PELIPAT GANDA TEGANGAN Lap

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN LABORATORIUM

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

08
PELIPAT GANDA TEGANGAN

NAMA PRAKTIKAN :

KELAS / KELOMPOK : TT 2C / 03
TANGGAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM : 26 Juni 2019
TANGGAL PENYERAHAN LAPORAN : 2 Juli 2019

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2 Juli 2019

0
DAFTAR ISI

1. Tujuan ................................................................................................................... 2
2. Dasar Teori ........................................................................................................ 2-4
3. Alat-Alat yang Digunakan .................................................................................. 5
4. Langkah Percobaan ............................................................................................. 5
5. Data Hasil Percobaan ......................................................................................... 6
6. Analisa dan Pembahasan ............................................................................... 7-12
7. Kesimpulan ........................................................................................................ 13
8. Daftar Pustaka ................................................................................................... 14
9. Lampiran ....................................................................................................... 15-16

1
TUJUAN :
- Mempelajari karakteristik rangkaian pelipat ganda tegangan
- Melihat perbedan macam macam rangkaian pelipat ganda tegangan
DASAR TEORI :
Pelipat tegangan dengan dioda berfungsi untuk melipat gandakan suatu
tegangan input menjadi tegangan output DC yang lebih besar. Dengan
menggunakan rangkaian pelipat tegangan (voltage multiplier) pada skunder trafo
yang relatif kecil dapat diperoleh tegangan searah keluaran sebesar dua, tiga, empat
atau lebih kali lipat tegangan input. Rangkaian pelipat tegangan dapat dibuat dengan
komponen dasar dioda dan kapasitor, dengan konfigurasi setengah gelombang dan
gelombang penuh. Rangkaian ini banyak digunakan pada pembangkit tegangan
tinggi namun dengan arus yang kecil seperti pada catu daya tabung gambar. Berikut
contoh rangkaian pelipat tegangan 2 kali setengah gelombang dengan dioda.

Pada saat tegangan skunder trafo berpolaritas positip (setengah siklus positip),
maka dioda D1 menghantar dan dioda D2 tidak menghantar. Secara ideal dioda yang
sedang menghantar dianggap hubung singkat. Oleh karena itu C1 diisi tegangan
melalui D1 hingga mencapai Vm dengan polaritas seperti ditunjukkan pada gambar
berikut.

2
Pada saat setengah siklus berikutnya yaitu siklus negatip, maka dioda D1 tidak
menghantar dan dioda D2 menghantar. Oleh karena itu kapasitor C2 diisi tegangan
dari skunder trafo sebesar Vm dan dari C1 sebesar Vm, sehingga total sebesar 2 Vm.
Apabila pada output diberi resistor beban (RL), maka tegangan pada ujung C2
turun selama siklus positip dan diisi kembali hingga 2 Vm selama siklus negatip.
Bentuk gelombang output pada ujung C2 adalah seperti bentuk output penyearah
setengah gelombang dengan filter C. Tegangan puncak inverse (PIV) untuk setiap
dioda adalah 2 Vm.
Pelipat tegangan gelombang penuh pada prinsipnya sama dengan pelipat
tegangan setengah gelombang, yaitu melipat gandakan suatu tegangan input pada
outputnya. Rangkaian pada gambar berikut adalah contoh dari pelipat tegangan dua
kali gelombang penuh. Rangkian dasar pelipat tegangan dua kali gelombang penuh
dapat disusun dengan 2 buah dioda dan 2 buah kapasitor yang diberi tegangan input
arus bolak balik (AC). Contoh rangkaian pelipat tegangan dua kali gelombang
penuh dapat dilihat pada gambar rangkaian berikut.

Selama siklus positip dari skunder trafo dioda D1 menghantar dan C1 mengisi
tegangan hingga Vm, sedangkan dioda D2 tidak menghantar (gambar prinsip kerja
1). Selama siklus negatip dioda D2 menghantar dan C2 mengisi tegangan hingga
Vm, sedangkan dioda D1 tidak menghantar (gambar prinsip kerja 1). Tegangan
puncak inverse (PIV) untuk setiap dioda adalah 2 Vm. Berikut gambar prinsip kerja
rangkaian pelipat tegangan dua kali gelombang penuh.

3
Jika tidak ada beban, maka tegangan pada ujung C1 dan C2 adalah 2 Vm. Jika
beban dipasang pada output, maka bentuk gelombang pada ujung C1 dan C2 adalah
seperti halnya pada kapasitor yang diumpankan dari penyearah gelombang penuh.
Perbedaannya adalah bahwa pada rangkaian pelipat tegangan ini C1 dan C2
berhubungan secara seri, sehingga nilainya lebih kecil dari masing-masing C.

Dari rangkaian pelipat tegangan dua kali seperti yang sudah dijelaskan di depan
kemudian dapat dikembangkan rangkaian pelipat tiga, empat kali tegangan input
seperti pada gambar diatas. Dari penjelasan di depan kiranya sudah cukup jelas
bagaimana prinsip kerja rangkaian pelipat tegangan menggunakan komponen dasar
dioda dan kapasitor.

4
ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN :
1. Trafo step down dengan center tap 6-12 V 1 buah
2. Multimeter 1 buah
3. Osiloskop 1 buah
4. Diode silicon 2 buah
5. Resistor 1 kΩ dan 10 kΩ 1 buah
6. Capasitor 47 µF 2 buah
7. Kabel kabel penghubung

CARA MELAKUKAN PERCOBAAN :


A. Rangkaian Pelipat Ganda Tegangan ½ Gelombang
1. Buatlah rangkaian seperti gambar 1 dengan Rl 10 kΩ, kapasitor C1 dan C2 sebesar
47µF, tegangan input 6 Vac.
2. Dengan menggunakan osiloskop, ukurlah tegangan input ac antara titik X dan titik
Y {Vin(p)} dan tegangan ripple peak to peak {Vac(pp)}
3. Ukurlah tegangan output pada Rl {Vout(dc)} dan tegangan pada kapasitor C1 dan
C2 dengan multimeter dc
4. Gambar bentuk gelombang VC1, VC2 dan Vout(dc)
5. Hitunglah Vout(dc) disbanding Vin(p) dan frekuensi ripple
B. Rangkaian Pelipat Ganda Tegangan Gelombang Penuh
6. Buatlah rangkaian seperti gambar 2 dengan resistor Rl sebesar 10 kΩ, kapasitor C1
dan C2 sebesar 47µF, tegangan input sebesar 6Vac, lalu ulangi langkah 3-5
7. Ganti resistor Rl 10 kΩ menjadi 1 kΩ lalu ulangi langkah 3-5

5
DATA HASIL PERCOBAAN

Vin Vout
Vin Vin Vout(DC) Frekuensi
(AC) (DC) Vc1 Vc2
(pp) (p) Vin (p) ripple
Multimeter Multimeter

4,876 V 14 V 7V 11,261 V 5,7 V 11,214 V 1,61 V 50 Hz

Vin
R Vin Vin Vout Vout(DC) Frekuensi
(AC) Vc1 Vc2
(Ω) (pp) (p) (DC) Vin (p) ripple
Multimeter

10K 4,907 V 14 V 7V 11,412 V 5,671 V 5,658 V 1,63 V 100 Hz

1K 4,907 V 14 V 7V 8,803 V 4,46 V 4,48 V 1,257 V 100 Hz

6
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan ini kami merancang rangkaian pelipat ganda tegangan ½
gelombang dan gelombang penuh. Kami memasukan input senilai 4,876 V
(multimeter) atau 4,94V (osiloskop), dan memasang resistor senilai 10k Ω. Pada
rangkaian pelipat ganda ½ gelombang saat periode negatif arus mengalir dari D1 – C1
– Vs – D1, diode D2 tidak menghantarkan arus dan kapasitor C1 diisi oleh tegangan.
Kami mendapatkan 5,7 V muatan dalam kapasitor C1. Saat periode positif arus
mengalir dari Vs – C1 – D2 – Vs, diode D1 tidak mengantarkan arus atau tidak bekerja.
Kapasitor C1 yang sebelumnya sudah diisi mengaliri tegangan ke kapasitor C2
sehingga keluaran C2 kami dapatkan menjadi 11,261 V (multimeter) atau setara
dengan 2Vm. Kapasitor C2 dengan resistor dipasang secara pararel sehingga tegangan
keluaran yang dihasilkan sama dengan tegangan kapasitor C2 yang kami dapatkan
yaitu 11,261 V. Gelombang keluaran yang dihasilkan sama dengan gelombang
keluaran penyearah stengah gelombang yang membedakan dengan rangkaian pelipat
ganda adalah outputnya yang mempunyai lebih besar 2 kali Vm.

Selanjutnya kami merangkai rangkaian pelipat ganda tegangan gelombang penuh.


Kami memasukan input senilai 4,876 V (multimeter) atau 4,94V (osiloskop), dan
memasang resistor senilai 10kΩ. Pada rangkaian pelipat ganda gelombang penuh saat
periode positif arus mengalir dari D1 C1 – Vs – D1, diode D2 tidak menghantarkan
arus dan kapasitor C1 diisi oleh tegangan. Kami mendapatkan 5,671 V (multimeter)
muatan dalam kapasitor C1. Saat periode negatif arus mengalir dari D2 – Vs – C2 –
D2, diode D1 tidak mengantarkan arus atau tidak bekerja. Kami mendapatkan nilai
5,658 V(multimeter) dalam kapasitor C2. Kapasitor C2 dan C1 dipasang secara seri
dengan restistor sehingga keluarannya menjadi 2 Vm yaitu tengangan kapasitor C1
ditambahkan dengan kapasitor C2. Gelombang keluaran yang dihasilkan sama dengan
gelombang keluaran penyearah gelombang penuh yang membedakan dengan
rangkaian pelipat ganda adalah outputnya yang mempunyai lebih besar 2 kali Vm.
Dengan input yang sama kami mengganti resistor 10kΩ menjadi 1 kΩ. Perubahan yang
terlihat pada keluaran tegangan adalah keluaran tegangannya menjadi lebih kecil. Kami

7
mendapatkan 4,46 V pada kapasitor C1 dan 4,48 V pada kapasitor C2 (multimeter).
Hal ini menunjukan fungsi resistor yang dapat menurunkan tegangan keluaran.

1. Bandingkan hasil pengukuran pada tabel 1 dengan tabel 2! Jelaskan !

Perhitungan menggunakan osiloskop:

a. Rangkaian pelipat ganda ½ gelombang dengan resistor 10kΩ


 Vin
Amplitudo (+) = 1,4 div; (-) = 31,4 div; (pp) = 2,8 div
Vpp =↑ div x v/div
= 2,8 div x 5 v/div= 14 V

Vp = 7V

𝐴𝑝𝑝 7
Vin = = √2 = 4,94 V
√2

Periode (T) =→ div x time/div


= 2 div x 10 ms/div = 20 ms
1 1
Frekuensi (f) =𝑇 = 0,02 = 50 Hz

 Vout
Amplitudo (+) = 5,7 div;
Vm =↑ div x v/div
= 5,7 div x 2 v/div = 11,4 V

Periode (T) =→ div x time/div

= 2 div x 10 ms/div = 20 ms

1 1
Frekuensi (f) = 𝑇 = 0,02 = 50 Hz

8
Vrpp =↑ div x v/div
= 0,3 div x 2 v/div = 0,6 V

𝑉𝑟𝑝𝑝
Vdc = Vm - 2
0,6 𝑉
= 11,4 V - = 11,4 V – 0,3 V = 11,1 V
2

b. Rangkaian pelipat ganda gelombang penuh dengan resistor 10kΩ dan 1kΩ
 Vin (1kΩ dan 10k Ω)
Amplitudo (+) = 1,4 div; (-) = 31,4 div; (pp) = 2,8 div
Vpp =↑ div x v/div
= 2,8 div x 5 v/div= 14 V
Vp = 7V
𝐴𝑝𝑝 7
Vin = = √2 = 4,94 V
√2

Periode (T) =→ div x time/div


= 2 div x 10 ms/div = 20 ms
1 1
Frekuensi (f) =𝑇 = 0,02 = 50 Hz

 Vout (10k Ω)
Amplitudo (+) = 5,8 div;
Vm =↑ div x v/div
= 5,8 div x 2 v/div = 11,6 V
Periode (T) =→ div x time/div
= 1 div x 10 ms/div = 10 ms

1 1
Frekuensi (f) = 𝑇 = 0,01 = 100 Hz

Vrpp =↑ div x v/div


= 0,2 div x 2 v/div = 0,4 V

9
𝑉𝑟𝑝𝑝
Vdc = Vm - 2
0,4 𝑉
= 11,6 V - = 11,6 V – 0,2 V = 11,4 V
2

 Vout (1k Ω)
Amplitudo (+) = 5 div;
Vm =↑ div x v/div
= 5 div x 2 v/div = 10 V
Periode (T) =→ div x time/div
= 1 div x 10 ms/div = 10 ms

1 1
Frekuensi (f) = 𝑇 = 0,01 = 100 Hz

Vrpp =↑ div x v/div


= 1,2 div x 2 v/div = 2,4 V

𝑉𝑟𝑝𝑝
Vdc = Vm - 2
2,4 𝑉
= 10V - = 10 V – 1,2 V = 8,8 V
2

Pada tabel 1 kami mendapatkan frekuensi sebesar 50 Hz karena rangkaiannya


merupakan rangakain ½ gelombang. Pada tabel 2 kami mendapatkan 100 Hz karena
rangakain percobaan merupakan rangkaian gelombang penuh. Dalam tegangan
keluaran rangakaian pelipat ganda ½ gelombang dan gelombang penuh tidak
mempunyai jarak keluaran yang jauh pada saat digunakan resistor yang sama ( saat
keduanya menggunakan resistor senilai 10kΩ. Namun pada keluaran pelipat ganda
½ gelombang dan gelombang penuh dengan 10kΩ terlihat perbedaan yang signifikn
dengan rangkaian pelipat ganda gelombang penuh yang memakai resistor 1kΩ .

2. Jelaskan pengaruh kapasitor C1 dan C2 pada rangkaian !

10
Baik pada rangkaian pelipat setengah gelombang maupun pelipat ganda gelombang
penuh mempunyai fungsi kapasitor yang sama yaitu untuk membuat tegangan
keluaran menjadi 2 kali Vm atau dua kali lipat tegangan masuk. Pada rangkaian
pelipat ganda setenga gelombang, kapasitor C1 menyimpan terlebih dahulu
tegangan yang dihasilkan pada saat periode negatif, yang selanjutnya pada saat
periode positif Vs mengalir bersama tegangan yang ada di kapasitor C1 ke kapasitor
C2 dan juga ke resistor yang dipasang pararel dengan kapasitor C2 manjadi keluaran
dari rangkaian tersebut. Sedangkan pada rangakian pelipat ganda gelombang penuh
kapasitor C1 dan C2 sama sama menyimpan terlebih dahulu tegangan yang dialiri
Vs, lalu karena keluarannya kapasitor C1 dan C2 yang dipasang seri maka kedua
tegangan dijumlahkan menjadi 2 kali Vs. Keluaran diukur pararel dengan kapasitor
C1 dan C2 sehingga kelauran tegangan menjadi 2 kali lipat masukan.

3. Gambarkan rangkaian pelipat 3 kali tegangan input dan 4 kali tegangan input!
 Pelipat 3 kali tegangan input

 Pelipat 4 kali tegangan input

11
4. Jelaskan pengaruh peubahan nilai R pada rangkaian pelipat ganda tegangan
gelombang penuh!
Pengaruh dari nilai R pada rangkaian pelipat ganda tegangan gelombang penuh
adalah nilai dari hasil tegangan keluaran, semakin tinggi nilai resistor, maka
semakin besar oula tegangan keluaran (Vdc) yang dikeluarkan. Dalam rumus
tegangan V = IR kedudukan tegangan dengan resistor adalah sebanding. Jika tidak
ada beban, maka tegangan keluaran menjadi 2Vm, sedangkan jika resistor dipasanga
pada keluaran, maka bentuk keluarannya seperti halnya pada kapasitor yang
diumpamakan dari penyearah gelomban penuh.

12
KESIMPULAN

Rangkain pelipat ganda tegangan ½ gelombang dan gelombang penuh dalam


cara kerja kedua kapasitor memiliki konsep yang sama yaitu kapasitor menyimpan
tegangan terlebih dahulu sehingga keluarannya bisa menjadi dua kali lebih besar dari
tegangan masukan, makadari itu rangkaian ini disebut rangkaian pelipat ganda.
Resistor atau hambatan berpengaruh pada rangkaian, yaitu semakin besar hambatan
atau resistor yang digunakan maka keluaran tegangan juga akan semakin besar.

13
DAFTAR PUSATAKA

Purnama, Agus. 2012. Pelipat Tegangan (Voltage Multiplier) Gelombang Penuh.


https://elektronika-dasar.web.id/pelipat-tegangan-voltage-multiplier-gelombang-
penuh/. Diakses pada Selasa, 02 Juli 2019 pukul 21.00 WIB
Purnama, Agus. 2019. Pelipat Tegangan (Voltage Multiplier) Setengah Gelombang.
https://elektronika-dasar.web.id/pelipat-tegangan-voltage-multiplier-setengah-
gelombang/. Diakses pada Selasa, 02 Juli 2019 pukul 21.150 WIB

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai