524 - Tugas Prosman
524 - Tugas Prosman
524 - Tugas Prosman
RANGKUMAN MATERI
Disusun Oleh:
Naila Khoirun Nisa
1201183308
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2019
DAFTAR ISI
Cover i
Daftar Isi ii
Bab I Pengantar Proses Manufaktur 1
1.1 Pengertian dan Perkembangan Proses Manufaktur
1.2 Perkembangan Material
1.3 Proses Pembuatan Produk
A. Design Produk & Concurrent Engineering
B. Proses Pemilihan Material
C. Pemilihan Proses Manufaktur
1.4 Computer Integrated Manufacturing (CIM)
Bab II Dasardasar Proses Permesinan 11
2.1 Overview Proses Pemesinan
A. Pemesinan Konvensional dan NonKonvensional
B. Klasifikasi Proses Pemesinan (Elemen dasar, Parameter, dan
Kondisi Pemotongan)
2.2 Teori Pembentukan Geram
2.3 Merchant’s Model
2.4 Mekanika Proses Pemesinan
2.5 Panas dan Temperatur pada Proses Pemesinan
Bab III Teknologi Pahat 19
3.1 Overview Teknologi Pahat
3.2 Pengenalan Pahat
3.3 Material Pahat
3.4 Umur Pahat dan Keausan Pahat
3.5 Optimasi Proses Pemesinan
Bab IV Proses Pemesinan Bubut (Turning Process) 22
4.1 Definisi Proses Bubut
4.2 Cara Kerja Mesin Bubut
4.3 Pahat Mesin bubut
4.4 Proses Boring
2
4.5 Perhitungan Variabel Proses Pemesinan Bubut
Bab V Proses Pemesinan Gurdi (Drilling Process) 28
5.1 Definisi Proses Gurdi
5.2 Mesinmesin untuk Proses Gurdi
5.3 Drilling Proses
5.4 Pahat Gurdi
5.5 Metode Workholding
5.6 Perhitunan Variabel Proses Mesin Gurdi
Bab VI Proses Pemesinan Freis (Milling Process) 36
6.1 Definisi Proses Freis
6.2 Mesinmesin untuk Proses Freis
6.5 Metode Workholding Mesin Freis
6.6 Perhitunan Variabel Proses Mesin Freis
Bab VII CNC Machine 41
7.1 Pengertian CNC Machine
7.2 Perbedaan CNC Machine dan NonCNC Machine
7.3 Pemograman CNC Machine dan NC Code
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Pengantar Proses Manufaktur
3
I.1 Pengertian dan Perkembangan Proses Manufaktur
Kata "manufaktur" berasal dari dua kata latin, manus yang berarti tangan,
dan factus yang berarti dibuat; kombinasi berarti dibuat oleh tangan. Secara
teknologi, manufaktur adalah aplikasi fisik dan kimia proses untuk mengubah
geometri, properti, dan tampilan awal yang diberikan bahan untuk membuat
bagian atau produk, manufaktur juga termasuk perakitan beberapa bagian untuk
membuat produk.
fisik dan / atau perubahan kimia pada bahan kerja awal dengan maksud
meningkatkan nilai bahan itu. Proses pembuatan biasanya dilakukan sebagai unit
operasi, yang berarti bahwa itu adalah langkah tunggal dalam urutan langkah
langkah yang diperlukan untuk mengubah bahan awal menjadi produk akhir.
Operasi manufaktur dapat dibagi menjadi dua jenis pengolahan dasar operasi dan
operasi perakitan. Operasi pemrosesan mengubah sebuah karya materi dari satu
kondisi penyelesaian ke kondisi lebih lanjut yang lebih dekat ke produk akhir
yang diinginkan. Ini menambah nilai dengan mengubah geometri, properti, atau
tampilan bahan awal (mis., Mengecat bodi mobil yang dilas). Operasi perakitan
bergabung dengan dua atau lebih komponen untuk membuat entitas baru, yang
disebut sebuah rakitan, subassembly, atau istilah lain yang merujuk pada proses
sambungan (mis., rakitan yang dilas disebut las).
4
Gambar 1.1.
I.2 Perkembangan Material
Sebagian besar bahan rekayasa dapat diklasifikasikan menjadi satu dari tiga
kategori dasar: (1) logam, (2) keramik, dan (3) polimer. Kimia mereka berbeda,
sifat mekanik dan fisiknya berbeda, dan perbedaan ini memengaruhi proses
pembuatan yang dapat digunakan untuk menghasilkan produk dari mereka. Selain
tiga kategori dasar, ada (4) komposit — campuran nonhomogen dari tiga tipe
dasar lainnya dan bukan kategori unik.
Logam yang digunakan dalam pembuatan biasanya paduan, yang terdiri dari
dua elemen atau lebih, dengan setidaknya satu yang menjadi elemen logam.
Logam dan paduan dapat dibagi menjadi dua kelompok dasar: (1) besi, dan (2)
bukan besi.
I.2.1 Logam Besi
Logam besi didasarkan pada besi; kelompok tersebut termasuk baja
penting secara komersial, lebih dari tiga perempat dari tonase logam di
seluruh dunia. Besi murni memiliki penggunaan komersial yang terbatas,
kegunaan dan nilai komersial yang lebih besar daripada logam lainnya.
Paduan dari besi dan karbon membentuk baja dan besi tuang.
5
Baja dapat didefinisikan sebagai paduan besikarbon yang
termasuk konstruksi (jembatan, balokI, dan paku), transportasi (truk, rel,
dan rolling stock untuk jalur kereta api), dan produk konsumen (mobil dan
peralatan).
Besi cor adalah paduan besi dan karbon (2% hingga 4%) yang
ada dalam paduan (dalam jumlah dari 0,5% sampai 3%), dan unsurunsur
dalam bagian cor. Besi cor tersedia dalam beberapa bentuk yang berbeda,
dimana besi cor kelabu adalah yang paling umum; aplikasinya termasuk
blok dan kepala untuk mesin pembakaran internal.
I.2.2 Logam nonBesi
Logam nonferrous termasuk unsur logam lainnya dan paduannya.
Dalam hampir semua kasus, paduannya lebih penting secara komersial
titanium, seng, dan logam lainnya.
I.3 Proses Pembuatan Produk
Operasi pemrosesan menggunakan energi untuk mengubah bentuk, sifat
fisik, atau penampilan bagian kerja untuk menambah nilai pada material.
diterapkan secara terkendali melalui mesin dan peralatan. Energi manusia juga
6
mungkin diperlukan, tetapi pekerja manusia umumnya dipekerjakan untuk
komponen sebelum dan sesudah setiap siklus operasi. Model umum operasi
pemrosesan diilustrasikan pada Gambar 1.1 (a). Bahan dimasukkan ke dalam
proses, energi diterapkan oleh mesin dan peralatan untuk mengubah material,
dan bagian kerja yang selesai keluar dari proses. Sebagian besar operasi
produksi menghasilkan limbah atau skrap, baik sebagai aspek alami dari
pembuatan untuk mengurangi limbah dalam salah satu dari bentuk ini.
A. Design Product & Concurrent Engineering
Desain produk melibatkan kreativitas dan resep sistematis bentuk dan
karakteristik anartifact untuk dicapai tujuan yang ditentukan sementara
secara bersamaan memuaskan beberapa kendala. Desain adalah aktivitas
penting, karena telah diperkirakan bahwa sebagai sebanyak 80 dari biaya
dibuat dalam tahap awal desain. Proses desain produk telah dipelajari
secara luas; ini diperkenalkan secara singkat di sini karena interaksi yang
kuat antara kegiatan manufaktur dan desain. Pendekatan inovatif sangat
penting dalam desain produk yang sukses, seperti fungsi yang ditentukan
dengan jelas dan pernyataan yang jelas dari kinerja yang diharapkan dari
produk, yang mungkin baru atau versi modifikasi dari produk yang ada.
didefinisikan dengan jelas, aspek ini melibatkan bantuan analis pasar dan
penjualan personil yang akan membawa yang berharga dan tepat waktu
masukan ke pabrikan, terutama yang menyangkut tren pasar.
7
Concurrent Engineering. Didorong terutama oleh industri
elektronik konsumen, tren terus berlangsung untuk membawa produk ke
pasar dengan cepat mungkin, untuk mendapatkan pangsa pasar persentase
yang lebih tinggi dan dengan demikian laba yang lebih tinggi. Metodologi
Perhatikan bahwa, meskipun konsep ini, juga disebut rekayasa simultan,
masih memiliki urutan aliran produk umum yang sama seperti pada
disengaja. Dari tahap paling awal desain dan rekayasa produk, semua
disiplin ilmu yang relevan sekarang secara bersamaan terlibat. Akibatnya,
setiap iterasi yang mungkin harus dibuat akan membutuhkan usaha kecil
dan hasil dalam waktu yang jauh lebih sedikit daripada yang terjadi di
pendekatan ini adalah pengakuan akan pentingnya komunikasi di antara
diimplementasikan di perusahaan besar atau kecil, yang sangat penting
karena 98 dari semua perusahaan manufaktur A.S. memiliki kurang dari
usaha kecil. Sebagai contoh manfaatnya dari concurrent engineering, satu
mereka menjadi 30, menurunkan berat mesin sebesar 25, dan mengurangi
waktu.
B. Proses Pemilihan Material
8
Semakin beragam jenis bahan kini tersedia, masingmasing jenis
memiliki sifat bahan dan karakteristik pabrikan sendiri, (b) kelebihan dan
keterbatasan, (c) biaya bahan dan produksi, dan (d) aplikasi konsumen dan
industri Bagian I. Pemilihan bahan untuk produk dan komponennya biasanya
dibuat dengan berkonsultasi dengan insinyur bahan, meskipun insinyur desain
mungkin juga cukup berpengalaman dan memenuhi syarat untuk
melakukannya. Di depan penggunaan bahan baru adalah industri seperti
aerospace dan pesawat terbang, otomotif, peralatan militer, dan industri
barang olahraga.
Jenis umum bahan yang digunakan, baik secara individu atau dalam
kombinasi dengan bahan lain, adalah sebagai berikut:
Ferrous metals: carbon, alloy, stainless, and tool and die steels.
Nonferrous mwtals: aluminium, magnesium, copper, nickel,
titanium, superalloys, refractory metals, beryllium, zirconium,
lowmeltingpoint alloys, precious metals.
Plastics; thermoplastics, thermosets, elastomers.
Ceramics, glasses, glass ceramics, graphite, diamond,
diamondlike materials,
Composite materials: reinforced plastics and metalmatrix and
ceramicmatrix composites.
Nanomaterials.
Shapememory alloys, amorphous alloys, semiconductors and
superconductors.
C. Pemilihan Proses Manufaktur
Seperti yang akan dijelaskan di seluruh teks ini, seringkali ada
9
komponen untuk suatu produk dari yang diberikanmaterial Kategori
kategori metode manufaktur berikut ini dapat diterapkan untuk material
logam maupun nonlogam:
Casting: expendable mold and permanent mold.
Forming and shaping: rolling, forging, extrusion, drawinbg,
sheet forming, powder metallurgy, and molding.
Machining: turning, boring, drilling, milling, planning,
shaping, broaching,; grinding; ultrasonic machining;
chemical, electrical, and electrochemical machining.
Joining: welding brazing, soldering, diffusion bonding,
adhesive bonding, and mechanical joining.
Finishing: honing, lapping, polishing, burnishing, deburring,
surface treating, coating, and plating.
Microfabrication and nanofabrication: teknologi yang
mampu memproduksi part dengan dimensi mikro dan nano
dengan level fabrikasi mikroelektromekanikal.
I.4 Computer Integrated Manufacturing (CIM)
Computerintegrated manufacturing (CIM), seperti namanya,
mengintegrasikan perangkat lunak dan perangkat keras yang diperlukan untuk
grafik komputer, pemodelan berbantuan komputer, dan kegiatan desain dan
terintegrasi ini dimulai pada tahun 1970an dan sangat efektif karena
kemampuannya memungkinkan tugastugas berikut:
Responsif terhadap perubahan cepat dalam modifikasi desain
produk dan terhadap berbagai permintaan pasar.
Penggunaan material, mesin, dan personel lebih baik.
Pengurangan inventaris.
10
Kontrol yang lebih baik dari produksi dan manajemen dari total
operasi manufaktur.
2.5 Panas dan Temperatur Proses Pemesinan
Setiap kali energi plastik terlibat, energi yang dihamburkan dalam pemotongan
dikonversi menjadi panas, yang, pada gilirannya, meningkatkan suhu di zona
pemotongan. Kenaikan suhu adalah faktor yang sangat penting dalam pemesinan
karena efek samping utamanya yang besar sebagai:
Temperatur yang berlebihan menurunkan kekuatan, kekerasan, kekakuan,
dan ketahanan aus pada alat pemotong. Alat juga dapat melembutkan dan
mengalami deformasi plastik; dengan demikian bentuk alat diubah.
Peningkatan panas menyebabkan perubahan dimensi yang tidak merata
pada bagian yang sedang dikerjakan; sangat sulit untuk mengontrol
akurasi dan toleransi dimensi.
Kenaikan suhu yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan termal dan
perubahan metalurgi di permukaan mesin, mempengaruhi sifatsifatnya.
Sumber panas utama dalam pemesinan adalah:
pekerjaan yang dilakukan dalam geser di zona geser primer,
energi yang dihamburkan sebagai gesekan pada antarmuka pahatalat, dan
panas yang dihasilkan saat alat menggosok permukaan mesin, terutama
untuk kusam atau aus alat.
