7
7
7
Jesica F. Kansil
Mario E. Katuuk
Maria J. Regar
Abstrak : Hipertensi merupakan salah satu faktor penting sebagai pemicu Penyakit Tidak
Menular seperti Penyakit Jantung, Stroke dan lain-lain yang saat ini menjadi penyebab
kematian nomor satu di dunia. Kepatuhan dalam memanajemen hipertensi sangat penting
karena dapat mempengaruhi cara hidup pasien dalam mengelolah penyakitnya. Upaya yang
bisa diberikan untuk meningkatkan kepatuhan yaitu dengan pemberian edukasi. Tujuan
untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi dengan metode FGD terhadap kepatuhan
minum obat penderita hipertensi. Metode penelitian ini adalah quasi eksperimen, dengan
desain penelitian pretest-posttest with control group. Teknik sampling dalam penelitian ini
adalah purposive sampling berjumlah 34 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi
yang terdiri dari kelompok intervensi 17 responden dan kelompok kontrol 17 responden.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner sebanyak 10 pertanyaan. Hasil penelitian dengan
menggunakan uji Chi Square pada tingkat kemaknaan 95 % diperoleh nilai signifikan p =
0.028 atau lebih kecil dari 0.05 (0.028 < 0.05). Kesimpulan, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa metode edukasi dengan FGD sangat efektif digunakan untuk meningkatkan kepatuhan
minum obat penderita hipertensi di Puskesmas Tahuna Barat.
Kata Kunci : Edukasi, Metode FGD, Kepatuhan Minum Obat
1
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019
2
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019
aktivitas sehari-hari. Upaya yang bisa dikatakan bahwa kasus hipertensi terus
diberikan agar kepatuhan meningkat yaitu meningkat dari tahun sebelumnya.
dengan pemberian edukasi. Penelitian yang Wawancara yang dilakukan kepada 10
dilakukan oleh Hadi (2015) menunjukkan pasien di Puskesmas Tahuna Barat, 7
bahwa pendidikan kesehatan mempunyai pasien mengatakan bahwa pasien malas
pengaruh terhadap peningkatan atau tidak meminum obat yang diberikan
pengetahuan tentang hipertensi. Penelitian dan nanti meminum obat saat sudah mulai
yang dilakukan oleh Harwandy dan Nurul merasa sakit. 3 pasien lainnya mengatakan
(2017) di Puskesmas Kasihan 1 Bantul, meminum obat yang diberikan, tetapi
juga menunjukkan bahwa edukasi terkadang lupa meminum obat jika sudah
mempunyai pengaruh terhadap sibuk dengan pekerjaan. Berdasarkan
peningkatan kepatuhan minum obat dan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk
kontrol tekanan darah pada pasien mengetahui pengaruh pemberian edukasi
hipertensi. Metode edukasi yang efektif dengan metode FGD terhadap kepatuhan
untuk digunakan secara garis besar yaitu minum obat penderita hipertensi di
metode Didaktif dan Sokratik (Maulana, Puskesmas Tahuna Barat.
2009). Salah satu metode yang efektif
digunakan yaitu dengan FGD. FGD adalah METODE PENELITIAN
suatu metode pengumpulan data/informasi Desain penelitian ini merupakan
individu dalam suatu kelompok diskusi, penelitian kuantitatif, dengan
tujuannya untuk mendorong peserta menggunakan metode quasi experiment
berkomunikasi satu dengan yang lain, design dengan rancangan pre and post test
bertukar ide-ide dan berbagi pengalaman with control group (Setiadi, 2013).
