Komunikasi Politik
Komunikasi Politik
Komunikasi Politik
PENDAHULUAN
Pemilu di Indonesia yang sudah berlangsung beberapa waktu yang lalu dan pemilu
sebelumnya adalah contoh bagaimana para pelaku politik di Indonesia baik pemilih,
penyelenggara, para calon penguasa serta pelaku politik lainnya dalam berpolitik. Beberapa
hal yang dapat kita bahas diantara lain adalah pemilihan media dalam politik, etika politik
yang dilakukan para pelaku - pelaku politik hingga dana dan jadwal kampanye yang diatur
dalam ketentuan peraturan kampanye oleh KPU.
Media massa juga sering disebut sebagai The Fourth Estate dalam kehidupan sosial,
ekonomi dan politik. Hal ini disebabkan oleh peran media massa dalam pengembangan
kehidupan sosial ekonomi dan poitik masyarakat. Sebagai suatu alat untuk menyampaikan
berita, penilaian atau gambaran umum tentang banyak hal, media mempunyai kemampuan
yang dapat membentuk opini publik. Karena itu, media massa juga dapat menjadi penekan
atas suatu ide atau gagasan, serta suatu kepentingan atau citra yang di representasikan.
Etika politik merupakan prinsip moral tentang baik-buruk dalam tindakan atau
perilaku dalam berpolitik. Etika politik juga dapat diartikan sebagai tata susila (kesusilaan),
tata sopan santun (kesopanan) dalam pergaulan politik. Dalam praktiknya, etika politik
menuntut agar dapat menata masyarakat yang dipertanggungjawabkan pada prinsip-prinsip
moral dasar. Untuk itu, etika politik berusaha membantu masyarakat untuk mewujudkan
ideologi negara yang luhur ke dalam realitas politik yang nyata.
Dana dan Jadwal Kampanye sudah diatur di setiap pemilu oleh KPU. Transparansi
dana dan jadwal kampanye ini adalah salah bentuk keterbukaan informasi penyelenggara
pemilu kepada masyarakat untuk dapat menentukan pilihannya dengan cerdas. Dana
kampanye yang akuntabilitasnya berintegritas serta jadwal kampanye yang diikuti dan
dijalankan dengan sesuai aturan dapat menggambarkan tanggung jawab pelaksana kampanye
yang berkomitmen mnegikuti peraturan dan transparansi dalam pemilu.
1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah
yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa saja peran dan dan bagaimana pemilihan media komunikasi dalam politik.?
2. Apa itu etika politik dan bagaimana etika politik di Indonesia?
3. Apa pengertian, landasan hukum peraturan dan permasalahan dana dan jadwal
kampanye pemilu di Indonesia?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini
sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Media sebagai pembentuk opini publik
Opini publik merupakan pendapat masyarakat secara umum,
pendapat ini diperoleh dari pendapat dari pihak-pihak yang memiliki
kepentingan terkait bidang opini tersebut yaitu para politisi. Opini publik
dapat dinyatakan secara aktif maupun pasif, baik melalui verbal, symbol,
prilaku, bahasa tubuh, atau tanda-tanda lainnya. Opini publik bersifat
bebas dan terbuka, mengungkapkan ide-ide, visi-misi, keinginan, keluhan
serta kritik.
5
kerja politik adalah karena kenyataan bahwa media dapat dipakai untuk
menyampaikan pesan kepada masyarakat luas.
6
2.2. Etika Politik
7
C. Manfaat Etika Politik
Ada beberapa manfaat etika politik bagi pelaksanaan system politik di Indonesia.
Pertama, etika diperlukan dalam hubungannya dengan relasi antara politik dan
kekuasaan. Karena kekuasaan cenderung disalahgunakan maka etika sebagai prinsip
normatif/etika normatif sangat diperlukan. Etika di sini ada sebagai sebuah keharusan.
Dengan memahami etika politik, para pejabat tidak akan menyalahgunakan
kekuasaannya.
Kedua, etika politik bertujuan untuk memberdayakan mekanisme kontrol
masyarakat terhadap pengambilan kebijakan para pejabat agar tidak menyalahi etika.
Masyarakat sebagai yang memiliki negara tidak bisa melepaskan diri dalam mengurus
negara. Masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan para pejabat,
namun dalam tataran tertentu keduanya berbeda. Dalam negara dengan alam demokrasi
peranan masyarakat sangat besar yang nyata dalam sikap mengkritisi berbagai
kebijakan pemerintah. Para pejabat sebagai representasi rakyat tentu akan mendengar
kritikan tersebut sebelum sebuah kebijakan diambil. Warga negara yang demokratis
mesti berusaha untuk menghentikan pengambilan keputusan yang dapat merugikan
warga walaupunkeputusan tersebut dianggap benar oleh para pejabat. Mekanisme
kontrol tersebut sangat penting agar para pejabat tidakmengambil kebijakan yang
merugikan masyarakat.
Ketiga, para pejabat dapat bertanggung jawab atas berbagai keputusan yang
dibuatnya baik selama ia menduduki posisi tertentu maupun setelah meninggalkan
jabatannya. Para pejabat bekerja dalam lingkup organisasi, oleh karena itu segala
kebijakan yang diambil mesti berdasarkan kesepakatan bersama. Namun,mereka tidak
dapat melarikan diri dari tanggung jawabnya sebagai seorang pribadi atas sebuah
keputusan. Tanggung jawab pribadi juga dapat mendukung akuntabilitas bagi
keputusan yang kurang dapat dianggap berasal dari pejabat-pejabat yang baru. Karena
tanggung jawab pribadi melekat pada pribadi dan bukan pada kolektivitas, maka
tanggung jawab tersebut selalu melekat dan mengikuti pejabat ke mana pun ia pergi.
8
2.3. Pelaksanaan peraturan dana dan jadwal kampanye
A. Dana kampanye
Dana kampanye adalah aktivitas yang mengacu pada penggalangan dana dan
pengeluaran kampanye politik pada persaingan dalam pemilu. Seperti diketahui bahwa
kampanye akan mempunyai pengeluaran yang besar, mulai dari biaya kendaraan untuk
kandidat dan lainnya, sampai pembelian waktu tayang untuk iklan di TV, radio, dan
media-media lain, oleh karena itu, kandidat sering mencurahkan banyak waktu dan
upaya dalam mengumpulkan dana untuk dapat menutupi pembiayaan kampanyenya.
Meskipun dalam literatur ilmu politik dijelaskan bahwa kebanyakan kontributor
memberikan dukungan dana kepada para kandidat yang telah melakukan persetujuan,
tetap saja terdapat persepsi publik yang beranggapan bahwa pendanaan tersebut
dianggap sebagai suatu perjanjian imbalan yang tidak sah, sehingga publik
menyamakan sumber pendanaan kampanye partai politik tersebut sama dengan
korupsi politik dan penyuapan
Pelaksanaan pemilu harus dilaksanakan dengan jujur dan adil. Karena itu
pelaksanaan pemilu harus didukung oleh transparansi keuangan partai-partai politik
peserta pemilu untuk mengurangi berbagai bentuk penyelewengan dana kampanye
atau adanya politik uang dalam kampanye.
Dalam rangka untuk mencegah penyelewengan dana kampanye, mencegah
adanya politik uang dalam pelaksanaan kampanye, meningkatkan transparansi
keuangan dan meningatkan akuntabilitas, UU No.10 tahun 2008 bagian kesepuluh
mengatur tentang dana kampanye. Bagian ini mengatur tentang sumber dana
kampanye, bentuk, jumlah sumbangan maksimal dari perorangan maupun badan,
pencatatan dana kampenye, pelaporan dan audit dana kampanye. Selain UU No.10
tahun 2008, Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga mengeluarkan Peraturan KPU No.
01 tahun 2009 yang mengatur tentang pedoman pelaporan dana kampanye Partai
Politik peserta pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
9
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota, serta calon anggota Dewan Perwakilan Daerah Tahun 2009.
Ada dua permasalahan umum yang terjadi saat audit dana kampanye yang di
lakukan oleh KPU:
1. waktu pemeriksaan yang pendek.
Berdasarkan UU Pemilu tidak boleh lebih dari tiga puluh hari sejak laporan
diterima, kantor akuntan publik harus menyampaikan laporan auditnya
kepada KPU. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi kualitas audit.
D. Jadwal kampanye
10
negara. Tidak sesuainya kurun waktu pemilu akibat dari jdwal kampanye yang tidak
sesuai aturan, juga menjadi cerminan kepada masyarakat terhadap pasangan calon
pemilu yang tidak berkomitment dan melanggar aturan. Jadi pentingnya bagi calon
pemimpin terpilih utnuk memberikan contoh komitmen terhadap peraturan dan
kedisiplinan.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Menurut kami, masih banyak hal-hal di Indonesia yang perlu diperbaiki demi
terlaksananya pemilu yang jujur dan adil sesuai harapan seluruh rakyat Indonesia. Partisipasi
masyarakat dan indepensi media yang tidak berpihak untuk bersama memonitor dan
melaksankan jalannya setiap pemilu di Indonesia yang sesuai dengan aturan diharapkan
dapat mewujudkan pemilu yang jujr dan adil.
12
Daftar Pustaka
https://en.wikipedia.org/wiki/Mediacracy
https://en.wikipedia.org/wiki/Fourth_Estate
https://pakarkomunikasi.com/contoh-peran-media-dalam-opini-publik
https://derrymayendra.blogspot.com/2014/09/peran-media-massa-dalam-sistem-politik.html
https://konglomerasimediamassa.blogspot.com/2015/04/aturan-konglomerasi-media.html
https://www.researchgate.net/publication/303862308_KOMUNIKASI_POLITIK_DAN_PEMIL
U_LEGISLATIF_TAHUN2014/
https://id.wikipedia.org/wiki/Dana_kampanye
https://infokamu12345.blogspot.com/2009/07/audit-dana-kampanye-pemilu.html
https://rachmawatiwawa.blogspot.com/2012/05/peranan-media-massa-dalam-politik-dunia.html
https://www.gramedia.com/blog/aturan-dan-larangan-pemilu-2019-berdasarkan-undang-
undang-pemilu-nomor-7-tahun-2017/
https://republika.co.id/berita/kolom/wacana/19/01/15/pldpn1282-transparansi-dana-
kampanye-demi-pemilu-berintegritas
https://www.dosenpendidikan.com/pengertian-kampanye/
https://pisomel.blogspot.com/2014/05/kampanye-dan-propaganda-politik.html
https://anisahsukirman.wordpress.com/2011/10/18/pengertian-etika-politik-secara-umum/
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika_politik
https://dwiapriliyan.blogspot.com/2014/11/pengertian-etika-politik-dan-penerapan.html
https://www.academia.edu/11949696/Makalah_Etika_Politik
https://www.academia.edu/37552883/ATURAN_KAMPANYE_2019.pptx
13