11
BAB II
Dasar Dasar Proses Pemesinan
2.1 Overview Proses Pemesinan
Pemesinan bukan hanya satu proses; itu adalah sekelompok proses. Fitur
umum adalah penggunaan alat pemotong untuk membentuk chip yang dihapus
dari bagian kerja. Untuk melakukan operasi, gerakan relatif diperlukan antara alat
dan kerja. Gerakan relatif ini dicapai dalam operasi pemesinan paling banyak
melalui gerakan primer, yang disebut kecepatan potong, dan gerakan sekunder,
yang disebut umpan. Bentuk alat dan penetrasi ke dalam permukaan kerja,
dikombinasikan dengan gerakan ini, menghasilkan geometri yang diinginkan dari
permukaan kerja yang dihasilkan.
elektrokimia, dan permesinan balok energi tinggi. Dengan demikian, pemesinan
melibatkan operasi sekunder dan finishing. Klasifikasi lain dari proses pemesinan
adalah pemotongan, proses abrasif, dan proses pemesinan advance.
Operasi pemesinan dipandang sebagai sistem yang terdiri dari:
Benda kerja.
Alat pemotong.
Alat mesin.
Personil produksi.
12
Proses pemotongan menghilangkan bahan dari permukaan benda kerja dengan
menghasilkan chip.
A. Pemesinan Konvensional dan NonKonvensional
Berdasarkan energi yang digunakan, proses pemesinan non konvensional
dapat dibagi menjadi empat kategori yaitu:
permesinan ultrasonik (ultrasonic machining, USM)
Permesinan ultrasonik (Ultra Sonic Machining) adalah pemesinan
nonkonvensional yang menggunakan campuran air dengan partikel
abrasif (slurry), digerakkan dengan kecepatan tinggi ke suatu benda
kerja, dengan menggetarkan perkakas pada amplitudo yang rendah
yaitu sekitar 0,003 in. (0,076 mm) dan frekuensi tinggi mendekati
20.000 Hz.
pemotongan pancaran air (water jet cutting, WJC)
Pemotongan pancaran air (WJC); menggunakan aliran air halus
dengan tekanan dan kecepatan tinggi, yang diarahkan pada permukaan
benda kerja sehingga menyebabkan benda kerja terpotong. Proses
pemotongan ini juga disebut pemesinan hidrodinamik.
Parameter dalam proses WJC adalah :
jarak antara nosel dan permukaan bendakerja (standoff distance).
diameter pembukaan nosel, tekaNan air dan kecepatan potong.
pemotongan pancaran air abrasif (abrasive water jet cutting, AWJC)
Pemotongan pancaran air abrasif (AWJC); bila WJC digunakan
untuk pemotongan bendakerja logam, maka biasanya harus
ditambahkan partikel abrasif kedalam aliran pancaran. Partikel abrasif
yang sering digunakan adalah oksida aluminium, dioksida silikon, dan
garnet (mineral silikat). Partikel abrasif yang ditambahkan kedalam
aliran air sekitar 0,5 lb/min (0,23 kg/min) setelah keluar dari nosel.
Parameter dalam proses AWJC sama dengan pada proses WJC, yaitu :
diameter pembukaan nosel, tekanan air, dan jarak antara
pembukaan nosel dan permukaan bendakerja.
13
pemesinan pancaran abrasif (abrasive jet machining, AJM)
Pemesinan Konvensional
mesin bubut
Mesin Bubut adalah suatu mesin yang umumnya terbuat dari logam,
gunanya membentuk benda kerja dengan cara menyanyat, dengan
gerakan utamanya berputar.
Proses bubut adalah proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secar translasi sejajar dengan sumbu putar
dari benda kerja.
Mesin frais
Mesin frais adalah mesin perkakas untuk mengejakan/menyelesaikan
permukaan suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau sebagai
alatnya. Pada mesin frais, pisau terpasang pada arbor dan diputar oleh
spindle. Benda kerja terpasang pada meja dengan bantuan catok (vice)
atau alat bantu lainnya. Meja bergerak vertical (naik-turun), horizontal
(maju-mundur dan kekiri-kekanan).
Mesin gurdi
Proses gurdi dimaksudkan sebagai proses pembuatan lubang bulat
dengan menggunakan mata bor (twist drill) . Sedangkan proses bor
(boring) adalah proses meluaskan/ memperbesar lubang.
B. Klasifikasi Proses Pemesinan
14
diklasifikasikan dua jenis pahat yaitu pahat bermata potong tunggal (single
point cutting tools) dan pahat bermata potong jamak (multiple points cutting
tools).Gerak relatif dari pahat terhadap benda kerja dapat dipisahkan menjadi
dua macam komponen gerakan yaitu gerak potong (cutting movement) dan
gerak makan (feeding movement). Menurut jenis kombinasi dari gerak
potong dan gerak makan maka proses pemesinan dikelompokkan menjadi
tujuh macam proses berlainan, yaitu:
15
Elemen proses pemesinan tersebut dihitung berdasarkan dimensi benda kerja
dan/atau pahat serta besaran mesin perkakas. Besaran mesin perkakas yang dapat
diatur bermacam-macam tergantung dari jenis mesin perkakas. Oleh karena itu
rumus yang dipakai untuk menghitung setiap elemen proses pemesinan dapat
berlainan. Ditinjau dari proses pemesinan yang umum dikenal yaitu proses
membubut. Dengan memahami keadaan yang terjadi dalam proses membubut
dapatlah hal itu dipakai sebagai patokan untuk perbandingan dengan keadaan
yang terjadi pada proses pemesinan yang lain. (Rochim, 1985).
Sebenarnya dapat dijelaskan dengan analogi tumpukan kartu (Gambar 2.2)
Gambar 2.1. Teori yang menerangkan terjadinya geram.
16
Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Proses terbentuknya geram menurut teori analogi kartu (piispanen
analogy) dan perpanjangan kristal setelah terjadi deformasi dan pergeseran bagi
bneda kerja berkristal tunggal.
2.2.1. Geram tidak Kontinyu/ Discontinuous Chip
Chip terputusputus terdiri dari segmensegmen yang saling menempel
dengan kuat atau longgar Keripik terputus biasanya terbentuk dalam kondisi
berikut:
• Bahan benda kerja yang rapuh.
• Bahan benda kerja yang mengandung inklusi keras dan kotoran, atau memiliki
struktur
seperti serpihan grafit dalam besi cor kelabu.
• Kecepatan pemotongan sangat rendah atau sangat tinggi.
• Kedalaman potong yang besar.
• Sudut penggaruk rendah.
• Kurangnya cairan pemotongan yang efektif.
• Kekakuan rendah dudukan alat pada alat mesin, sehingga memungkinkan
getaran dan obrolan terjadi. Karena sifat pembentukan chip yang terputusputus,
gaya terus bervariasi selama pemotongan. Akibatnya, kekakuan atau kekakuan
dudukan alat pemotong, perangkat workholding, dan alat mesin penting dalam
pemotongan dengan baik chip yang terputusputus dan chip yang bergerigi.
2.2.2. Geram Kontinyu/ Continuous Chip
17
Dibentuk dengan bahan ulet pada kecepatan potong tinggi dan / atau sudut
rake tinggi. Deformasi material terjadi di sepanjang zona geser sempit, zona geser
primer. Chip kontinu dapat mengembangkan zona geser sekunder karena gesekan
tinggi pada antarmuka pahatalat, zona ini menjadi lebih tebal karena gesekan
pahatpahat meningkat. Dalam chip kontinu, deformasi juga dapat terjadi di
sepanjang zona geser primer yang luas batas melengkung. Perhatikan bahwa batas
bawah berada di bawah permukaan permesinan, yang menyebabkan permesinan
permesinan untuk distorsi, seperti yang digambarkan oleh garis vertikal terdistor
di permukaan mesin. Situasi ini terjadi terutama pada pemesinan logam lunak
pada kecepatan rendah dan sudut rake rendah. Ini dapat menghasilkan permukaan
akhir yang buruk dan menginduksi tegangan permukaan residual.
2.2.3. Geram Kontinyu dengna BUE/Continuous with BUE
Bahan ulet.
Kecepetan potong rendah ke sedang.
Bue terbentuk, kemudian pecah secara bergantian (siklus).
2.2.4. Geram Bergerigi/Serrated chips
Semikontinyu tampak seperti mata gergaji.
Tatal siklis terbentuk dengan pergantian regangan geser tinggi dan rendah.
Dikaitkan dengan logam sulit dimesin pada kecepatan tinggi.
2.3 Merchants Model
18
Teori Merchant adalah model pemotongan sistem tegak (ortogonal
system), dengan asumsi: Mata potong pahat sangat tajam sehingga tidak
menggosok atau menggaruk benda kerja d e f o r m a s i t e r j a d i h a n y a
d a l a m d u a d i m e n s i Distribusi tegangan yang merata pada bidang
geser dan gaya aksi dan reaksi pahat terhadap bidang geram adaah sama besar
dan segaris (tidak menimbulkan momen kopel).
Dari sudutsudut yang mungkin tempat terjadinya deformasi geser, bahan benda
kerja akan memilih sudut bidang geser dengan energi minimum, dinyatakan
oleh:
α β
¿ 45+ −
2 2
Persamaan tersebut diturunkan oleh eugene merchant. Persamaan berdasar
pemotongan orthogonal, namun masih tetap valid untuk oemesinan 3dimensi.
2.4 Mekanika Proses Permesinan
Proses permesinan adalah suatu proses produksi dengan menggunakan
mesin perkakas dengan memanfaatkan gerakan relatif antara pahat dengan benda
kerja sehingga menghasilkan suatu produk sesuai dengan hasil geometri yang
diinginkan. Pada proses ini tentu terdapat sisa dari pengerjaan produk yang biasa
disebut geram. Pahat dapat diklasifikasikan sebagai pahat bermata potong tunggal
(single point cutting tool) dan pahat bermata potong jamak (multiple point cutting
tool).
Pahat dapat melakukan gerak potong (cutting) dan gerak makan (feeding). Proses
pemesinan dapat diklasifikasikan dalam dua klasifikasi besar yaitu proses
pemesinan untuk membentuk benda kerja silindris atau konis dengan benda kerja
atau pahat berputar, dan proses pemesinan untuk membentuk benda kerja
permukaan datar tanpa memutar benda kerja. Klasifikasi yang pertama meliputi
proses bubut dan variasi proses yang dilakukan dengan menggunakan mesin
bubut, mesin gurdi (drilling machine), mesin frais (milling machine), mesin
gerinda (grinding machine). Klasifikasi kedua meliputi proses sekrap (shaping
planing), proses slot (sloting), proses menggergaji (sawing), dan proses
pemotongan roda gigi (gear cutting).
2.5 Panas dan Temperatur Proses Permesinan
19
Setiap kali energi plastik terlibat, energi yang dihamburkan dalam
pemotongan dikonversi menjadi panas, yang, pada gilirannya, meningkatkan suhu
di zona pemotongan. Kenaikan suhu adalah faktor yang sangat penting dalam
pemesinan karena efek samping utamanya yang besar sebagai:
Temperatur yang berlebihan menurunkan kekuatan, kekerasan, kekakuan,
dan ketahanan aus pada alat pemotong. Alat juga dapat melembutkan dan
mengalami deformasi plastik; dengan demikian bentuk alat diubah.
Peningkatan panas menyebabkan perubahan dimensi yang tidak merata
pada bagian yang sedang dikerjakan; sangat sulit untuk mengontrol
akurasi dan toleransi dimensi.
Kenaikan suhu yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan termal dan
perubahan metalurgi di permukaan mesin, mempengaruhi sifatsifatnya.
Sumber panas utama dalam pemesinan adalah:
pekerjaan yang dilakukan dalam geser di zona geser primer,
energi yang dihamburkan sebagai gesekan pada antarmuka pahatalat, dan
panas yang dihasilkan saat alat menggosok permukaan mesin, terutama
untuk kusam atau aus alat.
20
BAB III
Teknologi Pahat
3.1 Overview Teknologi Pahat
3.2 Pengenalan Pahat
Proses bubut, pengeboran, frais atau pemesinan baut pada dasarnya
merupakan suatu proses pembuangan sebagian bahan benda kerja dimana pada
proses pemotongannya akan dihasilkan geram (chip) yang merupakan bagian
benda kerja yang akan dibuang. Pahat potong bergerak sepanjang benda kerja
dengan kecepatan V dan kedalaman pemotongan depth of cut. Pergerakan
pahat ini mengakibatkan timbulnya geram (chip) yang terbentuk akibat proses
pergeseran (shearing) secara kontinu pada bidang geser.
21
Banyak jenis bahan perkakas, mulai dari baja karbon tinggi hingga
keramik dan berlian, digunakan sebagai alat pemotong di industri pengerjaan
logam saat ini. Penting untuk diperhatikan bahwa ada perbedaan di antara
material alat, apa perbedaan ini, dan aplikasi yang tepat untuk setiap jenis
material.
Alat pemotong harus memiliki karakteristik berikut untuk menghasilan bagian
yang berkualitas dan ekonomis:
Kekerasan : kekerasan dan kekuatan alat pemotong harus dipertahankan
pada suhu yang tinggi, juga disebut kekerasan panas.
Ketahanan Aus : ketahanan aus berarti pencapaian umur pahat yang dapat
diterima sebelum pahat perlu diganti.
Keuletan :yang cukup besar untuk menahan beban kejut yang yerjadi
sewaktu peseninan dengan interupsi maupun sewaktu enda kerja
memotong yang mengandung partikel atau bagian yang keras (hard spot).
Tahan beban kejut termal: ketahanan ini diperlukan bila terjadi perubahan
temperature yang cukup besar secara berkala atau periodic.
Daya larut elemen /komponen material pahat yang rendah : di butuhkan
demi untuk memperkecil laju keausan akibat mekanisme difusi.
Bahanbahan dari mana alat pemotong dibuat semuanya keras dan kuat.
Ada berbagai macam material pahat yang tersedia untuk operasi permesinan, dan
klasifikasi umum dan penggunaan material ini menarik di sini.
3.4 Umur Pahat dan Keausan Pahat
22
Kerusakan dan keausan pada pahat terjadi akibat suatu faktor atau
gabungan dari beberapa factor dominan berupa proses abrasive, proses
kimiawi, proses adhesi, oksidasi, proses deformasi plastic dan proses
keretakan dan kelelahan, Jenisn keausan pada pahat terdiri atas keausan kawah
(creater wear) yang terjadi pada bidang geram dan keausan tepi (flank wear)
yang terjadi pada bidang utama pada pahat.
