TUGAS 1 PBAF RAHMI LAILA 19175013-Min PDF
TUGAS 1 PBAF RAHMI LAILA 19175013-Min PDF
TUGAS 1 PBAF RAHMI LAILA 19175013-Min PDF
Kamis / 05-09-2019
TUGAS 1
MAKALAH PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA
Pengertian, Jenis-Jenis, Karakteristik Bahan Ajar Cetak
OLEH :
NAMA : RAHMI LAILA
PRODI : PENDIDIKAN FISIKA
DOSEN PEMBIMBING : Prof. Dr. Hj. Festiyed, M.S
Dr. H. Asrizal, M.Si
JURUSAN FISIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyusun tugas ini dengan judul “Pengertian,
Jenis-Jenis, Karakteristik Bahan Ajar Cetak”.
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................……….. ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang……………………………………………………....... 1
B. Pembatasan Masalah ……………………………………………….... 1
C. Perumusan Masalah ……………………………………………….... 2
D. Tujuan Penulisan …………………………………………………...... 2
E. Manfaat Penulisan ………………………………………………….... 2
BAB II KAJIAN TEORI ………………………………………………………….. 3
A. Landasan Agama.................................................................................... 3
B. Landasan Yuridis.....................................................................................
4
C. Pengertian Bahan Ajar............................................................................
D. Hand Out.................................................................................................. 5
E. Modul.......................................................................................................
5
F. Buku.........................................................................................................
1. Diktat....................................................................................................... 7
2. Buku Ajar................................................................................................
10
3. Buku Teks...............................................................................................
4. LKS......................................................................................................... 11
5. Pamflet....................................................................................................
12
19
21
24
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan komponen isi pesan dalam kurikulum yang harus
disampaikan kepada siswa. Komponen ini memiliki bentuk pesan yang beragam, ada
yang bebentuk fakta, konsep, prinsip, atau kaidah prosedur, problema dan sebagainya.
Komponen ini berperan sebagai isi atau materi yang harus dikuasai siswa dalam proses
pembelajaran. Skop dan sekuen materi pembelajaran telah tersusun secara sistematis
dalam struktur organisasi kurikulum pendidikan dan pelatihan.
Sifat materi kurikulum yang tersusun dalam silabus hanya bersifat pokok-pokok
materi, maka untuk kelancaran dalam pelaksanaan pembelajaran, materi pembelajaran
perlu dikembangkan terlebih dahulu dengan cara melengkapinya dalam bentuk bahan
pembelajaran yang utuh. Sebagai pendamping oleh guru dalam menyampaikan
pembelajaran perlu namanya bahan pembelajaran.
Bahan pembelajaran dalam konteks pembelajaran merupakan salah satu
komponen yang harus ada, karena bahan pembelajaran merupakan suatu komponen
yang harus dikaji, dicermati, dipelajari dan dijadikan bahan materi yang akan dikuasai
oleh siswa dan sekaligus dapat memberikan pedoman untuk mempelajarinya. Tanpa
bahan pembelajaran maka pembelajaran tidak akan menghasilkan apa-apa.
Bahan pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan
pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berperan sebagai bahan belajar mandiri,
apabila bahan pembelajaran didesain secara lengkap. Bahan pembelajaran ini dilengkapi
dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai, materi pembelajaran
yang diuraikan dalam kegiatan belajar, ilustrasi media, prosedur pembelajaran, latihan
yang harus dikerjkan dilengkapi rambu jawaban, tes formatif dilengkapi dengan kunci
jawaban, umpan balik, daftar pustaka.
B. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan makalah ini lebih terfokus, maka makalah ini akan membahas
pengertian, karakteristik dan jenis-jenis bahan ajar cetak meliputi hand out, modul, buku
(diktat, buku ajar dan buku teks).
1
2
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, terdapat beberapa perumusan
masalah yang dapat dibuat, diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan bahan ajar?
2. Apa pengertian, jenis-jenis dan karakteristik hand out?
3. Apa pengertian, jenis-jenis dan karakteristik modul?
4. Apa pengertian, jenis-jenis dan karakteristik diktat?
5. Apa pengertian, jenis-jenis dan karakteristik buku ajar?
6. Apa pengertian, jenis-jenis dan karakteristik buku teks?
7. Apa pengertian, jenis-jenis dan karakteristik LKS?
8. Apa pengertian, jenis-jenis dan karakteristik pamflet?
D. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan pembatasan masalah, tujuan dalam pembuatan makalah ini
adalah:
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Agama
Pada dasarnya konsep belajar itu selalu menunjukkan kepada suatu proses
perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman
tertentu. Hal-hal ini dapat terlaksana dengan baik atas ketersediaan bahan ajar yang baik
sehingga materi-materi yang diajarkan dapat tersampaikan dengan benar. Hal ini sejalan
dengan Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al- maidah ayat 46 :
Artinya : Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera
Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah
memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan
cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu
Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang
bertakwa
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan pelajaran
yang baik dan berbantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.
4
Artinya : Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka
meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) nya, Oleh sebab itu, hendaklah mereka
bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata
yang benar.
Berdasarkan Q.S Al-maidah ayat 46 diketahui bahwa al-qur’an diturunkan untuk
menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya. Al-qur’an berisi petunjuk dan pedoman bagi
umat manusia. Begitu juga dalam pengembangan bahan ajar, baik cetak maupun non
cetak diharapkan mampu menjadi pedoman bagi siswa dalam melaksanakan
pembelajaran. Bahan ajar yang baik mencantumkan petunjuk belajar bagi siswa dan
disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa.Seperti yang dijelaskan
pada ayat selanjutnya, bahwa dalam menjelaskan pelajaran hendaknya melakukan yang
terbaik untuk agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Itulah sebabnya pentingnya
mengembangkan bahan ajar yang baik dan menarik agar proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik.
B. Landasan Yuridis
Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor 20
Tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan nasional berperan mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, disebutkan dalam undang-undang
tersebut bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal
1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
5
Dalam kegiatan pembelajaran bahan ajar sangat penting artinya bagi guru dan
siswa. Guru akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan efektivitas
pembelajarannya jika tanpa disertai bahan ajar yang lengkap. Begitu pula bagi siswa,
tanpa adanya bahan ajar siswa akan mengalami kesulitan dalam belajarnya. Hal tersebut
diperparah lagi jika guru dalam menjelaskan materi pembelajarannya cepat dan kurang
jelas. Oleh karena itu bahan ajar merupakan hal yang sangat penting untuk di-
kembangkan sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Bahan ajar pada
dasarnya memiliki beberapa peran baik bagi guru, siswa, dan pada kegiatan
pembelajaran.
Pendidikan saat ini menggadang-gadang menanamkan pendidikan karakter kepada
siswa. Karakter tersebut dianataranya aktif, kreatif dan inovatif. Karakter siswa yang
masih menerima apa yang diberikan pendidik masih menjadi salah satu masalah kurang
tercapainya tujuan pendidikan di Indonesia, ini disebabkan oleh beberapa fakor
diantaranya, bahan ajar atau sumber belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran
kurang bervariasi. Bahan ajar yang digunakan kurang dapat membantu peserta didik
untuk aktif dan kreatif, peserta didik hanya terfokus pada salah satu buku pegangannya
atau buku yang digunakan oleh pendidik untuk mengajar, sehingga peserta didik hanya
menerima apa yang disampaikan oleh pendidik saja (Festiyed, 2015: 50). Oleh sebab
6
itu, diharapkan bahan ajar yang dibuat oleh guru dapat meningkatkan minat belajar
siswa sehingga penanaman nilai-nilai karakter tersebut dapat terlaksana dengan baik,
sehingga tujuan pendidikan di Indonesia dapat terwujud. Berikut ini contoh-conoth
bahan ajar non cetak yang dapat dikembangkan oleh guru, dianatanya yaitu handout,
modul, buku (buku ajar, buku teks, diktat) LKS dan pamflet.
D. Hand Out
Hand out adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik. Menurut kamus Oxford hal 389, handout is
prepared statement given. Handout adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh pem-
bicara. Hand out biasanya diambilkan dari beberapa literatur yang memiliki relevansi
dengan materi yang diajarkan/ KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta
didik. Saat ini handout dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara
down-load dari internet, atau menyadur dari sebuah buku (Depdiknas. 2008)
2. Komponen Handout
Komponen handout terdiri dari:
a. Identitas handout: Nama fakultas, jurusan/prodi, kode mata kuliah, nama mata kuliah,
pertemuan ke, handout ke, jumlah halaman dan mulai berlakunya handout.
b. Materi pokok/materi pendukung perkuliahan yang akan disampaikan; kepedulian, ke-
mauan dan keterampilan dosen dalam menyajikan ini sangat menentukan kualitas HO.
3. Jenis Handout
Jenis handout dibagi berdasarkan karakteristik mata kuliah yang dibedakan
7
menjadi 2 (dua) yaitu handout mata kuliah praktek dan non praktek.
a. Handout untuk mata kuliah praktek berisi:
1) Materi pokok kegiatan praktek, di dalamnya;
2) Langkah-langkah kegiatan/proses yang harus dilakukan mhs, langkah demi langkah
dalam memilih alat, merangkai dan menggunakan alat/ instrumen yang akan
digunakan/dipasangkan dalam unit/rangkaian kegiatan praktek
3) Pembelajaran dengan melakukan praktek ini berbeda dengan pembelajaran teori,
pengalaman dan keterampilan mhs sangat diharapkan dalam penggunaan alat/instrumen
praktek (harus mutlak benar), salah dalam merangkai/menggunakan akan berakibat fatal
, kerusakan atau bahkan kecelakaan.
4) Perlu/seringkali dilakukan pre-test terlebih dulu, sebelum mhs memasuki ruangan
lab/bengkel, untuk mengetahui sejauh mana mhs telah siap dengan segala apa yang akan
dilakukan praktek tsb.
5) Penggunaan alat evaluasi (reported sheet) sangat diperlukan untuk umpan balik dan
untuk melihat tingkat ketercapain tujuan, serta kompe-tensi-kompetensi yang harus
dikuasai dan dicapai oleh setiap mhs.
6) Keselamatan kerja di lab/bengkel perlu dibudayakan dalam kegiatan praktek, baik
praktek di lab mapun di bengkel.
b. Handout untuk matakuliah non praktek:
1) Acuan handout adalah SAP.
2) Format handout
(a) Bebas (slide, transparansi, paper based), dan dapat berbentuk narasi kalimat tapi
singkat atau skema/flowchart dan gambar.
(b) Tidak perlu pakai header maupun footer untuk setiap slide cukup yang halaman
pertama saja.
3) Content handout:
(a) Overv iew materi
(b) Rincian materi
4. Untuk mata kuliah praktek format identitasnya sama, isi handout disesuaikan dengan
kekhususan materinya.
E. Modul
8
Sebagai salah satu bahan ajar cetak, modul merupakan suatu paket belajar yang
berkenaan dengan satu unit bahan pelajaran. Dengan modul siswa dapat mencapai dan
menyelesaikan bahan belajarnya dengan belajar secara individual. Peserta belajar tidak
dapat melanjutkan ke suatu unit pelajaran berikutnya sebelum menyelesaikan secara
tuntas materi belajarnya. Dengan modul siswa dapat mengontrol kemampuan dan
intensitas belajarnya. Modul dapat dipelajari di mana saja. Lama penggunaan sebuah
modul tidak tertentu, meskipun di dalam kemasan modul juga disebutkan waktu yang
dibutuhkan untuk mempelajari materi tertentu. Akan tetapi keleluasaan siswa mengelola
waktu tersebut sangat fleksibel, dapat beberapa menit dan dapat pula beberapa jam, dan
dapat dilakukan secara tersendiri atau diberi variasi dengan metode lain.
1) Bersifat self-instructional.
Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran yang memuat satu konsep atau unit
dari bahan pelajaran. Sementara, pendekatan yang digunakan dalam pengajaran
modul menggunakan pengalaman belajar siswa melalui berbagai macam
penginderaan, melalui pengalaman mana siswa terlibat secara aktif belajar.
pelajaran. Bagi siswa berguna untuk menyadarkan mereka tentang apa yang
diharapkan.
Proses asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat membaca teks dan melihat
diagram-diagram darn buku modulnya. Sedangkan struktur dan urutan maksudnya
materi pada buku modul itu dapat disusun mengikuti struktur pengetahuan secara
hirarkis. Dengan demikian siswa dapat mengikuti urutan kegiatan belajar secara
teratur.
Respon yang diberikan siswa mendapat konfirmasi atas jawaban yang benar, dan
mendapat koreksi langsung atas kesalahan jawaban yang dilakukan. Hal ini
dilakukan dengan cara mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kunci jawaban yang
telah disediakan.
penguasaan yang mana, dalam suatu modul juga dilengkapi tentang cara
perhitungannya dan patokannya.
Karakteristik modul dapat diketahui dari formatnya yang disusun atas dasar:
4) penataan materi secara modular yang utuh dan lengkap (self contained)
5) prinsip rujuk silang (cross referencing) antar modul dalarn rnata pelajaran
F. Buku
11
Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari
pengarangnya. Oleh pengarangnya isi buku didapat dari berbagai cara misalnya: hasil
penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi
seseorang yang disebut sebagai fiksi. Menurut kamus oxford hal 94, buku diartikan
sebagai: Book is number of sheet of paper, either printed or blank, fastened together in
a cover. Buku adalah sejumlah lembaran kertas baik cetakan maupun kosong yang
dijilid dan diberi kulit. Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu
pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.
Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang
baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan
keterangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan
ide penulisannya. Buku pelajaran berisi tentang ilmu pengetahuan yang dapat
digunakan oleh peserta didik untuk belajar, buku fiksi akan berisi tentang fikiran-fikiran
fiksi si penulis, dan seterusnya (Depdiknas. 2008).
1. Diktat
Diktat adalah catatan tertulis suatu mata pelajaran atau bidang studi yang
dipersiapkan guru untuk mempermudah/memperkaya materi mata pelajaran / bidang
studi yang disampaikannya dalam proses pembelajaran. Biasanya diktat hanya
diedarkan dalam lingkup terbatas.
a. Buku teks harus mempunyai landasan, prinsip dan sudut pandang tertentu yang
menjiwai atau melandasi buku teks tersebut secara keseluruhan.
b. Konsep yang digunakan harus jelas sehingga tidak terjadi salah pengertian dan
pemahaman dalam menangkap makna konsep tersebut.
c. Relevan dengan kurikulum, terutama apabila buku teks tersebut digunakan
untuk konsumsi sekolah.
12
2. Buku Ajar
Pengertian buku ajar menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut:
a. Hall-Quest dalam buku Tarigan mengatakan “buku ajar adalah rekaman pemikiran
rasial yang disusun buat maksud-maksud dan tujuan-tujuan instruksional”.
b. Lange menyatakan “buku ajar adalah buku standar atau buku setiap cabang khusus
studi dan terdiri dari dua tipe yaitu buku pokok atau utama dan suplemen atau
tambahan”.
c. Bacon mengemukakan bahwa “buku ajar adalah buku yang dirancang buat
penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau
ahli dalam bidang itu dan dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai
dan serasi”.
d. Buckingham mengutarakan bahwa “buku ajar adalah sarana belajar yang bisa
digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu
program pengajaran dan pengertian modern dan yang umum dipahami”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat dikatakan buku ajar merupakan buku
yang diterbitkan dan disebarluaskan oleh pemerintah (Kemendiknas dan Kemenag))
sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar
dan disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud-maksud dan tujuan
intruksional dilengkapi dengan sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami
oleh para pemakainya di sekolah-sekolah sehingga menunjang suatu program
pengajaran.
13
Menurut Greene dan Petty, ada beberapa kegunaan buku ajar adalah sebagai
berikut :
a. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai
pengajaran serta mendemontrasikan aplikasi dalam bahan pengajaran yang
disajikan.
b. Menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subject matter yang kaya, mudah
dibaca dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa, sebagai
dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan di mana keterampilan-
keterampilan ekspresional diperoleh pada kondisi yang menyerupai kehidupan yang
sebenarnya.
c. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai
keterampilan-keterampilan ekspresional.
d. Menyajikan (bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya) metode-
metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi siswa.
e. Menyajikan fiksasi awal yang perlu sekaligus juga sebagai penunjang bagi latihan
dan tugas praktis.
f. Menyajikan bahan atau sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna
Karakteristik Buku Ajar
Dalam buku Telaah Kurikulum Bahasa Indonesia, menjelaskan kriteria buku ajar
yang dianggap baik yang tediri dari delapan kriteria sebagai berikut:
Maslow, sebagaimana dikutip dari Sudirman dan dikutip lagi oleh Pupuh
Fathurrahman bahwa minat seseorang akan muncul bila suatu itu terkait dengan
kebutuhannya. Jadi, bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik akan
memotivasi anak didik dalam jangka waktu tertentu.
Persyaratan materi yang harus dipelajari oleh anak didik menghendaki buku ajar
PAI SMK harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pembelajaran. Ketentuan itu
tertuang dalam standar isi kurikulum mata pelajaran PAI. Selain ketentuan di atas, ada
juga ketentuan lain yang tidak bisa diabaikan oleh buku ajar, yaitu:
1) Tujuan pembelajaran
2) Program pembelajaran
4) Pendekatan pembelajaran
Tidak adanya program pembelajaran akan bermuara pada tidak tercapainya tujuan
pembelajaran.
e. Pemakaian/Penggunaan Bahasa
Dalam kaitan dengan pemakaian bahasa, buku ajar harus memenuhi kriteria
pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar serta mengikuti perkembangan
zaman. Perkembangan zaman dimaksud adalah perkembangan penggunaan bahasa
16
Indonesia dalam buku ajar baik sebagai kutipan maupun bahasa tulis (pemakaian bahasa
Indonesia saat ini). Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa yang sesuai
dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia dan situasi dan kondisi (konteks) komunikasi.
f. Keserasian Ilustrasi dengan Wacana/Teks Bacaan
Buku ajar harus selalu disertai dengan ilustrai atau gambar agar buku ajar
menarik bagi siswa. Di samping untuk tujuan menarik perhatian, ilustrasi atau gambar
di dalam buku ajar juga mempunyai kegunaan lain, yaitu untuk mempermudah
pemahaman dan untuk merangsang pembelajaran PAI secara komunikatif. Supaya
kehadiran gambar di dalam buku ajar dapat berfungsi secara optimal, pemilihan dan
peletakan gambar harus disesuaikan dengan teks bacaan atau wacana.
Teks bacaan atau wacana harus berkaitan atau sejalan dengan ilustrasi atau
gambar yang dicantumkan berkenaan dengan teks bacaan tersebut. Kaitan itu tidak
cukup hanya dengan informasi-informasi yang ada di dalam buku suatu teks bacaan
melainkan juga dengan gagasan-gagasan utama di dalam teks bacaan itu. Dengan
demikian, pemilihan dan pencantuman ilustrasi juga akan dengan sendirinya berkaitan
dengan tujuan pembelajaran dan tema/topik yang telah ditetapkan.
g. Segi Moral/Akhlak
Moral atau akhlak juga merupakan kriteria penilaian buku ajar. Buku ajar harus
mempertimbangkan segi moral/akhlak. Hal ini penting karena bangsa Indonesia adalah
bangsa yang sangat memelihara kerukunan umat beragama, yang sangat memperhatikan
aspek-aspek moral dalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat.
Faktor-faktor aspek akhlak yang harus dipertimbangkan dalam penulisan buku
ajar meliputi pertama, sifat-sifat baik seperti kejujuran, sifat amanah (terpercaya),
keberanian, selalu menyampaikan hal-hal yang baik, kesopanan, ketaatan beribadah,
persaudaraan, kesetiakawanan, mencintai/mengasihi sesama makhluk, berbakti kepada
orang tua, taat kepada pemimpin, dan sebagainya. Kedua, hendaknya dalam buku ajar
tidak mencantumkan sesuatu yang dapat membangkitkan sifat-sifat buruk seperti
kecurangan, pengecut, ketidaksopanan, keingkaran, kemungkaran, kejahilan, kekerasan,
keberingasan, permusuhan, kekejian, kemalasan, sering berbohong, dan sebagainya.
h. Idiom Tabu Kedaerahan
Idiom adalah bahasa dan dialek yang khas menandai suatu bangsa/daerah, suku,
kelompok, dan lain-lain, sedangkan tabu adalah sesuatu yang terlarang atau dianggap
17
suci, tidak boleh diraba dan sebagai (pantangan atau larangan). Idiom tabu adalah suatu
bahasa atau dialek yang khas dimiliki oleh suatu daerah dan dianggap suci/baik serta
tidak boleh dipermainkan.
Suatu idiom dinyatakan tabu oleh suatu kebudayaan biasanya karena
kebudayaan atau masyarakat yang memiliki kebudayaan itu mempunyai pengalaman
yang tidak baik, sakral atau dapat menyinggung perasaan orang lain. Akibat sesaat yang
ditimbulkan oleh penyebutan idiom-idiom tabu kedaerahan adalah rasa risih, jijik, atau
kesan tidak sopan. Akibat yang lebih jauh dari penyebutan idiom-idiom tabu kedaerahan
yang berkali-kali adalah rusaknya sistem nilai yang dianut oleh masyarakat atau
kebudayaan. Selain itu, unsur-unsur yang harus dihindari adalah instabilitas nasional
termasuk unsur-unsur SARA. Perbedaan-perbedaan yang ada di dalam masing-masing
suku, agama, ras, dan antargolongan seharusnya tidak dipertajam. Lebih baik apabila
menghindari atau menjauhinya
Teknik Penulisan Buku Ajar
Penulisan buku ajar dapat dilakukan dengan beberapa teknik. Secara umum terdapat tiga
teknik penulisan buku ajar yakni:
a. Memulis sendiri, dimana penulis menyusun buku ajar berdasarkan gagasan dan
pengalamannya sendiri
b. Mengemas-ulang informasi, dimana penulis tidak menyusun sendiri buku ajar dari
awal melainkan memanfaatkan buku-buku, textbook, paper dan informasi lain yang
sudah ada
c. Menghimpun tulisan dari berbagai sumber terkait dan relevan dengan tema
(complication atau wrap around text). Prosedur kompilasi dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1) mengumpulkan seluruh referensi yang digunakan sebagai acuan dalam
pembelajaran
2) menentukan bagian referensi yang digunakan per pokok bahasan sesuai silabus
3) menyalin seluruh bagian dari sumber yang digunakan per pokok bahasan sesuai
dengan silabus
4) memilah hasil salinan berdasarkan urutan pokok bahasan
5) membuat resume atau analisa terhadap tulisan yang dikompilasi dikaitkan dengan
tema buku atau kompetensi pendidik yang ingin dibentuk
18
3. Buku Teks
Buku teks pelajaran banyak digunakan guru sebagai acuan atau pedoman utama
menyangkut materi untuk pembelajaran. Buku teks pelajaran masih dianggap sebagai
bahan ajar utama yang mudah digunakan dan mampu mengemas seluruh materi
pembelajaran yang akan disajikan. Guru maupun siswa tentu mampu menggunakan dan
mendapat buku pelajaran dengan harga yang terjangkau yang juga menjadikan buku
pelajaran unggul dibanding bahan ajar lain.
Fungsi, tujuan, dan manfaat buku teks pelajaran masih sangat penting dalam
pembelajaran. Hampir setiap pembelajaran selalu didampingi dengan adanya buku teks
pelajaran meskipun sudah terdapat bahan ajar ataupun sumber belajar lainnya. Buku
teks pelajaran dapat digunakan sebagai bahan ajar utama maupun sebagai bahan ajar
pendukung pembelajaran, penggunaan buku teks pelajaran dapat disesuaikan dengan
kebutuhan pembelajaran.
Namun untuk buku teks pelajaran tidak sembarangan dapat digunakan. Buku
teks pelajaran memiliki karakteristik khusus agar buku tersebut layak digunakan sebagai
bahan ajar maupun sumber belajar. Prastowo (2012: 170) menyebutkan bahwa
terdapat 4 karakteristik buku teks pelajaran secara umum, karakteristik tersebut antara
lain:
Buku teks pelajaran yang baik harus secara formal diterbitkan oleh penerbit.
Buku yang diterbitkan secara formal, juga disertai dengan ISBN yang menandakan
bahwa buku tersebut telah secara legal atau sah terdaftar sebagai buku terbitan. Buku
yang secara formal diterbitkan juga memiliki kualitas yang baik karena sebelumnya
telah melalui pemeriksaan kelayakan terbit dan dapat digunakan.
Buku teks pelajaran harus dibuat dan disusun dengan misi tertentu. Misi utama
penyusunan buku teks pelajaran adalah:
Buku teks pelajaran yang disusun dan dikembangkan oleh penulis dan penerbit
harus mengacu pada program yang diselenggarakan Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas). Ketentuan untuk buku pelajaran yang sesuai dengan program Depdiknas
adalah:
7) Buku teks pelajaran memberikan pengetahuan dan metode mengajar yang lebih
mantap jika guru menggunakan dari tahun ke tahun
Pemanfaatan buku teks pelajaran dalam pembelajaran sudah sangat umum dan
dapat ditemui pada hampir setiap pembelajaran yang dilakukan. Namun perlu diingat
bahwa tidak semua materi pelajaran harus disampaikan dengan buku teks pelajaran. Ada
kalanya juga buku teks pelajaran hanya dijadikan sebagai pendukung saja.
maksimal 4 MP, maka kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai satu judul LKS.
Namun apabila diuraikan menjadi lebih dari 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali
apakah perlu dipecah misalnya menjadi 2 judul LKS.
d. Penulisan LKS
Penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebaga berikut:
1) Perumusan KD yang harus dikuasai: Rumusan KD pada suatu LKS langsung
diturunkan dari dokumen SI.
2) Menentukan alat Penilaian: Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja
peserta didik. Karena pendekatan pembelajar-an yang digunakan adalah kompetensi,
dimana penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompeten-si, maka alat penilaian
yang cocok adalah menggunakan pendekatan Panilaian Acuan Patokan (PAP) atau
Criterion Referenced Assesment. Dengan demikian guru dapat menilainya melalui
proses dan hasil kerjanya.
3) Penyusunan Materi: Materi LKS sangat tergantung pada KD yang akan dicapai.
Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang
lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber
seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian. Agar pemahaman siswa
terhadap materi lebih kuat, maka dapat saja dalam LKS ditunjukkan referensi yang
digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus
ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang
seharusnya siswa dapat melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi
diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam kelompok
diskusi dan berapa lama.
