Limbah Non b3
Limbah Non b3
Limbah Non b3
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair.
Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan
lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah
anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung
bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari
peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun
dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
1. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses
biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah
pertanian dan perkebunan.
2. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi.
Dapat dibagi lagi menjadi:
• Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki
nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
• Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah
atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
Jenis-jenis Limbah
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP 82
thn 2001). Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan pada :
a.Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah dapat
diukur dengan menggunakan metoda Titrimetrik
b. Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSA
c. Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru Indofenol
d. Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD)
e. Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metoda MPN
f. Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrik
g. Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA
Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik pada
umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan,
perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah
padat: kertas, kayu, kain, karet/kulittiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri,
kulit telur, dll
Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat (limbah) yang
mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida,
ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon monoksida dan timah.
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau
beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat
merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan
manusia.Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan
beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses,
dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-
bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut:
mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi,
bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk
limbah B3.
* Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas
dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan.
* Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api,
gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala
akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.
* Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau
menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
* Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia
dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam
tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.
* Limbah penyebab infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau limbah
yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan
cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.
* Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau
mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang bersifat
asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.
Dalam menetukan metoda pengolahan limbah padat ini , tentunya sebagian besar para
industrian di Indonesia ini atau bahkan kita mengenal tentang 4R , yakni Reuse , Recycle ,
Recovery dan Reduse. Dalam memperlakukan Limbah, baik Limbah B3 dan non-B3, kita
harus berpegang pada 3R + 1R. pemanfaatan limbah B3. 3R ini sesuai dengan peraturan
dimaksud kepada Menteri Lingkungan Hidup Nomor 02 tahun 2008, yakni :
1. Reuse
Reuse adalah penggunaan kembali limbah B3 dengan tujuan yang sama tanpa melalui
proses tambahan kimia, fisika, biologi, dan / atau termal
2. Recycle
Recycle adalah mendaur ulang komponen yang berguna melalui proses tambahan dalam
kimia, fisika, biologi, dan / atau termal menghasilkan produk yang sama atau produk yang
berbeda
3. Pemulihan
Pemulihan adalah pemulihan komponen berguna untuk proses kimia, fisika, biologi, dan /
atau termal
1R lagi pertanyaannya adalah Reduce, mengurangi, atau dalam hal ini adalah untuk
meminimalkan dampak pencemaran terhadap lingkungan. Konstruksi bahwa jika limbah B3
tidak dapat menggunakan kembali, daur ulang, dan pemulihan, itu harus
di Kurangi. pengurangan limbah B3 harus dilakukan secara sinergis antara mereka yang
berhubungan, yaitu, generator dari prosesor limbah kolektor, atau penerima manfaat limbah,
dan Pemerintah, tentu saja.
Dalam pengurangan PT. Logam Jaya Abadi oleh divisi Transporter dan proaktif memberikan
kontribusi yang cukup untuk membantu menjembatani antara produsen dan penerima
limbah pengolahan limbah / yang telah menerapkan konsep zero waste melalui co-
processing yang sudah memiliki lisensi dari Kementerian Lingkungan Hidup
Republik Indonesia.
ataupun kesehatan. Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi
dua cara yaitu pengolahan limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah
unsur kimia yang beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu
Limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya harus diolah
lainnya misalnya, dengan cara mendaur ulang, Dijual kepasar loakatau tukang
rongsokan yang biasa lewat di depan rumah – rumah. Cara ini bisa menjadikan
limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa sehingga bisa menjadi barang yang
ekonomis dan bisa menghasilkan uang. Dapat juga dijual kepada tetangga kita yang
menjadi tukang loak ataupun pemulung. Barang-barang yang dapat dijual antara lain
kertas-kertas bekas, koran bekas, majalah bekas, botol bekas, ban bekas, radio tua,
Dapat juga dengan cara pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling mudah
untuk dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan
menggunakan minyak tanah lalu dinyalakan apinya. Kelebihan cara membakar ini
adalah mudah dan tidak membutuhkan usaha keras, membutuhkan tempat atau lokasi
yang cukup kecil dan dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk pembangkit
1. Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan
yang berbeda juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan
2. Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil
3. Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah membusuk,
sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik.
4. Pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang
a) Pembuangan Di Laut
tempat dan perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat
2. Struktur tanah.
• Plastik
• Sebagian dari limbah B3 yang telah diolah atau tidak dapat diolah dengan
teknologi yang tersedia harus berakhir pada pembuangan (disposal). Tempat
pembuangan akhir yang banyak digunakan untuk limbah B3
ialah landfill (lahan urug) dan disposal well (sumur pembuangan). Di
Indonesia, peraturan secara rinci mengenai pembangunan lahan urug telah
diatur oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) melalui
Kep-04/BAPEDAL/09/1995.
• Dimulai dari bawah, bagian dasar secured landfill terdiri atas tanah setempat,
lapisan dasar, sistem deteksi kebocoran, lapisan tanah penghalang, sistem
pengumpulan dan pemindahan lindi (leachate), dan lapisan pelindung. Untuk
kasus tertentu, di atas dan/atau di bawah sistem pengumpulan dan
pemindahan lindi harus dilapisi geomembran. Sedangkan bagian penutup
terdiri dari tanah penutup, tanah tudung penghalang, tudung geomembran,
pelapis tudung drainase, dan pelapis tanah untuk tumbuhan dan vegetasi
penutup. Secured landfill harus dilapisi sistem pemantauan kualitas air tanah
dan air pemukiman di sekitar lokasi agar mengetahui apakah secured
landfill bocor atau tidak. Selain itu, lokasi secured landfill tidak boleh
dimanfaatkan agar tidak beresiko bagi manusia dan habitat di sekitarnya.
• Sumur injeksi atau sumur dalam (deep well injection) digunakan di Amerika
Serikat sebagai salah satu tempat pembuangan limbah B3 cair (liquid
hazardous wastes). Pembuangan limbah ke sumur dalam merupakan suatu
usaha membuang limbah B3 ke dalam formasi geologi yang berada jauh di
bawah permukaan bumi yang memiliki kemampuan mengikat limbah, sama
halnya formasi tersebut memiliki kemampuan menyimpan cadangan minyak
dan gas bumi. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pemilihan tempat
ialah strktur dan kestabilan geologi serta hidrogeologi wilayah setempat.