Semakin besar keausan yang terjadi pada pahat maka kondisi pahat
akan semakin kritis. Jika pahat tersebut masih tetap digunakan maka
pertumbuhan keausan akan semakin cepat dan pada suatu saat ujung pahat
sama sekali akan rusak untuk menghindari hal tersebut ditetapkan suatu batas
harga kehausan (dimensi dari keausan tepi atau keausan kawah) yang
dianggap sebagai batas kritis dimana pahat tidak boleh digunakan.
Berdasarkan pengalaman batas keausan yang diijinkan bagi suatu jenis pahat
yang digunakan.
umur pahat dapat didefinisikan sebagai lamanya waktu yang
diperlukan untuk mencapai batas keausan yang ditetapkan. Saat proses
permesinan berlangsung bahwa pahat telah mencapai batas keausan yang
telah ditetapkan (umurnya) dari kriteria berikut:
Adanya kenaikan gaya potong,
Terjadinya getaran/chatter,
Penurunan kehalusan permukaan hasil permesinan, dan/atau
Perubahan dimensi/geometri produk.
Dengan menentukan kriteria saat habisnya umur pahat seperti di
atas, maka umur pahat dapat ditentukan yaitu mulai dengan pahat baru
(setelah diasah atau insert telah diganti) sampai pahat yang bersangkutan
dianggap tidak bisa digunakan lagi. Dimensi umur dapat merupakan
besaran waktu, yang dapat dihitung secara langsung maupun secara tidak
langsung dengan mengkorelasikan terhadap besaran lain. Hal tersebut
dimaksudkan untuk mempermudah prosedur perhitungan sesuai dengan
jenis pekerjaan yang dilakukan.
3.5 Optimasi Proses Permesinan
23
Parameter proses pemotongan yang maksimum akan menghasilkan laju
pemakanan material (MRR) yang tinggi namun juga mengakibatkan kekasaran
permukaan (Ra) yang tinggi pula. Oleh karena itu, parameter proses
pemesinan frais yang optimum perlu untuk diketahui. Penelitian ini bertujuan
untuk mendapatkan model matematis yang dapat menggambarkan hubungan
antara kedalaman pemotongan dan pergeseran pahat dengan kekasaran
permukaan dan waktu pemakanan material untuk dua macam cut type. Setelah
itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mencari kombinasi kedalaman potong
dan pergeseran pahat untuk mendapatkan kondisi optimum yaitu MRR yang
paling tinggi dan Ra yang paling rendah.
Proses pemesinan frais pada penelitian ini dilakukan pada sebuah
fitur pocket material baja karbon rendah dengan dimensi P x L x T adalah
20 mm x 20 mm x 1 mm. Dalam penelitian ini metode optimasi yang
digunakan adalah Response Surface Methodology. Dari hasil optimasi
diperoleh bahwa pergeseran pahat dan kedalaman potong yang
memberikan respon MRR dan Ra yang optimal berturut-turut adalah
6,7582 mm dan 0,22 mm. Dengan menggunakan parameter proses
tersebut, nilai MRR dan Ra yang didapatkan untuk zig-zag cut type adalah
9,619 mm³/detik dan 1,5124 μm sedang untuk spiral cut type adalah 8,981
mm³/detik dan 1,3824 μm.
BAB IV
Proses Pemesinan Bubut (Turning Process)
4.1 Definisi Proses Bubut
Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian
mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan Mesin Bubut.
Bentuk dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan
luar benda silindris atau bubut rata :
Dengan benda kerja yang berputar
Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point
cutting tool)
24
Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak
tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja
Proses bubut permukaan/surface turning adalah proses bubut yang
identik dengan proses bubut rata ,tetapi arah gerakan pemakanan tegak lurus
terhadap sumbu benda kerja. Proses bubut tirus/taper turning sebenarnya
identik dengan proses bubut rata di atas, hanya jalannya pahat membentuk
sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja. Demikian juga proses bubut
kontur, dilakukan dengan cara memvariasi kedalaman potong sehingga
menghasilkan bentuk yang diinginkan.
Walaupun proses bubut secara khusus menggunakan pahat bermata potong
tunggal, tetapi proses bubut bermata potong jamak tetap termasuk proses
bubut juga, karena pada dasarnya setiap pahat bekerja sendiri-sendiri. Selain
itu proses pengaturannya (seting) pahatnya tetap dilakukan satu persatu.
25
4.3 Pahat Mesin Bubut
Geometri pahat bubut terutama tergantung pada material benda kerja dan
material pahat. Terminologi standar ditunjukkan pada Gambar 4.1. Untuk
pahat bubut bermata potong tunggal, sudut pahat yang paling pokok adalah
sudut beram (rake angle), sudut bebas (clearance angle), dan sudut sisi
potong (cutting edge angle). Sudut- sudut pahat HSS yang diasah dengan
menggunakan mesin gerinda pahat (Tool Grinder Machine). Sedangkan
bila pahat tersebut adalah pahat sisipan yang dipasang pada tempat pahatnya,
geometri pahat dapat dilihat pada Gambar 4.2. Selain geometri pahat tersebut
pahat bubut bisa juga diidentifikasikan berdasarkan letak sisi potong
(cutting edge) yaitu pahat tangan kanan (Right- hand tools) dan pahat
tangan kiri (Left-hand tools), lihat Gambar 4.3.
26
Gambar 4.3. Pahat tangan kanan dan pahat tangan kiri
Gambar 4.4. pemegang pahat HSS : (a) pahat alur,(b)pahat dalam,(c) pahat
rata kanan , (d) pahat rata kiri, (e) pahat ulir.
27
4.4 Proses Boring
28
Gambar 4.5. Proses bubut
Keterangan :
Benda kerja :
do = diameter mula ; mm
dm = diameter akhir; mm
lt = panjang pemotongan; mm
Pahat :
Mesin Bubut :
a = kedalaman potong, mm
f = gerak makan; mm/putaran
n = putaran poros utama; putaran/menit
1)
2) 3)
Kecepatan potong :
πdn
v= 1000
; m / menit
d = diameter rata-rata benda kerja ( (do+dm)/2 ; mm
n = putaran poros utama ; put/menit
π = 3,14
29
Kecepatan makan :
v f = f .n; mm / menit
Waktu pemotongan :
¿
t= vf ;menit
Z = A.v;cm3 /menit
2
dimana: A=a.fmm
30
BAB V
Proses Pemesinan Gurdi (Drilling Process)
5.1 Definisi Proses Gurdi
Proses gurdi dimaksudkan sebagai proses pembuatan lubang bulat dengan
menggunakan mata bor (twist drill) . Gurdi adalah sebuah pahat pemotong
yang ujungnya berputar dan memiliki satu atau beberapa sisi poting dan galur
yang berhubungan continue disepanjang badan gurdi. Galur ini, yang dapat
atau fluida pemotong. Mesin yang digunkan untuk melakukan proses gurdi
dilakukan untuk satu pahat atau dengan banyak pahat.
5.2 MesinMesin untuk Proses Gurdi
Mesin Penggurdi Portable dan Peka
digunakan untuk operasi penggurdian yang tidak dapat dilakukan dengan
mudah pada kempa gurdi biasa.
31
Mesin penggurdi peka adalah mesin kecil berkecepatan tinggi dari
Gambar 5.1. Penggurdi Portable Gambar 5.2. Penggurdi Peka
Mesin Penggurdi Vertikal
Mesin Penggurdi vertical, mirip dengan penggurdi portable, mempunyai
mekanisme hantaran daya untuk penggurdi putar dan dirancang untuk
kerja yang lebih berat.
32
Gambar 5.3. Penggurdi Vertikal
Mesin Penggurdi Gang (Kelompok)
Kalua beebrapa spindle penggurdi dipasangkan pada meja tunggal, ini
disebut sebagai penggurdi gang atau kelompok. Jenis ini sesuai untuk
pekerjaan produksi yang harus melakukan beebrapa operasi.
Mesin Penggurdi Radial
Mesin penggurdi radial dirancang untuk pekerjaan besar kalua tidak
memungkinkan bagi benda kerja untuk digerakaan berputar bila beeberapa
lubnag harus digurdi. Mesin ini, yang ditunjukan pada gambar terdiri atas
kepala gurdi.
Gambar 5.4. Penggurdi Vertikal
Mesin Turet
33
Mesin turret mengatasi keterbatasan ruang lantai yang ditimbulkan oleh
kempa gurdi gang. Sebuah kempa gurdi KN delapan stasiun turret
ditunjukkan dalam gambar stasiuunya dapat disetel dengan berbagai
perkakas.
Gambar 5.6. Penggurdi Spindel Jamak
Mesin Penggurdi Produksi Jenis Perpindahan
Seringkali dirancang sebagai mesin otomatis, mereka melengkapi suatu
deretan dari operasi pemesinan pada stasiun yang berurutan.
34
Gambar 5.7. Penggurdi Produksi Jenis Perpindahan
5.3 Drilling Proses
Proses drilling adalah proses permesinan untuk membuat lubang bulat pada
benda kerja. Drilling biasanya dilakukan memakai pahat silindris yang memiliki
dua ujung potong yang disebut drill. Pahat diputar pada porosnya dan diumpankan
pada benda kerja yang diam sehingga menghasilkan lubang berdiameter sama
dengan diameter pahat. Mesin yang digunakan disebut drill press, tetapi mesin
lain dapat juga digunakan untuk proses ini. Lubang yang dihasilkan dapat berupa
lubang tembus (through holes) dan tak tembus (blind holes).
Terdapat beberapa jenis proses yang terkait dengan drilling. Proses ini
memerlukan lubang awal yang dibentuk dengan drilling, kemudian lubang
dimodifikasi. Beberapa proses tersebut diantaranya adalah:
1. Reaming. Digunakan untuk sedikit menambah lebar lubang, menghasilkan
toleransi yang lebih baik pada diameternya. Pahatnya disebut reamer,
biasanya berbentuk galur lurus..
2. Tapping. Proses ini dilakukan dengan pahat tap, untuk membuat internal
ulir pada permukaan dalam sebuah lubang.
3. Counterboring. Menghasilkan lubang bertingkat, lubang diameter besar
diikuti dengan lobang diameter lebih kecil. Digunakan untuk
"menyimpan" kepala baut agar tidak menonjol.
35
4. Countersinking. Serupa dengan counterboring, tetapi lubang lebar
berbentuk kerucut untuk "menyimpan" kepala sekrup bebentuk kerucut.
5. Centering. Disebut juga centerdrilling, digunakan untuk membuat lubang
awal sehingga drilling dapat dilakukan pada posisi yang lebih akurat.
Pahatnya disebut centerdrill.
5.4 Pahat Gurdi
Mata bor adalah suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien, macam
macam ukuran daripada mata bor terbagi dalam beberapa jenis, diantaranya ialah:
didalam satuan inchi, di dalam pecahan dari 1/64” sampai 3/8” dan seterusnya. Di
dalam satuan millimeter dengan setiap kenaikan bertambah 0,5 mm, dengan
nomor dari 80 – 1 dengan ukuran 0,0135 – 0,228”, dengan tanda huruf A sampai
Z dengan ukuran 0,234 – 0, 413”.
Terdapat beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk memilih mata bor yaitu :
1. Ukuran lubang
2. Benda kerja yang akan dibor
3. Sudut bibirnya
Ukuran lubang menentukan ukuran garis tengah dari mata bor, setiap mata bor
akan menghasilkan lubang yang lebih besar daripada garis tengahnya, sudut spiral
dan sudut bibir tergantung dari benda kerja yang akan dibor.
Alat penyudut dipakai untuk memeriksa sudut bibir, sisi potong yang tumpul
akan menyebabkan permukaan lubang menjadi kasar, hal ini terjadi bila jarak
0
sudut pahat dengan sisi potong 55 , untuk mengurangi akibat yang tidak baik
terhadap sisi potong, jarak perlu diperpendek dengan menggerinda mata bor yang
lebih besar. (Daryanto, 1996)
Mata bor pilin dengan spiral kecil
36
Mata bor pilin dengan spiral kecil, sudut penyayatnya 130° digunakan
untuk mengebor aluminium, tembaga, timah, seng, dan timbel.
Bor pilin dengan spiral besar, sudut penyayat 130° digunakan untuk
mengebor kuningan dan perunggu.
Mata bor pilin dengan spiral besar, sudut penyayat 80° digunakan untuk
mengebor batu pualam/ marmer, batu tulis, fiber, ebonit, dan sebagainya.
Mata bor pilin dengan spiral besar, sudut penyayat 30° digunakan untuk
mengebor jenis bahan karet yang keras (karet-karet bantalan).
37
Bor Pilin Kisar Besar Sudut Lancip
Pekerjaan yang akan dibor biasanya diadakan di catok atau di tempat kerja
yang dirancang khusus disebut jig. workholding adalah , di mana desain perangkat
workholding dibahas. Banyak contoh jig bor ditampilkan. Berkenaan dengan
keselamatan, pekerjaan tidak boleh diadakan di atas meja dengan tangan kecuali
jika tersedia leverage yang memadai, bahkan di operasi pengeboran ringan. Ini
adalah praktik berbahaya dan dapat menyebabkan kecelakaan serius, karena bor
memiliki kecenderungan untuk menangkap benda kerja dan menyebabkannya
berputar, terutama ketika bor keluar dari benda kerja. Pekerjaan yang terlalu besar
untuk dipegang dalam jig dapat dijepit langsung ke meja mesin menggunakan
baut dan klem yang sesuai dan slot atau lubang di meja. Jig dan perangkat
workholding pada mesin pengindeksan harus bebas dari permainan dan
didudukkan dengan kuat.
Kecepatan potong :
πdn
V= ; mm / menit
1000
Untuk baja
38
f = 0,084 √3 d ; mm/put
f = 0,1 √3 d ; mm/put
Kedalaman potong
a = d / 2 ; mm
Waktu pemotongan
¿
Tc = 2 fn ; menit
π d2 2 fn
Z= ; mm3 / menit
4 1000
39
BAB VI
Proses Pemesinan Freis (Milling Process)
6.1 Definisi Proses Freis
Proses pemesinan frais adalah proses penyayatan benda kerja dengan alat
potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses penyayatan dengan
gigi potong yang banyak yang mengitari pahat ini bisa menghasilkan proses
pemesinan lebih cepat. Permukaan yang disayat bisa berbentuk datar,
menyudut, atau melengkung. Permukaan benda kerja bisa juga berbentuk
kombinasi dari beberapa bentuk.
40
Mesin frais yang digunakan dalam proses pemesinan ada tiga jenis , yaitu :
3. Special purposes
Mesin jenis column and knee dibuat dalam bentuk mesin frais vertikal
dan horisontal. Kemampuan melakukan berbagai jenis pemesinan adalah
keuntungan utama pada mesin jenis ini. Pada dasarnya pada mesin jenis ini
meja (bed), sadel, dan lutut (knee) dapat digerakkan. Beberapa asesoris
seperti cekam, meja putar, kepala pembagi menambah kemampuan dari mesin
frais jenis ini. Walaupun demikian mesin ini memiliki kekurangan dalam hal
kekakuan dan kekuatan penyayatannya. Mesin frais tipe bed (bed type)
memiliki produktivitas yang lebih tinggi dari pada jenis mesin frais yang
pertama. Kekakuan mesin yang baik, serta tenaga mesin yang biasanya relatif
besar, menjadikan mesin ini banyak digunakan pada perusahaan manufaktur.
Mesin frais pada saat ini telah banyak yang dilengkapi dengan pengendali
CNC untuk meningkatkan produktivitas dan fleksibilitasnya ( Gambar 3.10).
Dengan menggunakan kendali CNC maka waktu produksi bisa dipersingkat,
bentuk benda kerja sangat bervariasi.
Gambar 6.1. Mesin freis tipe Column and knee dan mesin freis tipe bed
41
rendah, karena mesin jenis ini tidak memerlukan seting yang rumit. Selain mesin
frais manual, pada saat ini telah dibuat mesin frais dengan jenis yang sama dengan
mesin konvensional tetapi menggunakan kendali CNC (Compyter
Numerically Controlled). Dengan bantuan kendali CNC ( Gambar 3.10),
maka mesin frais menjadi sangat fleksibel dalam mengerjakan berbagai bentuk
benda kerja, efisien waktu dan biaya yang diperlukan, dan produk yang dihasilkan
memiliki ketelitian tinggi.
6.3 Metode Workholding Mesin Freis
42
numerik, alat pemegangnya diprogram untuk menjepit dan melepaskan benda
kerja.
A. Menyangga benda kerja di antara kedua pusatnya
Cara menyangga benda kerja bila benda kerja berputar
mengebor dan mengulir ujung spindel, maka digunakan perletakan tengah
kerja berdiameter kecil yang kirakira akan melenting menjauhi perkakas
pemotong. Perletakan ini bergerak bersama perkakas.
B. Between Center
Center adalah alat yang terbuat dari baja yang dikeraskan dan
dipasang pada lubang poros kepala lepas dan kepala tetap, bagian yang
memikul benda kerja menyudut 60°.
Center yang terpasang pada kepala tetap dinamakan center hidup
(jalan) karena ia ikut berputar dengan benda kerja dan yang terpasang pada
kepala lepas dinamakan center mati tinggal diam tidak berputar, selalu
bergesek dengan benda kerja yang berputar, jika tidak dipelihara dengan
baik maka ujung senter ini akan cepat aus dan rusak, oleh karena itu
pemasangannya pada benda kerja harus diberi minyak pelumas.
43
6.4 Perhitungan Variabel Proses Mesin Freis
πdn
V=
1000
Dimana :
V = kecepatan potong; m/menit
d = diameter pahat ;mm
n = putaran benda kerja; putaran/menit
Keterangan :
Benda kerja :
w = lebar pemotongan; mm
lw = panjang pemotongan ; mm lt = lv+lw+ln ; mm
a = kedalaman potong, mm
Pahat Frais :
d = diameter luar ; mm
z = jumlah gigi (mata potong)
o
χr = sudut potong utama ( 90 )untuk pahat frais selubung)
Mesin frais :
n = putaran poros utama ; rpm
vf = kecepatan makan ; mm/putaran
1. Kecepatan potong :
πdn
V= ; m / menit
1000
fz =vf /z.n;mm/menit
3. Waktu pemotongan
¿
t=
vf ;menit
44
BAB VII
CNC MACHINE
7.1 Pengertian CNC Machine
Computer Numerically Controlled dapat diartikan sebagai suatu mesin
yang dinkontrol oleh computer dengan menggunakan Bahasa pemrograman
numerik (angka dan huruf) sebagai perintah gerakan. Mesin CNC adalah
45
input data yang diolah pada software computer diteruskan ke unit pengendali
kemudian gerakan tersebut diteruskan ke mesin perkakas untuk melakukan
operasi permesinan.
Untuk mengoperasikan mesin CNC diperlukan suatu pengetahuan Bahasa
pemrograman yang dimengerti oleh mesin CNC itu sendiri karena mesin CNC
toidak memehami Bahasa manusia. Oleh karena itu, kita harus menyusun data
mesin CNC dapat memproses infromasi data yang diberikan.
Pengoperasian mesin CNC akan berjalan secara otomatis dari awal hingga
semua data yang masuk akan tersimpan di memori computer. Data data
program yang dimasukkan adalah data program perintah gerakan permesinan
pemrograman yang digunakan berupa Bahasa numerik, yaitu kombinasi huruf
dan angka yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat mesin CNC tersebut.
7.2 Perbedaan CNC Machine dan NonCNC Machine
Empat Batasan yang akan kita bahas dalam penjabaran teknologi ini:
Numerical Control (NC)
Direct Numerical Control (DNC)
Computer Numerical Control (CNC)
Distributive Numerical Control (DNC)
A. Numerical Control
Adalah teknik yang digunakan untuk mengontrol alat dan proses pada
mesin dengan menggunakan perintah kode. NC mengontrol penggunaan
instruksi tersebut dan meterjemahkan ke dalam dua tipe sinyal kontrol:
sinyal kontrol gerak dan sinyal kontrol bergantiganti. Sinyal kontrol gerak
46
adalah barisan dari rangkaian pulsa elektronik yang digunakan untuk
mengontrol posisi dan kecepatan meja mesin dan spindel. Setiap pulsa
mengaktifkan gerakan dari suatu unit penjang dasar (basic length
Unit/BLU ) yang menambah ukuran minimum dari sistem
kontrol NC yaitu 0,001 inch (atau 0,01 mm), sementara pada
kontrol CNC moder, pemecahan penambahan dapat mencapai 0,0001 inch
(atau 0,001 mm). Jumlah pulsa yang ditransmisikan pada setiap poros
menentukan penambahan posisi dan frekuensi pulsa tersebut mengatur
kecepatan poros. Fungsi kontrol bergantiganti adalah menyetel
sinyal on/off pada perkakas untuk mengontrol kecepatan dan arah dari
putaran spindel, kontrol dari sistem pendingin, pemilihan alat potong,
penjepitan dan pelepasan otomatis, dan sebagainya. NC sering ditunjukkan
pada generasi lama dari teknologi pengontrolan
angka. Sistem NC kontrol hardwired yang digunakan adalah
implementasi dari perangkat keras elektronik berdasarkan teknologi sirkuit
digital.
B. Computer Numerical Control
Adalah sistem pengontrolan angka sesuai dengan keinginan, program
yang disediakan telah dimasukkan pada pengontrolan untuk menjalankan
fungsi dasar pada sistem softwired NC, sebab sering kali fungsi kontrol
menggunakan program kontrol perangkat lunak (Control Software
Programs ). Semua kontrol angka pada mesin buatan pabrik sejak tahun
1970an merupakan tipe CNC . Sinyal kontrol sistem CNC menggunakan
perintah binari. Setiap perintah terdiri dari angka pasti dalam bits, 32
bits atau 64 bits seringdigunakan setiap bits dari data terdiri dari satu
gerakan dapat diwakilkan 1 sampai 232 = 4.294.967.296 posisis poros
yang berbeda. Pada pemecahan sistem, control : BLU = 0,0001 inch,
angka ini mewakilkan sampai 429.969 inch. Gerakan yang mungkin yaitu
lebih dari cukup untuk semua tipe aplikasi yang digunakan.
C. Direct Numerical Control
Menggunakan sebagian komputer untuk kontrol secara serentak pada
suatu grup dari alat mesin NC . Bagian utama yang dikerjakan pada
komputer adalah memprogram dan mengedit bagian program sesuai dengan
penurunan bagian pada mesin NC . Ide dari Direct Numerical Control dimulai
pada pertengahan tahun 1970 di Cincinnati Milacron and General Electric.
Padatahun 1970 sekitar enam vendor memasarkan sistem DNC. DNC tidak
digunakan secara luas pada industri utama karena dua alasan. Industri tidak
47
dapat menanggung pengeluaran setiap angka utama komputer yang
dapat mengeluarkan dana hingga mencapai satu juta dolar. Alasan lain
adalah pengenalan CNC pada tahun 1970an. Kapasitas memori yang
ditawarkan dan menarik kepandaian dari perangkat dalam yang
menyebabkan penghematan dan menggeser keinginan untuk menggunakan
sistem DNC.
D. Distributive Numerical Control
Konsep utama dari menggunakan Network untuk mengkoordinasi
pengoperasian suatu grup dari alat mesin DNC . Tampilan dari
sistem DNC ini mulai digunakan pada awal tahun 1980an dan
berkembang seiring dengan perkembangan komputer dan
teknologi komunikasi saat ini banyak mesin CNC yang menggunakan
robot, control program logic dan banyak computer yang digabungkan
dalam system DNC untuk membuat system produksi pabrik otomatis
dikerjakan.
7.3 Pemograman CNC Machine dan NC Code
48
dimasukan ke mesin dapat berupa kode G, kode M dan kode A. Pada tabel 1.
terlihat tabel kode-kode pemrograman,
Tabel 1. Fungsi dan Kegunaan tombol masukan data dari fungsi G, M dan A
Kode
Fungsi dan kegunaan
Fungsi
a. Kode fungsi G
G00 Perintah gerakan cepat tanpa penyayatan
G01 Perintah gerakan sayat linear lurus, melintang dan tirus.
G02 Gerakan perintah interpolasi melingkar searah jarum jam.
G03 Gerakan perintah interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
G04 Perintah waktu tinggal diam.
G21 Perintah pembuatan blok kosong/kantong
G24 Perintah penetapan radius
G25 Perintah pemanggilan program subrutin/subprogram.
G27 Perintah melompat ke nomor blok program
G33 Perintah pemotongan ulir tunggal
G64 Perintah mematikan motor asutan/step motor
G65 Perintah pelayanan disket atau kaset
G66 Perintah pelayanan dengan komputer (external programming system)
G73 Perintah siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
G78 Perintah siklus penyayatan ulir
G81 Perintah siklus pengeboran langsung
G82 Perintah siklus pengeboran dengan waktu tinggal diam
G83 Perintah siklus pengeboran dengan penarikan tatal
G84 Perintah siklus pembubutan memanjang
G85 Perintah siklus pereameran
G86 Perintah siklus pemotongan alur
G88 Perintah siklus pembubutan melintang
G89 Perintah siklus pereameran dengan waktu tinggal diam
G90 Perintah program harga absolut
G91 Perintah program harga inkrimental
G92 Perintah penetapan titik awal absolut
b. Kode fungsi M
M00 Perintah berhenti program
M03 Perintah sumbu utama berputar searah jarum jam
M04 Perintah sumbu utama berputar berlawanan arah dengan
M05 jarum jam Perintah sumbu utama berhenti terprogram
49
a. Perintah pergantian alat potong dengan cara terprogram b.
M06
Perhitungan panjang pahat
M17
Perintah kembali ke program utama/akhir subprogram
M30
Perintah program berakhir
M98
Perintah kompensasi kelonggaran secara otomatis Perintah
M99
parameter lingkaran
c. Kode fungsi A
A00 Salah perintah fungsi G atau M
A01 Salah perintah fungsi G02 atau G03
A02 Harga ordinat X terlalu besar
A03 Salah harga F (harga asutan)
A04 Harga ordinal Z salah
A05 Kurang perintah M30
A06 Jumlah putaran sumbu utama terlalu tinggi untuk
A08 pemrograman ulir Akhir putaran pada perekaman
A09 Program di disket/kaset tidak ditemukan
A10 Program di disket/kaset aktif
A11 Salah memuat disket/kaset
A12 Salah pengecekan
A13 Pengalihan inchi atau mm dengan pelayanan pemuatan
A14 Salah menetapkan satuan dimensi
A15 Salah harga H (tebal penyayatan)
A17 Salah subprogram
50
DAFTAR PUSTAKA
Mikkel P.Grover,2013 Fundamentls of Modern Manufacturing Materials,
Processes and Systems Fifth Edition, John Wiley & Sons, Inc.
Serope Kalpakjan, Steven R.Schimd 2009. Manufacturing Engineering and
Technology, sixth edition, pearson.
http://site.iugaza.edu.ps/sabdelall/files/2010/02/Ch21_Fundamentals_of_Machini
ng.pdf
http://digilib.unila.ac.id/20472/3/Bab%20II.pdf
http://eprints.umm.ac.id/41921/3/BAB%20II.pdf
51
Black JT, Ronald A. Kohser, 2011, De Garmo’s Materials and Processes in
Manufacturing , john Willey & Son,Inc
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131569341/pendidikan/teori-pemesinan-dasar-
proses-bubut-turning.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131569341/pendidikan/teori-pemesinan-dasar-
proses-fraiss-milling.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131569341/pengabdian/bahasa-metode-dan-
struktur-program-cnc.pdf
52