Audit 2
Audit 2
Audit 2
NIM :17502030711039
Kelas : Pengauditan 2 CG
A. Mengidentifikasi akun- akun dan kelas transaksi yang terkait dengan siklus penjualan
dan penerimaan
Figur diatas menunjukkan lima kelas transaksi dalam siklus penjualan dan
penerimaan:
1.Sales(cash and sales on account)
2. Cash receipts
3. Sales return and allowances
4. Write-off of uncollectible accounts
5. Estimate of bad debt expense
Figur diatas menunjukkan bahwa setiap transaksi akan masuk kedalam salah satu
akun dari dua akun dalam neraca, yaitu accounts receivable atau allowances for
uncollectible account kecuali untuk cash sales. Sederhananya, kita mengasumsikan
bahwa pengendalian internal untuk cash and credit sales adalah sama.
B. Menjelaskan fungsi bisnis dan dokumen serta catatan terkait dalam siklus penjualan
dan penerimaan
Terdapat delapan fungsi bisnis dalam siklus penjualan dan penerimaan:
1. Pemrosesan Pesanan Pelanggan
Permintaan pelanggan terhadap barang seperti melakukan sebuah penawaran
untuk membeli barang dengan aturan tertentu. Diterimanya pesanan pelanggan
seringkali langsung menimbulkan pesanan penjualan.
2. Pemberian Kredit
3. Pengiriman Barang
4. Penagihan Pelanggan dan Pencatatan Penjualan
Aspek paling penting dari penagihan adalah:
• Semua pengiriman yang dilakukan harus ditagih (kelengkapan)
• Tidak ada pengiriman yang ditagihkan lebih dari sekali (keterjadian)
• Masing-masing ditagih dengan jumlah yang tepat (ketepatan)
5. Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas
Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas termasuk menerima, menyetor, dan
mencatat kas.
6. Pemrosesan dan Pencatatan Retur dan Penyisihan Penjualan
Ketika seorang pelanggan tidak puas dengan barang, penjual sering menerima
pengembalian barang atau pemberian pengurangan biaya. Pengembalian dan
penyisihan dicatat pada file transaksi pengembalian dan penyisihan penjualan juga
pada master file piutang. Memo kredit dikeluarkan untuk pengembalian dan
penyisihan untuk membantu pengendalian dan memfasilitasi pemutakhiran
catatan.
7. Penghapusan Piutang Tak Tertagih
8. Menetapkan Piutang Tidak Tertagih
C. Memahami kontrol internal, dan merancang dan melakukan tes kontrol dan tes
substantif transaksi untuk penjualan
E. Memahami kontrol internal, dan merancang dan melakukan tes kontrol dan tes
substantif transaksi untuk penerimaan kas
Auditor menggunakan metodologi yang sama untuk merancang tes kontrol dan tes
substantif transaksi untuk penerimaan kas seperti yang mereka gunakan untuk
penjualan. Tes penerimaan kas dari kontrol dan pengujian substantif dari prosedur
audit transaksi dikembangkan di sekitar kerangka kerja yang sama yang digunakan
untuk penjualan, tetapi tentu saja tujuan spesifik diterapkan pada penerimaan kas.
Dengan adanya tujuan audit terkait transaksi, auditor mengikuti proses ini:
F. Menerapkan metodologi untuk kontrol atas siklus penjualan dan penagihan untuk
penghapusan piutang tak tertagih
Pengendalian Internal Tambahan atas Saldo Akun dan Penyajian Serta Pengungkapan
Sesuai dengan tujuan audit untuk melakukan audit atas kolektibilitas piutang adalah
untuk menemukan nilai yang dapat direalisasi, namun dalam pelaksanaannya sering
terdapat isu-isu maka ini membuat auditor menetapkan resiko tinggi
dalam pengungkapan nilai yang dapat direalisasi. Bentuk pengendaliannya bisa
berupa penyusunan neraca saldo atas akun umur piutang usaha secara periodic dan
kebijakan penghapusan piutang tak tertagih yang sudah tidak dimungkinkan untuk
ditagih.