.
Garis sumbu boleh digunakan sebagai garis bantu, tetapi tidak boleh
digunakan langsung sebagai garis ukur.
Untuk menempatkan garis ukur yang sejajar, ukuran terkecil ditempatkan
pada bagian dalam dan ukuran besar ditempatkan di bagian luar. Hal ini untuk
menghindari perpotongan antara garis ukur dan garis bantu. Jika terdapat
perpotongan garis bantu dengan garis ukur, garis bantunya diperpanjang 1
mm dari ujung anak panahnya.
Garis ukur pada umumnya tegak lurus terhadap garis bantunya, tetapi
pada keadaan tertentu garis bantu boleh dibuat miring sejajar/paralel. Sebagai
contoh, dapat dilihat pada gambar berikut.
1) Ukuran berantai
3) Ukuran kombinasi
5) Pengukuran koordinat
Jika pengukuran berimpit dilakukan dengan dua arah, yaitu penunjukan
ukuran ke arah sumbu x dan penunjukan ukurah ke arah sumbu y dengan
bidang referensinya di 0, maka akan didapat pengukuran “koordinat” (lihat
Gambar 6.30).
Gambar 6.30. Pengukuran koordinat
6) Pengukuran terhadap bidang referensi
Bidang referensi adalah bidang batas ukuran yang digunakan sebagai
jatokan pengukur Contoh : pengukuran benda kerja bubutan terhadap bidang
datar/rata (lihat Gambar 6.31).
Gambar 6.31. Pengukuran berimpit
7) Pengukuran yang berjarak sama
Untuk memberikan ukuran pada bagian yang berjarak sama, penunjukan
ukurannya dapat dilaksanakan sebagai berikut (lihat Gambar 6.32).
ELEMEN MESIN
A. POROS
1. Pengertian Poros
2. Fungsi Poros
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran
mesin. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin,
piringan kabel, tromol kabel, roda jalan, dan roda gigi,dipasang berputar terhadap
poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar.
Contoh sebuah poros dukung yang berputar, yaitu poros roda kereta api, as gardan,
dan lain-lain.
4. Macam-Macam Poros
Berdasarkan pembebanannya :
a. Gandar
Gandar merupakan poros yang tidak mendapatkan beban puntir, fungsinya
hanya sebagai penahan beban, biasanya tidak berputar. Contohnya seperti
yang dipasang pada roda-roda kereta barang, atau pada as truk bagian
depan.
b. Spindle
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas,
di mana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle. Syarat yang harus
dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta
ukurannya harus teliti.
c. Poros transmisi
Poros transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu
elemen mesin ke elemen mesin yang lain. Poros transmisi mendapat beban
puntir murni atau puntir dan lentur yang akan meneruskan daya ke poros
melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket rantau, dan lain-lain.
Berdasar bentuknya :
a. Poros lurus
b. Poros Engkol
Poros engkol sebagai penggerak utama pada silinder mesin. Ditinjau dari segi
besarnya transmisi daya yang mampu ditransmisikan, poros merupakan
elemen mesin yang cocok untuk mentransmisikan daya yang kecil hal ini
dimaksudkan agar terdapat kebebasan bagi perubahan arah (arah momen
putar).
a. Poros Penggerak
Kegunaan : Meneruskan putaran / tenaga dari transmisi ke penggerak aksel
dengan sudut yang bervariasi, yaitu : 1. Poros penggerak ( Poros propeler ),
2. Penghubung sudut ( joint ), 3. Poros aksel ( Poros roda).
Persyaratan tuntutan :
Tahan terhadap momen punter
Dapat meneruskan putaran roda sudut yang bervariasi
Dapat mengatasi perpanjangan / perpendekan jarak antara transmisi
dan penggerakaksel ( diferensial )
Dibuat seringan mungkin.
Sifat – sifat
Poros cukup kuat meneruskan momen pusat dan diferensial ke roda (
baja
khusus )
Tahan terhadap getaran dan puntiran
6. Perancangan Poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang
ditarik dingin dan difinis, baja karbon konstruksi mesin (disebut bahan S-C)
yang dihasilkan dari ingot yang di “kill” ( baja yang dioksidasikan dengan ferro
silikon dan di cor, kadar karbon terjamin)”. (Sularso, 1997 :2). Tabel 2.8 : Baja
karbon untuk konstruksi mesin dan baja karbon yang difinis dingin untuk
poros standar dan macam lambang perlakuan panas kekuatan tarik(Kg/mm²).
Keterangan baja karbon konstruksi mesin (JIS G 4501) S 30 C, S 35 C, S 40
C, S 45 C, S 50 C, S 55 C Penormalan 48, 52, 55, 58, 62, 66.
Batang baja yang difinis dingin S 35 C-D, S 40 C-D, S 45 C-D 53, 60, 72
Ditarik dingin, digerinda, dibubut, atau gabungan dari hal-hal tersebut. Dalam
perencangan ini penulis mengambil bahan poros dari S 45 C atau AISI 1045
yang mempunyai kekuatan tarik 58 Kg/mm². Poros merupakan bagian yang
terpenting dari suatu mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga dan
putaranya melalui poros.
1. Kekuatan poros.
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment),
beban lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan
lentur.
Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya :
kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan
poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros
yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban
tersebut.
2. Kekakuan poros.
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman
dalam menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang
terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas),
getaran mesin (vibration) dan suara (noise). Oleh karena itu disamping
memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan dan
disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan
poros tersebut.
3. Putaran kritis.
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran
(vibration) pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang
mempunyai jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang menimbulkan
getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin,
motor bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat
mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam
perancangan poros perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros
tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya,
4. Korosi.
Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif
maka dapat mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller
shaft pada pompa air. Oleh karena itu pemilihan bahan-bahan poros (plastik)
dari bahan yang tahan korosi perlu mendapat prioritas utama.
5. Material poros.
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang
berat pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses
pengerasan kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap keausan.
Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom nikel
molebdenum, baja khrom, baja khrom molibden, dll. Sekalipun demikian, baja
paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran
tinggi dan pembebanan yang berat saja. Dengan demikian perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat treatment yang tepat
sehingga akan diperoleh kekuatan yang sesuai.
B. SABUK ( BELT)
Biasanya sabuk dipakai untuk memindahkan daya antara 2 buah poros yang
sejajar dan dengan jarak minimum antar poros yang tertentu.
V- Belt
V-belt banyak digunakan di pabrik dan bengkel (tempat kerja)
yang mana baik digunakan untuk mentransmisikan tenaga dari puli satu ke p
uli lain.Yang mana kedua puli sangat dekat atau berdekatan satu sama lain.
Circular Belt
Sabuk bundar atau tali banyak digunakan di pabrik dan bengkel(tempatkerja),
dimana tenaga di transmisikan dari puli satu ke puli lain. Yangmana kedua
puli tidak boleh terpisah lebih dari 5 meter
Dalam pembahasan selanjutnya hanya akan membahas mengenai flat belt
(sabuk datar) saja karena pemolesan permukaan kick-starter pada mesin buffing
menggunakan sistem transmisi sabuk datar. Perputaran pulley yang terjadi terus
menerus akan menimbulkan gaya sentrifugal (centrifugal force) sehingga
mengakibatkan peningkatan kekencangan pada sisi kencang/ tight side (T1) dan sisi
kendor/ slack side (T2). Perbandingan antara tight side (T1) dengan slack side (T2)
ditunjukan dengan persamaan :
Perubahan tegangan tarik yang terjadi pada sabuk datar yang disebabkan
oleh gesekan antara sabuk dengan pulley akan menyebabkan sabuk memanjang
atau mengerut dan bergerak relatif terhadap permukaan pulley, gerakan ini disebut
dengan elastic creep. Sehingga bila jarak sumbu yang telah ditentukan (y) dalam
persamaan :
dengan panjang sabuk yang digunakan seakan-akan tidak dapat digunakan sebagai
pendekatan matematis dalam mengatur ketegangan sabuk jika kekencangan sabuk
hanya ditinjau dari segi jarak sumbu saja. Oleh karena itu pada sabuk tersebut perlu
digunakan idler pulley ataupun ulir pengatur jarak sumbu sehingga ketegangan
sabuk dapat diatur dan jarak sumbu yang diperoleh melalui pendekatan empiris
diatas merupakan jarak sumbu minimal yang sebaiknya dipenuhi dalam perancangan
sabuk.
C. PULLEY
Pulley dapat digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros satu ke poros
yang lain melalui sistem transmisi penggerak berupa flat belt, V-belt atau circular
belt. Perbandingan kecepatan (velocity ratio) pada pulley berbanding terbalik dengan
diameter pulley dan secara matematis ditunjukan dengan pesamaan : D1/D2 =
N2/N1
MEKANIKA TEKNIK
A. GAYA
Disini terlihat bagaimana merubah titik aplikasi dari gaya merubah reaksi yang terjadi
dari sistem struktur.
Dalam Mekanika Teknik, hanya dibahas gaya yang terletak dalam satu
bidang (Koplanar). Dalam ilmu analisis struktur, gaya dibagi menjadi 3 (tiga),
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Gaya Koplanar adalah bila gaya-gaya bekerja dalam garis kerja yang
satu bidang datar.
2. Gaya Konkuren adalah bila gaya-gaya yang kerjanya berpotongan
pada sebuah titik.
3. Gaya Kolinier adalah bila gaya-gaya mempunyai garis kerja dalam
satu garis lurus.
Sejumlah gaya yang bekerja pada suatu struktur dapat direduksi menjadi satu
resultan gaya, maka konsep ini dapat membantu di dalam menyederhanakan
permasalahan. Menghitung resultan gaya tergantung dari jumlah dan arah dari
gayagaya tersebut. Beberapa cara atau metode untuk menghitung resultan gaya,
yaitu:
1. Metode penjumlahan dan pengurangan vektor gaya.
2. Metode segitiga dan segi-banyak vektor gaya.
3. Metode proyeksi vektor gaya.
1. Metode penjumlahan dan pengurangan vektor gaya
Metode ini menggunakan konsep bahwa dua gaya atau lebih yang terdapat
pada garis kerja gaya yang sama (segaris) dapat langsung dijumlahkan (jika
arah sama/searah) atau dikurangkan (jika arahnya berlawanan).
Gambar 2.11 Penjumlahan vektor searah dan segaris menjadi resultan gaya
R
2. Metode segitiga dan segi-banyak vektor gaya
Metode ini menggunakan konsep, jika gaya-gaya yang bekerja tidak segaris,
maka dapat digunakan cara Paralellogram dan Segitiga Gaya. Metode
tersebut cocok jika gaya-gayanya tidak banyak.
Gambar 2.12. Resultan dua vektor gaya yang tidak segaris
Namun jika terdapat lebih dari dua gaya, maka harus disusun suatu
segibanyak (poligon) gaya. Gaya-gaya kemudian disusun secara berturutan,
mengikuti arah jarum jam.
Gambar 2.13. Resultan dari beberapa vektor gaya yang tidak searah.
maka Y = ΣYi
Dengan demikian metode tersebut sebenarnya tidak terbatas untuk dua buah
vektor gaya, tetapi bisa lebih. Jika hanya diketahui vektor-vektor gaya dan
akan dicari resultan gaya, maka dengan mengetahui jumlah kumulatif dari
komponen proyeksi sumbu, yaitu X dan Y, maka dengan rumus pitagoras
dapat dicari nilai resultan gaya (R), dimana:
B. MOMEN
Momen adalah besarnya tendensi dari suatu gaya untuk memutar suatu
objek/benda terhadap suatu titik. Dalam bentuk skalar, besarnya momen adalah
gaya dikali lengan momen yang merupakan jarak tegak lurus antara titik yang ditinjau
dan garis kerja gayanya.
