Makalah Bahan Tambahan Makanan BTM
Makalah Bahan Tambahan Makanan BTM
Makalah Bahan Tambahan Makanan BTM
JURUSAN GIZI
2013
A. Pengertian dan Fungsi Bahan Tambahan Pangan
a. Pengertian
Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan
yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi
ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan
antara lain bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat
dan pengental.
Didalam peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88
dijelaskan juga bahwa Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang
biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan
ingredien khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi yang
sengaja ditambahkan kedalam makanan untuk maksud tekhnologi pada
pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan,
penyimpanan atau pengangkutan makanan untuk menghasilkan suatu
komponen atau mempengaruhi sifat khas makanan tersebut.
Peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu, dan
gizi pangan pada bab 1 pasal 1 menyebutkan, yang dimaksud dengan bahan
tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan kedalam makanan untuk
mempengaruhi sifat atau bentuk pangan atau produk pangan.
Menurut FAO di dalam Furia (1980), bahan tambahan pangan adalah
senyawa yang sengaja ditambahkan kedalam makanan dengan jumlah dan
ukuran tertentu dan terlibat dalam proses pengolahan, pengemasan, dan atau
penyimpanan. Bahan ini berfungsi untuk memperbaiki warna, bentuk, cita rasa,
dan tekstur, serta memperpanjang masa simpan, dan bukan merupakan bahan
(ingredient) utama.
Pada masa lalu, sumber bahan tambahan makanan masih terbatas pada
bahan alami, seperti daun suji dan kunyit untuk pewarna, pati untuk pengental,
garam memberi rasa asin serta rempah-rempah untuk memberikan aroma yang
khas. Namun, dengan semakin maju dan berkembangnya teknologi pengolahan
pangan, mendorong orang untuk memperoleh segala sesuatu secara praktis dan
cepat, tidak heran pada akhirnya tercipta macam-macam bahan tambahan
makanan hasil ekstrak bahan alami maupun sintesis bahan kimia.
Pemakaian Bahan Tambahan Pangan di Indonesia diatur oleh
Departemen Kesehatan. Sementara, pengawasannya dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (Dirjen POM).
b. Fungsi
Menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 bahan tambahan
makanan yang digunakan harus memiliki salah satu fungsi di bawah ini :
1) Antioksidan (Antioxidant)
2) Antikempal (Anticaking Agent)
3) Pengatur Keasaman (Acidity Regulator)
4) Pemanis Buatan (Artificial Sweeterner)
5) Pemutih dan Pematang Telur (Flour Treatment Agent)
6) Pengemulsi, Pemantap, dan Pengental (Emulsifier, Stabilizer, Thickener)
7) Pengawet (Preservative)
8) Pengeras (Firming Agent)
9) Pewarna (Colour)
10) Penyedap Rasa dan Aroma, Penguat Rasa (Flavour, Flavour Enhancer)
11) Sekuestran (Sequestrant)
Menurut Winarno 1980 BTP atau “food additive” yang digunakan harus
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1) Dapat mempertahankan nilai gizi makanan tersebut.
2) Tidak mengurangi zat-zat essensial dalam makanan.
3) Dapat mempertahankan atau memperbaiki mutu makanan.
4) Menarik bagi konsumen dan tidak merupakan penipuan.
Dalam kehidupan sehari-hari BTP sudah umum digunakan namun sering terjadi
kontroversi karena banyak produsen pangan yang menggunakan bahan tambahan
yang berbahaya bagi kesehatan serta melebihi dari dosis yang diizinkan dalam
industri. Bahan tambahan makanan bukanlah merupakan bahan pokok dalam suatu
proses pengolahan makanan. Secara khusus tujuan penggunaan BTP dalam pangan
adalah untuk :
2) Zat pengawet
Untuk mencegah atau menghambat tumbuhnya bakteri sehingga tidak
terjadi pembusukan, pengsaman atau peruraian makanan.
Contoh pengawet : asam benzoat dan nitrit.
3) Pemanis
Untuk memberikan rasa manis atau dapat membantu mempertajam
penerimaan lidah terhadap rasa manis.
Contoh pemanis yang biasa di gunakan : sakarin dan siklamat.
5) Pembentuk serat
Untuk membuat makanan lebih berserat sehingga lebih mudah di kunyah
dan di rasakan oleh mulut.
Contoh : emulsifiers.
6) Anti oksidan
Untuk mencegah bau tengik, untuk mencegah atau menghambat
ketengikan pada produk misal minyak goreng.
Contoh : lesitin dan asam askorbat yang merupakan bahan alami atau
buatan seperti BHA dan BHT.
7) Anti Kempal
Untuk mencegah penggumpalan pada bahan makanan dalam bentuk
tepung atau butiran yang menyerap air.
Bahan sintesis
Biasanya merupakan hasil sintesis secara kimia. Memiliki keuntungan
yaitu lebih stabil, lenih pekat, jumlah penggunaan sedikit, serta
menimbulkan efek samping.
Contoh: Sakarin dan siklamat yang fungsinya sebagai pemanis. BHA
dan BHT (bersifat karsinogenik), formalin dan boraks (pengawet dan
pengenyal), rhodamin B (pewarna), sakarin maksimal 300 mg/kg (efek
karsinogenik), siklamat maksimal 1 g/kg (efek karsinogenik), asam
askorbat, serta asam asetat glasial.
b. Cara Pemberian
o Penentuan nilai AD I
Suatu zat atau bahan yang disengaja ditambahkan saat pembuatan untuk
mendapatkan hasil atau karakteristik tertentu sesusai yang diinginkan.
Umumnya, bahan tambahan makanan membuat makanan menjadi lebih
awet dan juga memberikan bentuk, rasa, dan bau yang lebih
menyenangkan.
c) Kontaminan (contaminant)
Kontaminan adalah bahan-bahan yang tidak sengaja terbawa
atau tercampur dalam proses pengolahan. Misalnya residu,
senyawa-senyawa pengemas yang kontak dengan makanan,
mikroorganisme.
Berikut ini adalah bahan tambahan pangan yang aman menurut Surat
Keputusan Menkes no.722/Menkes/Per/IX/88 :
1) Pengawet Makanan
Asam benzoate sebanyak 1 g per 1 kg adonan
Sodium benzoate sebanyak 1 g per 1 kg adonan
Asam propionate sebanyak 3 g per 1 kg adonan (untuk roti)
Belerang dioksida sebanyak 500 mg per 1 kg adonan
2) Pewarna Makanan
Ponceau 4 R untuk pewarna saus sambal dengan dosis 300 mg per 1 kg
makanan atau 70 mg per 1 kg minuman. Merah allura/allura red dengan dosis
70 mg per 1 kg makanan atau 300 mg per 1 kg adonan
Erytrosine dengan dosis 300 mg per 1 kg berat badan per hari
Kuning FCF
Sunset Yellow
3) Pemanis
Sakarin dengan dosis 2,5 mg per 1 kg berat badan per hari
Sodium siklamat dengan dosis 11 mg per 1 kg berat badan per hari
Aspartam dengan dosis 40 mg per 1 kg berat badan per hari
Sorbitol (digunakan untuk penderita diabetes dan orang yang membutuhkan
kalori rendah)
6) Pengental
Pectin dosis 10 g per kg (ada 2 macam pectin apple dan pectin citrus)
Gelatin dosis 5 mg per kg
CMC/Carboxy Methyl Cellulose
7) Antioksidan
Asam ascorbat/Ascorbic acid/vitamin C dosis 500 mg per kg untuk produk
daging
BHT dosis 200 mg per kg sebagai antitengik untuk minyak goreng
TBHQ dosis antitengik untuk minyak goreng
8) Pengatur keasaman
Untuk menurunkan PH.
Citric Acid/Asam Sitrat (jeruk) Dosis 3 gram per kg
Malic Acid/Asam Malat (apel)
Tartaric Acid (anggur)
Buffer Liquid/Buffered Lactic Acid /asam susu
Untuk menaikkan PH
Soda Kue/Sodium Bikarbonat Dosis 2 gram per kg
Soda Kie S/Sodium Carbonate
10) Sekuestran
Asam Fosfat 5 gram per kg
Citric Acid/Asam Sitrat secukupnya
1. Anti Oksidan
Adalah Bahan Tambahan Makanan yang dapat mencegah atau menghambat
proses oksidasi.
Mentega 200
2. Anti Kempal
Adalah bahan makanan yang dapat mencegah mengempal atau menggumpalnya
makanan yang berupa serbuk, tepung atau butiran.
Krim bubuk 1
2. Kalsium Aluminium Garam meja 10
Silikat
Serbuk gram dengan 20
rempah atau bumbu
merica
15
Dekstrosa bubuk/gula
bubuk
3. Kalsium Silikat Susu bubuk 10
Krim bubuk 1
3. Pengatur Keasaman
Adalah bahan tambahan makanan yang dapat mengasamkan, menetralkan dan
mempertahankan derajat keasaman bahan makanan. Selain itu juga berfungsi
sebagai penegas rasa, warna, dan pengawet.
Bir Secukupnya
4. Asam Laktat Makanan bayi 2 g/kg
kalengan
Secukupnya hingga pH 2,8-3,5
Jam, jeli, marmalad
4. Pemanis
Bahan Tambahan Makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan,
yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi.
Saus 300
Saus 3 g/kg
Sesuai dengan peraturan Badan POM yang baru (HK. 00.05.5.1.4547) tanggal 21
Oktober 2004, terdapat 13 macam pemanis buatan
Kalori 2 kkal/gr
5. Lakitol 0,3-0,4 x sukrosa Termasuk Pasta/mie, ikan/daging,
dalam GRAS diet khusus
Kalori 2 kkal/gr
6. Maltitol 0,9 x sukrosa Termasuk Pasta/mie, formula
dalam GRAS bayi/ diet khusus
Kalori 2,1 kkal/gr
7. Manitol 0,5-0,7 x sukrosa Termasuk Mentega, pasta/mie,
dalam GRAS ikan, diet khusus
Kalori 1,4 kkal/gr
8. Neotam 7000-13000 x 0,2 mg/kg
sukrosa berat badan
Tidak berkalori
9. Sakarin 300-500 x sukrosa 5 mg/kg berat Susu, es krim, buah
badan olahan, permen karet,
Tidak ada kalori kue, minuman
10. Siklamat 30 x sukrosa 0-11 mg/kg Susu fermentasi, es
berat badan krim, permen karet,
Tidak ada kalori minuman/jus, makanan
diet
11. Silitol Sama dengan Termasuk Susu fermentasi, buah
sukrosa dalam GRAS segar, ikan olahan,
bumbu, formula bayi
Kalori 2,4 kkal/gr
12. Sorbitol 0,5-0,7 x sukrosa Termasuk Susu fermentasi,
dalam GRAS mentega, buah segar /
Kalori 2,6 kkal/gr olahan, pasta / mi,
daging/ikan, diet
khusus
13. Sukralosa 600 x sukrosa 0-15 mg/kg Susu fermentasi, es
berat badan krim, buah/sayur
Tidak ada kalori olahan, permen, kue,
jus
Keterangan :
ADI : Acceptable Daily Intake atau Asupan Harian yang dapat diterima, adalah jumlah
maksimum pemanis buatan dalam mg/kg berat badan yang dapat dikonsumsi
setiap hari selama hidup tanpa menimbulkan efek merugikan terhadap
kesehatan.
5. Pemutih dan Pematang Tepung
Kaldu Secukupnya
Keju 5 g/kg
7. Pengawet
Adalah Bahan Tambahan Makanan yang dapat mencegah atau menghambat
fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan
oleh mikroorganisme.
Roti 2 g/kg
3. Kalsium Sorbat Pekatan sari nanas 1 g/kg
Margarin 1 g/kg
4. Kalium Sorbat Keju 1 g/kg
Margarin 1 g/kg
8. Pengeras
Adalah Bahan Tambahan Makanan yang berfungsi sebagai bahan perenyah dan
dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan.
Apel kalengan
9. Pewarna
Adalah Bahan Tambahan Makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna
pada makanan.
a. Pewarna alami (dari tumbuhan, hewan atau dari sumber mineral)
Karotenoid (merah, kuning, dan oranye)
Kurkumin (dari tanaman kunyit)
Klorofil (hijau)
b. Pewarna yang identik dengan alami (dihasilkan dengan cara sintesa kimia bukan
cara ekstraksi)
Santoxantin (merah)
Beta karoten (kuning orange)
c. Pewarna sintetik
Dyes (mudah larut dalam air dan tidak dapat larut dalam pelarut organik)
Lakes (tidak larut dalam air, alkohol maupun minyak)
11. Sekuestran
Adalah Bahan Tambahan Makanan yang dapat mengikat ion logam yang ada
dalam makanan, sehingga memperbaiki atau memberi warna, cita rasa dan tekstur
pada makanan.
Kaldu 1 g/kg
3. Dinatrium Difosfat Lihat Dikalium Fosfat Lihat Dikalium Fosfat
1. Enzim
Berasal dari mikroba, tanaman dan hewan digunakan dalam pengolahan makanan
secara fermentasi ( enzim rennet untuk pembuatan keju).
2. Penambah Gizi
Bahan tambahan berupa vitamin, mineral untuk memperbaiki nilai gizi
(penambahan vitamin pada susu bubuk, Yodisasi garam).
3. Humektan
Dimaksudkan untuk menyerap lembab sehingga dapat mempertahankan kadar air
dalam makanan (contoh: gliserol pada keju, es krim).
4. Bahan Penjernih
Digunakan untuk menjernihkan minuman, sari buah atau minyak (bentonit untuk
penjernihan anggur).
2. Asam Salisilat
Asam salisilat sering disebut aspirin, dalam pengobatan digunakan sebagai
analgetik dan anti inflamasi. Pada mulanya, asam salisilat digunakan untuk
mencegah jamur pada buah di pabrik cuka, tetapi pada akhirnya pemerintah
Amerika melarang karena mempunyai efek tidak baik bagi kesehatan. Bila masuk
ke dalam tubuh menyebabkan pengerasan dinding pembuluh darah dan kanker
saluran pencernaan.
3. Dietilpirokarbonat (DEPC)
DEPC pada mulanya digunakan sebagai pencegah peragian pada pembuatan
minuman beralkohol dan minuman ringan. Juga sering digunakan pada
pengawetan susu, sari jeruk dan minuman buah-buahan. Tetapi ternyata DEPC
termasuk dalam bahan kimia karsinogenik.
4. Dulsin
Dulsin adalah pemanis buatan yang memiliki rasa manis 250 kali gula tebu.
Beberapa tahun digunakan ternyata dulsin mengakibatkan sifat karsinogenik pada
hewan percobaan.
5. Kalium Klorat
Kalium klorat biasanya digunakan sebagai pemutih, bahan peledak dan pembuat
korek api. Penggunaan pada makanan dilarang sejak 1988 karena menyebabkan
nyeri perut, kerusakan ginjal dan hati.
6. Kloramfenikol
Kloramfenikol disebut juga chloromycetin adalah antibiotik. Pada saat ini
kloramfenikol dilarang ditambahkan pada makanan hewan karena akan
mengkontaminasi daging hewan yang pada akhirnya akan membahayakan
konsumen.
8. Nitrofurazon
Nitrofurazon adalah antibiotik yang sering digunakan sebagai salep atau obat luar.
Nitrofurazon yang dicampurkan dalam pakan ayam menunjukkan potensi pemicu
kanker.
9. Formalin
Formalin merupakan bahan pengawet yang paling banyak disalahgunakan untuk
produk pangan. Formalin dapat digunakan sebagai antiseptik, desinfektan dan
pengawet dalam biologi. Dalam dosis kecil (<1%) digunakan untuk perawat sepatu,
lilin, shampo mobil. Kenyataan formalin masih digunakan pada pengolahan tahu,
bakso, mie basah, pengering ikan, dll. Formalin akan menyebabkan sakit perut,
depresi susunan syaraf, karsinogenik.
Pengujian bahan kimia berbahaya atau toksisitas pada suatu bahan makanan
biasanya dilakukan melalui tiga macam percobaan yang dilakukan pada hewan.
Pertama, penentuan dosis suatu bahan. Kedua, penentuan dosis maksimum yang
dapat ditolerir yaitu dosis harian maksimum saat hewan dapat bertahan hidup untuk
periode 21 hari, dengan tujuan pengujian ini adalah untuk menunjukkan bahan organ
yang diperiksa memperlihatkan adanya efek keracunan. Ketiga, pengujian pemberian
makanan selama 90 hari, dimana setelah 90 hari percobaan dapat diketahui gejala
tidak normal pada hewan percobaan sehubungan dengan makanan yang diberikan.
Hasil dari ketiga percobaan tersebut dapat menunjukkan atau menetapkan dosis atau
ambang batas wajar penggunaan bahan tambahan makanan untuk dikonsumsi
manusia. Penggunaan bahan kimia berbahaya atau bahan tambahan makanan
tersebut apabila melebihi ambang batas maka akan menimbulkan efek negatif bagi
kesehatan, diantaranya :
a) Bahan pewarna sintesis yang terdapat dalam makanan ini dikonsumsi dalam
jumlah kecil, namun berulang.
b) Bahan pewarna sintesis yang terdapat dalam makanan ini dikonsumsi dalam
jangka waktu lama.
c) Kelompok masyarakat luas dengan daya tahan yang berbeda-beda, yaitu
tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, mutu pangan sehari-hari,
dan keadaan fisik.
d) Berbagai lapisan masyarakat yang mungkin menggunakan bahan pewarna
sintesis secara berlebih.
e) Penyimpanan bahan pewarna sintesis oleh pedagang bahan kimia yang tidak
memenuhi persyaratan.
Efek kronis yang dapat ditimbulkan dari pewarna sintesis ini adalah apabila
dikonsumsi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kanker hati.
5) Penggunaan Antikempal
Antikempal dapat dimetabolisme dalam tubuh atau tidak menunjukkan akibat
keracunan pada tingkat penggunaan yang tepat, akan tetapi adanya ferrosianida
dalam golongan antikempal dapat membahayakan jika dikonsumsi.
6) Penggunaan Antioksidan
Penggunaan antioksidan secara berlebihan dapat menyebabkan lemah otot,
mual-mual, pusing-pusing dan kehilangan kesadaran, sedangkan penggunaan
dalam dosis rendah secara terus-menerus dapat menyebabkan tumor kandung
kemih, kanker sekitar lambung, dan kanker paru-paru akan tetapi dari segi
positifnya penggunaan antioksidan dapat mencegah bau tengik pada makanan.
21. Bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari
bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat
atau bentuk pangan antara lain bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti
gumpal, pemucat dan pengental. Merupakan pengertian dari…
a. Pengental
b. Pewarna
c. Bahan Tambahan Pangan
d. Bumbu
e. Zat bioaktif
24.
I. Pengatur Keasaman (Acidity Regulator)
II. Pro-oksidant
III. Pemutih dan Pematang Telur (Flour Treatment Agent)
IV. Pengemulsi, Pemantap, dan Pengental (Emulsifier, Stabilizer,
Thickener)
Manakah yang termasuk fungsi yang harus dimiliki bahan tambahan pangan menurut
Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 …
a. I, II, III
b. I, II, IV
c. I, III, IV
d. IV saja
e. II saja
25.
I. Pengeras (Firming Agent)
II. Pemberi kadar air
III. Penyedap Rasa dan Aroma, Penguat Rasa (Flavour, Flavour
Enhancer)
IV. Sekuestran (Sequestrant)
Manakah yang termasuk fungsi yang harus dimiliki bahan tambahan pangan menurut
Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 …
a. I, II, III
b. I, II, IV
c. I, III, IV
d. IV saja
e. II saja
26.
I. Natrium Tetraborat (Boraks)
II. Formalin (Formaldehyd)
III. Minyak nabati yang dibrominasi (Brominated Vegetable Oils)
IV. Kloramfenikol (Chlorampenicol)
a. I,II,III
b. I,II,IV
c. II,III,IV
d. I,III,IV
e. Semua
27.
I. Natrium Tetraborat (Boraks)
II. Formalin (Formaldehyd)
III. Minyak nabati yang dibrominasi (Brominated Vegetable Oils)
IV. Sakarin
a. I,II,III
b. I,II,IV
c. II,III,IV
d. I,III,IV
e. Semua
29.
I. Membentuk makanan menjadi lebih baik, renyah dan enak
dimulut.
II. Memberikan warna dan aroma yang lebih menarik, terutama bau
anyir.
III. Meningkatkan kualitas pangan.
IV. Menghemat biaya
Essay