TUGAS 1 PBAF RAHMI LAILA 19175013-Min PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 36

Tugas 1

Kamis / 05-09-2019

TUGAS 1
MAKALAH PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA
Pengertian, Jenis-Jenis, Karakteristik Bahan Ajar Cetak

OLEH :
NAMA : RAHMI LAILA
PRODI : PENDIDIKAN FISIKA
DOSEN PEMBIMBING : Prof. Dr. Hj. Festiyed, M.S
Dr. H. Asrizal, M.Si

JURUSAN FISIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyusun tugas ini dengan judul “Pengertian,
Jenis-Jenis, Karakteristik Bahan Ajar Cetak”.

Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat masalah, namun


hal tersebut dapat diatasi dengan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak.
Maka penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Pengembangan Bahan Ajar Fisika, pengarang buku serta pembuat blog (internet)
yang sangat membantu sebagai pencarian bahan dalam pembuatan tugas ini, dan
teman-teman yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam pembuatan
makalah ini.

Tugas ini telah diusahakan untuk dapat diselesaikan dengan sebaik


mungkin, namun saya sebagai penulis menyadari bahwa tidak ada karya yang
sempurna. Untuk itu semua kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan, sebagai bahan penyempurnaan dimasa yang akan datang. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua serta mendapat Ridho disisi Allah dan
dapat menjadi salah satu referensi dalam ilmu pengetahuan.

Padang, 4 September 2019

Penulis

DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................……….. ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang……………………………………………………....... 1
B. Pembatasan Masalah ……………………………………………….... 1
C. Perumusan Masalah ……………………………………………….... 2
D. Tujuan Penulisan …………………………………………………...... 2
E. Manfaat Penulisan ………………………………………………….... 2
BAB II KAJIAN TEORI ………………………………………………………….. 3
A. Landasan Agama.................................................................................... 3
B. Landasan Yuridis.....................................................................................
4
C. Pengertian Bahan Ajar............................................................................
D. Hand Out.................................................................................................. 5
E. Modul.......................................................................................................
5
F. Buku.........................................................................................................
1. Diktat....................................................................................................... 7
2. Buku Ajar................................................................................................
10
3. Buku Teks...............................................................................................
4. LKS......................................................................................................... 11
5. Pamflet....................................................................................................
12
19
21
24

BAB III PEMBAHASAN............................................................................................ 27


BAB III PENUTUP ………………………………………………………………… 29
A. Kesimpulan.............................................................................................. 29
B. Saran......................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 30

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan komponen isi pesan dalam kurikulum yang harus
disampaikan kepada siswa. Komponen ini memiliki bentuk pesan yang beragam, ada
yang bebentuk fakta, konsep, prinsip, atau kaidah prosedur, problema dan sebagainya.
Komponen ini berperan sebagai isi atau materi yang harus dikuasai siswa dalam proses
pembelajaran. Skop dan sekuen materi pembelajaran telah tersusun secara sistematis
dalam struktur organisasi kurikulum pendidikan dan pelatihan.
Sifat materi kurikulum yang tersusun dalam silabus hanya bersifat pokok-pokok
materi, maka untuk kelancaran dalam pelaksanaan pembelajaran, materi pembelajaran
perlu dikembangkan terlebih dahulu dengan cara melengkapinya dalam bentuk bahan
pembelajaran yang utuh. Sebagai pendamping oleh guru dalam menyampaikan
pembelajaran perlu namanya bahan pembelajaran.
Bahan pembelajaran dalam konteks pembelajaran merupakan salah satu
komponen yang harus ada, karena bahan pembelajaran merupakan suatu komponen
yang harus dikaji, dicermati, dipelajari dan dijadikan bahan materi yang akan dikuasai
oleh siswa dan sekaligus dapat memberikan pedoman untuk mempelajarinya. Tanpa
bahan pembelajaran maka pembelajaran tidak akan menghasilkan apa-apa.
Bahan pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan
pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berperan sebagai bahan belajar mandiri,
apabila bahan pembelajaran didesain secara lengkap. Bahan pembelajaran ini dilengkapi
dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai, materi pembelajaran
yang diuraikan dalam kegiatan belajar, ilustrasi media, prosedur pembelajaran, latihan
yang harus dikerjkan dilengkapi rambu jawaban, tes formatif dilengkapi dengan kunci
jawaban, umpan balik, daftar pustaka.

B. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan makalah ini lebih terfokus, maka makalah ini akan membahas
pengertian, karakteristik dan jenis-jenis bahan ajar cetak meliputi hand out, modul, buku
(diktat, buku ajar dan buku teks).

1
2

C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, terdapat beberapa perumusan
masalah yang dapat dibuat, diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan bahan ajar?
2. Apa pengertian, jenis-jenis dan karakteristik hand out?
3. Apa pengertian, jenis-jenis dan karakteristik modul?
4. Apa pengertian, jenis-jenis dan karakteristik diktat?
5. Apa pengertian, jenis-jenis dan karakteristik buku ajar?
6. Apa pengertian, jenis-jenis dan karakteristik buku teks?
7. Apa pengertian, jenis-jenis dan karakteristik LKS?
8. Apa pengertian, jenis-jenis dan karakteristik pamflet?
D. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan pembatasan masalah, tujuan dalam pembuatan makalah ini
adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian bahan ajar.


2. Untuk mengetahui pengertian, jenis-jenis dan karakteristik dari hand out.
3. Untuk mengetahui pengertian, jenis-jenis dan karakteristik dari modul.
4. Untuk mengetahui pengertian, jenis-jenis dan karakteristik dari diktat.
5. Untuk mengetahui pengertian, jenis-jenis dan karakteristik dari buku ajar.
6. Untuk mengetahui pengertian, jenis-jenis dan karakteristik dari buku teks.
7. Untuk mengetahui pengertian, jenis-jenis dan karakteristik dari LKS.
8. Untuk mengetahui pengertian, jenis-jenis dan karakteristik dari pamflet.
E. Manfaat Penulisan
Manfaat dalam pembuatan makalah ini antara lain:
1. Memahami pengertian, jenis-jenis dan karakteristik bahan ajar cetak seperti hand
out, modul dan buku ( diktat, buku ajar dan buku teks).
3

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Landasan Agama
Pada dasarnya konsep belajar itu selalu menunjukkan kepada suatu proses
perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman
tertentu. Hal-hal ini dapat terlaksana dengan baik atas ketersediaan bahan ajar yang baik
sehingga materi-materi yang diajarkan dapat tersampaikan dengan benar. Hal ini sejalan
dengan Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al- maidah ayat 46 :

Artinya : Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera
Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah
memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan
cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu
Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang
bertakwa

Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan pelajaran
yang baik dan berbantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.
4

Artinya : Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka
meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) nya, Oleh sebab itu, hendaklah mereka
bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata
yang benar.
Berdasarkan Q.S Al-maidah ayat 46 diketahui bahwa al-qur’an diturunkan untuk
menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya. Al-qur’an berisi petunjuk dan pedoman bagi
umat manusia. Begitu juga dalam pengembangan bahan ajar, baik cetak maupun non
cetak diharapkan mampu menjadi pedoman bagi siswa dalam melaksanakan
pembelajaran. Bahan ajar yang baik mencantumkan petunjuk belajar bagi siswa dan
disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa.Seperti yang dijelaskan
pada ayat selanjutnya, bahwa dalam menjelaskan pelajaran hendaknya melakukan yang
terbaik untuk agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Itulah sebabnya pentingnya
mengembangkan bahan ajar yang baik dan menarik agar proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik.

B. Landasan Yuridis
Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor 20
Tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan nasional berperan mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, disebutkan dalam undang-undang
tersebut bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal
1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
5

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya Kemendiknas


2010menyatakan bahwa bahan ajar cetak dikembang kan memberikan kontribusi positif
dalam hal: (1) membantu terjadinya proses pembelajaran dan pengembangan
kompetensi (2) memberikan pengalaman yang nyata dan real (3) memotivasi adanya
tindakan (action).
C. Pengertian Bahan Ajar Cetak
Bahan ajar dapat diartikan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun
secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan
guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar bersifat sistematis artinya
disusun secara urut sehingga memudahkan siswa belajar. Di samping itu bahan ajar
juga bersifat unik dan spesifik. Unik maksudnya bahan ajar hanya digunakan untuk
sasaran tertentu dan dalam proses pembelajaran tertentu, dan spesifik artinya isi bahan
ajar dirancang sedemikian rupa hanya untuk mencapai kompetensi tertentu dari sasaran
tertentu (Sungkono. 2003).

Dalam kegiatan pembelajaran bahan ajar sangat penting artinya bagi guru dan
siswa. Guru akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan efektivitas
pembelajarannya jika tanpa disertai bahan ajar yang lengkap. Begitu pula bagi siswa,
tanpa adanya bahan ajar siswa akan mengalami kesulitan dalam belajarnya. Hal tersebut
diperparah lagi jika guru dalam menjelaskan materi pembelajarannya cepat dan kurang
jelas. Oleh karena itu bahan ajar merupakan hal yang sangat penting untuk di-
kembangkan sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Bahan ajar pada
dasarnya memiliki beberapa peran baik bagi guru, siswa, dan pada kegiatan
pembelajaran.
Pendidikan saat ini menggadang-gadang menanamkan pendidikan karakter kepada
siswa. Karakter tersebut dianataranya aktif, kreatif dan inovatif. Karakter siswa yang
masih menerima apa yang diberikan pendidik masih menjadi salah satu masalah kurang
tercapainya tujuan pendidikan di Indonesia, ini disebabkan oleh beberapa fakor
diantaranya, bahan ajar atau sumber belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran
kurang bervariasi. Bahan ajar yang digunakan kurang dapat membantu peserta didik
untuk aktif dan kreatif, peserta didik hanya terfokus pada salah satu buku pegangannya
atau buku yang digunakan oleh pendidik untuk mengajar, sehingga peserta didik hanya
menerima apa yang disampaikan oleh pendidik saja (Festiyed, 2015: 50). Oleh sebab
6

itu, diharapkan bahan ajar yang dibuat oleh guru dapat meningkatkan minat belajar
siswa sehingga penanaman nilai-nilai karakter tersebut dapat terlaksana dengan baik,
sehingga tujuan pendidikan di Indonesia dapat terwujud. Berikut ini contoh-conoth
bahan ajar non cetak yang dapat dikembangkan oleh guru, dianatanya yaitu handout,
modul, buku (buku ajar, buku teks, diktat) LKS dan pamflet.

D. Hand Out
Hand out adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik. Menurut kamus Oxford hal 389, handout is
prepared statement given. Handout adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh pem-
bicara. Hand out biasanya diambilkan dari beberapa literatur yang memiliki relevansi
dengan materi yang diajarkan/ KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta
didik. Saat ini handout dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara
down-load dari internet, atau menyadur dari sebuah buku (Depdiknas. 2008)

1. Pengertian dan tujuan


Handout atau HO adalah “segala sesuatu” yang diberikan kepada mahasiswa
ketika mengikuti kegiatan perkuliahan. HO dimaksudkan untuk memperlancar dan
memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran sebagai pegangan bagi
mahasiswa. HO dapat digunakan untuk beberapa kali pertemuan sangat tergantung dari
disain dan lama waktu untuk penyelesaian satuan perkuliahan tersebut. Guru dan siswa
dapat menggunakan bahan ajar sebagai sumber belajar alternatif. Salah satu bahan ajar
yang dapat digunakan adalah handout (Asrizal, 2018: 6)

2. Komponen Handout
Komponen handout terdiri dari:
a. Identitas handout: Nama fakultas, jurusan/prodi, kode mata kuliah, nama mata kuliah,
pertemuan ke, handout ke, jumlah halaman dan mulai berlakunya handout.
b. Materi pokok/materi pendukung perkuliahan yang akan disampaikan; kepedulian, ke-
mauan dan keterampilan dosen dalam menyajikan ini sangat menentukan kualitas HO.

3. Jenis Handout
Jenis handout dibagi berdasarkan karakteristik mata kuliah yang dibedakan
7

menjadi 2 (dua) yaitu handout mata kuliah praktek dan non praktek.
a. Handout untuk mata kuliah praktek berisi:
1) Materi pokok kegiatan praktek, di dalamnya;
2) Langkah-langkah kegiatan/proses yang harus dilakukan mhs, langkah demi langkah
dalam memilih alat, merangkai dan menggunakan alat/ instrumen yang akan
digunakan/dipasangkan dalam unit/rangkaian kegiatan praktek
3) Pembelajaran dengan melakukan praktek ini berbeda dengan pembelajaran teori,
pengalaman dan keterampilan mhs sangat diharapkan dalam penggunaan alat/instrumen
praktek (harus mutlak benar), salah dalam merangkai/menggunakan akan berakibat fatal
, kerusakan atau bahkan kecelakaan.
4) Perlu/seringkali dilakukan pre-test terlebih dulu, sebelum mhs memasuki ruangan
lab/bengkel, untuk mengetahui sejauh mana mhs telah siap dengan segala apa yang akan
dilakukan praktek tsb.
5) Penggunaan alat evaluasi (reported sheet) sangat diperlukan untuk umpan balik dan
untuk melihat tingkat ketercapain tujuan, serta kompe-tensi-kompetensi yang harus
dikuasai dan dicapai oleh setiap mhs.
6) Keselamatan kerja di lab/bengkel perlu dibudayakan dalam kegiatan praktek, baik
praktek di lab mapun di bengkel.
b. Handout untuk matakuliah non praktek:
1) Acuan handout adalah SAP.
2) Format handout
(a) Bebas (slide, transparansi, paper based), dan dapat berbentuk narasi kalimat tapi
singkat atau skema/flowchart dan gambar.
(b) Tidak perlu pakai header maupun footer untuk setiap slide cukup yang halaman
pertama saja.
3) Content handout:
(a) Overv iew materi
(b) Rincian materi
4. Untuk mata kuliah praktek format identitasnya sama, isi handout disesuaikan dengan
kekhususan materinya.

E. Modul
8

Sebagai salah satu bahan ajar cetak, modul merupakan suatu paket belajar yang
berkenaan dengan satu unit bahan pelajaran. Dengan modul siswa dapat mencapai dan
menyelesaikan bahan belajarnya dengan belajar secara individual. Peserta belajar tidak
dapat melanjutkan ke suatu unit pelajaran berikutnya sebelum menyelesaikan secara
tuntas materi belajarnya. Dengan modul siswa dapat mengontrol kemampuan dan
intensitas belajarnya. Modul dapat dipelajari di mana saja. Lama penggunaan sebuah
modul tidak tertentu, meskipun di dalam kemasan modul juga disebutkan waktu yang
dibutuhkan untuk mempelajari materi tertentu. Akan tetapi keleluasaan siswa mengelola
waktu tersebut sangat fleksibel, dapat beberapa menit dan dapat pula beberapa jam, dan
dapat dilakukan secara tersendiri atau diberi variasi dengan metode lain.

Pembelajaran dengan modul memiliki ciri-ciri (Vembriarto, 1985: 27) sebagai


berikut:

1) Bersifat self-instructional.

Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran yang memuat satu konsep atau unit
dari bahan pelajaran. Sementara, pendekatan yang digunakan dalam pengajaran
modul menggunakan pengalaman belajar siswa melalui berbagai macam
penginderaan, melalui pengalaman mana siswa terlibat secara aktif belajar.

2) Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual

Pembelajaran melalui modul sangat sesuai untuk menanggapi perbedaan individual


siswa, karena modul pada dasarnya disusun untuk diselesaikan oleh siswa secara
perorangan. Oleh karena itu pembelajaran melalui modul, siswa diberi kesempatan
belajar sesuai irama dan kecepatan masing-masing.

3). Memuat rumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar secara eksplisit.

Tiap-tiap modul memuat rumusan tujuan pengajaran/kompetensi dasar secara


spesifik dan eksplisit. Hal ini sangat berguna bagi berbagai pihak seperti bagi
penyusun modul, guru, dan bagi siswa. Bagi penyusun modul, tujuan yang spesifik
berguna untuk menentukan media dan kegiatan belajar yang harus direncanakan
untuk mencapai tujuan tersebut. Bagi guru tujuan itu berguna untuk memahami isi
9

pelajaran. Bagi siswa berguna untuk menyadarkan mereka tentang apa yang
diharapkan.

4) Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan

Proses asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat membaca teks dan melihat
diagram-diagram darn buku modulnya. Sedangkan struktur dan urutan maksudnya
materi pada buku modul itu dapat disusun mengikuti struktur pengetahuan secara
hirarkis. Dengan demikian siswa dapat mengikuti urutan kegiatan belajar secara
teratur.

5) Penggunaan berbagai macam media (multi media)

Pembelajaran dengan modul memungkinkan digunakannya berbagai macam media


pembelajaran. Hal ini dikarenakan karakteristik siswa berbeda-beda terhadap
kepekaannya terhadap media. Oleh karena itu dalam belajar menggunakan modul
bisa saja divariasikan dengan media lain seperti radio atau televisi.

6) Partisipasi aktif dari siswa

Modul disusun sedemikian rupa sehingga bahan-bahan pembelajaran yang ada


dalam modul tersebut bersifat self instructional, sehingga akan terjadi keaktifan
belajar yang tinggi.

7) Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa

Respon yang diberikan siswa mendapat konfirmasi atas jawaban yang benar, dan
mendapat koreksi langsung atas kesalahan jawaban yang dilakukan. Hal ini
dilakukan dengan cara mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kunci jawaban yang
telah disediakan.

8). Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya

Dalam pembelajaran modul dilengkapi pula dengan adanya kegiatan evaluasi,


sehingga darn hasil evaluasi ini dapat diketahui tingkat penguasaan siswa terhadap
materi yang telah dipelajarinya. Untuk mengetahui siswa berada pada tingkat
10

penguasaan yang mana, dalam suatu modul juga dilengkapi tentang cara
perhitungannya dan patokannya.

Karakteristik modul dapat diketahui dari formatnya yang disusun atas dasar:

1) prinsip-prinsip desain pembelajaran yang berorientasi kepada tujuan (objective


model)

2) prinsip belajar mandiri

3) prinsip belajar maju berkelanjutan (continuous progress)

4) penataan materi secara modular yang utuh dan lengkap (self contained)

5) prinsip rujuk silang (cross referencing) antar modul dalarn rnata pelajaran

6) penilaian belajar mandiri terhadap kemajuan belajar (self-evaluation).

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul pada dasarnya


menggunakan sistem belajar secara individual. Namun dapat pula digunakan pada
sistem pembelajaran klasikal. Jika pembelajaran bersifat individual maka siswa akan
belajar dari modul satu ke modul berikutnya sesuai dengan kecepatannya masing-
masing. Mengingat kecepatan masing-masing siswa tidak sama, maka dalam perjalanan
belajarnya dari hari ke hari, jarak antara siswa yang pandai dengan siswa yang lamban
makin lama makin besar. Teknik ini akan mudah bila di suatu kelas siswanya sedikit,
namun jika jumlah siswa dalam suatu kelas jumlahnya banyak, dan juga mata pelajaran
yang dipelajarinya jumlahnya banyak maka pelaksanaan pembelajarannya menjadi lebih
rumit.

Pembelajaran dengan sistem modul jika diterapkan untuk pembelajaran secara


klasikal, maka siswa akan belajar dalam waktu bersamaan dan untuk melanjutkan ke
modul berikutnya juga dapat bersamaan. Kepada siswa-siswa yang selesainya lebih
cepat dari pada teman-temannya, maka siswa tersebut akan memperoleh modul
pengayaan untuk dipelajarinya dalam sisa waktu yang tersedia. Kemudian setelah itu
dilakukan evaluasi yang dapat dikerjakan secara individual maupun secara klasikal.

F. Buku
11

Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari
pengarangnya. Oleh pengarangnya isi buku didapat dari berbagai cara misalnya: hasil
penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi
seseorang yang disebut sebagai fiksi. Menurut kamus oxford hal 94, buku diartikan
sebagai: Book is number of sheet of paper, either printed or blank, fastened together in
a cover. Buku adalah sejumlah lembaran kertas baik cetakan maupun kosong yang
dijilid dan diberi kulit. Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu
pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.

Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang
baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan
keterangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan
ide penulisannya. Buku pelajaran berisi tentang ilmu pengetahuan yang dapat
digunakan oleh peserta didik untuk belajar, buku fiksi akan berisi tentang fikiran-fikiran
fiksi si penulis, dan seterusnya (Depdiknas. 2008).

1. Diktat

Diktat adalah catatan tertulis suatu mata pelajaran atau bidang studi yang
dipersiapkan guru untuk mempermudah/memperkaya materi mata pelajaran / bidang
studi yang disampaikannya dalam proses pembelajaran. Biasanya diktat hanya
diedarkan dalam lingkup terbatas.

Penyusunan diktat / buku teks hendaknya relevan dan menunjang


pelaksanaan kurikulum yang berlaku, serta mudah dipahami oleh siswa. Oleh karena
itu, penyusunan diktat / buku teks hendaknya memenuhi criteria tertentu. Menurut
Tarigan (1989), kriteria yang dapat digunakan dalam penyusunan diktat/buku teks
adalah sebagai berikut

a. Buku teks harus mempunyai landasan, prinsip dan sudut pandang tertentu yang
menjiwai atau melandasi buku teks tersebut secara keseluruhan.
b. Konsep yang digunakan harus jelas sehingga tidak terjadi salah pengertian dan
pemahaman dalam menangkap makna konsep tersebut.
c. Relevan dengan kurikulum, terutama apabila buku teks tersebut digunakan
untuk konsumsi sekolah.
12

d. Menarik minat siswa sebagai pemakai buku teks tersebut.


e. Menumbuhkan motivasi bagi siswa yang menyenangi dan mau mengerjakan apa
yang diinstruksikan dalam buku tersebut.
f. Menstimulasi, menantang, dan menggairahkan aktivitas siswa.
g. Memliki Ilustrasi yang menarik yang sangat diperlukan guna memberikan daya
tarik bagi pembacanya
h. Komunikatif, yaitu mudah dimengerti dan dipahami oleh pemakainya.
i. Menunjang mata pelajaran yang lain
j. Menghargai perbedaan individu
k. Memantapkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat

2. Buku Ajar

Pengertian buku ajar menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut:
a. Hall-Quest dalam buku Tarigan mengatakan “buku ajar adalah rekaman pemikiran
rasial yang disusun buat maksud-maksud dan tujuan-tujuan instruksional”.
b. Lange menyatakan “buku ajar adalah buku standar atau buku setiap cabang khusus
studi dan terdiri dari dua tipe yaitu buku pokok atau utama dan suplemen atau
tambahan”.
c. Bacon mengemukakan bahwa “buku ajar adalah buku yang dirancang buat
penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau
ahli dalam bidang itu dan dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai
dan serasi”.
d. Buckingham mengutarakan bahwa “buku ajar adalah sarana belajar yang bisa
digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu
program pengajaran dan pengertian modern dan yang umum dipahami”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat dikatakan buku ajar merupakan buku
yang diterbitkan dan disebarluaskan oleh pemerintah (Kemendiknas dan Kemenag))
sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar
dan disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud-maksud dan tujuan
intruksional dilengkapi dengan sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami
oleh para pemakainya di sekolah-sekolah sehingga menunjang suatu program
pengajaran.
13

Menurut Greene dan Petty, ada beberapa kegunaan buku ajar adalah sebagai
berikut :
a. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai
pengajaran serta mendemontrasikan aplikasi dalam bahan pengajaran yang
disajikan.
b. Menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subject matter yang kaya, mudah
dibaca dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa, sebagai
dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan di mana keterampilan-
keterampilan ekspresional diperoleh pada kondisi yang menyerupai kehidupan yang
sebenarnya.
c. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai
keterampilan-keterampilan ekspresional.
d. Menyajikan (bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya) metode-
metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi siswa.
e. Menyajikan fiksasi awal yang perlu sekaligus juga sebagai penunjang bagi latihan
dan tugas praktis.
f. Menyajikan bahan atau sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna
Karakteristik Buku Ajar

Dalam buku Telaah Kurikulum Bahasa Indonesia, menjelaskan kriteria buku ajar
yang dianggap baik yang tediri dari delapan kriteria sebagai berikut:

a. Organisasi dan Sistematika

Pengertian organisasi mengandung arti susunan (atau cara bersusun) sesuatu


yang terdiri atas komponen atau topik dengan tujuan tertentu, sedangkan sistematika
mengandung arti kaidah atau aturan dalam buku ajar yang harus diikuti. Sebuah buku
ajar berisi berbagai informasi yang disusun sedemikian rupa sehingga buku tersebut
dapat digunakan untuk memenuhi tujuan pembuatan buku ajar tersebut. Buku ajar PAI
SMK tentu mempunyai organisasi dan sistematika yang baik. Dalam arti, buku ajar PAI
setidaknya memuat pokok-pokok pembelajaran secara berurutan dan sesuai dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam standar isi PAI.
14

Organisasi buku ajar sebaiknya memenuhi semua komponen pembelajaran yang


dibuat secara terpadu antara pendekatan komunikatif dan kontekstual (CTL).
Keterampilan berbahasa dan bersastra, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan
menulis harus diurut sesuai dengan tingkat kesulitan dan keterkaitan antara topik yang
satu dengan yang lainnya.

b. Kesesuaian isi dengan kurikulum,

Maslow, sebagaimana dikutip dari Sudirman dan dikutip lagi oleh Pupuh
Fathurrahman bahwa minat seseorang akan muncul bila suatu itu terkait dengan
kebutuhannya. Jadi, bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik akan
memotivasi anak didik dalam jangka waktu tertentu.

Suharsimi Arikunto yang dikutip Pupuh Fathurrohman mengatakan bahwa


materi atau bahan pelajaran merupakan unsur inti yang ada di dalam kegiatan belajar
mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh
anak didik. Karena itu pula, guru khususnya, atau pengembangan kurikulum umumnya,
harus memikirkan sejauh mana bahan-bahan atau topik yang tertera dalam silabus
berkaitan dengan kebutuhan peserta didik di masa depan.

Persyaratan materi yang harus dipelajari oleh anak didik menghendaki buku ajar
PAI SMK harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pembelajaran. Ketentuan itu
tertuang dalam standar isi kurikulum mata pelajaran PAI. Selain ketentuan di atas, ada
juga ketentuan lain yang tidak bisa diabaikan oleh buku ajar, yaitu:

1) Tujuan pembelajaran

2) Program pembelajaran

3) Alokasi waktu, dan

4) Pendekatan pembelajaran

Tujuan pembelajaran mengarahkan ke mana sebuah pembelajaran. Jika


ketentuan ini tidak dipenuhi, maka pengajaran akan berpoli arah tak menentu.
Penyebutan pembelajaran itu pada dasarnya menyuratkan adanya tujuan. Penyusunan
program sebenarnya dilakukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik.
15

Tidak adanya program pembelajaran akan bermuara pada tidak tercapainya tujuan
pembelajaran.

Alokasi waktu sangat menentukan tercapainya tujuan. Mungkin terlalu cepat


selesai sehingga banyak materi yang terlalu cepat dibahas, mungkin juga harus
menambah banyak waktu tambahan karena terlalu terlena dengan materi yang disukai
guru. Pendekatan pembelajaran sangat menentukan keberhasilan pembelajaran.
Pendekatan kognitif menjadikan siswa memahami bahan ajar sebatas pengetahuannya
saja, sedangkan pendekatan keterampilan proses lebih melibatkan unsur kreativitas
siswa untuk mencari lebih banyak informasi yang terdapat dalam buku ajar itu.

c. Kesesuaian Pengembangan Materi dengan Tema/Topik


Materi-materi pembelajaran dalam buku ajar dikembangkan oleh penulisnya
dengan memperhatikan topik-topik pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum.
Tujuan pengembangan materi adalah agar materi-materi pembelajaran mudah dicerna
oleh pemakai buku, yaitu siswa. Supaya pengembangan materi terarah dan memenuhi
sasaran penulisan buku, maka pengembangan materi harus didasarkan pada tema/topik.
Tema/topik merupakan titik tolak pembelajaran PAI. Tema/topik selanjutnya akan
mengarahkan penyusunan tujuan pembelajaran.
Dengan dasar pijak alur penyusunan tersebut, penilaian terhadap buku ajar juga
harus diarahkan pada kriteria sesuai tidaknya pengembangan materi dengan tema/topik.
d. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif siswa juga perlu dipertimbangan dalam penulisan dan
pemilihan buku ajar. Jadi untuk dapat memanfaatkan materi-materi pembelajaran yang
menunjang kemampuan siswa, sebaiknya memilih materi yang memiliki tingkat
kesulitan sedikit di atas rata-rata pada saat proses pembelajaran. Namun demikian,
variasi materi tetap diutamakan untuk menghindari kesulitan menangkap maksud yang
ingin disampaikan atau sebaliknya menimbulkan kebosanan pada siswa.

e. Pemakaian/Penggunaan Bahasa
Dalam kaitan dengan pemakaian bahasa, buku ajar harus memenuhi kriteria
pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar serta mengikuti perkembangan
zaman. Perkembangan zaman dimaksud adalah perkembangan penggunaan bahasa
16

Indonesia dalam buku ajar baik sebagai kutipan maupun bahasa tulis (pemakaian bahasa
Indonesia saat ini). Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa yang sesuai
dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia dan situasi dan kondisi (konteks) komunikasi.
f. Keserasian Ilustrasi dengan Wacana/Teks Bacaan
Buku ajar harus selalu disertai dengan ilustrai atau gambar agar buku ajar
menarik bagi siswa. Di samping untuk tujuan menarik perhatian, ilustrasi atau gambar
di dalam buku ajar juga mempunyai kegunaan lain, yaitu untuk mempermudah
pemahaman dan untuk merangsang pembelajaran PAI secara komunikatif. Supaya
kehadiran gambar di dalam buku ajar dapat berfungsi secara optimal, pemilihan dan
peletakan gambar harus disesuaikan dengan teks bacaan atau wacana.
Teks bacaan atau wacana harus berkaitan atau sejalan dengan ilustrasi atau
gambar yang dicantumkan berkenaan dengan teks bacaan tersebut. Kaitan itu tidak
cukup hanya dengan informasi-informasi yang ada di dalam buku suatu teks bacaan
melainkan juga dengan gagasan-gagasan utama di dalam teks bacaan itu. Dengan
demikian, pemilihan dan pencantuman ilustrasi juga akan dengan sendirinya berkaitan
dengan tujuan pembelajaran dan tema/topik yang telah ditetapkan.
g. Segi Moral/Akhlak
Moral atau akhlak juga merupakan kriteria penilaian buku ajar. Buku ajar harus
mempertimbangkan segi moral/akhlak. Hal ini penting karena bangsa Indonesia adalah
bangsa yang sangat memelihara kerukunan umat beragama, yang sangat memperhatikan
aspek-aspek moral dalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat.
Faktor-faktor aspek akhlak yang harus dipertimbangkan dalam penulisan buku
ajar meliputi pertama, sifat-sifat baik seperti kejujuran, sifat amanah (terpercaya),
keberanian, selalu menyampaikan hal-hal yang baik, kesopanan, ketaatan beribadah,
persaudaraan, kesetiakawanan, mencintai/mengasihi sesama makhluk, berbakti kepada
orang tua, taat kepada pemimpin, dan sebagainya. Kedua, hendaknya dalam buku ajar
tidak mencantumkan sesuatu yang dapat membangkitkan sifat-sifat buruk seperti
kecurangan, pengecut, ketidaksopanan, keingkaran, kemungkaran, kejahilan, kekerasan,
keberingasan, permusuhan, kekejian, kemalasan, sering berbohong, dan sebagainya.
h. Idiom Tabu Kedaerahan
Idiom adalah bahasa dan dialek yang khas menandai suatu bangsa/daerah, suku,
kelompok, dan lain-lain, sedangkan tabu adalah sesuatu yang terlarang atau dianggap
17

suci, tidak boleh diraba dan sebagai (pantangan atau larangan). Idiom tabu adalah suatu
bahasa atau dialek yang khas dimiliki oleh suatu daerah dan dianggap suci/baik serta
tidak boleh dipermainkan.
Suatu idiom dinyatakan tabu oleh suatu kebudayaan biasanya karena
kebudayaan atau masyarakat yang memiliki kebudayaan itu mempunyai pengalaman
yang tidak baik, sakral atau dapat menyinggung perasaan orang lain. Akibat sesaat yang
ditimbulkan oleh penyebutan idiom-idiom tabu kedaerahan adalah rasa risih, jijik, atau
kesan tidak sopan. Akibat yang lebih jauh dari penyebutan idiom-idiom tabu kedaerahan
yang berkali-kali adalah rusaknya sistem nilai yang dianut oleh masyarakat atau
kebudayaan. Selain itu, unsur-unsur yang harus dihindari adalah instabilitas nasional
termasuk unsur-unsur SARA. Perbedaan-perbedaan yang ada di dalam masing-masing
suku, agama, ras, dan antargolongan seharusnya tidak dipertajam. Lebih baik apabila
menghindari atau menjauhinya
Teknik Penulisan Buku Ajar
Penulisan buku ajar dapat dilakukan dengan beberapa teknik. Secara umum terdapat tiga
teknik penulisan buku ajar yakni:
a. Memulis sendiri, dimana penulis menyusun buku ajar berdasarkan gagasan dan
pengalamannya sendiri
b. Mengemas-ulang informasi, dimana penulis tidak menyusun sendiri buku ajar dari
awal melainkan memanfaatkan buku-buku, textbook, paper dan informasi lain yang
sudah ada
c. Menghimpun tulisan dari berbagai sumber terkait dan relevan dengan tema
(complication atau wrap around text). Prosedur kompilasi dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1) mengumpulkan seluruh referensi yang digunakan sebagai acuan dalam
pembelajaran
2) menentukan bagian referensi yang digunakan per pokok bahasan sesuai silabus
3) menyalin seluruh bagian dari sumber yang digunakan per pokok bahasan sesuai
dengan silabus
4) memilah hasil salinan berdasarkan urutan pokok bahasan
5) membuat resume atau analisa terhadap tulisan yang dikompilasi dikaitkan dengan
tema buku atau kompetensi pendidik yang ingin dibentuk
18

6) menulis/membuat halaman penyekat untuk setiap pokok bahasan


7) menjilid dan memperbanyak untuk pembelajaran
8) membuat/menulis panduan untuk pengguna buku ajar
Sistematika Penulisan Buku Ajar
Pada umumnya, sistematika buku ajar terdiri dari unsur-unsur antara lain :
a. Halaman Pendahuluan
Halaman pendahuluan terdiri dari unsur-unsur ialah :
1) Halaman judul adalah halaman yang memuat judul buku, pengarang, nomor
penerbitan (edisi) atau nomor jilid, nama dan tempat penerbitan,dan tahun
penerbitan
2) Daftar Isi adalah petunjuk bagi pembaca tentang topicK tertentu dan nomor
halaman dimana topik tersebut berada
3) Daftar gambar dan daftar table adalah memuat informasi tentang keberadaan
gambar dan table yang di sajikan dalam buku ajar
4) Pengantar(foreword) adalah penjelasan yang di tulis orang lain atas permintaan
penulis atau penerbit untuk memperkenalkan penulis atau subyek yang di tulis
5) Prakata adalah pejelasan yang di tulis oleh penulis yang biasanya memuat: alasan
menganggap penulis tergugah menulis buku, isi buku, cara pembahasannya,
kelebihan dari buku lain dan susunannya, siapa calon pembaca, pengetahuan yang
harus dimiliki oleh pembaca sebagai prasarat agar dapat memahami isis buku, cara
terselesaikannya buku, siapa yang yang membantu atau mendorong penulisan buku,
tujuan penulis, ucapan terima kasih, dan harapan penulis tentang bukunya dan apa
yang di harapkan dari pembaca.
b. Bagian isi
Bagian isi terdiri atas uraian rinci setiap bab, subbab disertai dengan contoh
latihan dan soal-soal yang harus di selesaikan peserta didik (siswa,mahasiswa). Pada
akhir setiap bab di berikan rangkuman atau ringkasan untuk mempermudah pembaca
mengingat hal-hal penting. Tiap bab mengandung beberapa unsur diantaranya
pendahuluan, sub Bab, ringkasan, soal latihan, daftar pustaka
c. Bagian Penyudah
Halaman penyudah terdiri dari unsur - unsur sebagai berikut:
1) Lampiran
19

2) Pustaka (bacaan utama dan bacaan tambahan)


3) Penjurus/Indeks Daftar Istilah
4) Takarir (Glosarry) kamus persial yang memuat kesimpulan kata–kata yang terdapat
dalam bagian isi.

3. Buku Teks

Buku teks pelajaran banyak digunakan guru sebagai acuan atau pedoman utama
menyangkut materi untuk pembelajaran. Buku teks pelajaran masih dianggap sebagai
bahan ajar utama yang mudah digunakan dan mampu mengemas seluruh materi
pembelajaran yang akan disajikan. Guru maupun siswa tentu mampu menggunakan dan
mendapat buku pelajaran dengan harga yang terjangkau yang juga menjadikan buku
pelajaran unggul dibanding bahan ajar lain.

Fungsi, tujuan, dan manfaat buku teks pelajaran masih sangat penting dalam
pembelajaran. Hampir setiap pembelajaran selalu didampingi dengan adanya buku teks
pelajaran meskipun sudah terdapat bahan ajar ataupun sumber belajar lainnya. Buku
teks pelajaran dapat digunakan sebagai bahan ajar utama maupun sebagai bahan ajar
pendukung pembelajaran, penggunaan buku teks pelajaran dapat disesuaikan dengan
kebutuhan pembelajaran.

Namun untuk buku teks pelajaran tidak sembarangan dapat digunakan. Buku
teks pelajaran memiliki karakteristik khusus agar buku tersebut layak digunakan sebagai
bahan ajar maupun sumber belajar. Prastowo (2012: 170) menyebutkan bahwa
terdapat 4 karakteristik buku teks pelajaran secara umum, karakteristik tersebut antara
lain:

a. Diterbitkan dan Memiliki ISBN

Buku teks pelajaran yang baik harus secara formal diterbitkan oleh penerbit.
Buku yang diterbitkan secara formal, juga disertai dengan ISBN yang menandakan
bahwa buku tersebut telah secara legal atau sah terdaftar sebagai buku terbitan. Buku
yang secara formal diterbitkan juga memiliki kualitas yang baik karena sebelumnya
telah melalui pemeriksaan kelayakan terbit dan dapat digunakan.

b. Memiliki Misi Utama


20

Buku teks pelajaran harus dibuat dan disusun dengan misi tertentu. Misi utama
penyusunan buku teks pelajaran adalah:

1) Optimalisasi pengembangan pengetahuan deklaratif dan prosedural


2) Pengetahuan tersebut harus menjadi target utama dari buku pelajaran yang
digunakan
c. Mengacu pada Program Depdiknas

Buku teks pelajaran yang disusun dan dikembangkan oleh penulis dan penerbit
harus mengacu pada program yang diselenggarakan Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas). Ketentuan untuk buku pelajaran yang sesuai dengan program Depdiknas
adalah:

1) Mengikuti kurikulum pendidikan nasional yang sedang berlangsung


2) Beorientasi pada keterampilan proses dengan menggunakan pendekatan
kontekstual, teknologi, dan masyarakat, serta demokrasi dan eksperimen
3) Memberi gambaran secara jelas tentang keterpaduan atau keterkaitan dengan
disiplin ilmu lainnya

d. Memiliki Berbagai Macam Keuntungan

Buku teks pelajaran harus menguntungkan jika dipergunakan dalam proses


pembelajaran. Nasution dalam Prastowo (2012: 171) menyebutkan bahwa terdapat 7
keuntungan penggunaan buku teks pelajaran, yaitu

1) Buku teks pelajaran membantu pendidik melaksanakan kurikulum


2) Buku teks pelajaran juga merupakan pegangan dalam menentukan metode
pengajaran
3) Buku teks pelajaran memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengulangi
pelajaran atau mempelajari pelajaran baru
4) Buku pelajaran dapat digunakan untuk tahun-tahun berikutnya, dan jika direvisi
maka dapat bertahan dalam waktu yang lama
5) Buku teks pelajaran yang uniform memberikan kesamaan mengenai bahan dan
standar pengajaran
6) Buku teks pelajaran memberikan kontinuitas pelajaran di kelas yang berurutan
sekalipun pendidik berganti
21

7) Buku teks pelajaran memberikan pengetahuan dan metode mengajar yang lebih
mantap jika guru menggunakan dari tahun ke tahun
Pemanfaatan buku teks pelajaran dalam pembelajaran sudah sangat umum dan
dapat ditemui pada hampir setiap pembelajaran yang dilakukan. Namun perlu diingat
bahwa tidak semua materi pelajaran harus disampaikan dengan buku teks pelajaran. Ada
kalanya juga buku teks pelajaran hanya dijadikan sebagai pendukung saja.

G. LKS (Lembar Kerja Siswa)


Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas
yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan siswa akan memuat paling
tidak; judul, KD yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang
harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan. LKS adalah panduan siswa yang
digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah.
Penggunaan LKS dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa untuk berpikir
(Asrizal, 2018:122).
Menurut Depdiknas (2006), dalam menyiapkan lembar kegiatan siswa dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Analisis kurikulum
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang
memerlukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam menentukan materi dianalisis dengan
cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan,
kemudian kompetesi yang harus dimiliki oleh siswa.
b. Menyusun peta kebutuhan LKS
Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKS yang harus
ditulis dan sekuensi atau urutan LKS-nya juga dapat dilihat. Sekuens LKS ini sangat
diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan. Diawali dengan analisis kurikulum
dan analisis sumber belajar.
c. Menentukan judul-judul LKS
Judul LKS ditentukan atas dasar KD-KD, materi-materi pokok atau pengalaman
belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat dijadikan sebagai judul modul
apabila kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan besarnya KD dapat dideteksi
antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok (MP) mendapatkan
22

maksimal 4 MP, maka kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai satu judul LKS.
Namun apabila diuraikan menjadi lebih dari 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali
apakah perlu dipecah misalnya menjadi 2 judul LKS.
d. Penulisan LKS
Penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebaga berikut:
1) Perumusan KD yang harus dikuasai: Rumusan KD pada suatu LKS langsung
diturunkan dari dokumen SI.
2) Menentukan alat Penilaian: Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja
peserta didik. Karena pendekatan pembelajar-an yang digunakan adalah kompetensi,
dimana penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompeten-si, maka alat penilaian
yang cocok adalah menggunakan pendekatan Panilaian Acuan Patokan (PAP) atau
Criterion Referenced Assesment. Dengan demikian guru dapat menilainya melalui
proses dan hasil kerjanya.
3) Penyusunan Materi: Materi LKS sangat tergantung pada KD yang akan dicapai.
Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang
lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber
seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian. Agar pemahaman siswa
terhadap materi lebih kuat, maka dapat saja dalam LKS ditunjukkan referensi yang
digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus
ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang
seharusnya siswa dapat melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi
diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam kelompok
diskusi dan berapa lama.
4) Struktur LKS
Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut: judul, Petunjuk belajar (Petunjuk
siswa), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas dan
langkah-langkah kerja, dan penilaian.

Dalam proses pembelajaran ditunjang dengan penggunaan bahan ajar. “Bahan ajar
adalah segala betuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa
bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis” (Ahmadi, 2011: 208). Melalui bahan ajar
guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih
23

memahami pembelajaran. Dengan kata lain di dalam proses pembelajaran, bahan ajar
sangat dibutuhkan bagi guru maupun bagi siswa itu sendiri.
Bahan ajar di dalam pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis.
Juknis Pengembangan Bahan Ajar (2010: 27) mengelompokan bahan ajar menjadi 5
jenis, yaitu:
a. Bahan ajar cetak, antara lain hand out, buku, modul, poster, brosur, lembar
kerja siswa, wallchart, photo, atau gambar dan leaflet
b. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact
disk audio
c. Bahan ajar pandang dengar (audi visual) seperti compact disk video, film;
d. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti, CAI
(Computer Assited Instruction), compact dis (CD), Multimedia pembelajran
inetraktif, dan
e. Bahan ajar berbasis web (web based learning materials)

Berdasarkan kutipan dapat dikemukakan bahwa bahan ajar cetak dapat berupa Lembar
Kerja siswa (LKS). Berdasarkan Depdiknas (2008: 23) LKS termasuk bahan ajar cetak.
Istilah Lembar Kerja Siswa (LKS) berasal dari terjemahan Bahasa Inggris, yaitu student
worksheet. Selain itu menurut Trianto (2014: 111) ”Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah
panduan siswa yang digunakan melakukan kegitan penyelidikan atau pemecahan
masalah”. LKS dapat berupa panduan latihan pengembangan aspek pengetahuan
maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk
eksperimen atau demonstrasi hasil eksperimen yang telah dilakukan.
LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa
untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai
dengan indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. LKS dapat
meningkatkan kompetensi dikarenakan pengetahuan yang dibangun dan diperoleh
secara aktif dari pengalaman nyata dan parktikum (Festiyed, 2013).. Penyusunan LKS
harus mengacu pada struktur yang telah ditetapkan. Juknis Pengembangan Bahan Ajar
(2010: 35) menyatakan struktur LKS meliputi:
a. Judul/ identitas, judul LKS ditentukan atas dasar KD, materi pokok atau
pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum
b. Petunjuk Belajar, petunjuk bagi siswa
c. SK/KD, rumusan KD pada LKS langsung diturunkan dari KI
d. Materi Pembelajaran, gambaran umum atau ruang lingkup subtansi yang akan
dipelajari
e. Informasi Pendukung, peralatan dan bahan yang digunakan untuk
menyelesaikan tugas
f. Paparan Isi Materi, materi LKS sangat tergantung pada KD yang akan dicapai
24

g. Latihan
h. Tugas/Langkah Kerja, tugas yang harus dikerjakan siswa dan langkah-langkah
mengerjakan
i. Penilaian, penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta
didik.
Dari kutipan dapat jelaskan bahwa, dalam perancangan pembuatan LKS harus
memenuhi komponen-komponen yang disusun secara terstruktur sehingga dihasilkan
sebuah LKS yang layak digunakan dalam pembelajaran.

Berikut ini sampel contoh LKS

H. Pamflet
1) Pengertian Pamflet
Pamflet adalah selebaran kertas yang berukuran tidak tebal yang didalamnya berisi
tentang suatu tulisan. Unesco mendefinisikannya sebagai keperluan publikasi yang bisa
terdiri dari 5 sampai 48 halaman tanpa sampul, bila lebih dari itu disebut buku. Pamflet
adalah sebuah selebaran yang memuat informasi-informasi tertentu yang dibuat oleh
perusahaan atau organisasi dan ditujukan kepada masyarakat luas.

2) Fungsi Pamflet
25

Pamflet digunakan sebagai alat menyampaikan suatu pesan atau informasi kepada
pembaca mengenai sesuatu hal, misalnya produk, sosialisasi, pengumuman, dan lain-
lain
3) Struktur Pembuatan Pamplet
a) Tentukan pesan yang akan disampaikan.
Pamflet yang baik disusun berdasarkan satu pesan, tujuan, atau masalah.
b) Tambahkan penjelasan singkat tentang organisasi atau badan yang
menyelenggarakan.
c) Pilih permintaan aksi.
Putuskan hal apa yang akan dipromosikan oleh pamflet.
d) Gunakan bahasa umum yang mudah dimengerti oleh semua orang.
e) Masukkan informasi kontak.
Bagian depan pamflet sebaiknya digunakan untuk situs web, sementara bagian
belakang pamflet cocok untuk alamat dan informasi peta.
f) Teks dan gambar terpisah.
Pisahkan informasi tambahan menjadi bagian teks pendek yang bisa dibagi.

Berikut ini cara memformat informasi pamflet


a) Logo diletakkan pada bagian depan dan belakang pamplet.
b) Kalimat utama untuk bagian depan dan isi pamflet.
c) Jenis dan format huruf untuk bagian teks.
1. Jangan menulis teks dengan ukuran kurang dari 12,karena teks akan sulit
dibaca.
2. Gunakan huruf tebal dan miring untuk menunjukkan informasi.
3. Jangan gunakan lebih dari dua jenis huruf.
d) Gunakan poin untuk mengatur daftar informasi.
e) Menggunakan warna yang menarik pembaca.

4) Karakteristik pamflet
Karakteristik pamlet, yaitu:
1. Pada umumnya menggunakan bahasa yang singkat, jelas dan persuasif.
2. Ditulis dengan jelas (huruf cetak) supaya mudah terbaca.
3. Tema-tema yang digunakan pada umumnya yang aktual (up to date).
5) Contoh pamflet
26

Gambar 7. Contoh Pamflet IPA


27

BAB III
PEMBAHASAN

Matriks Perbedaan Bahan Ajar Cetak Handout, Modul, Diktat, Buku Ajar, dan Buku Teks, LKS dan Pamflet
Handout Modul Diktat Buku ajar Buku teks LKS Pamflet

1. Bahan tertulis 1. Modul adalah 1. Diktat adalah 1. Buku ajar 1. Buku teks 1. LKS 1. Pamflet
yang satuan satu jenis cara adalah buku digunakan merupakan berbentuk
disiapkan program pengemasan yang diguna- sebagai lembaran- selebaran
oleh seorang pembelajaran materi kan baik oleh sumber dalam lembaran berisi yang
guru untuk terkecil yang pembelajaran siswa mau- mempelajari tugas yang didalamnya
memperkaya dapat seperti buku pun guru kembali materi harus dikerja- berisi tentang
pengetahuan dipelajari oleh namun tidak dalam yang telah kan oleh siswa. suatu tulisan.
peserta didik. siswa secara selengkap kegiatan diajarkan dan
mandiri buku dan belajar mempelajari
2. Handout 2. Modul digunakan mengajar. materi 2. LKS 2. Fungsi
berfungsi berfungsi untuk 2. Buku ajar selanjutnya. berfungsi pamflet
sebagai bahan untuk kalangan bermuatan 2. Fungsi dari untuk adalah
rujukan, meningkatkan sendiri. nilai-nilai buku teks memberikan sebagai alat
pemberi motivasi 2. Diktat karakter adalah sebagai pengalaman menyampai-
motivasi, belajar siswa berfungsi diharapkan bahan yang konkret kan suatu
pengingat, secara untuk memotivasi referensi, bagi siswa, pesan atau
pemberi maksimal, membantu siswa selama bahan membantu informasi
umpan balik, meningkatkan proses belajar belajar, evaluasi, dan variasi belajar, kepada
dan menilai kreativitas yang bersifat sehingga alat bantu membangkit- pembaca
hasil belajar. guru dalam mandiri dan pembelajaran pendidik kan minat mengenai
3. Struktur mempersiap- memungkin- akan menarik dalam belajar siswa, sesuatu hal.
penyusunan kan kan variasi dan melaksanakan meningkatkan 3. Struktur
28

handout pembelajaran, bentuk cara bermakna. kurikulum retensi belajar pembuatan


terdiri dari mewujudkan belajar, serta 3. Struktur 3.Struktur mengajar, dan pamflet
identitas belajar yang meningkatkan penulisan penyusunan memanfaatkan dimulai dari
handout, KI- lebih motivasi dan buku ajar buku teks waktu secara menentukan
KD, materi berkonsentra- prestasi terdiri dari diantaranya efektif dan pesan yang
pokok, si. belajar. halaman identitas, KI- efisien akan
soal/latihan, 3. Struktur 3. Isi dari diktat pendahuluan, KD, materi 3. Struktur LKS disampaikan,
dan sumber penyusunan terdiri dari halaman pelajaran, terdiri dari tambahkan
bacaan. modul terdiri pedoman judul, daftar materi, latihan judul, petunjuk penjelasan
dari identitas, substansi yang isi, daftar dan penilaian. belajar, singkat, pilih
petunjuk disusun gambar, kata kompetensi permintaan
belajar, KI- berdasarkan pengantar, yang akan aksi,
KD, Materi kurikulum dan kata dicapai, menggunakan
pembelajaran, silabus, dan sambutan, informasi bahasa yang
informasi pedoman halaman isi, pendukung, umum,
pendukung, format yang halaman tugas-tugas dan memasukkan
paparan isi terdiri dari penutup langkah kerja, informasi
materi, bagian awal (lampiran, dan penilaian. kontak, dan
latihan, dan bagian isi. daftar memisahkan
tugas/langkah 4. Jumlah pustaka, teks dan
kerja, halaman diktat kunci gambar.
penilaian. ditetapkan jawaban, dan
yaitu 50 glosarium).
sampai 100
halaman.
29

Perbedaan bahan ajar cetak (Handout, modul, diktat, buku ajar, buku teks)
30

Perbedaan buku ajar dan buku teks/ buku referensi


31

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap
dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan guru dan siswa
dalam proses pembelajaran. Bahan ajar cetak meliputi hand out, modul, buku (diktat,
buku ajar dan buku teks), LKS, dan pamflet. Dimana karakteristik dari masing-masing
bahan ajar tersebut berbeda-beda.
Karakteristik dari handout yaitu berupa catatan-catatan kecil dari guru, sedangkan
karakteristik dari modul adalah paparan materinya yang lebih detail dan proses
belajarnya menuntut siswa mandiri. Selanjutnya karakteristik buku adalah penyusunan
materinya dalam bentuk bab dan subbab. Buku terdiri dari diktat, buku ajar dan buku
teks. Kemudian karakteristik dari LKS yaitu berupa lembaran-lembaran yang memuat
tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Terakhir karakteristik pamflet adalah
memuat informasi dan pesan yang ditulis dalam satu lembar kertas.

B. Saran
1. Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kompetensi peserta
didik adalah dengan membuat bahan ajar sendiri yang sesuai dengan kurikulum
yang sedang berlaku saat ini, yaitu Kurikulum 2013.
2. Salah satu upaya yang bisa dilakukan guru menanamkan karakter kepada peserta
didik adalah dengan mampu mengkaitan materi pembelajaran dengan karakter
kepada peserta didik.
32

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. (2013). Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Asrizal, A. (2018). “Pengaruh LKS IPA Terpadu Bermuatan Keterampilan Literasi Tema
Gerak Dalam Kehidupan Terhadap Kompetensi Siswa Kelas VIII SMPN 8
Padang”. Pillar of Physics Education, Vol. 11. No 1, Hal. 121-128
Asrizal, A. Festiyed,F. dkk. (2018). “Effectiveness of Integrated Science Instructional
Material on Pressure in Daily Life Theme to Improvedigital Age Literacy Of
Students”. Journal of Physics: Conference Series. Hal 1-7. doi :10.1088/1742-
6596/1006/1/012031
Cristina P Carel, 1973, Sampling Desain and Prosedure Paper of Survey Research
Methodology, trial edition PSSC Social Servey series I

Consuelo G Sevilla, 1993, Pengantar Metode Penelitian, UI Press Jakarta

Festiyed,F. (2015). “Penerapan CD Pembelajaran IPA Berbasis Siklus Belajar 5E


Terhadap Kompetensi Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Padang”. Pillar Of
Physics Education, Vol. 6. Hal. 49-56

Festiyed. 2013. Internalisasi Integrasi Karakter Religius pada Materi Fisika. Padang,
s.n.,p.3.

Prastowo, Andi.2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA
Press

Sungkono, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY.

Suharsimi Arikunto, 1993, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta

Sutrisno Hadi, 1991, Pokok-Pokok metodelodi Penelitian Ilmiah, makalah penataran


Metode penelitian Tenaga Pengajar ISI Yogyakarta

Tian Belawati, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar . Jakarta: Pusat Penerbitan UT.

Universitas Terbuka (1997). Panduan Operasional Penulisan Modul. Jakarta: UT


33

Vembriarto, St. (1985). Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan


Paramita.

Winarno Suracmad, 1978, Pengantar Metodologi Ilmiah, Tarsito , Bandung

Khoirawati. 2012. Tentang Buku Ajar. Diunduh dari http://khoirawatidempo.word-


press.com/2012/03/13/tentang-buku-ajar/ pada tanggal 1 september 2019
Anonim. 2012. Fungsi Buku Ajar. Diunduh
dari http://cindyfitri.blogspot.com-/2012/02/fungsi-bahan-ajar.html pada tanggal
28 agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai