Sejarah Munculnya Teori Modern
Sejarah Munculnya Teori Modern
Sejarah Munculnya Teori Modern
Pada perkembangan peradaban manusia, ilmu terbagi dalam tiga kelompok besar,yaitu
a. Ilmu Eksakta, yaitu ilmu yang mempelajari setiap/seluruh gejala,bentuk dan eksistensinya
yang erat hubungannya dengan alam dan isinya secara universal mempunyai sifat yang pasti
serta tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu. Misal Fisika,Kimia,Biologi
b. Ilmu Sosial / Non Eksakta,yaitu ilmu yang mempelajari seluruh gejala manusia dan
eksistensinya dalam hubungannya setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Misal ekonomi,psikologi,hukum dan lain-lain.
c. Ilmu Humaniora, yaitu kumpulan pengetahuan yang erat hubungannya dengan seni. Misal
seni tari,lukis,sastra,suara dan lain-lain.
Ilmu manajemen merupakan salah satu ilmu sosial yang mulai berkembang tahun 1800, dengan
aliran atau teori klasik yang pertama kali muncul. Berkembangnya teori klasik dengan banyak
tokoh dan pandangan, masih memunculkan ketidakpuasan bagi sekelompok dan tokoh yang lain
sehingga muncul aliran atau teori baru yaitu Neo-Klasik. Dan seiring perkembangan juga
perubahan kebutuhan yang serba cepat, praktis dan efisien, munculah kembali aliran atau teori
baru yaitu manajemen modern.
Manajemen modern adalah manajemen yang pada periodenya ditandai dengan sudah dipelajari
manajemen sebagai ilmu yang mempunyai dasar-dasar logika ilmiah, sehingga banyak
melibatkan ahli manajemen maupun ahli ekonomi untuk melakukan penelitian tentang
manajemen yang menghasilkan berbagai teori maupun aliran manajemen. Teori-teori ini pertama
kali dirintis oleh; Robert Owen, Adam Smith, Charles Babbage dan Max Weber.
Manajemen modern dalam pengembangannya dibagi menjadi dua, pertama aliran hubungan
manusiawi (perilaku organisasi), dan kedua berdasar pada manajemen ilmiah atau manajemen
operasi.
1. Thomas H Nelson
Ilmu dan seni memadukan ide-ide, fasilitas, proses, bahan dan orang-orang untuk
menghasilkan barang atau jasa yang bermanfaat dan menjualnya dengan menguntungkan.
1. Pendekatan Proses
2. Pendekatan Keperilakuan
3. Pendekatan Kuantitatif
Merupakan pendekatan yang ditetapkan paling akhir, dan dapat dipahami dengan sudut
pandangan teori sistem umum atau analisis sistem. Pendekatan sistem terutama menekankan
saling ketergantungan dan keterkaitan bagian-bagian organisasi sebagai keseluruhan. Pendekatan
ini memberikan kepada manajemen cara memandang organisasi sebagai keseluruhan dan sebagai
bagian lingkungan eksternal yang lebih luas.
Pendekatan Situasional muncul Karen ketidak puasan atas tanggapan keuniversalan dan
kebutuhan memasukkan berbagai variable lingkungan ke dalam teori dan praktek manajemen.
Pendekatan ini menggunakan hubungan-hubungan fungsional “bila maka” (if-then). Dimana
“bila” menunjukkan variable-variabel lingkungan dan “maka” terdiri atas konsep-konsep dan
teknik-teknik manajemen, yang mengarahkan ke pencapaian tujuan organisasi. Ada tiga
komponen pokok dalam kerangka konseptual untuk pendekatan situasional : lingkungan, konsep-
konsep dan teknik-teknik manajemen dan hubungan kontingensi antara keduanya.
a. Perencanaan (planning); berarti menentukan tujuan untuk kinerja organisasi di masa depan
serta memutuskan tugas dan penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut.
c. Staffing (pengisian staf); suatu proses untuk memastikan bahwa karyawan yang kompeten
dapat dipilih, dikembangkan, dan diberi imbalan untuk mencapai tujuan perusahaan.
d. Leading (memimpin); suatu proses memotivasi individu atau kelompok dalam suatu
aktivitas hubungan kerja (task related activities) agar mereka dapat bekerja dengan sukarela, dan
harmonis dalam mencapai tujuan perusahaan.
e. Controlling (pengendalian); merupakan suatu proses untuk memastikan adanya kinerja yang
efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti
"seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan
diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan
efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Pendekatan modern dilakukan berdasarkan hal – hal yang sifatnya situasional, yang
berarti dalam pengambilan keputusan disesuaikan dengan situasi yang dihadapi dan kondisi
lingkungan yang ada. Asumsi yang dipakai ialah bahwa orang itu berlainan dan berubah baik
kebutuhannya, reaksinya, dan tindakannya yang semuanya bergantung pada lingkungan.
Teori modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang
berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu sistem terbuka yang
harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya. Teori organisasi dan
manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950, Teori modern, dengan tekanan pada
perpaduan dan perancangan, menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu mengadakan berbagai aktifitas baik fisik maupun
psikis guna memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya secara maksimal. Salah satu aktifitas
itu ditujukan sebagai sebuah proses untuk menyelesaikan tugas yang diakhiri dengan sebuah
karya yang dapat dinikmati oleh manusia. Sejak manusia pertama ada, adalah sunatullah danya
sifat untuk saling bergantung dan melengkapi kebutuhan antara satu dengan yang lain, hal ini
dimaksudkan agar tujuan dalam hidup dapat lebih mudah tercapai. Dari rasa saling
membutuhkan ini muncul keinginan untuk bekerja sama. Dari kerja sama ini kemudian muncul
keinginan untuk dapat mengatur, merencanakan, dan mengevaluasi tujuan kerja sama yang sejak
awal dicitakan hingga terbentuklah satu sistem manajemen yang disepakati untuk mengatur
semua anggotanya.
Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation Research
dan Management Science. Pada aliran ini berkumpul para sarjana matematika, pisik, dan sarjana
eksakta lainnya dalam memecahkan masalah-masalah yang lebih kompleks. Tim sarjana ini di
Inggris, di Amerika Serikat, sesudah perang Dunia II dikenal dengan sebutan “OR Tema” dan
setelah perang dimanfaatkan dalam bidang industri. Masalah-masalah ruwet yang memerlukan
“OR Tim” ini antara lain di bidang transportasi dan komunikasi.
Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih diformasikan menjadi aliran IImu
Manajemen Modem. Pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-masalah
manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, maka dapat memberi pemecahan
masalah yang lebih berdasar rasional kepada para manajer dalam membuat putusan-putusannya.
Teknik-teknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan
penting, seperti dalam hat penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi,
strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya.
Aliran ini juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian kepada hubungan
manusia. Oleh karena itu sangat cocok untuk bidang perencanaan dan pengendalian, tetapi tidak
dapat menjawab masalah-masalah sosial individu seperti motivasi, organisasi dan kepegawaian.
Konsep dari aliran ini sebenarnya sukar dipahami oleh para manajer karena dapat menyangkut
kuantitatif sehingga para manajer itu merasa jauh dan tidak terlibat dengan penggunaan teknik-
teknik ilmu manajemen yang sangat ilmiah dan kompleks.
Manajemen modern berkembang dalam dua aliran. Aliran pertama merupakan pengembangan
dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai Perilaku Organisasi. Aliran kedua
dibangun atas dasar ilmiah dikenal sebagai aliran Kuantitatif (Operation Research dan
Management Science atau manajemen Operasi). Perkembangan aliran Perilaku Organisasi
ditandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang perilaku manusia dan sistem social.
Tokoh-tokoh aliran Perilaku Organisasi antara lain :
a) Abraham Maslow, yang mengemukakan adanya idquo,yaitu Ego dan Super Ego,dan
Hirarki Kebutuhan Manusia, dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika
motivasi.
c) Frederick Herzberg,yang mengemukakan teori motivasi higienis dan teori dua factor.
Frederick Herzberg (Hasibuan, 1990 : 177) mengemukakan teori motivasi berdasar teori dua
faktor yaitu faktor higiene dan motivator. Dia membagi kebutuhan Maslow menjadi dua bagian
yaitu kebutuhan tingkat rendah (fisik, rasa aman, dan sosial) dan kebutuhan tingkat tinggi
(prestise dan aktualisasi diri) serta mengemukakan bahwa cara terbaik untuk memotivasi
individu adalah dengan memenuhi kebutuhan tingkat tingginya.
Menurut Hezberg, faktor-faktor seperti kebijakan, administrasi perusahaan, dan gaji yang
memadai dalam suatu pekerjaan akan menentramkan karyawan. Bila faktor-faktor ini tidak
memadai maka orang-orang tidak akan terpuaskan (Robbins,2001:170).Menurut hasil penelitian
Herzberg ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi bawahan (Hasibuan,
1990 : 176) yaitu :
1) Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup
perasaan berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan, dapat menikmati pekerjaan itu sendiri dan
adanya pengakuan atas semua itu.
2) Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama pada faktor yang bersifat embel-
embel saja dalam pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istirahat dan lain-lain sejenisnya.
3) Karyawan akan kecewa bila peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi
sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.
Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua
faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu :
Menurut Blake dan Mouton, ada empat gaya kepemimpinan yang dikelompokkan sebagai gaya
yang ekstrim, sedangkan lainnya hanya satu gaya yang dikatakan ditengah-tengah gaya ekstrims
tersebut. Gaya kepemimpinan dalam managerial gris itu antara lain sebagai berikut:
a. Grid 1. manager sedikit sekali usahanya untuk memikirkan orang-orang yang bekerja
dengan dirinya, dan produksinya yang seharusnya dihasilkan oleh organisasinya. Dalam
menjalankan tugas manager dalam gris ini menganggap dirinya sebagai perantara yang hanya
mengkominikasikan informasi dari atasan lepada bawahan.
b. Grid 2. Manager mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi untuk memikirkan baik
produksinya maupun orang-orang yang bekerja dengannya. Dia mencoba merencanakan semua
usaha-usahanya dengan senantiasa memikirkan dedikasinya pada produksi dan nasib orang-
orang yang bekerja dalam organisasinya. Manager yang termasuk gris ini dapat dikatakan
sebagai “manager tim” yang riel (the real team manager). Dia mampu untuk memadukan
kebutuhan-kebutuhan produksi dengan kebutuhan=kebutuhan orang-orang di organisasinya.
c. Grid 3. Ini gaya kepemimpinan dari manager, ahíla mempunyai rasa tanggung jawab yang
tinggi untuk selalu memikirkan orang-orang yang bekerja dalam organisasinya. Tetapi
pemikirannya mengenai produksi rendah. Manager semacam ini sering dinamakan pemimpin
club (the Country club management), Manajer ini berusaha menciptakan suasana lingkungan
yang semua orang bias bekerja rilek, bersahabat, dan bahagia bekerja dalam organisasinya.
Dalam suasana seperti ini tidak ada satu orang pun yangmau memikirkan tentang usaha-usaha
koordinasi guna mencapai tujuan organisasi.
d. Grid 4. Ini kadangkala manajer disebut sebagai manajer yang menjalankan tugas secara
otokratis (autocratictask managers). Manager semacamini hanya maua memikirkan tentang usah
peningkatan efisiensi pelaksanaan verja, tidak mempunyai atau hanya sedikit rasa tanggung
jawabnya pada orang-orang yang bekerja dalam organisasinya.dan lebih dari itu gaya
kepemimpinannya lebih menonjolkan otokratisnya.
e. Grid 5. Dalam hal ini manager mempunyai pemikiran yang médium baik pada produksi
maupun pada orang-orang. Dia berusaha mencoba menciptakan danmembina moral orang-orang
yang bekerja dalam organisasi yang di pimpinnya, dan produksi dalam tingkat yang memadai,
tidak terlampau mencolok. Dia tidak menciptakan target terlampau tinggi sehingga sulit dicapai,
dan berbaik hati mendorong orang-orang untuk bekerja lebih baik.
e) Chris Argyris,yang memandang organisasi sebagai sistem social atau sistem hubungan
antar budaya.
f) Edgar Schein,yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi dan lain-lainnya.
6. Penerapan Teori Modern dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Teori modern ini lebih menekankan pada keadaan lingkungan, dan lebih bersifat fleksibel, hal ini
bermaksud bahwa dalam pelayanan bimbingan dan konseling yang menggunakan teori ini dapat
memiliki keunggulan. Adapun beberapa keunggulan pelayanan bimbingan dan konseling
menggunakan teori modern ini, ialah :
a. Misi, visi, dan tujuan dari pelayanan bimbingan dan konseling dapat lebih jelas untuk
dijabarkan
b. Program – program dari bimbingan dan konseling dapat dirumuskan secara terarah sesuai
dengan tujuan dan sasaran
d. Sumber – sumber daya yang tersedia dapat dikelola dengan lebih efektif dan efisien yang
difokuskan pada pencapaian sasaran, sehingga pemborosan dapat ditekan seminimal mungkin
e. Informasi yang diperlukan untuk perencanaan dan pengambilan keputusan dapat dirancang
dan dikelola secara terpadu
h. Identifikasi pencapaian tujuan dapat secara optimal diketahui karena adanya umpan balik
i. Komunikasi dengan berbagai pihak dapat terbina dengan baik sehingga kesalahpahaman
dapat dikurangi
Sehingga dapat dirincikan penerapan teori modern dalam pelayanan bimbingan dan konseling,
yaitu :
a. Pembuatan visi, misi serta tujuan layanan yang sesuai dengan tujuan lembaga
b. Pembuatan program bimbingan dan konseling yang disesuaikan dengan tujuan lembaga.
d. Adanya pembagian tugas antara guru BK yang satu dan yang lainnya.
7. Perkembangan Teori Manajemen
Ketiga aliran manajemen yang telah diuraikan di atas ternyata sampai sekarang berkembang
terus. Aliran hubungan manusiawi dan ilmu manajemen memberikan pendekatan yang penting
dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah manajemen. Demikian pula
aliran klasik yang telah berkembang ke arah pemanfaatan hasil-hasil penelitian dari aliran lain
dan terus tumbuh menjadi pendekatan baru yang disebut pendekatan sistem dan kontingensi.
Aliran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan operasi manajemen. Dengan terjadinya
proses perkembangan yang saling berkaitan di antara berbagai aliran ini, maka kemudian sudah
sulit untuk terlalu membedakan dan memisahkan antara aliran-aliran ini.
Proses perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat ini yang dilihat dari
lima sisi yaitu:
1. Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari masing-
masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori manajemen.
3. Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sarna sehingga batas
antara aliran nlenjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang sudah terjadi sekalipun
bentuk pengembangannya tidak seimbang karena masih terlihat bentuk dominan dari satu
rnazhab terhadap yang lain.
4. Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari aliran-aliran
seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan kontingensi.
Seperti kita ketahui hingga saat organisasi bisnis merupakan penciptaan pengetahuan dan
menjadi sumber inovasi yang penting bagi manajemen. Hal ini dapat dilihat bagaimana
perusahaan-perusahaan Jepang dan perusahaan besar lain di belahan dunia ini berhasil dan
berkembang karena keahlian danpengalaman dari para manajer dan perusahaan secara
keseluruhan menciptakan pengetahuan baru, service, system, produk.
Adanya inovasi yang terus menerus sebenamya rnerupakan inisiatif dari individual dan interaksi
dalam kelompok sehingga perubahan terns teljadi merupakan hasil dari pengalaman, penyatuan,
diskusi, dialog yang menciptakan pengetahuan baru.
8. MODEL MANAJEMEN MODERN
Pada perkembangan peradaban manusia, ilmu terbagi dalam tiga kelompok besar,yaitu
a. Ilmu Eksakta, yaitu ilmu yang mempelajari setiap/seluruh gejala,bentuk dan eksistensinya
yang erat hubungannya dengan alam dan isinya secara universal mempunyai sifat yang pasti
serta tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu. Misal Fisika,Kimia,Biologi
b. Ilmu Sosial / Non Eksakta,yaitu ilmu yang mempelajari seluruh gejala manusia dan
eksistensinya dalam hubungannya setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Misal ekonomi,psikologi,hukum dan lain-lain.
c. Ilmu Humaniora, yaitu kumpulan pengetahuan yang erat hubungannya dengan seni. Misal
seni tari,lukis,sastra,suara dan lain-lain.
Ilmu manajemen merupakan salah satu ilmu sosial yang mulai berkembang tahun 1800, dengan
aliran atau teori klasik yang pertama kali muncul. Berkembangnya teori klasik dengan banyak
tokoh dan pandangan, masih memunculkan ketidakpuasan bagi sekelompok dan tokoh yang lain
sehingga muncul aliran atau teori baru yaitu Neo-Klasik. Dan seiring perkembangan juga
perubahan kebutuhan yang serba cepat, praktis dan efisien, munculah kembali aliran atau teori
baru yaitu manajemen modern.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu mengadakan berbagai aktifitas baik fisik maupun
psikis guna memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya secara maksimal. Salah satu aktifitas
itu ditujukan sebagai sebuah proses untuk menyelesaikan tugas yang diakhiri dengan sebuah
karya yang dapat dinikmati oleh manusia. Sejak manusia pertama ada, adalah sunatullah danya
sifat untuk saling bergantung dan melengkapi kebutuhan antara satu dengan yang lain, hal ini
dimaksudkan agar tujuan dalam hidup dapat lebih mudah tercapai. Dari rasa saling
membutuhkan ini muncul keinginan untuk bekerja sama. Dari kerja sama ini kemudian muncul
keinginan untuk dapat mengatur, merencanakan, dan mengevaluasi tujuan kerja sama yang sejak
awal dicitakan hingga terbentuklah satu sistem manajemen yang disepakati untuk mengatur
semua anggotanya.
· Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan,
prosedur dan prinsip).
Teori Perilaku
Pandangan-pandangan umum dalam teori perilaku ini ditandai oleh tiga tingkatan kelompok
perilaku, yaitu:
Adapun pokok-pokok pikiran yang dikemukakan oleh para penganut teori perilaku tersebut dapat
dirangkum sebagai berikut:
3) Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus tujuan pertimbangan
secara hati-hati.
4) Manajemen teknik dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan
prosedur dan prinsip).
5) Selain empat pokok pikiran diatas, berdasarkan hasil riset perilaku dapat dikemukan
sebagai berikut:
6) Manajer masa kini harus diberikan latihan dalam pemahaman prinsip-prinsip dan konsep-
konsep manajemen.
7) Organisasi harus menjalankan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan untuk
memuaskan seluruh kebutuhan mereka.
8) Unsur manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau kegagalan pencapaian tujuan
organisasi.
10) Pola-pola pengawasan dan manajemen positif yang menyeluruhkan mengenai karyawan dan
reaksi mereka terhadap pekerjaan.
11) Pekerjaan setiap karyawan harus disusun sedemikian rupa sehingga memungkin mereka
mencapai kepuasan diri dari pekerjaan tersebut.
Pendekatan-pendekatan semacam ini dikenal sebagai pendekatan manajemen science atau ilmu
manajemen yang biasanya dengan prosedur dan langkah-langkah sebagai berikut:
o Merumuskan masalah
3. Disiplin ( discipline )
8. Pemusatan ( centralitation )
· Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak
organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
· Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara
efisien dan efektif.
· Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat
pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah
lawan dari sentralisasi.
A. Manajemen tradisional adalah manajemen yang pada mulanya berkembang secara alamiah
yang berorientasi fisik, siapa yang berkuasa dialah yang menjadi pemimpin atau manajer. Dan
manajemen ini berprinsip pada garis keturunan.
B. Manajemen modern adalah manajemen yang pada periodenya ditandai dengan sudah
dipelajari manajemen sebagai ilmu yang mempunyai dasar-dasar logika ilmiah, sehingga banyak
melibatkan ahli manajemen maupun ahli ekonomi untuk melakukan penelitian tentang
manajemen yang menghasilkan berbagai teori maupun aliran manajemen. Teori-teori ini pertama
kali dirintis oleh; Robert Owen, Adam Smith, Charles Babbage dan Max Weber.
1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses tehnik secara ketat.