dan mengungkapkan pemahaman serta Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas
pendapatnya secara bebas untuk Tahuna Barat pada bulan Januari-Maret
memecahkan suatu masalah (Wong, 2008). 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah
Keuntungan penggunaan FGD ini yaitu penderita hipertensi yang ada di
mampu menggali informasi yang Puskesmas Tahuna Barat yang berjumlah
mendalam mengenai pengetahuan, sikap 112 orang. Teknik pengambilan sampel
dan persepsi individu dalam suatu dilakukan secara non probability sampling
kelompok tentang suatu masalah (Afiyati, yaitu purposive sampling. Ukuran sampel
2008). Penelitian mengenai pengaruh dalam penelitian ini menggunakan
FGD terhadap penyakit TB Paru yang penarikan sampel eksperimental design,
pernah dilakukan oleh Octavia (2015), dengan penentuan 15 sampel per kelompok
menunjukkan bahwa penelitian dengan (Yunita, 2016). Dengan menggunakan
FGD ini efektif, karena terjadi peningkatan rumus resiko drop out di dapatkan sampel
pengetahuan setelah diberikan edukasi 17 responden. Sehingga jumlah sampel
pada pasien dengan TB Paru. Penelitian dalam penelitian ini sebanyak 34
yang dilakukan oleh Kusdiahsari (2015) responden. Instrumen penelitian yang
juga menunjukkan bahwa ada pengaruh digunakan untuk mengukur kepatuhan
pemberian pendidikan kesehatan dengan minum obat menggunakan kuesioner yang
FGD terhadap minat remaja sudah digunakan sebelumnya oleh
mengkonsumsi makanan tinggi serat. Sumantara (2017) yang terdiri dari 10
Data awal yang didapatkan dari pertanyaan, dengan pilihan jawaban ya dan
Puskesmas Tahuna Barat, terdapat 112 tidak dengan kriteria skor 2= ya, 1= tidak.
kasus hipertensi pada bulan Agustus – Pengolahan data yang diperoleh
Oktober di tahun 2018, dan berdasarkan dari hasil penelitian ini diolah secara
wawancara dengan petugas kesehatan, para manual dengan mengelompokkan hasil
pasien hipertensi ini telah mendapatkan wawancara dan observasi kemudian
edukasi mengenai hipertensi, tetapi dilakukan penghitungan skor dan dianalisis
3
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019
menggunakan uji statistik melalui sistem Tabel 2. Analisis Kepatuhan Minum obat
komuterisasi dengan beberapa tahap yaitu pre-test dan post-test Kelompok Intervensi
editing, coding, entering, cleaning Kategori Pre-Test Post-Test
(Notoatmodjo, 2012). Analisa bivariat
menggunakan uji Mc Nemar untuk n % n %
menguji perbedaan kepatuhan minum obat
pada kelompok intervensi dan kelompok Patuh 7 41.2 15 88.2
kontrol sebelum dan setelah diberikan Tidak Patuh 10 58.8 2 11.8
edukasi. Dan uji Chi-Square untuk Total 17 100.0 17 100.0
menguji perbedaan kepatuhan minum obat Sumber : Data Primer 2019
setelah diberikan edukasi pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol, dengan Berdasarkan hasil menunjukkan
tingkat kemaknaan 95% (ɑ = 0,05). bahwa kepatuhan minum obat pre-test
pada kelompok intervensi dari 17
HASIL dan PEMBAHASAN responden, 7 responden (41.2 %) patuh,
1. Analisa Univariat dan kepatuhan minum obat post-test pada
Tabel 1. Analisis Kepatuhan Minum Obat kelompok intervensi meningkat menjadi 15
pre-test dan post-test Kelompok Kontrol responden (88.2 %) patuh. Dari hasil
Kategori Pre-Test Post-Test penelitian dapat disimpulkan bahwa
kepatuhan minum obat kelompok
n % n % intervensi sebelum dan setelah diberikan
edukasi dengan metode FGD mengalami
Patuh 5 29.4 8 47.1 peningkatan yang signifikan. Hal ini
Tidak Patuh 12 70.6 9 52.9 disebabkan karena metode edukasi dengan
Total 17 100.0 17 100.0 FGD menarik perhatian responden untuk
Sumber : Data Primer 2019 memperhatikan dan fokus pada apa yang
disampaikan peneliti sehingga informasi
Hasil penelitian menunjukkan yang diberikan peneliti diterima dengan
bahwa kepatuhan minum obat pre-test baik oleh responden, juga diikuti dengan
pada kelompok kontrol dari 17 responden, diskusi kelompok yang mendorong
5 responden (29.4 %) patuh dan kepatuhan keaktifan peserta dalam proses diskusi,
minum obat post-test pada kelompok sehingga materi yang belum dapat
kontrol meningkat menjadi 8 responden didiskusikan.
(47.1 %) yang patuh. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pemberian edukasi 2. Analisa Bivariat
dengan ceramah mempunyai pengaruh Tabel 3. Analisis Perbedaan Kepatuhan
terhadap tingkat kepatuhan pasien Minum Obat Pre-Test dan Post-test
hipertensi walaupun tidak signifikan. Hal Responden Kelompok Intervensi
ini disebabkan karena kebanyakan Kategori Pre-Test Post-Test p-
responden sudah jenuh mengikuti Value
penyuluhan dengan metode yang sudah n % n %
biasa sehingga menyebabkan kurangnya
intensitas perhatian responden pada apa Patuh 7 41.2 15 88.2 0.008
Tidak 10 58.8 2 11.8
yang disampaikan oleh peneliti. Perubahan
Patuh
sikap pada dasarnya dipengaruhi oleh Total 17 100.0 17 100.
faktor pengetahuan dan 0
kepercayaan/keyakinan yang didapatkan Sumber : Data Primer 2019
dari hasil pengindraan, yang salah satunya
didapatkan melalui pemberian pendidikan Analisis perbedaan kepatuhan
kesehatan. minum obat pre-test dan post-test
kelompok intervensi dengan hasil uji MC
4
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019
Nemar diperoleh nilai p-value 0.008. peneliti sehingga informasi yang diberikan
Dimana nilai p-value ≤0,05, yang berarti oleh peneliti tidak dapat ditangkap dan
terdapat perbedaan kepatuhan minum obat diterima dengan baik oleh responden.
pre-test dan post-test pada kelompok Pemberian edukasi dengan metode
intervensi yang diberikan edukasi dengan ceramah akan berhasil apabila
metode FGD. Hasil penelitian ini mendapatkan perhatian yang sungguh-
menunjukkan bahwa pemberian edukasi sungguh dari peserta. Pemberian edukasi
dengan menggunakan Metode FGD kesehatan pada pasien hipertensi
mempunyai pengaruh terhadap tingkat merupakan usaha yang dilakukan dalam
kepatuhan pasien hipertensi. Pada rangka memberikan informasi terhadap
penelitian ini terdapat perbedaan masalah-masalah kesehatan yang dialami
kepatuhan minum obat kelompok oleh pasien. Tujuannya untuk membuat
intervensi sebelum dan setelah diberikan pasien mengerti dan memahami masalah
edukasi dengan metode FGD. Pemberian kesehatan yang dialaminya, dan
edukasi dengan metode yang baik dan meningkatkan pengetahuan serta
tepat dapat membantu meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatannya
kepatuhan pasien hipertensi sehingga untuk mencapai kesehatan secara optimal
tekanan darah berada pada rentang yang (Nursalam, 2008).
normal dan komplikasi akibat hipertensi
dapat dicegah dan dikontrol. Kepatuhan Tabel 5. Analisis Perbedaan Kepatuhan
dalam pengobatan dapat diartikan sebagai Minum Obat Post-test Responden
perilaku pasien yang mentaati semua Kelompok Intervensi dan Kelompok
nasehat dan petunjuk yang dianjurkan oleh Kontrol
tenaga kesehatan (Fauzi & Khairu, 2018). Kategori Kelompok Kelompok p-
Intervensi Kontrol Val
Tabel 4. Analisis Perbedaan Kepatuhan n % N % ue
Minum Obat Pre-Test dan Post-test
Responden Kelompok Kontrol Patuh 15 88.2 8 47.1 0.02
Kategori Pre-Test Post-Test p- Tidak 2 11.8 9 52.9 8
Value Patuh
n % n % Total 17 100.0 17 100.0
Sumber : Data Primer 2019
Patuh 5 29.4 8 47.1 0.250
Tidak 12 70.6 9 52.9
Hasil analisa diatas menunjukkan
Patuh kepatuhan minum obat post-test kelompok
Total 17 100.0 17 100. intervensi dan kelompok kontrol dimana
0 pada kelompok intervensi sebanyak 15
Sumber : Data Primer 2019 responden (88.2 %) patuh dan tidak patuh
2 responden (11.8 %). Sedangkan pada
Hasil uji menggunakan MC Nemar kelompok kontrol sebanyak 8 responden
diperoleh ρ value = 0,250 > 0,05. Hasil (47.1 %) patuh dan yang tidak patuh 9
penelitian ini menunjukkan bahwa responden (52.9 %). Hasil uji statistik
pemberian edukasi dengan menggunakan menggunakan uji chi square mendapatkan
metode Ceramah tidak memberikan nilai p-value 0.028. Nilai p-value ≤0,05,
pengaruh yang signifikan terhadap yang berarti terdapat perbedaan kepatuhan
kepatuhan minum obat responden. Hal ini minum obat post-test pada kelompok
disebabkan karena kebanyakan responden intervensi dan kelompok kontrol. Dengan
sudah bosan mengikuti penyuluhan dengan demikian sesuai dengan dugaan awal
metode yang sudah biasa sehingga peneliti bahwa terdapat pengaruh
menyebabkan kurangnya perhatian pemberian edukasi dengan metode FGD
responden pada apa yang disampaikan oleh terhadap kepatuhan minum obat penderita
5
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019
hipertensi. Hasil penelitian ini sejalan tentang pengalaman mereka. Dan pada saat
dengan penelitian Ginting (2014) tentang peneliti memberikan materi, responden
efektifitas FGD terhadap peningkatan kelompok intervensi sangat
smoking self efficacy pada kelompok pria memperhatikan dan focus pada apa yang
dewasa awal kategori sedang. Dalam disampaikan peneliti. Ketika diberi
penelitiaannya didapatkan hasil bahwa kesempatan untuk bertanya mereka sangat
FGD efektif meningkatkan perilaku pada antusias dan memberikan pertanyaan
seluruh perokok untuk mengontrol mengenai hal yang mereka rasa belum
keinginan merokok. jelas. Berbeda dengan kelompok kontrol
Metode Ceramah adalah metode yang diberikan edukasi dengan metode
memberikan informasi, motivasi, dan ceramah. Mereka lebih pasif dan pada saat
pengaruh terhadap cara berpikir sasaran peneliti memberikan materi, hanya
mengenai satu topik (Nursalam, 2008). sebagian yang mendengarkan apa yang
Dalam metode ceramah, peserta bersifat disampaikan peneliti sedangkan responden
pasif dan tidak diberi kesempatan untuk yang lainnya sibuk dengan urusan masing-
berdiskusi dan mengemukakan masing. Bahkan, ada responden yang
pendapatnya. FGD merupakan suatu tertidur pada saat peneliti memberikan
proses pengumpulan data dan informasi materi.
yang sistematis mengenai suatu Edukasi kesehatan dengan metode
permasalahan tertentu yang sangat spesifik FGD efektif dalam peningkatan kepatuhan
melalui diskusi kelompok (Irwanto, 2006). pada pasien hipertensi. Metode yang lebih
Dalam metode FGD, peserta bersifat aktif menarik membantu pasien dalam
dan diberi kesempatan untuk berdiskusi penyerapan informasi-informasi yang
menyampaikan pendapatnya tentang suatu diberikan. Metode FGD membantu para
masalah dan berbagi pengalaman dengan responden untuk menerima penyakitnya
peserta lainnya. Adifta dan Bayu (2016) karena dihadapkan dengan para responden
dalam penelitiannya tentang perbedaan yang juga menderita penyakit yang sama,
efektivitas penyuluhan kesehatan sehingga bisa berbagi pengalaman dan
reproduksi antara metode ceramah dan juga bertukar pendapat melalui diskusi
FGD menyebutkan bahwa metode FGD kelompok tersebut. Efendy dan Makhfudli
lebih efektif digunakan dalam (2009), mengatakan bahwa promosi
meningkatkan pengetahuan dan sikap kesehatan adalah upaya memberdayakan
terkait kesehatan reproduksi dibandingkan perorangan, kelompok dan masyarakat
dengan metode ceramah. Metode edukasi agar memelihara, meningkatkan, dan
dengan FGD lebih berpengaruh melindungi kesehatannya melalui
dibandingkan dengan metode ceramah. Hal peningkatan pengetahuan, kemauan, dan
ini dapat dilihat dari jawaban pada kemampuan untuk berperilaku hidup
kuesioner responden kelompok intervensi bersih dan sehat. Dengan pemberian
yang diberikan edukasi dengan metode edukasi menggunakan metode yang tepat,
FGD, dimana sebagian besar responden maka responden akan terdorong untuk
mengalami peningkatan kepatuhan setelah patuh pada pengobatan yang mereka jalani.
diberikan edukasi. Dan dilihat dari
keaktifan pada proses penelitian, kelompok SIMPULAN
intervensi yang diberikan edukasi dengan Kepatuhan minum obat responden
metode FGD lebih aktif dan sangat sebelum diberikan edukasi dengan metode
antusias mengikuti penelitian. Ketika focus group discussion yaitu tidak patuh
peneliti memberikan pertanyaan, mereka dan meningkat secara signifikan setelah
menjawab semua pertanyaan yang diberikan edukasi. Dengan demikian
diberikan oleh peneliti dan saling terbuka terdapat pengaruh pemberian edukasi
menyampaikan pendapat dan menceritakan dengan metode focus group discussion
6
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019
terhadap kepatuhan minum obat penderita Hipertensi. Mutiara Medika, Vol. 15.
hipertensi di Puskesmas Tahuna Barat. No.1. Hal. 67-74.
7
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019