REFERRAT Efusi Perikardium

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

REFERRAT

EFUSI PERIKARDIUM

Pembimbing:

dr. Ida Widayanti Sp. Rad

Disusun Oleh:
PUTERI KEMALA INDAH FEDINA
1102015179

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

KEPANITERAAN DEPARTEMEN RADIOLOGI

RSUD DR DRADJAT PRAWIRANEGARA

PERIODE 13 MEI – 22 JUNI 2019


PENDAHULUAN

Jantung terletak dalam ruang mediastinum rongga dada, yaitu di antara paru.
Memiliki panjang kira-kira 12 cm (5 in.), lebar 9 cm (3,5 in.), dan tebal 6 cm (2,5 in.),
dengan massa 250 g pada wanita dewasa dan 300 g pada pria dewasa. Dua pertiga massa
jantung berada di sebelah kanan dari garis tengah tubuh. Dasar jantung adalah permukaan
posteriornya yang dibentuk oleh atrium jantung, terutama atrium kiri. Sedangkan bagian
ujung jantung (apeks) dibentuk oleh ujung ventrikel kiri. Membran pembungkus jantung
disebut perikardium yang menjaga jantung untuk tetap berada pada posisinya di
mediastinum.

Perikardium terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan dalam atau lapisan serosa dan lapisan
luar atau fibrosa. Bentuk lapisan fibrosa perikardium seperti botol dan berdekatan dengan
diafragma, sternum dan kartilago kosta. Lapisan serosa lebih tipis dan berdekatan dengan
permukaan jantung. Perikardium berfungsi sebagai barrier proteksi dari infeksi atau
inflamasi organ – organ sekitarnya. Jumlah normal cairan perikardium 15 – 50 ml,
disekresi oleh sel misotelial. Akumulasi normal cairan dalam ruang perikardium dapat
menimbulkan efusi perikardium. Selanjutnya akumulasi tersebut dapat menyebutkan
peningkatan tekanan perikardium, penuruna cardiac output dan hipotensi (tamponade
jantung). Akumulasi cairan yang sangat cepat akan mempengaruhi hemodinamik.6

Bila volume cairan melebihi ‘penuh’ di tingkat perikardium itu, efusi perikardial
mengakibatlan tekanan pada jantung sehingga sehingga terjadi tamponade jantung yaitu
terjadi kompresi jantung akibat darah atau cairan yang menumpuk di ruang antara
miokardium (otot jantung) dan perikardium (kantung jantung). Kompresi tersebut
menyebabkan fungsi jantung menurun. Efusi perikardial adalah kondisi darurat yang
membutuhkan hospitalisasi apabila cairannya melebihi dari normal. Diagnosis efusi
perikardial dapat ditegakkan dengan pemeriksaan umum, pemeriksaan radiologi dan
pemeriksaan lainnya. 6
A. DEFINISI
Efusi pericardium adalah penumpukan cairan abnormal dalam ruang perikardium.
Cairan tersebut dapat berupa transudat, eksudat, pioperikardium, atau
hemoperikardium. Efusi perikardium bisa akut atau kronis dan lamanya
perkembangan mimiliki pengaruh besar terhadap gejala – gejala pasien. Efusi
perikardium merupakan hasil perjalanan klinis dari suatu penyakit yang disebabkan
oleh infeksi, keganasan maupun trauma.1

B. EPIDEMIOLOGI
Insidens tamponade jantung di Amerika Serikat adalah 2 kasus per 10.000
populasi. Lebih sering pada anak laki – laki (7 : 3) sedangkan pada dewasa tidak ada
perbedaan bermakna laki – laki : perempuan (1,25 : 1). Morbiditas dan mortalitas
sangat tergantung dari kecepatan, diagnosis, penyebab dan penatalaksanaan.
Tamponade jantung yang disebabkan oleh trauma atau HIV lebih seriNg terjadi pada
dewasa muda, sedangkan tamponade yang disebabkan keganasan dan atau gagal
ginjal lebih sering terjadi pada individu yang lebih tua.2

C. ETIOLOGI

Penyebab terjadinya efusi perikardium antara lain:


 Inflamasi dari pericardium (pericarditis) adalah sebagai suatu respon dari
penyakit, injury atau gangguan inflamasi lain pada pericardium. Pericarditis dapat
mengenai lapisan visceral maupun parietal perikardium dengan eksudasi
fibrinosa. Jumlah efusi perikardium dapat bervariasi tetapi biasanya tidak banyak,
bisa keruh tetapi tidak pernah purulen. Bila berlangsung lama maka dapat
menyebabkan adhesi perikardium visceral dan parietal.
 Penyebab tersering efusi perikardium pada keganasan ialah kanker paru dan
payudara (25-35%). Penyebab lainnya ialah: limfoma, kanker saluran cerna, dan
melanoma. Tumor primer perikardium seperti mesotelioma atau
rhabdomiosarkoma jarang sebagai penyebab efusi perikardial. Perluasan langsung
keganasan disekirat jantung seperti kanker esofagus dan paru dapat juga
menyebabkan efusi perikardial. Perikarditis pasca radisi pada penderita kanker
dapat menimbulkan efusi perikardial yang dapat timbul setelah beberapa minggu
sampai 12 bulan.5

D. MANIFESTASI KLINIS

Banyak pasien dengan efusi perikardial tidak menunjukkan gejala. Kondisi ini
sering ditemukan ketika pasien melakukan foto dada x-ray atau echocardiogram untuk
mendiagnosa penyakit lain. Awalnya, pericardium dapat meregang untuk
menampung kelebihan cairan. Oleh karena itu, tanda dan gejala terjadinya penyakit
mungkin akan terjadi ketika sejumlah besar cairan telah terkumpul.4

Jika gejala muncul, maka kemungkinan akan terdeteksi dari kelainan organ di
sekitarnya, seperti paru-paru, lambung atau saraf frenik (saraf yang terhubung ke
diafragma). Gejala juga dapat terjadi karena gagal jantung diastolik (gagal jantung
yang terjadi karena jantung tidak dapat berdetak normal seperti biasanya pada setiap
gerakan karena kompresi ditambahkan). Biasanya gejala yang timbul pada efusi
perikardial yaitu:4
1. Dada seperti ditekan dan terasa sakit
2. Sesak Napas
3. Terasa mual
4. Perut terasa penuh dan kesulitan menelan

Sedangkan gejala efusi perikardial yang menyebabkan tamponade jantung yaitu:


1. Kebiruan pada bibir dan kulit
2. Penderita mengalami syok
3. Perubahan Status mental

E. DIAGNOSIS

A. ANAMNESA
Anamnesa yang komprehensif terhadap riwayat pasien dapat membantu
mengidentifikasi kemungkinan etiologi dari efusi pericardium, yang dapat
menyebabkan tamponade jantung.
1. Pasien dengan penyakit sistemik dan keganasan dengan penurunan berat badan,
lemas, adan anoreksia.
2. Nyeri dada pada pasien perikarditis dan infark miokard.
3. Nyeri musculoskeletal atau panas tampak pada pasien dengan kelainan jaringan
ikat.
4. Riwayat gagal ginjal menyebabkan uremia sebagai penyebab efusi pericardium.
5. Seksama terhadap obat pasien terkait obat lupus yang mengarah ke efusi
perikardial
6. Riwayat terakhir bedah kardiovaskular, intervensi koroner, atau trauma yang
dapat menyebabkan pengumpulan cepat cairan perikardial dan menyebabkan
tamponade.
7. Riwayat terakhir pemasangan pacemaker atau insersi kateter vena central yang
dapat menyebabkan pengumpulan cepat cairan pericardium dan menyebabkan
tamponade.
8. Pertimbangkan HIV efusi pericardial dan tampnade jika pasien memiliki riwayat
penggunaan narkoba suntik atau infeksi oportunistik.
9. Tanyakan tentang radiasi dinding dada (misal untuk kanker paru, mediastum, atau
esophagus).
10. Tanyakan tentang gejala keringat malam,demam, dan penurunan berat badan,
yang mengindikasikan tuberculosis.
B. PEMERIKSAAN FISIK
 Trias Beck meliputi hipotensi, peningkatan JVP dan suara jantung melemah.
 Pulsus paradoksus: penurunan tekanan sistolik lebih dari 12 mm Hg pada saat
inspirasi.
 Kussmaul sign: penurunan tekanan dan distensi JVP yang sebelumnya meningkat
saat inspirasi.
 Tanda Ewart: gambaran redup di daerah di bawah skapula kiri ; terjadi pada efusi
perikardial luas.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
I. LABORATORIUM
1. Elektrolit – kelainan metabolic (misalnya gagal ginjal)
2. Complete blood count (CBC) dengan diferensial – Leukositosis bukti infeksi,
serta cytopenia, sebagai tanda penyakit kronis (misalnya HIV,kanker)
3. Enzim jantung – untuk menyingkirkan infark miokard
4. Thyroid stimulating hormone – untuk hipotiroidism
5. Rheumatoid factor, immunoglobulin complexes, antinuclear antibody test (ANA)
– curiga kasus rhemautologi3
II. RADIOLOGI
a) Chest X-Ray
Pada foto thoraks didapatkan jantung melebar (CTR > 50%) ke lateral
kanan dengan batas kanan melebihi 1/3 clavicula. Jantung melebar ke lateral kiti
denga apex terangkat dan pinggang jantung mendatar. Foto thoraks menunjukkan
jantung membesar bentuk globuler gambaran “Water bottle-shape heart” atau
bentuk kendi. Gambaran jantung seperti ini tampak jika cairan lebih dari 250 ml.
Diafragma sebelah kanan membentuk kubah dan diafragma kiri tertutup
bayangan jantung. Sinus costrophrenicus kanan lancip dan sinus costophrenicus
kiri tertutup bayangan jantung. Paru pada foto thoraks didapatkan hilus kana
normal dan hilus kiri tertutup bayangan jantung. Corakan bronchovaskular
normal.
b) CT – Scan
Pada CT – Scan dengan kontras dapat terlihat cairan pada perikardium.

F. DIFFRENSIAL DIAGNOSIS
1. Kardiomiopati dilatasi
Foto thoraks pasien dengan gagal jantung akibat kardiomiopati. Ukuran jantung
lebih dari ukuran jantung normal.

2. Perikarditis
G. PENATALAKSANA

Terapi untuk efusi perikardial maligna terdiri dari:

a. Terapi non-spesifik atau simtomatik


Terapi non-spesifik
1. Perikardiosentesis terapeutik
Tindakan ini merupakan tindakan darurat pada tamponade jantung. Disini
dapat dipasang pig tail cathether selama 2-3 hari. Selama itu penderita harus
diberi antibiotika. Perikardiotomi subxiphoidea dapat dilakukan dibawah
anestesi lokal. Angka kekambuhan sekitar 6-12%.
2. Pembuatan pericardial window
Tindakan ini memerlukan torakotomi dan dilakukan drainase dari kavum
perikardium ke kavum pleura. Angka kekambuhan sekitar 5-20%.
3. Perikardiodesis
Disini dilakukan pemberian tetrasiklin, thiothepa atau bleomisin ke dalam
kavum perikardium untuk melengketkan perikard. Tetrasikin 500 mg dalam
25 ml salin dimasukkan dalam 2-3 menit, atau bleomisin 30 unit dalam 20 ml
salin.
4. Perikardiektomi
Disini sebagian besar perikardium diangkat sehingga angka kekambuhan
kecil, tetapi mortalitas dan morbiditas lebih besar. Perikardiektomi terutama
dilakukan pada perikarditis konstriktif.
b. Terapi spesifik
Terapi ini ditujukkan untuk mengatasi kanker yang menjadi penyebab efusi
tersebut.
1. Kemoterapi
Kemoterapi terutama diberikan pada kanker payudara, kanker paru sel
kecil, limfoma dan leukimia. Tindakan ini tidak dapat segera mengurangi
gejala efusi dan respons jangka panjang tergantung pada sensitifitas
kanker terhadap kemoterapi.
2. Radioterapi
Untuk kanker yang radiosensitif diberikan radiasi dengan dosis 2000-
3000cGy dalam 2-3 minggu.5
H. KOMPLIKASI
1. Tamponade perikardial
Dapat mengakibatkan ganggungan hemodinamik berat dan kematian
2. Efusi perikardial kronik
Efusi berlangsung lebih dari 6 bulan, biasanya ditoleransi dengan baik.4
I. PROGNOSIS
Pasien dengan efusi perikardial gejala dari HIV/AIDS atau kanker memiliki
tingkat kematian tinggi jangka pendek. Pasien dengan efusi idiopatik umumnya
memiliki prognosis yang baik. sebagian besar prognosis pasien dari efusi perikardial
jelas lain tergantung pada perawatan dan kontrol pada kondisi mendasar yang
diendapkan efusi tersebut.4

KESIMPULAN
Efusi perikardial adalah kondisi darurat yang membutuhkan hospitalisasi apabila
cairannya melebihi dari normal. Diagnosis efusi perikardial dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan radiologi yaitu ditemukan jantung membesar bentuk globuler gambaran
“Water bottle-shape heart” atau bentuk kendi. Gambaran jantung seperti ini tampak jika
cairan lebih dari 250 ml.
DAFTAR PUSTAKA
1. Burn DK, Kumar V. Penyakit Perikardium Buku Ajar Patologi Robbins Volume 2
edisi 7. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007. h. 440
2. Yarlagadda, Chakri. 2011. Cardiac Tamponade
http://emedicine.medscape.com/article/152083-clinical. Diakses tanggal 5 Januari
2012
3. Marulam. M. panggabean. Editor: Aru W. Sudayo et all. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi IV Jilid III. Ilmu Penyakit Dalam FK UI: Jakarta; 2006. 1604-05.
4. Lily SL, Ramos Y. Disease 0f the pericardium. Patophysiology of heart disease. Edisi
ke-4. Lippincott Williams & Wilkin’s: 2009. H.393-344.
5. Strimel WJ. Pericardial Effusion. 2012 July 13. [cited 2012 July 24] available from
URL : http://emedicine.madscape.com/article/157325- overview (online)
6. Darling David. Pericardium Anatomy.
http://www.daviddarling.info/encyclopedia/P/pericardium.html.Diakses tanggal 6
Januari 2012Lily SL, Ramos Y. Diseases of the pericardium. Patophysiology of heart
disease. Edisi ke-4. Lippincott Williams & Wilkins; 2007. Hal: 334-48.

Anda mungkin juga menyukai