4) Struktur LKS
Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut: judul, Petunjuk belajar (Petunjuk
siswa), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas dan
langkah-langkah kerja, dan penilaian.
Dalam proses pembelajaran ditunjang dengan penggunaan bahan ajar. “Bahan ajar
adalah segala betuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa
bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis” (Ahmadi, 2011: 208). Melalui bahan ajar
guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih
23
memahami pembelajaran. Dengan kata lain di dalam proses pembelajaran, bahan ajar
sangat dibutuhkan bagi guru maupun bagi siswa itu sendiri.
Bahan ajar di dalam pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis.
Juknis Pengembangan Bahan Ajar (2010: 27) mengelompokan bahan ajar menjadi 5
jenis, yaitu:
a. Bahan ajar cetak, antara lain hand out, buku, modul, poster, brosur, lembar
kerja siswa, wallchart, photo, atau gambar dan leaflet
b. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact
disk audio
c. Bahan ajar pandang dengar (audi visual) seperti compact disk video, film;
d. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti, CAI
(Computer Assited Instruction), compact dis (CD), Multimedia pembelajran
inetraktif, dan
e. Bahan ajar berbasis web (web based learning materials)
Berdasarkan kutipan dapat dikemukakan bahwa bahan ajar cetak dapat berupa Lembar
Kerja siswa (LKS). Berdasarkan Depdiknas (2008: 23) LKS termasuk bahan ajar cetak.
Istilah Lembar Kerja Siswa (LKS) berasal dari terjemahan Bahasa Inggris, yaitu student
worksheet. Selain itu menurut Trianto (2014: 111) ”Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah
panduan siswa yang digunakan melakukan kegitan penyelidikan atau pemecahan
masalah”. LKS dapat berupa panduan latihan pengembangan aspek pengetahuan
maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk
eksperimen atau demonstrasi hasil eksperimen yang telah dilakukan.
LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa
untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai
dengan indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. LKS dapat
meningkatkan kompetensi dikarenakan pengetahuan yang dibangun dan diperoleh
secara aktif dari pengalaman nyata dan parktikum (Festiyed, 2013).. Penyusunan LKS
harus mengacu pada struktur yang telah ditetapkan. Juknis Pengembangan Bahan Ajar
(2010: 35) menyatakan struktur LKS meliputi:
a. Judul/ identitas, judul LKS ditentukan atas dasar KD, materi pokok atau
pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum
b. Petunjuk Belajar, petunjuk bagi siswa
c. SK/KD, rumusan KD pada LKS langsung diturunkan dari KI
d. Materi Pembelajaran, gambaran umum atau ruang lingkup subtansi yang akan
dipelajari
e. Informasi Pendukung, peralatan dan bahan yang digunakan untuk
menyelesaikan tugas
f. Paparan Isi Materi, materi LKS sangat tergantung pada KD yang akan dicapai
24
g. Latihan
h. Tugas/Langkah Kerja, tugas yang harus dikerjakan siswa dan langkah-langkah
mengerjakan
i. Penilaian, penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta
didik.
Dari kutipan dapat jelaskan bahwa, dalam perancangan pembuatan LKS harus
memenuhi komponen-komponen yang disusun secara terstruktur sehingga dihasilkan
sebuah LKS yang layak digunakan dalam pembelajaran.
H. Pamflet
1) Pengertian Pamflet
Pamflet adalah selebaran kertas yang berukuran tidak tebal yang didalamnya berisi
tentang suatu tulisan. Unesco mendefinisikannya sebagai keperluan publikasi yang bisa
terdiri dari 5 sampai 48 halaman tanpa sampul, bila lebih dari itu disebut buku. Pamflet
adalah sebuah selebaran yang memuat informasi-informasi tertentu yang dibuat oleh
perusahaan atau organisasi dan ditujukan kepada masyarakat luas.
2) Fungsi Pamflet
25
Pamflet digunakan sebagai alat menyampaikan suatu pesan atau informasi kepada
pembaca mengenai sesuatu hal, misalnya produk, sosialisasi, pengumuman, dan lain-
lain
3) Struktur Pembuatan Pamplet
a) Tentukan pesan yang akan disampaikan.
Pamflet yang baik disusun berdasarkan satu pesan, tujuan, atau masalah.
b) Tambahkan penjelasan singkat tentang organisasi atau badan yang
menyelenggarakan.
c) Pilih permintaan aksi.
Putuskan hal apa yang akan dipromosikan oleh pamflet.
d) Gunakan bahasa umum yang mudah dimengerti oleh semua orang.
e) Masukkan informasi kontak.
Bagian depan pamflet sebaiknya digunakan untuk situs web, sementara bagian
belakang pamflet cocok untuk alamat dan informasi peta.
f) Teks dan gambar terpisah.
Pisahkan informasi tambahan menjadi bagian teks pendek yang bisa dibagi.
4) Karakteristik pamflet
Karakteristik pamlet, yaitu:
1. Pada umumnya menggunakan bahasa yang singkat, jelas dan persuasif.
2. Ditulis dengan jelas (huruf cetak) supaya mudah terbaca.
3. Tema-tema yang digunakan pada umumnya yang aktual (up to date).
5) Contoh pamflet
26
BAB III
PEMBAHASAN
Matriks Perbedaan Bahan Ajar Cetak Handout, Modul, Diktat, Buku Ajar, dan Buku Teks, LKS dan Pamflet
Handout Modul Diktat Buku ajar Buku teks LKS Pamflet
1. Bahan tertulis 1. Modul adalah 1. Diktat adalah 1. Buku ajar 1. Buku teks 1. LKS 1. Pamflet
yang satuan satu jenis cara adalah buku digunakan merupakan berbentuk
disiapkan program pengemasan yang diguna- sebagai lembaran- selebaran
oleh seorang pembelajaran materi kan baik oleh sumber dalam lembaran berisi yang
guru untuk terkecil yang pembelajaran siswa mau- mempelajari tugas yang didalamnya
memperkaya dapat seperti buku pun guru kembali materi harus dikerja- berisi tentang
pengetahuan dipelajari oleh namun tidak dalam yang telah kan oleh siswa. suatu tulisan.
peserta didik. siswa secara selengkap kegiatan diajarkan dan
mandiri buku dan belajar mempelajari
2. Handout 2. Modul digunakan mengajar. materi 2. LKS 2. Fungsi
berfungsi berfungsi untuk 2. Buku ajar selanjutnya. berfungsi pamflet
sebagai bahan untuk kalangan bermuatan 2. Fungsi dari untuk adalah
rujukan, meningkatkan sendiri. nilai-nilai buku teks memberikan sebagai alat
pemberi motivasi 2. Diktat karakter adalah sebagai pengalaman menyampai-
motivasi, belajar siswa berfungsi diharapkan bahan yang konkret kan suatu
pengingat, secara untuk memotivasi referensi, bagi siswa, pesan atau
pemberi maksimal, membantu siswa selama bahan membantu informasi
umpan balik, meningkatkan proses belajar belajar, evaluasi, dan variasi belajar, kepada
dan menilai kreativitas yang bersifat sehingga alat bantu membangkit- pembaca
hasil belajar. guru dalam mandiri dan pembelajaran pendidik kan minat mengenai
3. Struktur mempersiap- memungkin- akan menarik dalam belajar siswa, sesuatu hal.
penyusunan kan kan variasi dan melaksanakan meningkatkan 3. Struktur
28
Perbedaan bahan ajar cetak (Handout, modul, diktat, buku ajar, buku teks)
30
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap
dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan guru dan siswa
dalam proses pembelajaran. Bahan ajar cetak meliputi hand out, modul, buku (diktat,
buku ajar dan buku teks), LKS, dan pamflet. Dimana karakteristik dari masing-masing
bahan ajar tersebut berbeda-beda.
Karakteristik dari handout yaitu berupa catatan-catatan kecil dari guru, sedangkan
karakteristik dari modul adalah paparan materinya yang lebih detail dan proses
belajarnya menuntut siswa mandiri. Selanjutnya karakteristik buku adalah penyusunan
materinya dalam bentuk bab dan subbab. Buku terdiri dari diktat, buku ajar dan buku
teks. Kemudian karakteristik dari LKS yaitu berupa lembaran-lembaran yang memuat
tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Terakhir karakteristik pamflet adalah
memuat informasi dan pesan yang ditulis dalam satu lembar kertas.
B. Saran
1. Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kompetensi peserta
didik adalah dengan membuat bahan ajar sendiri yang sesuai dengan kurikulum
yang sedang berlaku saat ini, yaitu Kurikulum 2013.
2. Salah satu upaya yang bisa dilakukan guru menanamkan karakter kepada peserta
didik adalah dengan mampu mengkaitan materi pembelajaran dengan karakter
kepada peserta didik.
32
DAFTAR PUSTAKA
Festiyed. 2013. Internalisasi Integrasi Karakter Religius pada Materi Fisika. Padang,
s.n.,p.3.
Prastowo, Andi.2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA
Press
Tian Belawati, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar . Jakarta: Pusat Penerbitan UT.