BIOPSIKOLOGI
BIOPSIKOLOGI
BIOPSIKOLOGI
BIOPSIKOLOGI
MEKANISME PERSEPSI, KESADARAN, DAN PERHATIAN
Kelompok 4
Alifasa Iqbal 18011052
Bayu Setiawan 18011099
Ninda Febriani 18011075
Pradana Yitami Boer 18011180
Syafira Khairunnisa 18011200
Yunira Sartika 18011213
SESI D
DOSEN PENGAMPU
Rida Yanna Primanita, S.Psi., M.Psi., Psikolog
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-nya sehingga penyusun diberikan kesempatan untuk
menyelesaikan tugas makalah kelompok untuk mata kuliah Biopsikologi sesuai
dengan ketentuan dan waktu yang ditentukan.
Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi kewajiban agar dapat
melengkapi tugas kelompok Biopsikologi dan sebagai bahan penyusun untuk
dipresentasikan. Penyusun menyadari bahwa makalah ini belum sempurna oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah wawasan dan memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Bagaimana sistem Somatosensori bekerja?
Bagaimana sistem Olfaktori bekerja?
Bagaimana sistem Gustatori bekerja?
Bagaimana penjelasan konsep atensi selektif?
2
1.5 Peta Konsep
PRINSIP-PRINSIP
PENGERTIAN ORGANISASI
SISTEM SENSORI
MEKANISME
PERSEPSI,
KESADARAN, DAN
PERHATIAN
SISTEM SISTEM
AUDITORI OLFAKTORI
SISTEM SISTEM
GUSTATORI SOMATOSENSORI
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Persepsi
Persepsi meliputi semua sinyal dalam system saraf, yang merupakan hasil
dari stimulasi fisik/kimia dari organ pengindraan. Sedikit mengulas tentang
persepsi, berikut pengertian persepsi menurut para ahli.
4
B. Mekanisme Persepsi
5
a. Organisasi Hierarkis
b. Segregasi Fungsinal
Penelitian telah menunjukkan bahwa segregasi fungsional bukan
homegenitas fungsional yang menjadi karakteristik organisasi system-sitem
sensori. Sebelumnya diasumsikan bahwa daerah-daerah primer,sekunder,dan
asosiasi sebuah system sensori homegen secara fungsional yang artinya sebuah
daerah korteks ditingkat hierarki sensori manapun bekerja bersama-sama untuk
menjalankan fungsi yang sama. Sekarang telah jelas bahwa masing-masing
tingkat korteks serebral-primer, sekunder, dan asosiasi dimasing-masing system
6
sensori berisi daerah-daerah yang sangat berbeda secara fungsioal, yang
terspesialisasi diberbagai macam analisis.
c. Pemrosesan Paralel
System serial adalah system yang informasinya mengalir diantara kompoen-
komponen hanya disepanjangan satu jalur yang sama. Akan tetapi, sekarang ada
bukti bahwa system sensoris adalah system paralel yaitu system yang
informasinya mengalir melalui berbagai komponen melalui banyak jalur.
System parallel menjadi fitur pemrosesan parallel yaitu analisis simultan
terhadap sebuah sinyal dengan berbagai cara yang berbeda melalui banyak jalur
parallel dalam jaringan neural.
7
Bunyi murni (vibrasi gelombang sinus) hanya ada dilaboratorium dan studio
rekaman. Dalam kehidupan nyata, bunyi selalu dikaitkan dengan pola vibrasi
yang kompleks.
Telinga
Gelombang bunyi berjalan turun melalui auditory canal (kanal auditori) dan
menyebabkan tympanic membrane (membram/selaput timpanik/ gendang
telinga) bergetar. Vibrasi inilah yang kemudian ditransfer ke ketiga ossicels
(osikel) yaitu tulang-tulang kecil ditelingan tengah,yakni malleus (martil), incus
(landasan), dan stapes (sanggurdi).
8
Jendela oval berjalan disepang organ corti adalah sebagai sebuah
gelombang. Organ orti terdiri atas dua selaput, yaitu selaput basilar dan selaput
tectorial. Reseptor-reseptor auditori, hair cells (sel-sel rambut), menempel
dibasilar mebran dan tectorial membran bersandar pada sel-sel rambut.
9
Mekanisme-mekanisme Subkortikal dari Lokalisasi Bunyi
Lokalisasi bunyi
diruangan dimediasi oleh
superior olives lateral dan
medial,tetapi dengan cara-
cara berbeda. Sebagian
neuron didalam medial
superior olives merespon
perbedaan tipis dala waktu
datangnya sinyal-sinyal dari
kedua telinga, sementara
sebagian neuron dalam lateral
superior olive merespon
perbedaan tipis dalam
amplitude bunyi-bunyi dari
kedua telinga. Superior olives
medial dan lateral berproyeksi
ke superior colliculus (tidak
tampak pada gambar di
samping) maupun ke
kolikulus inferior.
10
Dua prinsip penting dari organisasi korteks auditori primer yang pertama
adalah seperti korteks visual primer, korteks auditrori primer terorganisasi
dalam kolom-kolom fungsional. Kedua, seperti kokhlea, korteks auditori
diorganisasikan secara tonotoikal.
Fungsi korteks auditori primer mungkin lebih kompleks dibandingkan
fungsi korteks visual primer ditunjukkan oleh pembandingan terhadap jalut-
jalur subkortikal kedua sistem tersebut. Seperti gambar di penjelasan
mekanisme subkortikal sebelum ini, komponen-komponen batang otak untuk
sistem auditori tampak ekstensif.
Ada dua arus kortikal utama dalam analisis auditori. Sinyal-sinyal auditori
dikonduktasikan ke dua daerah besar dalam korteks asosiasi korteks prefrontal
dan korteks parietal posterior. Meskipun sebagian besar daerah korteks auditori
sekunder berlokasi di daerah sabuk, yang mengelilingi korteks auditori primer,
daerah-daerah korteks auditori sekunder lainnya (daerah-daerah parabelt)
tersebar di sepanjang kedua jalur ke korteks asosiasi itu. Jalur auditori anterior
lebih terlibat dalam mengindetifikasi bunyi-bunyi (apa), sementara jalur
auditori posterior lebih terlibat dalam menemukan bunyi (dimana).
11
Tuli pada Manusia
Tuli adalah disabilitas manusia yang paling menonjol. Tuli total jarang
terjadi. Jarangnya tuli total ini kemungkinan merupakan akibat jaringan jalur
audiitori yang bersifat paralel dan menyebar. Bila sebuah struktur otak auditori
rusak, jalur-jalur alternatif yang dapat dialiri informasi auditori masih ada. Bila
hanya bagian kokhlea yang rusak, individu-individu dapat mengalami tuli saraf
untuk frekuensi-frekuensi tertentu, tetapi tidak untuk hal yang lain. Sebagian
orang yang mengalam tuli saraf mendapatkan manfaat dari implantasi kokhlear.
Cochlear implants (implant kokhlear) mempass kerusakan pada sel-sel rambut
auditori dengan mengonversikan bunyi-bunyi yang diambil oleh buah mikrofon
di telinga pasien menjadi sinyal-sinyal elektrik, yang kemudian dibawa ke
dalam kokhlea oleh bundelan elektroda. Sinyal-sinyal ini membangunkan saraf.
12
Reseptor-reseptor Kutaneus
Reseptor kutaneus
paling sederhana adalah
ujung-ujung saraf bebas
(free nerve endings
(ujung-ujung neuron tanpa
struktur terspesialisasi)).
Identifikasi objek dengan
sentuhan disebut
stereognosis. Reseptor-
reseptor terdalam ada
Korpuskel pacinian yang
merespon displacement
(pemindahan) dadakan
pada kulit, Merkel’s disks
dan Ruffini endings
masing-masing
merespons kuat pada indensasi gradual kulit dan peregangan gradual kulit.
Dermatoma
13
belakang tertentu
disebut dermatome
(dermatoma). Gambar
dibawah adalah sebuah
peta dermatome
manusia.
14
Dua Jalur Somatosensori
Utama
1. Dorsal-column medial-
lemnicur system cenderung
membawa informasi tentang
sentuhan dan propriosepsi.
(Gambar samping)
2. Anterolateral system
cenderung membawa
informasi tentang rasa sakit
dan temperature.
(Gambar bawah)
Daerah-Daerah Kortikal
Somatosensasi
15
rasakan. Ketika Penfield memetakan hubungan antara masing-masing tempat
stimulasi dan bagian tubuh tempat sensasi dirasakan, ia menemukan bahwa
korteks somatosensori primer manusia (SI) bersifat somatotopik- terorganisasi
menurut peta permukaan tubuh. Peta somatotopik lazim disebut somatosensory
homunculus (manusia kecil).
16
Daerah terorganisasi secara somatotopik kedua, SII, terletak pada posisi ventral
terhadap SI di girus possentral, dan banyak diantaranya yang memanjang
hingga ke dalam fisura lateral. SII menerima sebagian inputnya dari SI dan oleh
sebab itu dianggap sebagai korteks somatosensori sekunder. Berlawanan
dengan SI, yang inputnya banyak bersifat kontralateral, SII menerima input
potensial dari kedua sisi tubuh. Banyak output SI dan SII yang mneuju ke
korteks asosiasi lobus parietal poslerior.
Agnosia Somatosensori
1. Astereognosia
Ketidakmampuan untuk mengenali objek-objek melalui sentuhan. Kasus-
kasus astereogsia murni-terjadi tanpa adanya defisit sensori sederhana-
jarang terjadi (Corkin, Milner, & Rasmussen, 1970).
2. Asomatognosia
Ketidakmampuan untuk mengenali bagian-bagian tubuh sendiri.
Asomatognosia biasanya unilateral, hanay memengaruhi sisi kiri tubuh, dan
biasanya behubungan dengan kerusakan ekstensif pada lobus parietal
posterior kanan.
Persepsi kesakitan
Paradoks adalah kontadiksi logis, persepsi sakit bersifat paradoksial dilihat dari
tga hal penting yang akan dijelaskan berikut ini.
Salah satu paradoks rasa sakit adalah sebuah pengalaman yang dalam semua hal
tampak begitu buruk pada kenyataannya sangat penting bagi keselamatan hiudp
kita. Tidak ada stimulus khusus untuk rasa sakit. Sakit adalah respons terhadap
berbagai macam stimulasi apa pun yang secara potensial membahayakan.
17
Tidak Adanya Representasi Kortikal yang Jelas untuk Rasa Sakit
Paradoks rasa sakit yang kedua adalah ia tidak memiliki repreentasi kortikal
yang jelas (rainville, 2002). Stimuli menyakitkan mengaktifkan banyak daerah
korteks, tetapi daerah-daerah aktivitasnya sangat bervariasi dari studi ke study
dan dari orang ke orang.
18
kemerdekaannya, umumnya hanya akan merasakan sedikit sakit pada kakinya
yang hancur lebur saat menginjak ranjau darat.
Melzack dan Wall (1965), mengajukan teorigate-control, yaitu teori
yang menyatakan bahwa faktor kognisi dan emosi dapat mempengaruhi sinyal
dari otak yang akan disampaikan ke sumsum tulang belakang. Sinyal tersebut
akan menimbulkan jaringan neural penjaga (gating circuit) yang memblokir
reseptor rasa sakit.
Berikut ini adalah 3 temuan yang pengontrol rasa sakit yang bersifat
Analgesia descending (turun dari atas ke bawah ) :
1. Stimulasi Elektrik pada PAG (Periaqueductal Gray) memiliki efek analgesia
(memblokir rasa sakit)
.2. Penemuan bahwa PAG dan daerah-daerah lain di otak berisi reseptor-
reseptor yang terspesialisasi untuk obat-obat analgesik opiat seperti morfin.
3. Analgesia opiat endogen / Endorphin yang diprosuksi secara internal oleh
tubuh.
19
penemuan di awal abad ke-21 bahwa tikus memiliki sekitar seribu macam
protein reseptpr dan manusia kemungkinan memiliki beberapa ratus jenis.
Pada mamalia, masing-masing sel reseptor olfaktori hanya berisi satu tipe
molekul protein reseptor (Serizawa et al. Hal ini disebut one-olfactory-receptor-
one-neuron-rule (Lowcock dan Reed).
Sel-sel reseptor olfaktori berbeda dengan sel-sel reseptor sistem lain dalam
sebuah aspek penting.Sel-sel reseptor olfaktori baru diciptakan diseoanjang
hidup seseorang untuk menggantikan yang telah memburuk. Begitu diciptakan,
sel reseptor baru itu mengembangkan akson yang tumbuh sampai mereka
mencapai tempat yang tepat dibukbus okfaktori .Setiap sel reseptor olfaktori
baru hanya bertahan hidup selama beberapa minggu sebelum akhirnya
digantikan.
20
2.6 Sistem Gustatori (Pengecapan)
21
Kerusakan Otak dan Indra-indra Kimiawi
Secara sadar kita manusia hanya memersepsi sejumlah kecil subset dari
banyak stimuli yang membangkitkan organ sensori manusia pada suatu saat dan
mengabaikan sisanya hal ini disebut selective attention (perhatian selective).
Ciri ciri selective attention:
1. Meningkatkan persepsi terhadap stimuli yang menjadi fokusnya
2. Mencampur dan menggabungkan persepsi yang tidak menjadi fokusnya.
Contoh ketika kita mendengar informasi dari guru saat suasana berisik,
peluang kita untuk memahami informasi tersebut menjadi meningkat,
tetapi peluang untuk memahami simultan atau komentar dari teman
teman yang lin akan menjadi berkurang.
Cara untuk memfokuskan atensi ada dua cara:
1. Dengan cara internal (atensi endogen), dimediasi oleh mekanisme
neural dari atas ke bawah.
2. Dengan cara eksternal mekanisme neural dari bawah ke atas.
Contohnya, ketika anda menacari sesuatu seperti kunci pastinya anda
terfokuskan pada meja anda atau disebut atensi endogen.atau tertarik ke
22
hewan peliharaan anda yang membuat kekacauan di rumah anda (atensi
ekstorgen).
Contoh salah satu karakteristik selective atenttion adalah.ketika teman ada
berbincang bincang sedangkan anda sibuk dengan pekerjaan yang anda lakukan
ketika teman anda menyebutkan nama anda, tiba tiba anda merasakan akses
kesadaran anda.
Change Blindness
Adalah ketika seseorang melihat benda sesuatu dan meyakini apa yang telah
lihat,yang pada kenyataannya benda yang ia lihat tidak sama dengan apa yang
di yakini yang telah ia lihat.
mengapa change blindess bisa terjadi, terjadi karena berlawanan dengan impresi
kita, ketika kita melihat sebuah scene tentu kita seolah olah kita melihat secara
detail scene demi scene, tetapi tidak menjadi titik fokus perhatian.fenomena
change blindess tidak akan terjadi jika interval pendek (kurang dari 0,1 detik.)
Simultanagnosia
Gangguan pada atensi, yang berdampak kesulitan subjek memerhatikan lebih
dari satu objek dalam waktu yang bersamaan.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
24
Reseptor-reseptor olfaktori berlokasi di bagian atas hidung, melekat pada
lapisan jaringan tertutup-lendir yang disebut olfactory mucosa (mukosa
olfaktori). Estimasi jumlah tipe reseptor olfaktori berubah tajam dengan
penemuan di awal abad ke-21 bahwa tikus memiliki sekitar seribu macam
protein reseptpr dan manusia kemungkinan memiliki beberapa ratus jenis.
Atensi selektif adalah memersepsi sejumlah kecil subset dari banyak stimuli
yang membangkitkan organ sensori manusia pada suatu saat dan mengabaikan
sisanya
Change blindess bias terjadi karena berlawanan dengan impresi kita, ketika
kita melihat sebuah scene tentu kita seolah olah kita melihat secara detail scene
demi scene, tetapi tidak menjadi titik fokus perhatian.fenomena change blindess
tidak akan terjadi jika interval pendek (kurang dari 0,1 detik.)
3.2 Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
26