Gambar berikut mengilustrasikan sebuah momen:
Dengan:
F = gaya yang bekerja pada suatu benda (N). Gaya inilah yang cenderung memutar
benda
d = jarak (yang tegak lurus) dengan gaya ke suatu poros (m)
τ = torsi atau momen gaya (Nm)
2. Penguraian gaya
Dalam kesetimbangan benda tegar terdapat penguraian gaya-gaya yang dilihat
berdasatrkan sumbunya yaitu sumbu x dan sumbu y. Persamaan penguraian gaya
tersebut adalah sebagai berikut:
4. Gaya gesek
Persamaan yang digunakan untuk menentukan gaya gesek adalah sebagai berikut:
Dengan:
F = gaya gesek yang terjadi pada suatu benda (N)
μ = koefesien gesek
N = gaya normal (N)
5. Gaya berat
Untuk menentukan gaya berat digunakan persamaan berikut ini:
W = m.g
Dengan:
W = berat suatu benda (N)
m = massa suatu benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
2. Kesetimbangan labil
Kesetibangan labil merupakan suatu kesetimbangan yang dialami benda
tegar, jika gangguan kecil atau gaya diberikan pada benda tersebut kemudian
dihilangkan, maka benda tidak kembali ke kedudukan seimbangnya semula, bahkan
meninggalkan gangguan tersebut.
3. Keseimbangan netral
Kesetimbangan netral disebut juga dengan istilah kesetimabangan indiferen.
Kesetimbangan ini merupakan suatu kesetimbangan yang dialami benda tegar
dimana jika gangguan kecil atau gaya diberikan pada benda, maka benda akan
bergerak, tetapi jika gaya dihilangkan, maka benda akan kembali diam pada
kedudukan seimbangnya yang berbeda.
Berdasarkan gambar tersebut, Andi memanjat tali. Kemudian andi berhenti pada
suatu posisi (lihat pada gambar di atas). Tentukan besar tengangan-tegangan tali jika
Andi memiliki massa 50 kg.
Penyelesaian:
Diketahui:
Jawaban :
Berdasarkan gambar tersebut dapat dilakukan penguraian gaya-gaya. Penguraian
gaya-gaya tersebut adalah sebagai berikut:
Jadi tegangan yang dialami oleh T1 adalah 300 N dan tegangan yang dialami oleh
T2 adalah 400 N
Gaya dan momen yang bekerja pada suatu benda tegar dapat dibagi
ke dalam dua jenis utama, yaitu gaya yang bekerja langsung pada struktur
dan gaya yang timbul akibat adanya aksi. Sesuai dengan hukum ketiga
Newton bahwa apabila ada suatu aksi maka akan ada reaksi yang besarnya
sama dan arahnya berlawanan.
3. Idealisasi Struktur
Gambar 8.15. (a) memperlihatkan suatu jembatan, dan gambar 8.15. (b)
merupakan idealisasi menjadi pemodelan balok diatas tumpuan sendi-rol di
ujung-ujungnya, dengan beban merata bekerja di sepanjang balok.
Gambar 8.16. (a) memperlihatkan suatu balok kantilever baja, dan gambar
8.16. (b) merupakan idealisasi pemodelan balok kantilever dengan tumpuan
jepit-bebas pada ujung-ujungnya. Model beban adalah beban merata (W) di
sepanjang bentang dan beban terpusat (P) di ujung bebas.
4. Kondisi Tumpuan
Sifat gaya-gaya reaksi yang timbul pada suatu benda yang dibebani
bergantung pada bagaimana benda tersebut ditumpu atau dihubungkan
dengan benda lain. Hubungan antar jenis kondisi tumpuan/perletakan yang
ada dan jenis gaya-gaya reaksi yang timbul, dapat dilihat pada Tabel 8.1.
Tabel 8.1 Jenis kondisi tumpuan : model-model
BAB XI
PROSES PEMESINAN
A. PROSES BUBUT ( Turning )
1. Bagian – Bagian Mesin Bubut
Head Stock
Tail Stock
Kepala lepas (tail stock) digunakan sebagai dudukan senter putar
(rotary centre), senter tetap, cekam bor (chuck drill) dan mata bor bertangkai
tirus yang pemasanganya dimasukkan pada lubang tirus(sleeve) kepala
lepas. Senter putar (rotary centre) atau senter tetap dipasang pada kepala
lepas dengan tujuan untuk mendukung ujung benda kerja agar putarannya
stabil, sedangkan cekam bor atau mata bor dipasang pada kepala lepas
dengan tujuan untuk proses pengeboran. Untuk dapat melakukan dorongan
senter tetap/ senter putar pada saat digunakan untuk menahan benda kerja
dan melakukan pengeboran pada kedalaman tertentu sesuai tuntutan
pekerjaan, kepala lepas dilengkapai roda putar yang disertai sekala garis
ukur (nonius) dengan ketelitian tertentu, yaitu antara 0,01 s.d 0,05 mm.
Bed Machine
Alas/ meja mesin bubut digunakan sebagai tempat kedudukan kepala
lepas, eretan, penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya
pemakanan pada waktu pembubutan. Bentuk alas/ meja mesin bubut
bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua
sisinya mempunyai ketinggian tertentu. Selain itu, alat/ meja mesin bubut
memilki permukaannya yang sangat halus, rata dan kedataran serta
kesejajaranya dengan ketelitian sangat tinggi, sehingga gerakan kepala lepas
dan eretan memanjang diatasnya pada saat melakukan penyayatan dapat
berjalan lancar dan stabil sehingga dapat menghasilkan pembubutan yang
presisi.
Eretan
Senter
Senter terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan untuk
mendukung benda kerja yang akan dibubut. Ada dua jenis senter yaitu senter
tetap/ mati (senter yang posisi ujung senternya diam tidak berputar pada saat
digunakan) dan senter putar (senter yang posisi ujung senternya selalu
berputar pada saat digunakan. Kedua jenis senter ini ujung pada bagian
tirusnya memiliki sudut 60, dan bila digunakan pemasangannya pada ujung
kepala lepas.
2. Proses Pembubutan
Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-
bagian mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan
mesin bubut. Prinsip dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan
permukaan luar benda silindris atau bubut rata:
Dengan benda kerja yang berputar
Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting
tool)
Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak
tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja
Gambar 1 (1) Proses bubut rata, (2) bubut permukaan, dan (3) bubut
tirus
Keterangan :
π = 3,14
v = kecepatan potong (m/menit)
d = diameter benda kerja (mm)
n = putaran benda kerja (putaran/menit)
Gambar Panjang permukaan benda kerja yang dilalui pahat setiap putaran
Untuk mendapatkan sudut bebas sisi samping pahat bubut ulir yang
standar, sebelum melakukan penggerindaan atau pengasahan sudut-sudut
kebebebasanya harus dihitung terlebih dahulu sesuai kisar/gang ulir yang
dibuat agar supaya mendapatkan sisi potong dan sudut kebebasan yang
baik. Sebagai ilustrasi, sebuah ulir apabila dibentangkan dari titik awalnya,
maka akan membentuk sebuah segitiga siku-siku.
Berdasarkan gambar tersebut diatas, sudut uliran atau kisarnya dapat dicari
dengan rumus:
tg α = tg α =
Pada saat penyayatan, sisi depan pahat ulir dibatasi oleh sisi uliran
pada diameter terkecil/minor diameter (d1) dan sisi belakangnya dibatasi oleh
sisi uliran pada diameter terbesarnya/ mayor diameter (d). Dengan demikian,
agar pahat ulir tidak terjepit pada saat digunakan perlu adanya penambahan
sudut kebebasan pada saat penggerindaan yaitu masing-masing sisi
ditambah antara 1º ÷ 3º, sehingga didapat:
Sudut bebas sisi depan:
Sudut kisar pada diameter terkecil (d1) + Kebebasan = α pada d1+1º
Sudut bebas sisi belakang:
Sudut kisar pada diameter terbesar (d) + Kebebasan = α pada d - 1º
Gambar 9. Dimensi ulir segitiga
a. Benda Kerja :
𝑑0 = diameter mula – mula (mm)
𝑑𝑚 = diameter akhir (mm)
𝑙𝑡 = panjang pemotongan (mm)
b. Pahat :
c. Mesin Bubut
𝛑 .𝐝 .𝐧 𝒗𝒇 = 𝐟 . 𝐧
𝒗=
𝟏𝟎𝟎𝟎
Waktu Pemotongan : Kecepatan Penghasilan Bram :
𝐥𝒕 𝒁 = 𝐀 .𝐯
𝒕𝒄 =
𝐯𝒇
tertentu.
c. Mesin Frais Universal
Berdasarkan Posisi Fungsi Penggunaan :
a. Plano Frais
Merupakan mesin yang digunakan untuk memotong permukkan (face
cutting) dengan benda kerja yang besar dan berat.
b. Copy Frais
Mesin copy frais ini sangat cocok digunakan untuk pembuatan benda
kerja yang mempunyai bentuk tidak beraturan dan rumit
c. Mesin Frais Hobbing
Mesin frais ini adalah jenis mesin frais yang digunakan untuk
membuat roda gigi/ gear dan sejenisnya (sprocket, dll). Alat potong
yang digunakan juga spesifik, yaitu membentuk profil roda gigi
(Evolvente) dengan ukuran yang presisi.
d. Mesin Frais Gravier
Merupakan mesin yang digunakan untuk membuat gambar atau
tulisan dengan ukuran yang dapat diatur sesuai keinginan dengan
skala tertentu
e. Mesin Frais CNC
Merupakan mesin yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja
dengan bentukan-bentukan yang lebih komplek. Merupakan
pengganti dari mesin frais copy dan gravier. Semua control
menggunakan sistem electronic yang komplek (rumit). Dibutuhkan
operator yang ahli dalam menjalankan mesin ini. Harga mesin CNC ini
sangat mahal.
a. Benda Kerja :
𝑤 = lebar pemootongan (mm)
𝑙𝑤 = panjang pemotongan (mm)
𝑙𝑡 = 𝑙𝑣 + 𝑙𝑤 + 𝑙𝑚 (mm)
a = kedalaman potong (mm)
b. Pahat :
𝛑 .𝐝 .𝐧 𝒗𝒇
𝒗= 𝒇𝒛 =
𝟏𝟎𝟎𝟎 𝐳 .𝐧
𝐥𝒕 𝒁 = 𝒗𝒇 . 𝐚 . 𝐰
𝒕𝒄 =
𝐯𝒇
Pahat yang digunakan pada mesin sekrap mirip dengan pahat yang
dipakai pada mesin bubut, di mana kedua pahat tersebut memiliki satu
mata pemotong yang menyayat benda kerja selapis demi selapis.
Pahat sekrap menyayat benda kerja dalam satu arah, yaitu pada waktu
bergerak ke depan yang disebut sebagai gerak kerja. Setelah melakukan
penyayatan pahat akan bergerak ke belakang kembali ke posisinya
semula hal ini sering disebut sebagai gerak bebas.
𝒗𝒇 = 𝐟 . 𝐧𝒑 𝒁 = 𝒂 .𝐟 .𝐯
Karakteristik proses gurdi agak berbeda dengan proses pemesinan yang lain,
yaitu :
Beram harus keluar dari lubang yang dibuat.
Beram yang keluar dapat menyebabkan masalah ketika ukurannya
besar dan atau kontinyu.
Proses pembuatan lubang bisa sulit jika membuat lubang yang dalam.
Untuk pembuatan lubang dalam pada benda kerja yang besar,cairan
pendingin dimasukkan ke permukaan potong melalui tengah mata bor.
𝛑 .𝐝 .𝐧 𝒍𝒕
𝒗= 𝒕𝒄 =
𝟏𝟎𝟎𝟎 𝟐𝐟𝐧
𝐝 𝛑 . 𝒅𝟐 . 𝟐𝐟𝐧
𝒂= 𝒁=
𝟐 𝟒. 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟑 𝟑
𝒇 = 𝟎, 𝟎𝟖𝟒 √𝒅 𝒇 = 𝟎, 𝟏 √𝒅
BAB X
TEKNIK
PEMBENTUKAN
A. MEMBACA DAN MEMAHAMI LEMBAR KERJA
Prinsip dasar fabrikasi logam merupakan proses yang dilakukan dengan cara
memberikan perubahan bentuk pada benda kerja. Perubahan bentuk ini dapat
dilakukan dengan cara memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi plastis.
Aplikasi pembentukan logam ini dapat dilihat pada beberapa contohnya seperti
pengerolan (rolling), pembengkokan (bending), tempa (forging), ekstrusi (extruding),
penarikan kawat (wire drawing), dan penarikan dalam (deep drawing). Dalam proses
pembentukan logam inipun digunakan perkakas (tooling) yang fungsinya
memberikan gaya terhadap benda kerja, serta mengarahkan perubahan bentuknya.
Secara makroskopis, deformasi dapat dilihat sebagai perubahan bentuk dan ukuran.
Perubahan bentuk yang terjadi dapat dibedakan atas deformasi elastis dan
deformasi plastis.
Deformasi elastis adalah perubahan bentuk yang terjadi bila ada gaya yang
bekerja, serta akan hilang bila bebannya ditiadakan. Dengan kata lain bila beban
ditiadakan, benda akan kembali ke bentuk dan ukuran semula. Deformasi plastis
adalah perubahan bentuk yang permanen meskipun bebannya dihilangkan, kondisi
benda akan tetap berubah bentuknya sesuai dengan bentuk yang dikenakan pada
benda tersebut.
Kemampuan untuk menghasilkan berbagai bentuk dari lembaran logam datar
dengan laju produksi yang tinggi merupakan kemajuan teknologi pembentukanpelat
yang sedang mengalami perkembangan. Perkembangan ini ditandai dengan
digunakannya sistem hidrolik sebagai penggerak untuk proses pembentukan.
Penggunaan sistem hidrolik sebagai alat penekan atau (press) dalam proses
pembentukan ini sangat menguntungkan. Keuntungan ini di antaranya adalah sistem
hidrolik yang digunakan dapat dengan mudah dikontrol, baik tekanannya maupun
langkah-langkah penekan. Sistem hidrolik menggunakan katup-katup kontrol dengan
selenoid dan manual. Katup selenoid ini memudahkan sistem hidrolik untuk dikontrol
sehingga pemanfaatan untuk proses pembentukan sangat mendukung. Apalagi
untuk proses yang digerakkan secara otomatis dan berkelanjutan. Peralihan dari
proses pembentukan dengan tangan ke metode produksi besar-besaran menjadi
faktor penting dalam meningkatkan standar kehidupan selama periode
perkembangan tersebut.
Gambar 2.1 di atas memperlihatkan bahwa proses pembentukan plat
lembaran ini terdiri atas 3 (tiga) komponen, yakni penahan bawah (die), penahan
material saat proses (blank holder) atau istilah lain disebut stopper, dan penekan
(punch). Punch bergerak turun menekan atau membentuk plat sesuai dengan bentuk
die yang digunakan. Faktor faktor yang berpengaruh terhadap proses pembentukan
lembaran plat ini di antaranya:
Material (work piece),
Alat pembentuk (tool),
Penekan (press),
Pelumasan (lubrication).
B. SPRING BACK
Spring back merupakan gaya balik yang ditimbulkan akibat pengaruh
elastisitas bahan pelat yang mengalami proses pembentukan. Besarnya gaya balik
ini ditentukan oleh harga Modulus Elastisitas bahan. Dalam proses pembengkokan
ini harus diperhatikan gaya balik atau spring back ini. Biasanya, akibat spring back
terjadi penyimpangan terhadap sudut pembengkokan yang dibentuk. Seorang
pekerja harus dapat memperhitungkan besarnya spring back ini. Contoh sederhana
dapat diperlihatkan pada saat proses pembengkokan. Apabila diinginkan untuk
pembentukan bending dengan sudut 90°, besarnya sudut tekan pada sepatu
pembengkok harus diperkecil dari 90° ((<90°).
Pada saat dilepas sepatu pembengkok akan menghasilkan sudut
pembentukan menjadi sama dengan 90°. Proses spring back pada pembentukan
dengan bending ini dapat dilihat seperti pada gambar 2.12 berikut ini.
Besarnya perubahan dimensi pada hasil pembentukan setelah tekanan
pembentukan ditiadakan merupakan sifat bahan logam yang mempunyai elastisitas
tersendiri. Perubahan ini terjadi akibat dari perubahan regangan yang dihasilkan oleh
pemilihan elastik. Jika beban dihilangkan, regangan total akan berkurang disebabkan
oleh terjadinya pemulihan elastik. Peluluhan elastik berarti pula balikan pegas, akan
makin besar jika tegangan luluh semakin tinggi, atau modulus elastik lebih rendah
dan regangan plastiknya makin besar.
C. PROSES PEMBENTUKAN DINGIN
Proses pengerjaan dingin (cold working) yang merupakan pembentukan
plastis logam di bawah suhu rekristalisasi pada umumnya dilakukan pada suhu
kamar, tanpa pemanasan benda kerja. Suhu rekristalisasi yang dimaksud adalah
suhu pada saat bahan logam akan mengalami perubahan struktur mikro. Perubahan
struktur mikro ini akan mengakibatkan perubahan karakteristik bahan logam tersebut.
Cold working sangat baik untuk produksi massal, mengingat diperlukannnya mesin-
mesin yang kuat dan perkakas yang mahal. Produk-produk yang dibuat biasanya
harganya sangat rendah. Selain itu, material yang menjadi sampah relatif lebih kecil
daripada proses pemesinan. Pada kondisi ini logam yang dideformasi mengalami
peristiwa pengerasan regangan (strain-hardening). Logam akan bersifat makin keras
dan makin kuat tetapi makin getas bila mengalami deformasi. Hal ini menyebabkan
relatif kecilnya deformasi yang dapat diberikan pada proses pengerjaan dingin. Bila
dipaksakan suatu perubahan bentuk yang besar, benda kerja akan retak akibat sifat
getasnya.
Jenis rakitan pada pekerjaan pelat dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Rakitan Tetap
Rakitan tetap adalah jenis rakitan yang tidak dapat dibongkar lagi. Jika salah
satu komponen dari rakitan dibongkar maka rakitan akan mengalami
kerusakan.
Rakitan Tidak Tetap
Rakitan tidak tetap adalah jenis rakitan yang dapat dibongkar pasang. Pada
rakitan ini jika dikehendaki dibongkar tidak akan merusak komponen -
komponen yang dirakit.
Rakitan tetap dapat dilakukan dengan cara menyambung pelat satu dengan
pelat yang lain. Cara penyambungan yang dapat digunakan adalah dengan cara
mengelas, mengeling, dan sambungan rapat atau sesak. Keuntungan rakitan tetap
adalah sambungan cukup kuat dan jarang mengalami kerusakan dalam waktu dekat.
Unjuk erja rakitan lebih kuat dan mantap. Adapun kekurangannya adalah apabila
salah satu komponen mengalami 10 kerusakan tidak dapat diganti tanpa merusak
yang lain, sehingga biaya perbaikan lebih mahal. Jenis sambungan yang dapat
dimasukkan dalam sambungan las diantaranya adalah las busur listrik, las brazing,
solder dan sambungan adhesif. Las busur listrik yang digunakan adalah las listrik, las
MIG, dan las TIG. Pada proses pengelingan dapat dilakukan dengan cara
pengelingan panas atau pengelingan dingin. Ada berbagai macam cara pengelingan,
misalnya: pengelingan tunggal, pengelingan ganda, dan sebagainya. Pada
sambungan rapat maka dua buah benda kerja dapat disambung pada suhu yang
tinggi, dan pada waktu dingin benda yang satu akan menyusut sehingga dapat
menyambung dengan sangat erat. Ada juga benda yang didinginkan sampai suhu
minus setelah suhu biasa benda akan mengembang sehingga akan dipegang sangat
erat oleh benda pasangannya.
Rakitan tidak tetap dapat dilakukan dengan cara menyambung benda yang
akan dirakit dengan sambungan pasak, ulir, atau kunci. Pada rakitan ini benda kerja
dapat dibongkar pasang tanpa merusak salah satu komponennya.Keuntungan
sambungan ini adalah jika ada bagian yang rusak dapat diperbaiki. Selain itu
sambungan seperti ini biayanya lebih murah. Adapun kekurangan dari rakitan tidak
tetap adalah komponen komponen mudah rusak sehingga perawatannya
memerlukan biaya yang lebih mahal.
Kotak persegi
Engsel
Sambungan Siku
Penekukan Plat
Pada waktu membuat benda kerja dalam bidang perakitan pelat harus menggunakan
langkah-langkah atau urutan yang benar. Jika ada langkah yang mendahului maka benda
kerja mungkin akan mengalami kegagalan, sehingga benda kerja tidak akan terbentuk
sesuai dengan bentuk yang dikehendaki.
Bahan model benda kerja ini biasanya dibuat dari bahan yang murah sebagai
pengganti bahan aslinya. Benda kerja yang dibuat dari bahan pelat modelnya dapat
menggunakan bahan kertas atau karton. Benda kerja yang akan dibuat digambar pada
kertas karton selanjutnya dikerjakan dengan urutan atau prosedur tertentu. Setiap langkah
pembuatan model benda kerja dari karton dicatat. Jika ada kegagalan dalam proses
pembentukan model benda kerja maka dapat diulangi kembali dan mencatat langkah
tersebut. Jika langkah -langkah sudah ditemukan maka benda kerja sesungguhnya dapat
dibuat. Dengan demikian kerusakan atau kegagalan pembuatan benda kerja dapat dihindari.
Benda kerja yang sudah dibuat dapat dilihat hasilnya dan dinilai atau diuji. Penilaian
benda kerja meliputi kerapianbentuk, ukuran yang diminta, dan ketepatan waktu. Adapun
nilai keseluruhannya dari suatu benda kerja dapat dirata-rata dari ketiga penilaian tersebut.
Kerapian bentuk dapat dilihat dari garis penekukan, bagian utama benda kerja, dan bangun
yang serasi. Garis penekukan yang baik adalah garis yang lurus dan tidak ada gelombang
pada pelatnya. Bagian utama benda kerja dapat dilihat ada tidaknya cacat bekas
pengerjaan. Adapun bangun yang serasi dapat dilihat bentuk kesikuannya atau bangun
geometrinya.
Ukuran yang diminta dapat diketahui dari pengukuran pada setiap bagian benda
kerja. Untuk pekerjaan pelat toleransi ukuran dapat mencapai 0,2 mm. Jika ukuran benda
kerja yang dibuat ukurannya lebih atau kurang 0,2 mm dari ukuran yang diminta maka
ukuran benda kerja tersebut dapat dikatakan tidak berhasil. Sehingga secara keseluruhan
pada ukuran tersebut akan mengurangi nilai total benda kerja itu.
Kaleng
Kotak
Ember
F. MELINDUNGI HASIL PERAKITAN DARI KERUSAKAN
Untuk menangani benda kerja yang telah dibuat lebih lanjut maka harus
dipikirkan keamanannya, karena benda kerja yang tidak ditangani lebih lanjut akan
lebih cepat rusak. Kerusakan yang banyak terjadi pada benda kerja disebabkan oleh
dua hal yang pokok. Yang pertama adalah penempatan, dan yang kedua adalah
korosi atau berkarat.
Penempatan benda kerja agar benda kerja aman dan tidak cepat rusak
adalah penanganan lanjut yang penting dalam pembuatan benda kerja. Benda kerja
tidak boleh diletakkan pada tempat yang tidak semestinya. Benda-benda yang ringan
tidak mungkin ditempatkan di bawah benda-benda yang berat, karena sistem
penempatan yang demikian mengakibatkan rusaknya benda ringan yang berada di
bawah benda-benda yang berat. Selain itu dalam penyimpanan harus diperhitungkan
lalu lalang benda kerja lainnya. Jangan sampai ada penempatan benda kerja yang
beresiko rusak atau jatuh pada waktu mengadakan penyimpanan benda kerja
lainnya. Peletakan benda kerja harus stabil dan diperhitungkan supaya tidak mudah
jatuh.
Korosi atau karat adalah penyebab utama rusaknya benda kerja terutama
bagi benda kerja yang dibuat dari bahan besi. Oleh sebab itu benda kerja harus
dilindungi dari kemungkinan terjadinya korosi. Ada beberapa cara agar benda kerja
tidak cepat terkena korosi, diantaranya adalah menjauhkan benda kerja dari sumber-
sumber korosi dan melapisi benda kerja dengan zat yang dapat menahan korosi.
Penempatan benda kerja dijauhkan dari sumber korosi misalnya dengan cara
menjauhkan dari air, menempatkan pada ruang yang tidak lembab atau menutupi
benda kerja dengan bahan-bahan anti korosi, misalnya palstik. Sedangkan melapisi
benda kerja dengan zat anti korosi dapat dilakukan misalnya dengan mengecat
benda kerja tersebut atau untuk benda kerja yang penting dapat
menggunakan lapisan krom.
BAB XI
TEORI PENGELASAN
A. PENGERTIAN PENGELASAN
Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam
dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau
tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan
sambungan yang kontinyu.
Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi
perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan
sebagainya.
Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk
reparasi misalnya untuk mengisi nlubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las
pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam –macam
reparasi lainnya.
Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan
sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan
las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan
kesesuaian antara sifat-sifat lasdengan kegunaan kontruksi serta kegunaan
disekitarnya.
Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya
didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya
memerlukan bermacam-macam penngetahuan.
Karena itu didalam pengelasan, penngetahuan harus turut serta
mendampingi praktek, secara lebih bterperinci dapat dikatakan bahwa perancangan
kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula
tentang cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang
akan digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang
dirancang.
Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer
atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah
sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi
panas. Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan termasuk
pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang disambung
sehingga terjadi ikatan antara atom-atom molekul dari logam yang
disambungkan.klasifikasi dari cara-cara pengelasan ini akan diterangkan lebih lanjut.
Pada waktu ini pengelasan dan pemotongan merupakan pengelasan
pengerjaan yang amat penting dalam teknologi produksi dengan bahan baku logam.
Dari pertama perkembangannya sangat pesat telah banyak teknologi baru yang
ditemukan. Sehingga boleh dikatakan hamper tidak ada logam yang dapat dipotong
dan di las dengan cara-cara yang ada pada waktu ini.
B. MACAM – MACAM PENGELASAN
https://youtu.be/I_Zp67Vd2PU
Kamar las terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu kamar las tetap dan kamar las
yang di-pindah-pindahkan. Kamar las tetap adalah sebuah kamar las yang tak
dapat dipindah-pindahkan yang terdiri dari dinding yang terbuat dari pelat-
pelat baja atau dinding yang terbuat dari bahan tahan api yang tidak mudah
terbakar dan tabir penutup yang dipasang pada pintu masuk/keluar kamar las
yang juga terbuat dari tabir tahan api.
Kamar las yang dapat dipindah-pindahkan atau kamar las yang tidak tetap
adalah suatu kamar las yang dapat distel (dibuka dan dipasang) menurut
kebutuhannya. Kamar las yang tidak tetap sangat baik dipergunakan untuk
melas diruangan terbuka (lapangan) yang dipergunakan tirai. Penutup yang
mudah distel yang dipindahkan secara cepat menurut kebutuhannya.
b. Perlengkapan Pengaman
Disamping kop las dan topi mas juga terdapat kaca mata las (goggles)
yang gunanya untuk melindungi mata sewaktu membersihkan terak atau
sedang menggerinda.
Sarung tangan tersebut dari kulit, kain terpal dan sebagainya yang
bersifat tidak kaku, tahan api, kuat dan tidak dapat dialiri arus listrik. Sepatu
las tersebut dari bahan kulit atau karet sintetis yang bersifat lunak, ringan,
tahan panas dan tidak dapat dialiri listrik dan gunanya sepatu las ini untuk
melindungi kaku dari terak-terak panas, percikan-percikan cairan logam
yang berjatuhan sewaktu dilakukan pengelasan.
e. Kabel Las
Kabel las digunakan sebagai tempat mengalirnya arus listrik dari
sumber tenaga kemesin las dan dari mesin las ke elektroda dan kembali
kemesin las melalui kabel massa.
Pada setipa mesin las terdapat 2 jenis kabel las yaitu kabel primer dan kabel
sekunder.
f. Stang Las
Tang las terdiri dari tang elektroda dan tang massa (klemp), dimana
alat-alat ini terdiri dari beberapa jenis.
Tang elektroda (holder) yang digunakan untuk menjepit elektroda yang
terbuat dari kuningan dan pegangan (gagangnya) dibungkus dengan bahan
isolasi misalnya : ebonite yang tahan terhadap panas yang timbul dari aliran
arus listrik.
Palu terka adalah sebuah palu yang khusus, dimana salah satu
ujungnya dibuat berbentuk runcing yag digunakan untuk mengetok sdut rigi-
rigi las dan ujungnya yang sebelah lagi berbrntuk pahat picak yang
digunakan untuk mengetok permukaan rigi-rigi las. Palu terak ini terbuat dari
baja dan bagian gagangnya terbuat dari pegas baja atau dilapisi karet atau
kayu.
Jadi palu teraknya ini digunakan untuk mengetok terak dari pada rigi-rigi
las dan percikan logam pada permukaan benda kerja, dimana untuk
membersihkan percikan cairan logam pada permukaan benda kerja
dipergunakan pahat tangan.
Sikat baja digunakan untuk membersihkan bidang benda kerja sebelum
dan sesudah pengelasan, juga untuk membersihkan kotoran-kotoran, debu-
debu dan sisi terak pada rigi-rigi las setelah diketok dan dipahat oleh palu
terak dan pahat tangan
g. Pahat Tangan
Pahat tangan adalah suatu pahat dingin yang terbuat dari baja. Pahat
tangan ini termasuk alat perlengkapan las yang digunakan untuk memahat
(membersihkan) percikan cairan logam pada permukaan benda kerja,
memahatnya atau membuka keslahan sambungan las sewaktu mengelas,
membuat kampuhlas dan sebagainya.
Pahat yang sering dipergunakan dalam pekerjaan las trdiri dari 2 jenis yaitu
: Pahat picak dan pahat bundar atau pahat kuku.
Tang penjepit benda kerja yang dipanasi adalah sebuah tang yang
digunakan menjepit benda kerja yang dalam keadaan panas.
Tang ini terbuat dari baja carbon pada keseluruhan tang dan berdasarkan
kegunaan (penggunaan) dalam menjepit benda kerja panas
Tang tersebut terdiri dari beberapa jenis yaitu : yang yang bermulut rata
bulat, kombinasi dan mulut serigala
Berikut ini adalah jenis jenis cacat pengelasan dan penyebabnya yang dapat
terjadi pada las listrik (SMAW), GMAW, GTAW, SAW, FCAW, OAW. Namun untuk
tungsten inclusion hanya terjadi pada GTAW, karena hanya pengelasan tersebut
yang menggunakan logam tungsten.
Porosity (Porositas).
Cacat Porositas adalah sebuah cacat pengelasan yang berupa sebuah lubang
lubang kecil pada weld metal (logam las), dapat berada pada permukaan maupun
didalamnya. Porosity ini mempunyai beberapa tipe yaitu Cluster Porosity, Blow Hole dan
Gas Pore.
Slag Inclusion
Welding Defect Slag Inclusion adalah cacat yang terjadi pada daerah dalam hasil
lasan. Cacat ini berupa slag (flux yang mencair) yang berada dalam lasan, yang sering
terjadi pada daerah stop and run (awal dan berhentinya proses pengelasan). Untuk melihat
cacat ini kita harus melakukan pengujian radiografi atau bending.
1. Pastikan lasan benar benar berseih dari slag sebelum mengelas ulang.
2. Ampere disesuaikan dengan prosedur.
3. Busur las disesuaikan.
4. Sudut pengelasan harus sesuai.
5. Sudut kampuh lebih dibesarkan (50-70 derajat).
Tungsten Inclusion.
Inclusion adalah cacat pengelasan yang diakibatkan oleh mencairnya tungsten pada
saat proses pengelasan yang kemudian melebur menjadi satu dengan weld metal, cacat ini
hampir sama dengan slag inclusion namun saat diuji radiografi tungsten inclusion berwana
sangat terang. Untuk jenis cacat las ini hanya terjadi pada proses pengelasan GTAW.
Incomplete Penetration
Penetration (IP) adalah sebuah cacat pengelasan yang terjadi pada daerah root atau
akar las, sebuah pengelasan dikatakan IP jika pengelasan pada daerah root tidak tembus
atau reinforcemen pada akar las berbentuk cekung.
Cacat Incomplete Fusion adalah sebuah hasil pengelasan yang tidak dikehendaki
karena ketidaksempurnaan proses penyambungan antara logam las dan logam induk. Cacat
ini biasanya terjadi pada bagian samping lasan.
Spatter adalah percikan las, sebenarnya jika spater dapat dibersihkan maka tidak
termasuk cacat. Namun jika jumlahnya berlebih dan tidak dapat dibersihkan maka
dikategorikan dalam cacat visual.
Hot Crack.
Hot Crack (retak panas) adalah sebuah retak pada pengelasan dimana retak itu
terjadi setelah proses pengelasan selesai atau saat proses pemadatan logam lasan.
1. Menggunakan elektroda yang sesuai dengan WPS atau Low Hidrogen yang
mempunyai sifat regangan yang tinggi.
2. Melakukan perlakuan panas (PWHT dan Preheat)
Cold Cracking.
Cold Cracking (retak dingin) adalah sebuah retak yang terjadi pada daerah lasan
setelah beberapa waktu (memerlukan waktu, bisa 1 menit, 1 jam, atau 1 hari) proses
pengelasan selesai.
CUTTING FLUID
A. Pengertian Cutting Fluid
1. Mengurangi gesekan yang terjadi antara cutting tool, benda kerja, dan geram yang
timbul sehingga menghasilkan umur cutting tool yang tinggi dan surface finish yang
baik khususnya pada kecepatan potong rendah.
2. Mengurangi temperatur pada ujung cutting tool dan benda kerjasehingga
menghindarkan terjadinya thermal deformation.
3. Membersihkan geram yang timbul akibat proses pemotongan atau sebagai media
flush untuk membawa chip hasil dari proses machining keluar dari cutting zone.
4. Memperbaiki penyelesaian permukaan benda kerja yang dihasilkan.
5. Memperpanjang umur cutting tool.
6. Mengurangi terjadinya korosi pada mesin perkakas (khususnya cutting tool) dan
benda kerja.
7. Mencegah terjadinya penyatuan geram dengan cutting tool.
8. Mendinginkan benda kerja khususnya padakecepatan potong tinggi.
9. Memudahkan pengambilan benda kerja, karenabagian yang panas telah
didinginkan.
Harga
a. Pemilihan cutting fluid hendaknya disesuaikan dengan biaya operasional suatu
mesin Keamanan terhadap kesehatan (Health Hazard Performance)
b. Tidak menimbulkan kendala secara fisiologis terhadap operator
Untuk mengantisipasi masalah bau yang tidak sedap,ada beberapa cara yang
bias dilakukan antara lain:
1. Bahan padat,
Bahan padat merupakan unsur tertentu dalam benda kerja yang memperbaiki
kemampuan memotong cutting tool terhadap benda kerja, misalnya grafit dalam besi
cor kelabu.
2. Bahan cair
Bahan cair terutama dalam bentuk larutan air atau larutan minyak dengan bahan
tambahan tertentu untuk meningkatkan efektivitas media pendingin itu.
a. Minyak murni (Straight Oils) adalah minyak yang tidakdapat diemulsikan dan
digunakan pada proses pemesinan dalambentuk sudah diencerkan.Minyak ini terdiri
dari bahan minyakmineral dasar atau minyak bumi, dan kadang mengandungpelumas
yang lain seperti lemak, minyak tumbuhan, dan ester.Selain itu bisa juga ditambahkan
aditif tekanan tinggi sepertiChlorine, Sulphur dan Phosporus. Minyak murni
menghasilkanpelumasan terbaik , akan tetapi sifat pendinginannya paling jelekdiantara
cairan pendingin yang lain.
b. Minyak mineral: merupakan bahan yang memiliki lapisan film tipis di antara cutting tool
dan permukaan benda kerja yangdipotong. Lapisan ini mengurangi gesekan dan
keausan permukaan cutting tool dan benda kerja. Minyak ini berasal dari minyak
tumbuhan, minyak hewan dengan ditambah zat aditif.
c. Minyak sintetik (Synthetic Fluids): merupakan minyak yang tidak mengandungminyak
bumi atau minyak mineral dan sebagai gantinya dibuatdari campuran organik dan
inorganik alkaline bersama-samadengan bahan penambah (additive) untuk penangkal
korosi.Minyak ini biasanya digunakan dalam bentuk sudah diencerkan(biasanya
dengan rasio 3 sampai 10%). Minyak sintetikmenghasilkan unjuk kerja pendinginan
terbaik diantara semuacairan pendingin.
d. Emulsi (water soluble fluid atau minyak larut air) : merupakan media pendingin yang
tersusun dari dua bahan cair yang bersifat imisible (tidak terlarut satu sama lain)
seperti minyak dan air. Media ini sangat efektif digunakan untuk pemotongan benda
kerja dengan kecepatan tinggi.
e. Sintesis : merupakan larutan kimia yang tersusun dari senyawa anorganik yang
terlarut dalam air.
f. Grease : merupakan senyawa semisolid dengan viskositas tinggi.
g. Waxes : merupakan senyawa yang tersusun dari minyak hewan tumbuhan yang
biasanya digunakan untuk proses pemotongan stainless steel dan bahan paduan
temperatur tinggi.
h. Soluble Oil : pendingin ini akan membentuk emulsi ketika dicampurdengan air.
Konsentrat mengandung minyak mineral dasar danpengemulsi untuk menstabilkan
emulsi. Minyak ini digunakandalam bentuk sudah diencerkan ( biasanya
konsentrasinya = 3sampai 10%) dan unjuk kerja pelumasan dan
penghantaranpanasnya bagus. Minyak ini digunakan luas oleh industrypemesinan dan
harganya lebih murah diantara cairan pendinginyang lain.
i. Cairan semi sintetik (Semi-synthetic fluids) adalahkombinasi antara minyak sintetik
dan soluble Oil dan memilikikarakteristik kedua minyak pembentuknya. Harga dan
unjuk kerjapenghantaran panasnya terletak antara dua buah cairanpembentuknya
tersebut.
3. Bahan gas, termasuk uap air, karbon dioksida, dan udara tekan
Selain bahan-bahan tersebut di atas, juga digunakan media pendingin kimia.
Media pendingin kimia merupakan paduan antara zat kimia yang dilarutkan dalam air.
Media pendingin ini berfungsi sebagai pendingin dan pelumas(coolant-cutting fluid).
Zat kimia yang biasa digunakan antara lain :
1. Besi cor
Media pendingin yang digunakan adalah udara tekan, minyak larutan, atau dipotong
dalam kondisi kering.
2. Aluminium
Media pendingin yang digunakan adalah kerosin, minyak larutan, atau air soda (air
dengan persentase kecil dengan beberapa alkali yang berfungsi sebagai pencegah
karat).
4. Kuningan
Media pendingin yang digunakan adalah dalam kondisi kering, minyak parafin atau
campuran minyak hewan.
5. Baja
Media pendingin yang digunakan adalah minyak larutan, minyak tersulfurisasi, atau
minyak mineral.
6. Besi tempa
Media pendingin yang digunakan adalah lemak hewan atau minyak larut air.
C. Cara Pemberian Cutting Fluid Pada Proses Pemesinan
1. Dibanjirkan ke benda kerja (Flood Application of Fluid),pada pemberian cairan
pendingin ini seluruh benda kerja disekitar proses pemotongan dibanjiri dengan
cairanpendingin melalui saluran cairan pendingin yangjumlahnya lebih dari satu
FORGING
A. Pengertian Forging / Penempaan
FORGING adalah proses pembentukan logam secara plastis dengan memberikan gaya
tekan pada logam yang akan dibentuk . Gaya tekan yang diberikan bisa secara manual
maupun secara mekanis (HIDROLIS ataupun PNEUMATIS). Proses FORGING bisa
dikerjakan pada pengerjaan dingin maupun pengerjaan panas.
Proses ini merupakan forging yang paling sederhana. Pada umumnya landasan
(ANVIL) dan HAMMER yang dipakai berbentuk datar. Sehingga proses ini
diprioritaskan untuk membuat benda kerja yang sederhana dan skala produksi
kecil. Prosesnya lama dan hasilnya tergantung dari skill operator.
Syarat die yang digunakan harus kuat dan tangguh terhadap beban impact,keausan,
dan temperatur umumnya terbuat dari campuran baja dengan krom, molibdenum dan
nickel. Faktor yang penting dan harus diperhatikan adalah tenaga pneumatis dan
tenaga hidrolis sehingga mesin-mesin tipe steam hammer maupun air hammer
mampu bekerja sangat cepat, mudah dikontrol dan otomatis.
Pada hammer forging maupun drop forging energi yang diberikan pada saat
penempaan sebagian besar terserap oleh anvil, pondasi mesin dan permukaan luar
benda kerja sedangkan bagian dalam benda kerja belum terdeformasi. Karena itu
untuk benda kerja dengan penampang tebal dan besar digunakan press forging.
Proses forging yang dikhususkan untuk pembesaran diameter pada ujung batang
logam ditekan dalam arah memanjang. Pada dasarnya benda kerja yang diupset
berupa bar bulat, wire ataupun benda kerja berbentuk silindris.
Disini die berfungsi sebagai hammer. Proses swaging juga dapat membentuk
bentuk kerucut dan mengurangi diameter dalam maupun diameter luar penampang
f. Pengempaan dengan ROLL FORGING
Proses forging untuk mengurangi ketebalan dari bar yang berbentuk bulat atau
datar sehingga mengalami perpanjangan ke arah sumbu axisnya. Roll forging
biasanya memproduksi poros, batang taper dan pegas daun. Roll forging terdiri dari
dua roll semisilindris dengan bentuk groove sebesar 25-75 % sumbu putaran.
3. Mesin tempa hammer adalah mesin yang di batasi oleh energi, hasil deformasi
dari pemindahan energi kinetik ram mesin. Mesin tempa screw press juga
merupakan mesin yang di batasi oleh energi tetapi hampir sama dengan mesin
tempa hydraulik atau mekanik press.
1. Tanpa cukup panas akan memakan waktu terlalu lama dan memerlukan terlalu
banyak energi mekanik deformasi plastik.
2. Tanpa pukulan palu yang diterapkan dengan benar akan mengambil terlalu
banyak waktu dan memerlukan terlalu banyak panas.
3. Hal ini menghasilkan penghematan besar dalam waktu, tenaga dan material
dibandingkan dengan produksi material serupa dengan memotong dari
batangan yang solid dan kemudian membentuknya.
5. Biaya awal untuk cetakan penempaan dan biaya pemeliharaan mereka tinggi.
6. Logam akan retak atau terganggu jika bekerja di bawah batas suhu tertentu.
G. VIDEO FORGING
https://www.youtube.com/watch?v=XTU0Z-FkhtU
https://www.youtube.com/watch?v=V34xqejtzM0
https://www.youtube.com/watch?v=AXiDluxlXT0
BAB XIV
ELECTRICAL DISCHARGE
MACHINING
A. PENGERTIAN EDM
EDM lebih maju dikembangkan dari pada masa itu, ada dua macam mesin EDM
yaitu Stempel EDM (biasanya disebut Sinker EDM atau Ram EDM) dan Wire EDM.
Perbedaan umum dari keduanya adalah jenis elektroda yang digunakan. Dalam metode
Ram sebuah elektroda grafit mesin dibuat menjadi bentuk yang diinginkan
kemudian dimasukkan ke dalam benda kerja di ujung Ram vertikal. Jenis ini biasanya
dilakukan EDM tenggelam dalam dielektrik berbasis minyak. Dalam metode Wire-
potong, tipis untai tunggal kawat logam, biasanya kuningan, diberi makan melalui benda
kerja.
EDM berkembang bersama dengan Mesin Bubut, Mesin Frais, dan Mesin
Gerinda sebagai teknologi yang terdepan. EDM terkenal dalam hal kemampuannya
untuk membuat bentuk kompleks pada logam-logam yang sangat keras. Penggunaan
yang umum untuk Mesin EDM adalah :
Pemesinan Dies
Perkakas Potong
Cetakan (molds) yang terbuat dari baja yang telah dikeraskan
Tungsten Carbide
High Speed Steel
Dan material yang lain yang tidak mungkin dikerjakan dengan cara tradisional
(penyayatan).
Proses ini juga telah menyelesaikan banyak masalah pada pembuatan bahan
exotic, seperti Hastelloy, Nitralloy, Waspaloy, dan Nimonic, yang digunakan secara luas
pada industri-industri pesawat ruang angkasa.
EDM telah mengganti proses pemotongan logam yang lama pada beberapa
aplikasi. Faktor lain yang menyebabkan berkembangnya penggunaan EDM adalah
kemampuannya mengerjakan bentuk tipis, khususnya dalam pengerjaan ketinggian dan
ketirusan. EDM yang menggunakan kawat Wire EDM mampu membelah dengan
ketinggian 16 inchi (± 400 mm), dengan kelurusan ± 0,0005 inchi (± 0,0125 mm) tiap
sisi.
C. BAGIAN-BAGIAN EDM
Gambar Komponen utama EDM
Keterangan:
1. Meja EDM
2. Benda kerja
3. Cairan dielectric
4. Elektroda
5. Kepala EDM
6. Rangkaian kapasitor
7. Generator arus pulsa
8. Voltmeter
9. Amperemeter
a. Meja mesin EDM fungsinya digunakan sebagai tempat dudukan mesin EDM
b. Cairan dielektrik merupakan fluida pendingin dan pembersih kotoran benda
kerja
c. Elektroda
merupakan pahat yang digunakan untuk menghantarkan tegangan listri
k dan mengerosi benda kerja menjadi bentuk yang diinginkan
d. Kepala Mesin funsinya sebagai tempat pahat dan komponen utama dari
mesin EDM merupakan kapasitor
berfungsi untuk menyimpan energi listrik yang akan dilepaskan pada
proses pengerjaan benda kerja
D. JENIS-JENIS EDM
Ada dua jenis Electrical Discharge Machines yaitu Stempel EDM/ Sinker EDM/
Ram EDM dan Wire EDM.
Stempel EDM sering juga disebut sebagai tipe rongga EDM atau volume.
Setempel EDM terdiri dari elektroda dan benda kerja yang terendam dalam cairan
isolasi seperti, minyak atau lebih jarang cairan dielektrik lainnya.
Elektroda dan benda kerja yang terhubung ke satu daya yang sesuai dan listrik
menghasilkan potensial listrik antara dua bagian. Sebagai elektroda mendekati benda
kerja, dielektrik kerusakan terjadi di dalam cairan plasma membentuk saluran dalam
percikan kecil melompat.
Bunga api ini biasanya menyerang satu per satu kali karena sangat kecil
kemungkinannya bahwa lokasi yang berbeda dalam ruang antar elektroda sangat
identik dengan karakteristik listrik lokal yang memungkinkan percikan terjadi secara
bersamaan di semua lokasi tersebut.
Bunga api ini terjadi dalam jumlah besar di lokasi acak antara elektroda dan
benda kerja sebagai dasar logam terkikis dan celah elektroda kemudian meningkat.
Elektroda di turunkan secara otomatis oleh mesin sehingga proses dapat terus berlanjut
tanpa gangguan.
Beberapa ratus ribu bunga api terjadi perdetik dalam proses ini dengan siklus
yang sebenarnya, dengan hati-hati di kendalikan oleh parameter setup.
Pengendalian ini biasanya dikenal dengan sebutan tepat waktu dan off
time yang didefinisikan secara literatur waktu yang lebih lama menghasilkan rongga
yang lebih mendalam untuk menciptakan siklus kasar pada benda kerja. Off time adalah
periode waktu yang satu percikan digantikan oleh yang percikan yang lain. Off time
yang lebih panjang misalnya, memungkinkan dielektrik disiram cairan melalui nosel
untuk membersihkan puing-puing terkikis, sehingga menghindari hubungan pendek.
Pengaturan ini dapat dipertahankan dalam mikro detik. Bagian geometri yang khas
adalah bentuk 3D yang kompleks sering kali dengan kecil atau berbentuk sudut aneh,
Vertikal, orbital, vectorial, terarah, heliks, kerucut, rotasi, berputar dan pengindeksan
siklus pemesinan juga digunakan.
2. Wire EDM
Kawat listrik di discharge machining (WEDM), atau kawat-cut EDM, tipis untai
tunggal kawat logam, biasanya kuningan, diberi makan melalui benda kerja, biasanya
terjadi tenggelam dalam sebuah tangki dengan cairan dielektrik, yang biasanya air
deionised.
Proses ini biasanya tidak digunakan untuk menghasilkan 3D yang kompleks
geometri. Kawat yang terus-menerus disuplai dari spul, diadakan antara atas dan
bawah panduan berlian. Panduan bergerak dalam arah x – y pesawat, biasanya
menjadi CNC dikontrol dan pada hampir semua mesin modern panduan atas juga dapat
bergerak secara independen di z – u – v sumbu, sehingga menimbulkan kemampuan
untuk memotong runcing dan transisi bentuk (lingkaran di bawah, persegi di atas
misalnya) dan dapat mengontrol pergerakan sumbu x – y – u – v – i – j – k – l.
Ada pun alasan pemotongan lebar lebih besar daripada lebar kawat adalah
karena memicu terjadi dari sisi-sisi kawat untuk pekerjaan potongan menyebabkan
erosi. Kawat-proses memotong menggunakan air sebagai dielektrik dengan resistivitas
air dan listrik lain sifat hati-hati dikendalikan oleh filter dan de-Ionizer unit. Air juga
melayani tujuan yang sangat kritis dari luka menyiram puing-puing menjauh dari zona
pemotongan. Flushing adalah faktor penentu yang penting dalam tingkat feed
maksimum tersedia dalam ketebalan bahan tertentu, dan situasi penggelontoran miskin
mengharuskan pengurangan tingkat feed.
Seiring dengan toleransi yang lebih ketat multiaxis EDM mesin pemotong kawat
pusat memiliki banyak fitur tambahan seperti: Multiheads untuk memotong dua bagian
pada saat yang sama, kontrol kawat untuk mencegah kerusakan, otomatis fitur
threading diri dalam kasus kerusakan kawat, dan mesin diprogram strategi untuk
mengoptimalkan operasi.
Wire EDM pemotongan biasanya digunakan bila tegangan sisa rendah yang
diinginkan. Wire EDM dapat meninggalkan tegangan sisa pada benda kerja yang
kurang signifikan dibandingkan dengan mereka yang mungkin ditinggalkan jika benda
kerja yang sama diperoleh oleh mesin. Bahkan dalam EDM kawat tidak ada
pemotongan besar yang terlibat dalam pemindahan bahan. Namun, benda kerja dapat
menjalani ke siklus termal yang signifikan, yang beratnya tergantung pada parameter
teknologi yang digunakan. Kemungkinan efek termal seperti siklus pembentukan lapisan
menata-ulang pada bagian dan kehadiran tegangan sisa tarik pada benda kerja. Jika
proses sudah diatur sehingga energi / daya per pulsa adalah relatif kecil (biasanya
dalam menyelesaikan operasi), sedikit perubahan dalam sifat mekanik suatu material
yang diharapkan pada EDM memotong kawat karena tegangan sisa rendah ini,
meskipun materi yang belum lega stres dapat mengganggu dalam proses machining.
2. Brass Wire
Brass Wire mempunyai ciri-ciri :
Rasio Alloy tembaga dan seng 65/35 – 63/37, kekuatan tarik 50,000-
145,000 psi.
Kekuatan tarik tinggi dibandingkan dengan kawat tembaga.
Flushing dapat berjalan dengan sempurna karena rendahnya suhu
penguapan.
Wires dengan beberapa jumlah Aluminium atau Titanium memiliki
kekuatan tarik tinggi, tetapi efisiensi pembilasan yang memburuk.
E. PRINSIP KERJA
Material removal yang berupa erosi terjadi akibat adanya loncatan bunga api
listrik diantara elektroda dan benda kerja dalam cairan dielektric. Loncatan bunga api
listrik terjadi apabila beda tegangan antara pahat dan benda kerja melampaui “break
down voltage” celah dielektric. Break down voltage bergantung pada :
Dimana:
Volume = panjang x lebar x tinggi (mm3)
Waktu = Waktu proses EDM (min)
α = {(d2/2)-(d2/2)}/h = (r2-r1)/h
α = arctan (r2-r1) / h
Dimana:
d1 = diameter minimum dari tapering yang terjadi
d2 = diameter maksimum dari tapering yang terjadi
h = ketebalan lubang pada tapering yang terjadi pada benda kerja
G. PROSES KERJA
Elektroda yang berisi tegangan listrik didekatkan ke benda kerja (elektrode
positif mendekati benda kerja/turun). Di antara dua elektrode terdapat minyak isolasi
(tidak menghantarkan arus listrik), yang pada EDM di namakan cairan dielectric.
Dengan adanya graphite dan partikel logam yang tercampur ke cairan dapat
membantu transfer tegangan listrik dengan cara partikel-partikel (konduktor) membantu
dalam ionisasi minyak dielektrik dan membawa tegangan listrik secara langsung, serta
partikel-partikel dapat mempercepat pembentukan tegangan listrik dari cairan. Daerah
yang memiliki tegangan listrik paling kuat adalah pada titik di mana jarak antara
elektrode dan benda kerja paling dekat.
Ketika jumlah partikel bermuatan meningkat, sifat isolator dari cairan dielektrik
menurun sepanjang tengah jalur sempit pada bagian terkuat di daerah tersebut.
Tegangan meningkat hingga titik tertinggi tetapi arus masih nol.
Partial discharge adalah peristiwa pelepasan / loncatan bunga api listrik yang terjadi
pada suatu bagian isolasi (pada rongga dalam atau pada permukaan) sebagai akibat
adanya beda potensial yang tinggi dalam isolasi tersebut. Partial discharge dapat terjadi
pada bahan isolasi padat, bahan isolasi cair maupun bahan isolasi gas. Mekanisme
kegagalan pada bahan isolasi padat meliputi kegagalan asasi (intrinsik), elektro
mekanik, streamer, thermal dan kegagalan erosi. Kegagalan pada bahan isolasi cair
disebabkan oleh adanya kavitasi, adanya butiran pada zat cair dan tercampurnya bahan
isolasi cair. Pada bahan isolasi gas mekanisme townsend dan mekanisme streamer
merupakan penyebab kegagalan.
1. Sinking proses :
Drilling
Die sinking
2. Cutting proses :
Slicing dengan pahat yang berupa keping yang diputar
Slicing dengan pahat yang berupa pita metal
Cutting dengan pahat yang berupa kawat (Wirecut)
3. Grinding proses :
External grinding
Internal grinding
Gerinda permukaan atau gerinda bentuk
Proses EDM harus dilakukan dalam suatu media fluida dielektrik, yang merupakan
penghantar untuk setiap pelepasan muatan listrik (discharge) karena fluida akan
menjadi terionisasi di dalam celah. Pelepasan muatan listrik dihasilkan oleh catu daya
listrik arus searah yang dihubungkan dengan bendakerja dan elektrode.
Gambar di samping menunjukkan celah antara elektrode perkakas dan benda
kerja. Pelepasan muatan listrik terjadi pada dua permukaan yang terdekat. Ionisasi
fluida dielektrik pada lokasi tersebut merupakan penghantar untuk pelepasan muatan.
Pada daerah tempat terjadinya pelepasan muatan listrik tersebut akan timbul
panas dengan temperatur sangat tinggi sehingga bagian kecil permukaan bendakerja
secara tiba-tiba menjadi lebur dan terlepas. Aliran fluida kemudian membersihkan
partikel kecil (serpihan) tersebut. Melepasnya bagian kecil dari permukaan bendakerja
menyebabkan jarak dari elektrode perkakas menjadi lebih jauh, sehingga bagian lain
yang lebih dekat akan mengalami proses yang sama dengan sebelumnya. Demikian
seterusnya sampai semua daerah mengalami pengurangan yang sama. Walupun
pelepasan muatan listrik secara individual melepaskan bagian demi bagian dari
bendakerja, tetapi hal ini terjadi ratusan bahkan ribuan kali per detik sehingga
pengikisan secara bertahap akan terjadi pada semua bagian permukaan dalam daerah
celah tersebut.
Bila salah satu parameter ini meningkat, maka laju pelepasan material juga akan
meningkat. Kekasaran permukaan juga dipengaruhi oleh arus dan frekuensi, seperti
ditunjukkan dalam gambar di bawah ini Permukaan akhir yang paling baik dihasilkan
dalam EDM dengan pengoperasian pada frekuensi yang tinggi dan arus pelepasan
muatan listrik yang rendah.
Gambar Penyelesaian permukaan dalam EDM sebagai fungsi arus pelepasan muatan
dan frekuensi pelepasan muatan
Karena perkakas memberikan penetrasi pada benda kerja, maka ini berarti telah
terjadi proses pemesinan lubang pada bendakerja diluar ukuran perkakas (perkakas
tidak menyentuh bendakerja). Jarak antara perkakas dengan bendakerja pada saat
pemesinan lubang terjadi disebut overcut. Overcut sebagai fungsi arus dan frekuensi
ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.
Perlu dicatat bahwa temperatur bunga api yang tinggi tidak hanya menyebabkan
meleburnya bendakerja tetapi juga melebur perkakas, sehingga akan terjadi rongga
kecil pada permukaan yang berhadapan dengan rongga yang dihasilkan pada
bendakerja. Keausan perkakas biasanya diukur sebagai rasio antara material yang
dilepaskan pada bendakerja dengan material yang dilepaskan pada perkakas. Rasio ini
berkisar antara 1,0 sampai 100 atau sedikit di atasnya, tergantung pada kombinasi
material bendakerja dengan material elektrode perkakas. Elektrode perkakas biasanya
dibuat dari :
grafit,
tembaga tungsten,
tembaga
perak tungsten, dan
kuningan
material yang lain.
Pemotongan kabel pelepasan muatan listrik (EDWC), sering disebut EDM kabel,
adalah bentuk khusus pemesinan pelepasan muatan listrik yang menggunakan kabel
berdiameter kecil sebagai elektrode untuk memotong benda kerja. Proses pemotongan
dalam EDM kabel dilakukan dengan energi termal dari pelepasan muatan listrik antara
kabel elektrode dan bendakerja. Kendali numerik digunakan untuk mengendalikan
gerakan benda kerja selama pemotongan. Pada saat pemotongan, kabel secara kontinu
digerakkan dari satu penggulung ke penggulung yang lain agar elektrode ke bendakerja
selalu dalam keadaan baru dengan diameter konstan, sehingga celah pemotongan
yang dihasilkan tetap sama selama proses berlangsung. Seperti pada EDM, EDM kabel
harus dilakukan dalam media dielektrik. Hal ini dilakukan dengan nosel yang diarahkan
pada antarmuka (interface) perkakas dan bendakerja, atau dengan memendam
bendakerja dalam bak dielektrik.
Diameter kabel berkisar dari 0,003 hingga 0,012 in. (0,076 hingga 0,30 mm),
tergantung pada lebar potongan yang diinginkan. Material yang digunakan untuk kabel
adalah kuningan, tembaga, tungsten, dan molibdenum. Fluida dielektrik yang digunakan
adalah air atau oli yang telah dideionisasi. Seperti pada EDM, pada EDM kabel juga
terjadi overcut yang membuat celah potong (kerf) lebih lebar daripada diameter kabel,
seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah ini. Overcut ini berkisar dari 0,0008 hingga
0,002 in. (0,020 hingga 0,051 mm).
Gambar Definisi dari kerf dan overcut dalam pemotongan kabel pelepasan muatan
listrik
H. PENGGUNAAN EDM
EDM tidak dipengaruhi oleh kekerasan bahan benda kerja, sehingga sangat
bermanfaat bila digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan kekerasan di atas
38 HRc. Bahan tersebut meliputi baja yang telah dikeraskan, Stellite dan Tungsten
Carbide. Karena proses EDM menguapkan material sebagai ganti penyayatan,
kekerasan dari benda kerja bukan merupakan faktor penting. Oleh sebab itu mesin
Wire EDM dan Ram EDM digunakan untuk membuat bentuk komplek dies dan
perkakas potong dari material yang amat keras.
Bagian lain yang hanya bisa dikerjakan dengan EDM adalah kemampuannya
membuat sudut dalam (internal corners) yang runcing. Pemesinan konvensional tidak
mungkin mengerjakan kantong dengan pojok runcing, yang bisa dicapai adalah radius
minimal sekitar 1/32 inchi yang paralel dengan sumbu pahat.
I. Aplikasi EDM
1. Prototipe produksi
Proses EDM ini paling banyak digunakan oleh alat pembuatan cetakan dan
industri, tetapi menjadi metode umum untuk pembuatan dan produksi prototipe bagian
atau spare part terutama di kedirgantaraan, mobil dan industri elektronik di mana jumlah
produksi relatif rendah. Dalam EDM setempel, sebuah grafit, tungsten atau murni
tembaga, tembaga elektroda mesin yang diinginkan (negatif) bentuk dan dimasukkan ke
dalam benda kerja di ujung ram vertikal.
2. Membuat Koin Mati
Membuat koin mati. Untuk penciptaan koin misalnya untuk memproduksi
perhiasan dan lencana oleh uang logam (stamping) proses, master positif dapat dibuat
dari perak murni, karena (dengan mesin yang sesuai pengaturan) master tidak secara
signifikan terkikis dan hanya digunakan sekali. Mati negatif yang dihasilkan kemudian
dikeraskan dan digunakan dalam sebuah drop palu untuk memproduksi dicap flat dari
guntingan kertas kosong dari perunggu, perak, atau emas bukti paduan rendah.
Untuk lencana flat ini dapat dibentuk lebih lanjut ke permukaan melengkung mati
lain. Jenis ini biasanya dilakukan EDM terendam dalam minyak berbasis dielektrik.
Objek yang sudah selesai dapat lebih disempurnakan oleh keras (gelas) atau lunak
(cat) enameling dan electroplated dengan emas murni atau nikel. Bahan lembut seperti
tangan perak dapat diukir sebagai perbaikan lencana benda mati di bawah, di sebelah
kiri jet minyak (minyak telah dikeringkan). Awal stamping datar akan “dapped” untuk
memberikan permukaan melengkung.
2. Kerugian EDM
Beberapa kerugian dari EDM, antara lain :
Laju yang lambat removal material.
Mesin EDM dan perlengkapannya masih relatif mahal
Tambahan waktu dan biaya yang digunakan untuk membuat elektroda
untuk ram / setempel EDM.
Proses erosi benda sangat kecil, sehingga waktu operasinya relatif
lama
Mereproduksi sudut tajam pada benda kerja sulit karena memakai
elektroda.
Harus dioperasikan oleh operator yang tidak alergi terhadap cairan
dielektrik
Konsumsi daya spesifik sangat tinggi.
Penggunaan mesin EDM dibatasi oleh ukuran tangki kerja
penampung cairan dielektrik.
3. Keterbatasan EDM
Mesin EDM standar popular yang digunakan sekarang memiliki keterbatasan :
Untuk Wire EDM, ukuran maksimum benda kerja sekitar 59 inchi
(1.500 mm) pada sumbu Y, 24 inchi (600 mm) pada sumbu Z dan
tidak terbatas pada sumbu X.
Untuk Ram EDM, ukuran benda kerja maksimum sekitar 59 inchi
(1.500 mm) pada sumbu Y, 17 inchi (520 mm) pada sumbu Z, dan 98
inchi (2500 mm) pada sumbu X.
Pembuatan bentuk sudut/tirus pada Wire EDM adalah hal yang perlu
dipertimbangkan. Sudut tirus maksimum adalah ± 450, walaupun
beberapa bengkel telah berhasil mencapai ± 500. Perbandingan sudut
dan tinggi maksimum adalah 300 pada ketinggian 16 inchi (400 mm).
Hambatan listrik maksimum untuk benda kerja dan pencekam sekitar
0,5-5,0 ohm/cm untuk Mesin Wire dan Ram EDM.
Keakuratan sekitar 0,00002 inchi (0,0005 mm) untuk mesin Wire
EDM.
Keakuratan ± 0,0001 inchi (0,0025 mm) untuk mesin Ram EDM.
Kehalusan permukaan sekitar VDI 0 (4 microinchi) untuk Wire EDM.
Kehalusan permukaan VDI 5 (2 microinchi) untuk Ram EDM.
Keutuhan permukaan (surface integrity) adalah 1/20 juta untuk setiap
inchi ketebalan recast layer untuk Wire dan Ram EDM.
Panjang retakan mikro adalah 1/20 juta untuk Wire dan Ram EDM.
Hasil ini sama atau lebih baik dari pada permukaan hasil proses
gerinda.
K. VIDEO EDM
https://www.youtube.com/watch?v=vnmdrROssZM
https://www.youtube.com/watch?v=L1D5DLWWMp8
BAB XV
WIRE CUT MACHINING
A. PENGERTIAN WIRE CUT
Gambar 1- Mesin Wire Cut Machining
Segala peralatan yang kita gunakan sehari-hari merupakan hasil dari proses
manufaktur atau dapat disebut machining process. Terdapat banyak jenis mesin-
mesin manufaktur, namun secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu: konvensional dan non-konvensional . Perbedaan mencolok antara mesin-
mesin konvensional dan non-konvensional adalah terkait kontak yang terjadi antara
benda kerja (workpiece) dengan peralatan machiningnya. Pada mesin konvesional,
proses pemakanan (feeding process) atau proses pemahatan masih berkontak
langsung dengan benda kerja, seperti: mesin bubut, milling, drilling dan sebagainya.
Pada mesin-mesin non-konvensional, feeding process tidak melakukan kontak
secara langsung dengan benda kerja, seperti: EDM (Electrical Discharge Machining),
WJM (Water Jet Machining), LBM (Laser Beam Machining) dan sebagainya.
2. Power Supply
3. Komponen Mekanikal
4. Dielektrik
Di antara kawat dan benda kerja terdapat air yang ter-deionisasi yang
disebut dielectric. Proses deionisasi akan menyebabkan air menjadi air murni yang
berfungsi sebagai insulator dan air tap yang mengandung mineral, sehingga hal
tersebut membuat kawat menjadi sangat konduktif.
Sedangkan untuk mengatur konduktifitas air, maka dibuatlah proses sirkulasi
air pada sistem wire cut.
Gambar 2- Proses Pemotongan Wire Cut Machining
(www.intellectualventureslab.com)
Ketika sistem teraliri listrik, maka air akan ter-deionisasi. Kemudian terjadi
loncatan bunga api listrik diantara kawat dan benda kerja dan mengikis bagian kecil
pada benda kerja. Pulsa elektrik terjadi berulang ribuan kali per detik. Sementara
cairan dielectric bertekanan dialirkan untuk membantu proses pendinginan benda
kerja dan membersihkan hasil kikisan dari kawat maupun benda kerja .
Sehingga akan membangkitkan arus listrik sistem dengan kawat (wire) sebagai
anoda (kutub negatif) dan benda kerja sebagai katoda (kutub positif ). Selain itu
cairan dielektrik akan terjadi proses deionisasi.
2. Timbul Loncatan Bunga Api Listrik Di Antara Kawat Dan Benda Kerja
Pada kondisi ini cairan dielektrik fluida sudah terionisasi. Kemudian loncatan
bunga api listrik mulai melelehkan dan menguapkan material
Gambar 5- Proses Terjadinya Loncatan Bunga Api Listrik
Material benda kerja yang meleleh akan dibuang dan fluida dielektrik yang telah
menjadi sisa proses kemudian dipindahkan dan digunakan kembali setelah disaring
menggunakan filter.
PERRANCANGAN
MESIN
A. PENGERTIAN PERANCANGAN
Perancangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisis,
menilai memperbaiki dan menyusun suatu sistem, baik sistem fisik maupun non fisik
yang optimum untuk waktu yang akan datang dengan memanfaatkan informasi yang
ada. Pengertian perancangan lainnya menurut bin Ladjamudin (2005:39)
“Perancangan adalah tahapan perancangan (design) memiliki tujuan untuk
mendesain sistembaru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi
perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik”. Sedangkan
perancangan menurut Kusrini dkk (2007:79) “perancangan adalah proses
pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan hasil rekomendasi analisis
sistem”. Berdasarkan pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
perancangan adalah suatu proses untuk membuat dan mendesain sistem yang baru.
a) Produk konsumen;
Peralatan rumah tangga (alat pembuka kaleng, pengolah makanan, mixer,
pemanggang, vacuum cleaner, pencuci pakaian), pemotong rumput, gergaji
rantai, pembuka pintu garasi, sistem AC dan lain sebagainya.
b) Sistem manufaktur;
Alat-alat penahan bahan, konveyor, Derek, alat transfer, robot-robot industry,
peralatan mesin, sistem perakitan otomatis, sistem pengolahan untuk tujuan
khusus, forklift truck, dan peralatan pengemasan.
c) Peralatan pertanian;
Traktor, alat pemanen (untuk jagung, gandum, tomat, kapas, dan buah-
buahan), penggrauk, pengepak rumput, bajak, penggaruk cakram, dan mesin
penyiang.
d) Peralatan Transportasi
Mobil truk, dan bus dengan berbagai peralatan mekanisnya seperti pengatur
pintu dan jendela, mekanisme kipas kaca mobil, sistem kemudi, sistem rem dan
kopling, transmisi, pengatur kursi dan sistem lainnya, peralatan pesawat meliputi
roda gigi pendaratan, penggerak sayap dan kemudi, mekanisme sandaran kursi,
dan komponen struktur pesawat lainnya.
e) Kapal
Kerekan untuk menebarkan sauh, Derek untuk penanganan kargo, pemutar
antenna radar, roda gigi kemudi, poros dan roda gigi penggerak, dan sistem
sensor dan kendali.
a. Fungsi
Fungsi menyatakan apa yang harus dilakukan oleh sebuah peralatan dengan
menggunakan pernyataan umum yang menggunakan kata aksi seperti: untuk
menyangga suatu beban, untuk mengangkat peti kayu, atau untuk mentransmisikan
daya. Contoh-contoh dari daftar fungsi dari penurunan kecepatan:
Untuk menerima daya dari mesin traktor melalui poros yang berputar
Untuk mengirimkan daya melalui elemen-elemen mesin dengan
mengurangi kecepatan putaran pada nilai yang diinginkan
Untuk mengirimkan daya pada kecepatan yang lebih rendah ke poros
keluaran yang menggerakkan roda-roda traktor.
b. Syarat perancangan
Syarat perancangan adalah pernyataan terperinci yang biasanya bersifat kuantitatif
mengenai tingkat unjuk kerja yang diinginkan, kondisi lingkungan dimana peralatan
dapat beroperasi, terbatasnya ruang atau berat, atau bahan-bahan dan komponen
yang tersedia yang dapat dimanfaatkan. Contoh dari fungsi dapat dibuatkan syarat
perancangan yang dinyatakan dengan contoh berikut:
Penurun kecepatan harus mentransmisikan daya sebesar 15 HP
Input berasal dari mesin bensin dua silinder dengan kecepatan putaran
2000 rpm
Efisiensi mekanis yang diperlukan adalah lebih besar dari 95%
Poros input dan output yang sejajar
Penurunan kecepatan dipasang pada rangka baja yang kuat dari traktor
Traktor diharapkan beroperasi selama 8 jam per hari, 5 hari per minggu,
dengan rancangan 10 tahun
Banyak produksi adalah 10.000 unit per tahun
Semua standar keamanan dari pemerintah dan industri harus terpenuhi.
c. Kriteria evaluasi
Kriteria Evaluasi adalah pernyataan tentang kualitatif yang diharapkan dari
perancangan yang membantu perancang dalam menentukan alternatif perancangan
yang terbaik berupa perancangan yang memperbesar manfaat dan meminimalkan
kerugian. Contoh contohnya berikut ini:
Keamanan dan unjuk kerja
Kemudahan dalam pembuatan dan operasi
Kemudahan perbaikan dan penggantian komponen
Biaya awal, pengoperasian dan perawatan yang murah o Ukuran yang
kecill dan berat yang rendah
Kebisingan dan getaran yang rendah serta operasi yang halus atau lancar
Penggunaan bahan yang siap sedia dan komponen yang siap beli
Penampilan yang menarik dan tepat untuk aplikasi.
Kebanyakan perancangan dilakukan melalui satu siklus kegiatan
http://repository.poliupg.ac.id/622/1/Perancangan%20mesin-
mesin%20Industri_v.2.0_Unesco.pdf
https://www.academia.edu/checkout?feature=BULK_DOWNLOAD&trigger=swp-download-
button&upgradeRedirect=%2F%2Fwww.academia.edu%2F7552931%3FbulkDownload%3Dt
rue
http://repository.poliupg.ac.id/622/1/Perancangan%20mesin-
mesin%20Industri_v.2.0_Unesco.pdf
http://eprints.umm.ac.id/40908/4/jiptummpp-gdl-ilhamdwiwi-50366-4-babiii.pdf
SUMBER
http://imammulyono002.blogspot.com/2013/06/wire-cutt.html
http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-wire-cut-machining/
http://tehnikmesinindustri.blogspot.com/2010/09/edm-dan-wirecut.html
SUMBER
http://ariefsuryowibowo.blogspot.com/2014/05/makalah-electrical-discharge-machines.html
https://fariedpradhana.wordpress.com/2012/04/21/electrical-discharge-machining-edm/
https://www.youtube.com/watch?v=vnmdrROssZM
https://www.youtube.com/watch?v=L1D5DLWWMp8
SUMBER
http://xindustri.blogspot.com/2016/06/proses-manufaktur-forging-penempaan.html
https://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/pembentukan-logam-metal-forming/proses-
penempaan-bahan-logam-tempa-forging/
https://www.youtube.com/watch?v=XTU0Z-FkhtU
https://www.youtube.com/watch?v=V34xqejtzM0
https://www.youtube.com/watch?v=AXiDluxlXT0
SUMBER
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/cutting%20fluid.pdf
http://www.dpy.my.id/2018/02/cairan-pemotongan-cutting-fluid-dan_12.html
https://www.scribd.com/upload-
document?archive_doc=214006602&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A%2
2archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action%22%3A
%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22
%7D
SUMBER
https://www.pengelasan.net/pengelasan-adalah/
http://kurniawan-w10.blogspot.com/2012/01/teori-pengelasan.html
http://achmadarifin.com/macam-macam-pengelasan
http://gentabaja.blogspot.com/2017/09/alat-alat-perlengkapan-las-listrik.html
https://www.pengelasan.net/cacat-las/
SUMBER
https://docplayer.info/40958955-Kode-modul-m-3-3a-sekolah-menengah-kejuruan-bidang-
keahlian-teknik-mesin-program-keahlian-teknik-pembentukan.html
http://repository.unp.ac.id/16070/1/Fabrikasi%20Logam%20Ambiyar%20-
bagian%20Isi%20EDIT%201.pdf
http://www.dpy.my.id/2015/03/melindungi-hasil-perakitan-dari.html
SUMBER
http://handlemesin.blogspot.com/2016/10/geometris-pahat-bubut.html
http://referensimesin16.blogspot.com/2015/05/mesin-gurdi-drilling-kelengkapannya.html
http://yohan46.blogspot.com/2012/03/mengenal-proses-bubut-turning.html
http://ptm-production.blogspot.com/2015/06/jenis-jenis-mesin-frais.html
http://gudangpemesinan.blogspot.com/2018/05/parameter-pada-mesin-frais.html
http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/01/macam-pengefraisan.html
SUMBER
https://www.tneutron.net/industri/dasar-gaya-mekanika/
https://www.tneutron.net/industri/vektor-resultan-mekanika-teknik/
https://www.ilmudasar.com/2018/02/Kesetimbangan-Benda-Tegar.html
https://www.tneutron.net/industri/dasar-momen-mekanika/
SUMBER
http://fteknikindustri.blogspot.com/2011/11/elemen-mesin-poros.html
http://fteknikindustri.blogspot.com/2011/11/elemen-mesin-poros.html
SUMBER
http://soycrenz.blogspot.com/2010/10/pengertian-toleransi-teknik-pemesinan_24.html
https://gregoriusagung.wordpress.com/2009/05/25/toleransi-dan-suaian-pengukuran-blok-
ukur/
https://www.academia.edu/6301321/UKURAN_DAN_TOLERANSI_METROLOGI_INDUSTR
I
SUMBER
https://idschool.net/smp/penyajian-data-diagram-lingkaran-batang-garis/
https://yos3prens.wordpress.com/2013/02/19/menemukan-volume-bola-menggunakan-
pendekatan-volume-kerucut/
https://www.berpendidikan.com/2016/03/contoh-perbedaan-grafik-perbandingan-senilai-dan-
perbandingan-berbalik-nilai.html
https://caraharian.com/diagram-lingkaran.html
https://www.mikirbae.com/2017/08/interpretasi-teks-laporan-yang-memuat.html
https://rumus.co.id/distribusi-frekuensi/
SUMBER
https://rumusrumus.com/rumus-luas-lingkaran/
http://rumus-matematika.com/metode-menghitung-volume-benda-putar/
http://ukurandansatuan.com/cara-menghitung-busur-keliling-dan-luas-juring-
lingkaran-sektor-lingkaran.html/
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131808327/pendidikan/Buku+Pengantar+Kerja+Mesi
n.pdf
SUMBER
https://blog.ruangguru.com/apa-itu-aturan-sinus-dan-cosinus
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131808327/pendidikan/Buku+Pengantar+Kerja+Me
sin.pdf
http://www.sarjanaku.com/2010/11/melakukan-perhitungan-matematis.html
https://www.google.com/search?q=PERHITUNGAN+MATEMATIS&oq=PERHITUN
GAN+MATEMATIS&aqs=chrome..69i57j35i39j0l5j69i60.10113j0j4&sourceid=chrom
e&ie=UTF-8
SUMBER
https://www.romadecade.org/pengertian-k3/
http://izruntp21-13pintar.blogspot.com/2018/02/k3-kesehatan-keselamatan-kerja.html
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/ir-sugiyono-mkes/materi-k3-
bag01.pdf
https://www.scribd.com/document/111415239/k3-pemesinan