Nadila - Tugas 3 PTK Manis
Nadila - Tugas 3 PTK Manis
Nadila - Tugas 3 PTK Manis
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
NADILA
2016 84 203 003
UNIVERSITAS MUSAMUS
MERAUKE
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini menuntut adanya sumber daya manusia yang
berkualitas. Kualitas sumber daya manusia ini hanya dapat diperoleh dari proses
belajar yaitu melalui pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal.
Pendidikan formal dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum
semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada peserta didik. Pemahaman
yang dimaksud bukanlah pemahaman dalam arti sempit yaitu menghafal materi
pelajaran, namun pemahaman dalam arti luas yaitu lebih cenderung menekankan
pada kegiatan proses pembelajaran yang meliputi menemukan konsep, mencari dan
lain sebagainya serta peserta didik dituntut untuk dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Karakteristik siswa yang suka bermain dalam kelas dapat dialihkan dengan
cara belajar menggunakan sebuah permainan yang didukung dengan media
pembelajaran. Dengan menerapkan model pembelajaran Talking Stick diharapkan
siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Model pembelajaran ini dapat
menumbuhkan kerjasama antar siswa dan rasa berani siswa untuk menyampaikan
pendapat didepan kelas.
1. Siswa kurang minat belajar karena model dan media pembelajaran yang
kurang sesuai.
2. Kurangnya sikap partisipatif peserta didik dalam mengikuti pelajaran
3. Siswa kesulitan untuk dapat memahami materi pelajaran IPA karena
minimnya minat belajar.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
b) Bagi Guru
A. Kajian Teori
b. Pengertian Minat
Hilgrad dalam Slameto (2010:57) merumuskan minat
merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang
akan diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. Subini
(2011:21) mengatakan bahwa minat timbul dari orang untuk
memperhatikan, menerima, dan melakukan sesuatu tanpa adanya
yang menyuruh dan sesuatu itu dianggap penting atau berguna bagi
dirinya. Slameto (2010:180) minat pada adalah penerimaan suatu
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri.
Minat seolah-olah menonjolkan fungsi rasa dan pada
kenyataannya apa yang ada dan apa yang menarik perhatian siswa
dalam pembelajaran yang berlangsung mempengaruhi ketertarikan
siswa dalam pembelajaran selanjutnya. Minat belajar seseorang
tidak selalu stabil melainkan selalu berubah. Menurut Sardiman
(dalam purnamawati, 2015 :38) minat dapat dibangkitkan dengan
cara sebagai berikut :
1. Membangkitkan adanya kebutuhan
2. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang
lampau
3. Memberikan kesempatan untuk mendapat hasil yang
baik
4. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
(Slameto, 2010 : 57) Oleh sebab itu minat dalam belajar tidak
bisa dikesampingkan karena dari minat itu lah timbul ketertarikan
siswa akan pelajaran yang berujung kepuasan dalam pembelajaran
sehingga siswa akan mencari kelanjutan pelajaran tersebut.
2. Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam
penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai oleh adanya
kumpulan fakta saja, tetapi juga munculnya “metode ilmiah”
(scientific methods) yang terwujud melalui suatu rangkaian ”kerja
ilmiah” (working scientifically), nilai dan “sikap ilmiah” (scientific
attitudes). Sejalan dengan pengertian tersebut, IPA merupakan suatu
rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan bagan-bagan konsep
yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan
observasi, dan selanjutnya akan bermanfaat untuk eksperimentasi
dan observasi lebih lanjut.
Merujuk pada pengertian IPA di atas, maka hakikat IPA
meliputi empat unsur, yaitu: (1) produk: berupa fakta, prinsip, teori,
dan hukum; (2) proses: yaitu prosedur pemecahan masalah melalui
metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan
hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan,
pengujian hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran,
dan penarikan kesimpulan; (3) aplikasi: merupakan penerapan
metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-
hari; (4) sikap: yang terwujud melalui rasa ingin tahu tentang obyek,
fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang
menimbulkan masalah baru namun dapat dipecahkan melalui
prosedur yang benar. Oleh karena itu IPA bersifat open ended
karena selalu berkembang mengikuti pola perubahan dinamika
dalam masyarakat.
3. Model Pembelajaran Talking Stick
Joyce 1992 (Mulyono, 2013:15) menyatakan model pembelajaran
adalah suatu prencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas, atau pembelajaran dalam tutorial dan
untuk menentukan perangkat-perangkat komputer buku, film, kurikulum,
dan lain-lain. Setiap pembelajaran mengarahkan kita ke dalam desain
pembelajaran untuk membantu siswa sedemikian rupa sehingga tujuan
pembelajaran tercapai.
Menurut Trianto (2009:23), model pembelajaran mempunyai makna
yang lebih luas daripada strategi, metode, atau prosedur.Model
pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yaitu:
a. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar
(tujuan pembelajaran yang akan dicapai).
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut
dilaksanakan dengan berhasil.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu
dapat tercapai.
Setiap guru dalam mengajar senantiasa diharapkan pada pilihan
model. Terdapat berbagai macam model yang bisa dipilih guru dalam
kegiatan mengajar, namun tidak semua model bisa dikategorikan
sebagai model yang baik atau jelek. Kebaikan suatu model terletak pada
ketepatan memiliki sesuatu dengan tujuan pembelajaran. Faktor yang
mempengaruhi pemilihan dan penentuan model pembelajaran antara
lain:
a. Tujuan yang hendak dicapai
b. Materi pelajaran
c. Peserta didik (Siswa)
d. Situasi
e. Fasilitas
f. Guru
Pembelajaran yang baik adalah ketika tercipta suasana pembelajaran
yang kondusif bagi tercapainya tujuan pendidikan. Selain itu, strategi
pembelajaran juga harus memperhitungkan semua kondisi siswa, baik
itu keadaan internal maupun eksternal siswa. Salah satu metode yang
bisa membuat siswa mempunyai rasa minat terhadap pelajaran yang
akan dilaksanakan yaitu metode Talking Stick.
Talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode/model yang pada
mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua
orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum.
Model pembelajaran Talking Stick termasuk salah satu model
pembelajaran kooperatif. Strategi pembelajaran Talking Stick dilakukan
dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang wajib menjawab
pertanyaan dari guru setelah siswa memelajari materi pokoknya.
Talking Stick merupakan metode pendukung pengembangan
pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran
kooperatif merupakan suatu metode pembelajaran yang mengutamakan
adanya kelompok serta didalamnya menekankan kerjasama.
Pembelajran dengan menggunakan metode Talking Stick mendorong
siswa untuk berani mengemukakan pendapat. Pembelajaran dengan
menggunakan metode tersebut diawali oleh penjelasan guru mengenai
materi pokok yang akan dipelajari. Siswa diberi kesempatan membaca
dan mempelajari materi tersebut (Suprijono, 2010:109-110).
(Huda, 2013:225) mengemukakan bahwa ada 8 langkah dalam
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Talking
Stick:
Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya kurang lebih 20cm
Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari
materi pelajaran.
Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana.
Setelah siswa selesai membaca materi pelajran dan mempelajari isinya, guru
mempersiapkan siswa untuk menutup isi bacaan.
Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu siswa, setelah
itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut
harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa
mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
Guru memberikan kesimpulan.
Guru melakukan evaluasi/penilaian.
Guru menutup pembelajaran.
Kelebihan melakukan pemebelajaran dengan menggunakan metode
Talking Stick yaitu meliputi:
1. Menguji kesiapan siswa.
2. Melatih membaca dan memahami materi pelajaran dengan
cepat.
3. Membantu siswa untuk giat belajar.
4. Menumbuhkan partisipati siswa selama pelajaran.
5. Terwujudnya pembelajaran yang menyenangkan karena ada
unsur bermain.
6. Melatih siswa berlatih berbicara didepan siswa lain.
7. Meningkatnya minat belajar siswa.
Media Flip Chart adalah media yang dapat membantu guru untuk
melakukan komunikasi dengan siswa. Dan penelitian sebelumnya mengenai
media Flip Chart yaitu: Pengaruh Penggunaan Flip Chart Sebagai Media
Pembalajaran Sejarah Terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas X
IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Cirebon Tahun Ajaran 2014-2015 (Nilam
Arifani,2011).
Meningkatkan minat
Belajar Peserta Didik
Masalah yang sering dihadapi IPA dalam kegiatan belajar mengajar adalah
siswa yang sering merasa jenuh bahkan sering ribut sendiri. Penggunaan model
pembelajaran yang kooperatif oleh bertujuan agar merubah tingkah laku siswa
kearah yang lebih baik sehingga minat belajar siswa dapat meningkat.
A. Desain Penelitian
Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran boga dasar dengan model
pembelajaran Talking Stick. Sedangkan pada tahap observasi, peneliti mengamati,
mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama tindakan
berlangsung untuk mengetahui kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dengan
rencana tindakan yang telah ditentukan
3. Refleksi (Reflecting)
Refleksi adalah upaya evaluasi diri secara kritis dilakukan oleh tim peneliti,
kolaborator dan orang-orang yang terlibat didalam penelitian. Refleksi merupakan
bagian yang penting dalam langkah proses penelitian tindakan, dengan kegiatan
refleksi akan memantapkan kegiatan atau tindakan untuk mengatasi permasalahan
dengan memodifikasi perencanaan sebelumnya sesuai dengan apa yang dihadapi
dilapangan. Peneliti melakukan refleksi setelah pembelajaran boga dasar atau
setelah observasi selesai dilakukan. Refleksi ini penting untuk mengkaji ulang
terhadap tindakan yang telah diberikan dan implikasi yang muncul pada subyek
yang diteliti sebagai akibat adanya penelitian tindakan. Pada penelitian ini refleksi
dilakukan pada tiga tahap, yaitu a) tahap penemuan masalah, b) tahap merancang
tindakan, dan c) tahap pelaksanaan. Pada tahap penemuan dan identifikasi masalah
peneliti dan guru mata pelajaran boga dasar membahas masalah-masalah apa yang
dialami dikelas dalam pembelajaran suhu dan kalor merumuskan permasalahan
tersebut secara operasional, serta merumuskan solusi apa yang digunakan untuk
perbaikan dalam pembelajaran tersebut. Hasil refleksi pada tahap tindakan diikuti
dengan perbaikan rancangan tindakan yang dibuat dan dapat digunakan untuk
pelaksanaan tindakan selanjutnya.
1. Lokasi Penenlitian
2. Waktu Penelitian
C. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah peserta didik kelas VII Putri MTs Al-Hikmah
Merauke tahun pelajaran 2020/2021.
D. Prosedur Penelitian
Perencanaan
Penemuan Menyusun skenario
1. Peserta didik mudah bosan pembelajaran IPA
2. Kurang aktif Menggunakan model
pembelajaran Talking Stick
3. Suasana kelas tidak kondusif dengan media Flip Chart yang
dikembangakan
Siklus 1
Observasi
Pengumpulan data tentang Tindakan
efek penerapan model Melaksanakan skenario
pembelajaran Talking Stick pembelajaran IPA
dengan media Flip Chart Menggunakan model
yang dikembangkan pembelajaran Talking Stick
dengan media Flip Chart yang
dikembangkan.
Refleksi
Analisi data (tentang efek
penerapan model
pembelajaran Talking stick
dengan media Flip Chart
yang dikembangkan) yang
diperoleh dari hasil
pekerjaan peserta didik,
hasil wawancara, lembar
observasi, dan hasil
pelaksanaan pembelajaran
Perencanaan Tindakan
Menyusun skenario
pembelajaran IPA Melaksanakan skenario
Menggunakan model pembelajaran IPA
pemebelajaran Talking Stick Menggunakan model
dengan media Flip Chart pembelajaran Talking Stick
yang dikembangakan dengan media Flip Chart yang
dengan perbaikan-perbaikan dikembangakan
siklus 1.
yang dikembangkan.
Siklus 2
Refleksi Observasi
Refleksi Observasi
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 161) data adalah
hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. Tahap ini
merupakan tahapan yang sangat penting karena dengan pengumpulan data, maka
peneliti akan mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Pengumpulan data penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan cara, yaitu:
observasi, dokumentasi, dan tes pencapaian hasil belajar
1. Menghitung rata-rata
Untuk menghitung rata-rata digunakan rumus:
𝑋̅
𝑋̅ =
∑ 𝑋𝑖
Keterangan :
𝑋̅ = 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑋̅ = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
T
KB x100%
Tt
Keterangan:
3. Persentase Ketuntasan
x
x100%
y
Keterangan:
G. Indikator Keberhasilan
1. Pra Siklus
Pada tanggal 23 Oktober 2019 peneliti melaksanakan tes awal pada peserta
didik Kelas VII dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik
pada materi suhu dan perubahannya. Sebelum mengerjakan soal, peneliti meminta
peserta didik untuk mengerjakan soal dengan jujur dan mandiri, karena hasil dari
pre-test ini tidak ada pengaruhnya terhadap nilai peserta didik.
Tes awal ini diikuti oleh 26 peserta didik Kelas VII dan berlangsung dengan
tertib dan lancar. Pada tes awal ini peneliti memberikan 10 buah butir soal isian.
Pre-test ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap
materi suhu dan perubahannya yang hendak diajarkan, dan sebagai skor awal
peserta didik. Adapun hasil dari tes awal peserta didik Kelas VII mata pelajaran
IPA pokok bahasan bagaimana mengetahui suhu suatu benda di MTs Al-Hikmah
Merauke dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Pra
No Nama Keterangan
Siklus
1 AK 40 TIDAK TUNTAS
2 TY 40 TUNTAS
3 LK 30 TUNTAS
4 KM 35 TIDAK TUNTAS
5 Y 30 TIDAK TUNTAS
6 BG 65 TIDAK TUNTAS
7 FV 70 TUNTAS
8 FR 60 TIDAK TUNTAS
9 DF 50 TIDAK TUNTAS
10 ER 30 TIDAK TUNTAS
11 BG 68 TIDAK TUNTAS
12 FR 50 TIDAK TUNTAS
13 HY 40 TIDAK TUNTAS
14 KP 45 TUNTAS
15 WQ 50 TUNTAS
16 ES 60 TIDAK TUNTAS
17 ZA 60 TUNTAS
18 QA 65 TIDAK TUNTAS
19 WQ 66 TIDAK TUNTAS
20 EW 55 TIDAK TUNTAS
21 RT 65 TIDAK TUNTAS
22 TR 50 TUNTAS
23 ZX 45 TIDAK TUNTAS
24 FD 40 TIDAK TUNTAS
25 HG 40 TIDAK TUNTAS
26 CV 65 TIDAK TUNTAS
PRASIKLUS
TUNTAS TIDAK TUNTAS
19
Dari hasil pre-test tersebut diketahui bahwa peserta didik dengan jumlah 26
peserta, yang tidak mencapai ketuntasan belajar adalah sebanyak 19 peserta dan 7
peserta mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan tabel dapat diketahui juga, nilai
rata-rata peserta didik pada pre-test adalah sebesar 50,54 dan ketuntasan belajar
sebesar 27%.
Dalam pre-test ini menunjukan bahwa sebagian besar peserta didik Kelas
VII belum menguasai materi bagaimana mengetahui suhu suatu benda. Hal tersebut
dapat terlihat dari sikap peserta didik yang masih bingung dan kesulian dalam
mengerjakan soal pre-test. Berdasarkan hasil pre-test tersebut peneliti ingin
memperbaiki ini dengan melakukan peneltian pada materi bagaimana mengatahui
suhu suatu benda dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah yang dapat
membentu meningkatkan pemahaman peserta didik. Tujuan dari peneitian ini yaitu
untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar peseta didik pada mata pelajaran
IPA di Kelas VII. Dengan adanya metode pembelajaran ceramah ini diharapkan
peserta didik lebih mudah memahami materi sehingga hasil belajar peserta didik
meningkat.
Kegiatan Awal
Pertemuan pada hari Senin 30 Oktober 2019 dilaksanakan pada pukul 07.30
–08.50 WIT di MTs Al-Hikmah Merauke. Peneliti memulai kegiatan awal
pembelajaran dengan memberikan salam dan mengajak peserta didik berdoa
bersama, memeriksa daftar hadir peserta didik, menginformasikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai sekaligus memotivasi peserta didik untuk aktif
dalam kegiatan pembelajaran, menyampaikan pentingnya materi ini dalam
kehidupan sehari-hari (10 menit).
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
Tes
No Nama Akhir KETERANGAN
Siklus I
1 AK 60 TUNTAS
2 TY 55 TIDAK TUNTAS
3 LK 65 TUNTAS
4 KM 65 TUNTAS
5 Y 55 TUNTAS
6 BG 70 TUNTAS
7 FV 75 TIDAK TUNTAS
8 FR 65 TUNTAS
9 DF 68 TUNTAS
10 ER 35 TIDAK TUNTAS
11 BG 75 TIDAK TUNTAS
12 FR 65 TIDAK TUNTAS
13 HY 60 TUNTAS
14 KP 55 TUNTAS
15 WQ 60 TUNTAS
16 ES 65 TUNTAS
17 ZA 68 TIDAK TUNTAS
18 QA 75 TUNTAS
19 WQ 75 TUNTAS
20 EW 60 TIDAK TUNTAS
21 RT 75 TIDAK TUNTAS
22 TR 65 TIDAK TUNTAS
23 ZX 60 TUNTAS
24 FD 60 TUNTAS
25 HG 45 TIDAK TUNTAS
26 CV 65 TIDAK TUNTAS
SIKLUS 1
TUNTAS TIDAK TUNTAS
15
11
NO URAIAN KETERANGAN
1. Jumlah peserta didik seluruhnya 26 peserta
2. Jumlah peserta tes 26 peserta
3. Nilai rata-rata peserta didik 63,12
4. Jumlah peserta didik yang tuntas 11
5. Jumlah peserta didik yang tidak tuntas 15
6. Ketuntasan belajar (%) 58%
Aspek aktivitas peserta didik berupa aktivitas peserta didik yang sesuai
dengan pembelajaran yang menggunakan model Talking Stick. Perhitungan
interval dan kategori skor aktivitas peserta didik disajikan dalam tabel berikut.
Berdasarkan tabel tersebut maka interval dan kategori skor aktivitas peserta
didik siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
b. Siklus II
1). Tahap Perencanaan Tindakan
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
Tes
No Nama Akhir Keterangan
Siklus I
1 AK 60 TIDAK TUNTAS
2 TY 55 TIDAK TUNTAS
3 LK 60 TIDAK TUNTAS
4 KM 60 TUNTAS
5 Y 58 TUNTAS
6 BG 70 TUNTAS
7 FV 80 TUNTAS
8 FR 68 TIDAK TUNTAS
9 DF 65 TUNTAS
10 ER 50 TUNTAS
11 BG 78 TUNTAS
12 FR 65 TIDAK TUNTAS
13 HY 65 TUNTAS
14 KP 60 TUNTAS
15 WQ 65 TUNTAS
16 ES 70 TUNTAS
17 ZA 70 TUNTAS
18 QA 78 TUNTAS
19 WQ 78 TUNTAS
20 EW 65 TUNTAS
21 RT 78 TUNTAS
22 TR 68 TUNTAS
23 ZX 65 TIDAK TUNTAS
24 FD 65 TUNTAS
25 HG 50 TIDAK TUNTAS
26 CV 70 TIDAK TUNTAS
SIKLUS 2
TUNTAS TIDAK TUNTAS
18
NO URAIAN KETERANGAN
1. Jumlah peserta didik seluruhnya 26 peserta
2. Jumlah peserta tes 26 peserta
3. Nilai rata-rata peserta didik 63,12
4. Jumlah peserta didik yang tuntas 18
5. Jumlah peserta didik yang tidak tuntas 8
6. Ketuntasan belajar (%) 69%
Dari hasil siklus II tersebut mengalami peningkatan diketahui bahwa peserta
didik dengan jumlah 26 peserta, yang tidak mencapai ketuntasan belajar adalah
sebanyak 8 peserta dan 18 peserta mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan tabel
dapat diketahui juga, nilai rata-rata peserta didik adalah sebesar 66 dan ketuntasan
belajar sebesar 69%.
5). Aspek aktivitas peserta didik berupa aktivitas peserta didik yang sesuai
dengan pembelajaran yang menggunakan model Talking stick. Perhitungan interval
dan kategori skor aktivitas peserta didik disajikan dalam tabel berikut.
Jumlah Item Skor Maksimum Skor Minimum SDi Mi
10 50 10 6,67 30
Berdasarkan tabel tersebut maka interval dan kategori skor aktivitas peserta
didik siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
c. Siklus III
1) 1). Tahap Perencanaan Tindakan
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
Tes
No Nama Akhir Keterangan
Siklus I
1 AK 65 TUNTAS
2 TY 60 TUNTAS
3 LK 65 TUNTAS
4 KM 65 TUNTAS
5 Y 65 TUNTAS
6 BG 73 TUNTAS
TIDAK
7 FV 83 TUNTAS
8 FR 70 TUNTAS
9 DF 68 TUNTAS
10 ER 58 TUNTAS
11 BG 80 TUNTAS
12 FR 68 TUNTAS
13 HY 67 TUNTAS
14 KP 68 TUNTAS
15 WQ 65 TUNTAS
16 ES 74 TUNTAS
17 ZA 75 TUNTAS
18 QA 78 TUNTAS
19 WQ 80 TUNTAS
20 EW 68 TUNTAS
21 RT 80 TUNTAS
22 TR 68 TUNTAS
23 ZX 68 TUNTAS
TIDAK
24 FD 70 TUNTAS
TIDAK
25 HG 65 TUNTAS
TIDAK
26 CV 75 TUNTAS
SIKLUS 3
TUNTAS TIDAK TUNTAS
22
NO URAIAN KETERANGAN
1. Jumlah peserta didik seluruhnya 26 peserta
2. Jumlah peserta tes 26 peserta
3. Nilai rata-rata peserta didik 70,04
4. Jumlah peserta didik yang tuntas 22
5. Jumlah peserta didik yang tidak 4
tuntas
6. Ketuntasan belajar (%) 85%
Dari hasil siklus III tersebut mengalami peningkatan diketahui bahwa
peserta didik dengan jumlah 26 peserta, yang tidak mencapai ketuntasan belajar
adalah sebanyak 4 peserta dan 22 peserta mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan
tabel dapat diketahui juga, nilai rata-rata peserta didik adalah sebesar 70,04 dan
ketuntasan belajar sebesar 85%.
3) Refleksi
Berdasarkan hasil post-tes siklus III dapat diperoleh beberapa hal sebagai
berikut:
1. Berdasarkan hasil post-test Siklus III menunjukkan bahwa hasil
belajar peserta didik mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dari
nilai post-test Siklus III yang lebih baik dari hasil post-test Siklus II.
Ketuntasan belajar peserta didik juga lebih baik, terbukti dengan
meningkatnya ketuntasan belajar peserta didik dari 69% (post-test II)
menjadi 85% (post-tes II). Ketuntasan tersebut sudah sesuai dengan
yang diharapkan yaitu minimal 75% dari jumlah peserta didik yang
mengikuti tes.
2. Kegiatan peeliti dan peserta didik dalam proses pembelajaran sudah
menunjukkan tingkat keberhasilan pada kriteria sangat baik.
3. Respon peserta didik terhadap model pembelajaran TGT sangat
positif.
Dari uraian tahap refleksi pada Siklus III di atas, secara umum pada Siklus
III sudah adanya peningkatan partisipasi aktif dari peserta didik dan adanya
peningkatan hasil belajar bagi peserta didik serta keberhasilan peneliti dalam
menerapkan model pembelajaran Talking Stick. Pada penelitian Siklus III masalah-
masalah yang ditemukan pada observasi awal telah teratasi dengan baik, hal ini
ditunjukkan dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan telah tercapai oleh
karena itu tindakan dikatakan berhasil dan cukup.
Aspek aktivitas peserta didik berupa aktivitas peserta didik yang sesuai
dengan pembelajaran yang menggunakan model Talking Stick. Perhitungan
interval dan kategori skor aktivitas peserta didik disajikan dalam tabel berikut.
Jumlah Item Skor Maksimum Skor Minimum SDi Mi
10 50 10 6,67 30
Berdasarkan tabel tersebut maka interval dan kategori skor aktivitas peserta
didik siklus III dapat dilihat pada tabel berikut.
80 83
75
70 66 70.04
63.12
58
50.54 50
35
30
85%
69%
58%
27%
B. Pembahasan
Penelitian ini brtujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar fisika
peserta didik menggunakan model pembelajaran Talking Stick dengan media Flip
Chart materi Suhu dan Perubahannya pada peserta didik kelas VII MTs Al-Hikmah
Merauke. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak 3 siklus dengan
masing-masing siklus terdiri atas 2 kali pertemuan dimana pertemuan 1 merupakan
proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Talking stick dengan
media Flip Chart dan pertemuan 2 merupakan tes akhir siklus yang dilakukan guna
mengetahui kemampuan hasil belajar fisika peserta didik.
Sedangkan pada aktivitas peserta didik pada siklus 1 terlihat bahwa pada
kategoris sangat tinggi sebesar 4%, kategori tinggi 54%, kategori sedang 38% dan
kategori rendah 4%. Pada aktivitas peserta didik tersebut terlihat bahwa
keberhasilan aktivitas peserta didik masih rendah, terlihat pada aktivitas peserta
didik pada kategori sangat tinggi dan tinggi belum mencapai indikator keberhasilan
yaitu 80%.
Media Flip Chart adalah media yang dapat membantu guru untuk
melakukan komunikasi dengan siswa. Dan penelitian sebelumnya mengenai media
Flip Chart yaitu: Pengaruh Penggunaan Flip Chart Sebagai Media Pembalajaran
Sejarah Terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA Madrasah Aliyah
Negeri 1 Cirebon Tahun Ajaran 2014-2015 (Nilam Arifani,2011).
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi peserta didik harus lebih aktif dalam proses pemelajaran agar dapat
mudah memahami materi pembelajaran.
2. Dalam meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik, guru
hendaknya lebih antusias dalam proses belajar mengajar dengan model
pembelajaran Talking stick menggunakan media Flip Chart.
3. Memberikan bimbingan kelompok dengan maksimal.
LAMPIRAN
Pertemuan 1
No Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 jumlah Kategori
1 AK 5 4 5 3 2 3 4 5 3 4 38 Baik
2 TY 5 5 4 3 1 4 5 3 4 5 39 Baik
3 LK 4 5 4 3 4 2 5 3 2 4 36 Baik
4 KM 5 4 5 3 4 5 4 4 3 4 41 Sangat Baik
5 Y 4 4 4 5 4 3 4 4 3 5 40 Baik
6 BG 5 4 3 4 5 4 5 4 3 2 39 Baik
7 FV 5 4 3 2 1 3 4 2 1 3 28 Cukup
8 FR 5 5 3 2 4 5 4 5 3 3 39 Baik
9 DF 5 5 3 2 4 5 3 2 3 4 36 Baik
10 ER 4 2 1 3 2 4 2 1 3 4 26 Rendah
11 BG 3 2 4 2 5 4 3 2 4 2 31 Cukup
12 FR 3 4 5 3 2 4 1 4 5 2 33 Cukup
13 HY 3 4 2 3 4 4 5 3 4 3 35 Baik
14 KP 4 5 3 2 4 5 4 2 3 3 35 Baik
15 WQ 4 3 4 3 5 2 5 3 4 2 35 Baik
16 ES 3 4 5 3 4 2 4 2 5 3 35 Baik
17 ZA 3 4 5 2 4 5 3 3 2 3 34 Baik
18 QA 4 5 3 2 4 2 4 2 3 3 32 Cukup
19 WQ 4 3 2 4 4 3 5 3 2 3 33 Cukup
20 EW 4 4 3 3 3 2 1 4 3 3 30 Cukup
21 RT 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 33 Cukup
22 TR 4 4 3 5 3 4 3 4 3 3 36 Baik
23 ZX 3 4 2 4 5 3 4 3 4 3 35 Baik
24 FD 3 2 3 2 4 3 4 3 3 3 30 Cukup
25 HG 4 3 4 3 4 5 3 2 2 1 31 Cukup
26 CV 3 3 4 2 4 5 3 4 3 2 33 Cukup
Pertemuan 1
No Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Kategori
1 AK 5 5 4 3 5 4 5 4 3 4 42 Sangat Baik
2 TY 5 4 5 4 3 4 5 2 3 4 39 Baik
3 LK 4 5 3 4 5 4 3 5 4 5 42 Sangat Baik
4 KM 5 4 3 5 2 4 5 4 3 4 39 Baik
5 Y 5 4 3 4 2 5 2 3 4 2 34 Baik
6 BG 4 5 3 4 2 4 5 3 4 3 37 Baik
7 FV 3 4 5 4 3 4 5 3 4 3 38 Baik
8 FR 4 5 4 3 4 5 2 3 2 3 35 Baik
9 DF 3 4 5 3 2 4 5 3 4 2 35 Baik
10 ER 4 5 4 2 3 4 5 3 4 3 37 Baik
11 BG 4 5 4 3 2 3 3 4 5 3 36 Baik
12 FR 5 5 3 4 5 3 2 3 4 5 39 Baik
13 HY 4 5 4 5 5 3 4 2 3 3 38 Baik
14 KP 5 4 4 3 2 4 5 5 3 3 38 Baik
15 WQ 5 4 5 3 3 4 5 4 3 4 40 Baik
16 ES 4 4 5 4 3 2 4 5 3 4 38 Baik
17 ZA 5 4 4 3 2 4 5 4 4 2 37 Baik
18 QA 5 3 4 3 4 5 3 3 3 3 36 Baik
19 WQ 3 4 5 2 3 4 4 3 4 4 36 Baik
20 EW 4 5 5 3 3 4 5 5 5 2 41 Sangat Baik
21 RT 5 5 4 3 2 2 3 4 2 2 32 Cukup
22 TR 5 5 5 3 4 4 4 3 5 5 43 Sangat Baik
23 ZX 5 4 3 3 3 4 5 4 4 3 38 Baik
24 FD 4 5 5 4 5 5 4 3 3 3 41 Sangat Baik
25 HG 4 5 5 3 4 4 3 2 4 3 37 Baik
26 CV 5 5 4 2 3 4 3 4 5 4 39 Baik
Lampiran data aktivitas peserta didik pada siklus 3
Pertemuan 1
No Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Kategori
1 AK 5 5 4 3 3 4 3 3 3 3 36 Baik
2 TY 5 5 4 3 4 4 4 4 3 3 39 Baik
3 LK 3 4 4 5 5 4 3 4 3 3 38 Baik
4 KM 5 5 4 3 4 4 3 3 4 4 39 Baik
5 Y 5 5 4 3 2 5 5 4 4 3 40 Baik
6 BG 4 4 4 5 4 3 4 4 3 4 39 Baik
7 FV 5 5 5 4 3 4 4 3 4 3 40 Baik
8 FR 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 40 Baik
9 DF 5 5 4 3 3 4 3 4 3 3 37 Baik
10 ER 4 4 3 5 4 4 4 3 3 4 38 Baik
11 BG 5 5 4 4 4 3 4 3 4 3 39 Baik
12 FR 4 4 3 4 4 3 3 3 4 5 37 Baik
13 HY 5 4 3 4 5 4 4 3 2 3 37 Baik
14 KP 4 4 5 3 4 4 5 4 3 4 40 Baik
15 WQ 5 5 4 4 5 3 4 4 5 3 42 Sangat Baik
16 ES 4 4 5 2 3 4 4 5 4 4 39 Baik
17 ZA 5 5 4 5 4 4 4 3 4 3 41 Sangat Baik
18 QA 4 5 5 5 5 3 4 4 3 3 41 Sangat Baik
19 WQ 5 4 4 3 4 4 3 5 5 3 40 Baik
20 EW 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 41 Sangat Baik
21 RT 4 4 4 5 5 3 3 4 4 5 41 Sangat Baik
22 TR 5 4 5 5 4 5 4 4 3 3 42 Sangat Baik
23 ZX 4 4 4 5 4 5 4 5 3 3 41 Sangat Baik
24 FD 5 5 4 5 3 4 4 4 3 3 40 Baik
25 HG 5 5 5 4 4 3 4 3 4 4 41 Sangat Baik
26 CV 5 4 4 3 5 3 4 4 4 3 39 Baik
DAFTAR PUSTAKA