Ketidaknyamanan Ibu Hamil

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

KETIDAKNYAMANAN IBU HAMIL

Bagi seorang wanita, kehamilan merupakan suatu pengalaman yang unik. Tiap wanita
mempunyai pengalaman kehamilan berbeda-beda, yang dapat dipengaruhi oleh kehamilan
sebelumnya, lingkungan dan aktivitas. Sebagian wanita hamil, mempunyai pengalaman akan
gangguan ketidaknyamanan selama hamil. Gangguan ini dapat menjadi pengalaman berharga
bagi ibu hamil dan menjadi acuan bagaimana menghadapi kehamilannya. Gangguan
ketidaknyamanan selama hamil dapat dipengaruhi oleh faktor fisik terkait perubahan anatomi,
dan faktor psikologis. Pada umumnya gangguan ini bersifat fisiologis, namun dapat berubah
menjadi patologis apabila tidak diatasi dengan tepat. Diagnosis yang tepat terkait gangguan
ketidaknyamanan kehamilan dan penyebabnya penting dilakukan untuk penatalaksanaan yang
tepat. Masing-masing wanita dapat diberikan treatment yang berbeda dengan kasus yang sama,
untuk itu dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang menyeluruh dari bidan agar dapat
membantu ibu dalam mengatasi gangguan dan ketidaknyamanan selama kehamilan. Komunikasi
yang efektif antara ibu hamil dan bidan merupakan kunci utama dalam penatalaksanaan
gangguan ketidaknyamanan selama hamil, melalui konseling atau pemberian pendidikan
kesehatan selama melakukan asuhan antenatal. Beberapa gangguan ketidaknyamanan selama
hamil, dan cara mengatasinya:

1. Mual dan Muntah

Umumunya mual dan muntah terjadi pada awal kehamilan (trimester 1), disebut dengan
emesis gravidarum. Penyebab pasti belum dapat dijelaskan, namun terdapat anggapan bahwa
hal ini dapat terjadi akibat kombinasi perubahan hormonal, adaptasi psikologis, dan faktor
neurologis. Mual dan muntah yang berlebihan disebut hyperemesis gravidarum dapat
mengakibatkan terjadinya dehidrasi dan asidosis metabolic. Untuk itu setiap ibu hamil yang
mengalami gejala mual dan muntah harus ditangani dengan tepat.

Bidan dapat menganjurkan ibu hamil untuk memakan biscuit/cracker dengan segelas air
sebelum bangun dari tempat tidur di pagi hari; menghindari makanan yang pedas,
berlemak/berminyak, berbumbu, dan berbau tajam; makan/minum sesuatu yang manis
sebelum tidur; dan meningkatkan frekuensi makan dengan porsi sedikit (sedikit tapi sering),
serta pertahankan posisi duduk tegak setiap selesai makan. Pola makan sedikit tapi sering
dapat mempertahankan kadar glukosa darah, sedangkan minum air diantara waktu makan
dapat mempertahankan hidrasi tubuh. Bidan juga dapat menganjurkan ibu untuk menghindari
bau-bauan yang merangsang/menyengat dan faktor penyebab mual-muntah, dan hindari
menggosok gigi setelah selesai makan. Penggunaan terapi tambahan dapat membantu
mengurangi gelaja, seperti penggunaan aromatherapy, terapi akupunktur/akupressure di
daerah pergelangan tangan, konsumsi ramuan tradisional, pemberian vitamin B6 50mg, dan
terapi homeopatik. Gangguan mual dan muntah dapat membaik pada usia gestasi kira-kira 16
minggu (trimester 2), dimana tubuh ibu sudah dapat beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi akibat kehamilan.

Konsumsi diet yang seimbang yang terdiri atas seluruh kelompok zat gizi yang
dibutuhkan tubuh dalam porsi yang adekuat dari sebelum konsepsi sampai terjadinya
kehamilan, dapat menurunkan kemungkinan terjadinya hyperemesis. Keadaan psikologis ibu
hamil juga mempunyai peranan yang besar terhadap gangguan mual dan muntah, untuk itu
dibutuhkan pengertian dan waktu yang cukup antara keluarga ibu hamil dan bidan untuk
memberikan dukungan psikologis selama hamil.

2. Mengidam (Pica)

Mengidam merupakan suatu keadaan yang berkaitan dengan kondisi psikologis ibu
hamil. Umumnya dialami oleh ibu hamil primi. Banyak mitos yang beredar terkait
mengidam, namun hal itu tidak terbukti secara ilmiah. Untuk itu penting bagi bidan untuk
memberikan pendidikan kesehatan yang tepat. Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa hal
tersebut tidak perlu dikhawatirkan selama asupan nutrisi memenuhi kebutuhannya. Jelaskan
pula tentang bahaya makanan yang tidak bisa diterima, mencakup gizi yang diperlukan serta
memuaskan rasa mengidam atau kesukaan menurut budayanya.

3. Ptialism (Peningkatan Salivasi/Hipersalivasi)

Peningkatan salivasi merupakan suatu kondisi yang tidak biasa yang disebabkan oleh
peningkatan keasaman pada mulut dan atau peningkatan enzyme ptyalin, serta peningkatan
stimulasi kelenjar air ludah, sehingga meningkatkan sekresi air ludah yang berlebih.
Penyebab hipersalivasi belum diketahui secara pasti, diduga terjadi karena adanya perubahan
hormonal. Wanita hamil yang mengalami hipersalivasi, biasanya juga mengalami gejala
mual-muntah. Kondisi ini merupakan suatu hal yang saling berhubungan, tidak hanya
peningkatan salivasi yang intensif menyebabkan mual-muntah, tetapi juga keinginan ibu
dalam menghindari mual-muntah dapat menyebabkan ibu hamil menelan sedikit air ludah,
sehingga meningkatkan volume/produksi saliva dalam mulut. Pada ibu hamil yang
mengalami mual-muntah, setiap kali menelan air liur maka akan membilas kerongkongannya
dan membantu menetralisir asam lambung. Oleh karena itu hal ini dapat dianggap suatu hal
yang fiiologis.

Untuk mengurangi gejala hipersalivasi diantaranya adalah: bersihkan mulut


menggunakan sikat gigi yang lembut dengan pasta gigi yang sesuai, dan gunakan penyegar
mulut beberapa kali sehari; konsumsi makanan dengan gizi seimbang, dan hindari makanan
yang banyak mengandung tepung; perbanyak minum (sering minum walaupun sedikit-
sedikit); serta mengulum sebutir permen atau mengunyah permen karet tanpa gula.
Mengulum/mengunyah permen tidak langsung membuat produksi saliva menjadi berkurang,
tetapi hal ini akan membuat ibu menelan saliva. Hindari permen asam atau permen karet
manis, karena akan semakin menstimulasi produksi saliva. Akan lebih baik apabila ibu hamil
menelan saliva yang berlebihan. Tetapi kalau hal ini justru membuat ibu menjadi mual,
sebaiknya sarankan ibu cari alternatif tempat seperti tissue, handuk waslap, atau
gelas/cangkir untuk meludah. Tekankan pada ibu agar minum air putih yang banyak sehingga
tidak dehidrasi.

Bagi kebanyakan ibu hamil, masalah hipersalivasi ini dapat berkurang dan hilang dengan
sendirinya seiring dengan meredanya rasa mual sekitar akhir trimester pertama. Tetapi bagi
sebagian kecil ibu hamil, masalah ini sama halnya dengan mual-muntah (emesis) yang dapat
berlangsung sampai akhir masa kehamilan.

4. Heartburn (Panas Perut)

Heartburn / panas perut merupakan suatu ketidaknyamanan dimana ibu merasakan panas
pada perutnya, dapat dimulai pada trimester dua kehamilan dan semakin bertambah seiring
dengan bertambahnya umur kehamilan, serta dapat menghilang pada saat persalinan. Panas
perut merupakan suatu istilah untuk regurgitasi atau refluks dari asam lambung ke esophagus
bagian bawah karena gerakan peristaltik yang membalik. Isi dari asam lambung menjadi
asam karena cairan asam hidroklorid di perut. Keasaman ini menyebabkan sensasi terbakar
pada tenggorokan dengan rasa yag tidak enak. Kemungkinan penyebab keluhan ini dapat
disebabkan oleh: a) relaksasi dan atau penurunan motalitas saluran pencernaan akibat
peningkatan progesterone, b) penekanan lambung oleh karena pembesaran uterus, c)
berkurangnya/sempitnya ruang abdomen karena desakan dari pembesaran uterus. Untuk
mengatasi keluhan tersebut, dapat dilakukan: a) makan dalam porsi kecil namun sering,
untuk menghindari penuhnya saluran pensernaan, dan hindari makan makanan berat sebelum
tidur, b) pertahankan postur tubuh yang baik (tegak, tidak bungkuk) guna menyediakan ruang
yang cukup untuk fungsi abdomen, c) lakukan stretching / peregangan bagian lengan ke atas
kepala untuk memberikan ruang yang cukup bagi fungsi abdomen, d) hindari makanan pedas,
berbumbu tajam dan berlemak, lemak dapat menghambat motalitas saluran pencernaan dan
sekresi asam lambung yang dibutuhkan dalam sistem pencernaan, e) hindari makan makanan
yang sangat dingin, f) hindari makan bersamaan dengan minum, beri jeda antara makan dan
minum, g) hindari berbaring setelah makan, h) minum susu rendah lemak dan atau es krim
rendah lemak pada sebagian wanita hamil dapat membantu

5. Fatigue (Kelelahan/Keletihan)

Kelelahanyang dirasakan oleh ibu hamil dapat terjadi selama trimester pertama dengan
sebab yang belum diketahui secara pasti. Namun hal ini kemungkinan dapat disebabkan oleh
keadaan psikologis ibu hamil, perubahan hormonal dan proses organogenesis. Faktor tersebut
menyebabkan ibu hamil merasakan kantuk yang luar biasa. Kondisi ini akan hilang pada
trimester kedua dan muncul lagi pada trimester ketiga. Pada trimester ketiga, kelelahan ini
dapat berkaitan dengan peningkatan berat badan yang menyebabkan kesulitan bergerak dan
peningkatan kebutuhan metabolism tubuh dalam rangka persiapan persalinan dan
menyusui.Mengurangi beban pekerjaan ibu hamil dapat dilakukan untuk mengurangi
kelelahan, karena hal ini secara psikologis bersifat menenteramkan hati ibu, dapat dilakukan
sampai ibu memasuki trimester kedua. Mengurangi beban kerja juga dapat meningkatkan
frekuensi periode istirahat sepanjang hari, namun hindari istirahat yang berlebihan. Olahraga
ringan dan asupan nutrisi yang adekuat juga dapat mengatasi gejala kelelahan. Bidan perlu
meyakinkan pada ibu bahwa gejala kelelahan merupakan suatu hal yang normal terjadi pada
awal kehamilan.
6. Sakit Kepala (Pusing

Sakit kepala (pusing) merupakan suatu keluhan yang sering dialami oleh ibu hamil.
Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan hormonal, sinusitis, tegangan pada mata,
keletihan, dan perubahan emosional. Apapun penyebabnya, penting bagi bidan untuk
mengetahui sifat dari sakit kepala tersebut dan memberikan pendidikan kesehatan tentang
cara mengatasinya. Sakit kepala pada ibu hamil juga dapat berkaitan dengan adanya
anemia fisiologis selama kehamilan. Keluhan pusing/sakit kepala dapat muncul pada
trimester satu, dua ataupun tiga.Untuk mengatasi keluhan ini, apabila ibu sedang
beraktivitas maka ibu dapat beristirahat. Hindari berdiri terlalu lama pada lingkungan
yang panas dan sesak. Apabila pusing terjadi saat berbaring, maka bangun secara
perlahan dari posisi tersebut, dan hindari berbaring dalam posisi terlentang. Sebisa
mungkin hindari obat-obatan kimia, kecuali atas resep dokter dan hanya obat yang dapat
membantu. Imbangi juga dengan asupan gizi seimbang. Sakit kepala ini dapat terjadi
kapan saja selama kehamilan, namun apabila terjadi sakit kepala akut dan terjadi pada
trimester ketiga disertai dengan bengkak pada ekstrimitas dan muka, maka ibu harus
segera periksa ke petugas kesehatan, untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut (tekanan
darah dan protein urune).

7. Perubahan Payudara
Perubahan payudara seringkali menjadi salah satu perubahan pertama yang disadari
oleh ibu hamil berkaitan dengan kehamilannya. Seringkali payudara menjadi lebih lunak
dan terasa penuh akibat perubahan hormonal. Terjadi peningkatan hormone estrogen
yang berguna sebagai persiapan laktasi dengan peningkatan deposit lemak pada jaringan
payudara. Terjadi pula peningkatan sirkulasi vaskuler, putting susu membesar dan terjadi
hiperpigmentasi areola dan putting. Perubahan tersebut dapat menjadi suatu
ketidaknyamanan pada sebagian ibu hamil, ibu akan merasakan payudaranya
tegang.Perubahan payudara yang signifikan terjadi pada saat hamil, bukan setelah
melahirkan. Untuk itu, perawatan yang tepat pada payudara saat hamil, akan menentukan
bentuk payudara ibu setelah berakhirnya proses menyusui. Gunakan bra yang menopang
payudara dari bawah (bukan menekan payudara dari depan) dengan tali bra yang tidak
terlalu ketat dan tidak terlalu longgar, dan gunakan bra yang berasal dari bahan katun,
serta hindari membersihkan payudara pada area putting dan areola menggunakan sabun.
Membersihkan putting dapat mengunakan baby oil, ataupun minyak zaytun.

8. Striae Gravidarum

Striae gravidarum disebut juga dengan stretch mark yaitu suatu guratan yang muncul
di permukaan kulit akibat peregangan yang berlebihan pada jaringan kulit. Striae
gravidarum dapat muncul di abdomen, payudara, paha ataupun lengan bagian atas, dan
nampak jelas mulai bulan ke 6-7 kehamilan. Guratan halus ataupun kasar ini dapat
muncul pada sebagian wanita hamil, berkenaan dengan tingkat elastisitas kulit dan
penambahan berat badan (deposit lemak). Untuk mengatasi hal ini, wanita hamil dapat
menggunakan emolien topikal atau antipruritic yang bebas alergi, dapat juga
menggunakan minyak zaitun pada bagian yang mengalami strech mark atau yang
berpotensi mengalami stretch mark. Ibu dapat menggunakan baju yang longgar namun
menopang payudara dan abdomen. Pada kebanyakan kasus, strech mark ditimbulkan dan
atau diperparah oleh tindakan ibu hamil yang menggaruk daerah tersebut. Rasa gatal pada
abdomen maupun payudara, paha ataupun lengan bagian atas merupakan reaksi yang
normal oleh karena proses peregangan kulit, dapat juga disebabkan oleh adanya reaksi
alergi terhadap antigen placenta. Untuk itu perawatan yang baik harus dilakukan sejak
awal kehamilan dan hindari menggaruk daerah tersebut.

9. Keringat Berlebih

Meningkatnya keringat pada ibu hamil dapat terjadi mulai trimester pertama
kehamilan dan akan terus meningkat secara perlahan sampai akhir kehamilan. Hal ini
dapat disebabkan oleh perubahan sistem integument akibat kehamilan, dan meningkatnya
metabolisme. Bidan perlu menjelaskan pada ibu hamil bahwa ini merupakan suatu hal
yang normal. Untuk itu, jelaskan pada ibi hamil untuk mengenakan pakaian yang mudah
menyerap keringat, tidak terlalu tebal dan longgar. Tingkatkan kebersihan badan dengan
mandi menggunakan air mengalir minimal dua kali sehari (frekuensi mandi bisa
ditambah). Untuk menghindari dehidrasi, tingkatkan rehidrasi/asupan cairan. Keluhan
sering BAK yang mungkin timbul, hendaknya tidak menjadi alasan bagi ibu hamil untuk
membatasi cairan.
10. Peningkatan Frekuensi Buang Air Kecil/BAK (Nocturia)
Peningkatan frekuensi BAK merupakan suatu gangguan/ketidaknyamanan yang
fisiologis, umumnya terjadi pada ibu hamil trimester satu dan kembali terjadi pada
trimester ketiga. Pada trimester satu terjadi pembesaran uterus dan penambahan berat
uterus pada bagian fundus uteri, dan isthmus uteri menjadi lunak (tanda Hegar),
menyebabkan uterus menjadi semakin antefleksi sehingga mendesak vesika urinaria.
Sedangkan pada trimester ketiga peningkatan frekuensi BAK terjadi karena bagian
terendah janin yang mulai memasuki Pintu Atas Panggul (PAP) mendesak vesika urinaria
(umumnya pada primigravida), hal tersebut mengurangi kapasitas vesika urinaria
sehingga urine yang tertampung di vesika urinaria terdesak keluar (ibu sering merasa
ingin BAK).

Untuk mengantisipasi ketidaknyamanan tersebut, bidan dapat menjelaskan


tentang sebab terjadinya ganguan sering BAK; berikan penjelasan untuk mengosongkan
vesika urinaria saat ada dorongan untuk BAK; perbanyak minum pada siang hari; jangan
kurangi minum untuk mencegah ingin BAK (nokturia), kecuali jika nokturia sangat
mengganggu tidur di malam hari; batasi minum kopi, teh, dan soda; dan jelaskan pula
tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi tidur, yaitu dengan
berbaring miring ke kiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah diuresis.

11. Konstipasi
Wanita yang sebelumnya belum pernah mengalami keluhan konstipasi/sembelit,
akan mengalami keluhan ini saat hamil yang mungkin terjadi pada trimester kedua atau
trimester ketiga. Konstipasi dapat disebabkan oleh penurunan peristaltic saluran
pencernaan oleh karena relaksasi otot halus pada usus besar sebagai akibat dari
peningkatan hormone progesterone. Penekanan usus besar oleh karena pembesaran uterus
juga berkontribusi pada penurunan motilitas saluran pencernaan sehingga menyebabkan
konstipasi. Salah satu efek samping utama dari mengkonsumsi tablet besi adalah
konstipasi, hal ini menambah masalah pada wanita hamil.

Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi konstipasi ini akan lebih baik apabila
digunakan secara bersamaan (kombinasi). Pengobatan secara alami sudah cukup untuk
mengatasi keluhan ini. Diantaranya: a) meningkatkan intake cairan minimal delapan
gelas perhari, b) mengkonsumsi buah atau jus prune/prem/plum (di dalamnya termasuk
persik, ceri, dll), buah ini bersifat laksatif alami, c) cukup istirahat, d) minum minuan
yang hangat sesaat setelah bangun tidur, dan akan lebih baik dicampur madu, dapat
menstimulasi peristaltic usus, e) mengkonsumsi makanan (buah dan sayur yang tinggi
serat), f) biasakan makan teratur, hindari memakan makanan karena dorongan makan,
bukan karena kebutuhan, g) latihan fisik / olah raga ringan secara teratur, dengan berjalan
kaki setiap hari, mempertahankan postur tubuh yang baik, body mekanik yang baik, dapat
meningkatkan sirkulasi pembuluh darah vena sehingga dapat mencegah
kongesti/kemacetan pada usus besar, h) membiasakan buang air besar secara teratur dan
segera BAB saat ada dorongan, i) dapat diberikan obat laksatif atau gliserin dengan izin
petugas kesehatan.

12. Flatulence

Flatulence yaitu keluhan sering buang angin/kentut, dapat juga diasosiasikan dengan
perut kembung, dapat terjadi pada trimester dua ataupun tiga kehamilan. Peningkatan
frekuensi flatus dapat diakibatkan oleh penurunan motalitas gastrointestinal. Hal ini juga
dimungkinkan hasil/efek dari peningkatan progesterone yang mengakibatkan relaksasi
saluran pencernaan dan penekanan saluran pencernaan oleh karena pembesaran uterus,
sehingga menyebabkan makanan yang dikonsumsi bergerak melalui sistem pencernaan
lebih lambat, akibatnya menyebabkan ibu hamil sering buangangina.Upaya untuk
mengatasi keluhan ini adalah: a) pola makan yang teratur, dan hindari makanan yang:
mengandung gas (kol, sawi, bunga kol, durian, nangka), berkadar lemak tinggi (steak,
ayam goring tepung dengan kulit, martabak daging), minuman bersoda, permen karet), b)
meengunyah makanan secara sempurna, c) pertahankan BAB secara teratur, d)
melakukan senam secara teratur, e) posisi knee-chestdapat membantu ketidaknyamanan
untuk mengeluarkan gas dari dalam perut.

13. Hemorrhoid
Hemoroid disebut juga wasir, merupakan suatu keluhan yang disebabkan oleh
konstipasi. Oleh sebab itu, konstipasi memegang peranan penting pada perkembangan
hemoroid. Progesterone juga menyebabkan relaksasi pembuluh darah vena dan usus
besar. Pembesaran uterus dapat menekan pembuluh darah vena khususnya vena
hemorroidal, sehingga penekanan ini akan menghambat sirkulasi pada pembuluh darah
vena dan menyebabkan kemacetan pada vena di pelvis.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengatasi keluhan ini, yaitu:
a) hindari terjadinya konstipasi, pencegahan merupakan tindakan yang paling efektif, b)
hindari mengejan terlalu kuat saat defekasi / BAB, c) mandi menggunakan air dingin dan
air hangat, tidak hanya meningkatkan kenyamanan pada ibu hamil tetapi juga dapat
meningkatkan sirkulasi pembuluh darah vena, d) untuk mengurangi dapat dikompres di
hemoroid tersebut menggunakan air es atau air hangat, e) reinsersi hemoroid ke dalam
rectum (menggunakan lubrikan) bersamaan dengan latihan Kegel setiap selesai BAB,
f) bedrest dengan posisi tungkai bawah ditinggikan, g) berikan obat analgetik topical, h)
makan makanan yang berserat dan banyak minum.

14. Leukorrhea (Keputihan)

Leukorrhea/keputihan merupakan peningkatan sekresi vagina yang encer sampai kental


akibat perubahan hormonal dan terjadi mulai pada trimester pertama kehamilan. Sekresi
vagina ini bersifat asam, oleh karena perubahan peningkatan jumlah glikogen pada sel epitel
vagina menjadi asam laktat oleh bakteri Doderleins. Meskipun hal ini berfungsi untuk
melindungi ibu dan janin dari serangan kuman infeksi berbahaya, namun hal ini dapat
menjadi media bagi pertumbuhan organisme penyebab vaginitis. Produktivitas kelenjar pada
cerviks dalam mensekresi dan meningkatkan jumlah mucus/lendir menjadi lendir cerviks,
pada periode ini juga berkontribusi pada terjadinya keputihan.

Untuk mengatasi hal tersebut, ibu hamil disarankan untuk meningkatkan perhatian pada
kebersihan badan terutama pada area vagina dan meningkatkan frekuensi pergantian celana
dalam yang berbahan katun dan mudah diserap. Ibu hamil tidak disarankan untuk
menggunakan douche vagina atau spray vagina. Bersihkan vagina menggunakan sabun setiap
mandi, setiap selesai BAK dan BAB, dari arah depan ke belakang, kemudian mengeringkan
dengan handuk bersih atau tisyu. Ibu hamil juga disarankan untuk meningkatkan daya tahan
tubuhnya dengan banyak makan makanan yang banyak mengandung vitamin C terutama
buah dan sayur.
15. Dyspareunia
Dyspareunia yaitu nyeri saat berhubungan seksual/coitus. Dyspareunia selama
hamil dapat disebabkan oleh perubahan fisiologis, yaitu kongesti/kemacetan pada
pembuluh darah pelvis/vagina karena terhalang oleh pembesaran uterus. Masalah ini
merupakan efek dari pembesran uterus karena penekanannya pada organ pelvis. Faktor
psikologis dapat juga berpengaruh pada keluhan ini karena terjadi miskonsepsi dan
ketakutan bahwa coitus dapat menyakiti janin.

Penatalaksanaan disesuaikan dengan penyebabnya, diantaranya: a) perubahan


posisi selama coitus dapat meringankan masalah ini karena pembesaran abdomen dan
sakit karena penetrasi yang dalam, b) penggunaan es mungkin dapat meringankan
keluhan ini, namun dapat mengakibatkan ketidaknyamanan selama coitus, c) diskusi
tentang miskonsepsi dan ketakutan akan bahaya coitus selama hamil dengan menyajikan
fakta-fakta dapat meyakinkan wanita hamil, d) suami-isteri saling terbuka akan informasi
mengenai alternative pemecahan masalah tentang kebutuhan seksual dan kepuasan
seksual selama hamil.

16. Insomnia
Insomnia/sulit tidur merupakan suatu gangguan/ketidaknyamanan yang dapat
dialami ibu hamil. Gangguan ini juga umumnya dapat dialami oleh perempuan yang tidak
hamil. Gangguan ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: gelisah karena kekhawatiran
yang berlebihan, cemas, dan terlalu bersemangat akan peristiwa yang akan terjadi di
kemudian hari (ibu hamil: menyambut kelahiran janin yang dikandung). Secara
psikologis, ibu hamil mempunyai banyak alasan untuk mengalami insomnia. Hal ini,
termasuk karena ketidaknyamanan oleh sebab pembesaran uterus, ketidaknyamanan lain
karena kehamilan, dan pergerakan janin, khususnya untuk janin yang sangat aktif.

Ada banyak cara untuk mengatasi ketidaknyamanan ini, tetapi pada beberapa
wanita mempunyai respon yang berbeda-beda. Namun setidaknya hal ini dapat
membantu, yaitu: a) mandi dengan air hangat; b) meminum minuman yang hangat (susu,
cokelat, teh), sebelum tidur; c) tidak melakukan aktivitas yang menstimulsi untuk janin
menjadi aktif sebelum tidur (malam hari); d) tidur dalam posisi relaksasi, yaitu: posisi
sims (seperti memeluk bantal) miring ke kiri; e) menggunakan teknik relaksasi yang
progressive, yaitu menggunakan teknik nafas dalam yang dikombinasikan dengan teknik
lain: spiritual hypnotherapy, aromatherapy, dll.

17. Hiperventilasi (Sesak Nafas)


Hiperventilasi ditandai dengan nafas yang cepat dan keluhan sesak nafas, pada ibu
hamil hal ini merupakan reaksi yang fisiologis (non patologis). Hiperventilasi disebabkan
oleh peningkatan hormone progesterone selama kehamilan, berakibat langsung pada
sistem pernafasan dimana kadar karbon dioksida berada pada kadar yang rendah dan
oksigen berada pada kadar yang tinggi. Peningkatan kadar oksigen yang tinggi
bermanfaat bagi janin. Peningkatan metabolisme yang terjadi selama kehamilan
menyebabkan peningkatan kadar karbon dioksida, terjadinya hiperventilasi berdampak
pada berkurangnya kadar karbon dioksida dalam darah. Ibu hamil dapat mulai merasakan
efek progesterone ini pada awal trimester kedua.
Keluhan sesak nafas merupakan suatu ketidaknyamanan yang semakin berat
dirasakan ibu hamil pada trimester ketiga. Selama periode ini, uterus semakin membesar
dan menekan diafragma. Oleh sebab itu, diafragma bergeser (berelevasi) kira-kira 4 cm
selama kehamilan. Meskipun pelebaran diameter transversal dari rongga dada (thoraks)
hanya beberapa cm, namun hal ini cukup mengganti pergeseran diafragma dan
mengurangi fungsi kapasitas residual dan volume residual udara. Kombinasi penggunaan
tekanan pada diafragma (memungkinkan penurunan fungsi volume residual)
menyebabkan sedikit kesulitan dalam bernafas (nafas sesak). Pada beberapa ibu hamil,
merespon keadaan fisiologis ini dengan hiperventilasi.

Untuk mengatasi hiperventilasi maka dapat diatasi dengan: a) penjelasan pada ibu
hamil tentang keadaan fisiologis hal ini; b) menasehati ibu hamil untuk dengan sengaja
secara berhati-hati mengatur pernafasannya (kecepatan dan kedalaman) dalam kondisi
normal ketika ibu menyadari terjadinya hiperventilasi; c) meringnkan gejala sesak nafas
sebagai faktor akibat, dijelaskan pada paragraph selanjutnya.

Upaya untuk mengatasi keluhan sesak nafas adalah dengan menyediakan ruang
yang cukup untuk isi abdomen dan thoraks, dengan mengurangi tekanan pada diafragma
dan memfasilitasi fungsi paru-paru, yaitu: a) secara periodic anjurkan ibu hamil untuk
berdiri dan melakukan gerakan peregangan pada tangannya ke atas kepala disertai
menarik nafas panjang; b) menganjurkan ibu hamil untuk membiasakan diri dengan
postur tubuh yang baik dan hindari membungkukkan badan (badan selalu tegak); c) ajari
ibu hamil untuk melakukan pernafasan intercostal; d) ajarkan ibu hamil untuk melakukan
peregangan yang sama saat duduk/berdiri dengan ketika berbaring di tempat tidur; e)
jelaskan terjadinya nafas sesak, kecemasan atau ketakutan dapat mengurangi respon
terhadap hiperventilasi.

18. Nyeri Punggung Atas


Nyeri punggung (terutama bagian atas) dapat terjadi mulai trimester pertama,
yang terjadi karena peningkatan ukuran dan perubahan payudara yang menjadi lunak dan
padat, yang merupakan salah satu tanda presumtif kehamilan. Untuk mengatasi hal ini,
ibu hamil dapat menggunakan bra yang menopang payudara dengan tali bra yang dapat
menarik punggung ke atas/menjadi tegak. Dengan mengurangi mobilitas payudara yaitu
bra dengan cup yang sesuai dan nyaman, juga dapat mengurangi ketidaknyamanan ini.
Cara lain adalah dengan menggunakan postur tubuh yang baik, ibu hamil juga dapat
menggunakan kasur yang tidak terlalu empuk, serta menggunakan bantal tambahan
ketika tidur untuk meluruskan punggung.

19. Nyeri Punggung Bawah (Pinggang)

Nyeri punggung bawah merupakan nyeri pinggang pada daerah lumbosacral.


Intensitas nyeri biasanya bertambah seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, karena
hasil dari perubahan pusat gravitasi dari perubahan postur tubuhnya (hiperlordosis), yaitu
akibat dari penambahan barat dari pembesaran uterus. Jika ibu hamil berusaha untuk
memperbaiki posturnya, dia akan berjalan condong ke arah belakang dari peningkatan
lordosis. Lengkungan ini mengakibatkan ketegangan pada otot belakang dan
menyebabkan nyeri yang sangat. Ketidaknyamanan ini dapat meningkat apabila otot
abdominal ibu hamil lemah, otot-otot ini gagal dalam menyokong pembesaran uterus.
Kelemahan otot abdominal ini, umum dijumpai pada grande multipara dimana otot-otot
abdomennya tidak kembali seperti semula setelah beberapa kali melahirkan. Pada
primigravida biasanya otot abdomennya lebih elastis karena otot-ototnya belum pernah
teregang sebelumnya. Nyeri otot balakang (pinggang) dengan demikian akan meningkat
seiring dengan jumlahnya paritas.

Nyeri pinggang juga merupakan akibat dari posisi menekuk/membungkuk yang


berlebihan, berjalan tanpa periode istirahat, mengangkat benda berat khususnya apabila
dikerjakan saat ibu lelah. Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan ketegangan pada otot-
otot pinggang. Prinsip body mekanik dapat dilakukan untuk menghindari ketegangan otot
ini. Terdapat dua prinsip untuk dilakukan, yaitu: a) menekukkan kaki daripada
membungkuk saat mengangkat/mengambil benda yang berat, sehingga kaki (paha) yang
lebih menahan beban dan lebih meregang daripada otot pinggang; b) letakkan salah satu
kaki / tempatkan salah satu kaki dengan lebih rendah / di depan kaki yang satunya ketika
akan membungkuk (mengambil benda yang berada di bawah/lantai), sehingga memperlus
tumpuan untuk keseimbangan ketika akan bangkit/berdiri dari posisi sebelumnya.

a) Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidaknyamanan ini


adalah: biasakan postur tubuh yang baik;
b) lakukan prinsip body mekanik saat akan mengangkat beban;
c) hindari membungkuk yang berlebihan, mengangkat beban terlalu berat
atau berjalan kaki tanpa periode istirahat
d) menggoyang daerah pelvis
e) gunakan sepatu berhak rendah, hak sepatu yang tinggi menyebabkan
ketidakstabilan pusat grafitasi dan menyebabkan terjadinya hiperlordosis;
f) apabila nyeri bertambah, maka penggunaan korset penopang sangat
dianjurkan
g) menghangatkan pinggang, seperti: mandi air hangat, menggunakan alat
pemanas (kompres hangat di daerah pinggang), atau duduk pada shower
yang hangat
h) menggosok/memijat pinggang
i) saat istirahat/tidur: gunakan kasur yang tidak terlalu empuk (keras
dianjurkan), saat berbaring posisikan pinggang dengan diganjal bantal
untuk meluruskan pinggang dan meringankan tarikan/ketegangan pada
otot-otot belakang.
20. Kram Kaki
Kram kaki dapat muncul setelah usia kehamilan 24 minggu. Penyebab terjadinya
kram belum dapat dipastikan, namun selama beberapa tahun kram kaki diperkirakan
disebabkan oleh kekurangan asupan kalsium atau ketidakseimbangan antara rasio
kalsium-fosfor di dalam tubuh. Kemungkinan lain diasumsikan berhubungan dengan
terhambatnya aliran darah ke pembuluh darah perifer akibat penekanan pembuluh darah
di sekitar pelvis oleh pembesaran uterus pada vena yang membawa darah ke bagian
ekstrimitas bawah, dan atau penekanan pada syaraf di sekitar foramen obturator yang
menuju ke ekstrimitas bawah.Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal
tersebut adalah: a) latihan dorsofleksi pada kaki dan meregangkan otot yang kram, b)
lakukan olah raga ringan secara teratur dan lakukan body mekanik yang baik untuk
meningkatkan sirkulasi, c) lakukan elevasi pada kaki (mengangkat kaki) secara periodic
sepanjang hari, d) konsumsi susu dengan kandungan kalsium dan fosfor secara seimbang,
e) gunakan penghangat untuk otot.
21. Dependen Edema
Edema fisiologis yang sering terjadi adalah pada tungkai bawah, merupakan
akibat dari sirkulasi darah (pembuluh darah vena) yang terhambat dan peningkatan
tekanan vena pada ekstrimitas bawah. Terganggunya sirkulasi ini disebabkan oleh
peningkatan tekanan karena pembesaran uterus pada vena pelvia ketika ibu hamil duduk
ataupun berdiri dan pada vena cava inferior ketika ibu berbaring telentang. Penggunaan
baju yang terlalu ketat juga dapat menghambat sirkulasi darah pada pembuluh darah vena
di ekstrimitas bawah.Edema fisiologis yang umumnya dijumpai pada bagian pergelangan
kaki dan kaki ini, harus dapat dibedakan dengan edema patologis yang berhubungan
dengan preeklamsi dan eklamsi. Umumnya edema fisiologis dapat berkurang dengan
tindakan berikut ini: a) hindari penggunaan baju/celana ketat; b) luruskan kaki secara
periodic sepanjang hari; c) posisi badan miring ketika berbaring; d) penggunaan korset
yang sesuai/menopang perut ibu , mungkin dapat mengurangi tekanan pada vena pelvis.
22. Nyeri Ligamentum Rotundum

Ligamentum rotundum terletak pada sisi uterus, yaitu di bawah dan di depan insersi tuba
falopii. Ligamentum ini melintasi/bersilangan pada lipatan peritoneum, melewati saluran
pencernaan dan memasuki bagian depan (atas) labia mayora pada sisi atas perineum.
Ligament terdiri atas otot halus yang meluas yang terhubung dengan otot halus uterus.
Jaringan otot ini memungkinkan ligamentum rotundum mengalami hipertropi selama
kehamilan, dan merupakan pokok peregangan dari pembesaran uterus. Secara anatomi, hal
ini menyebabkan ligamentum rotundum dapat meningkatkan lebar pembesaran uterus
memasuki abdomen. Nyeri pada ligamentum rotundum diakibatkan oleh peregangan dan
tekanan yang besar pada ligament oleh pembesaran uterus. Hal ini merupakan
ketidaknyamanan yang umum, dan harus dapat dibedakan dari gangguan gastrointestinal dan
penyakit-penyakit pada organ-organ abdomen (appendicitis, peradangan saluran kemih, ulkus
peptikum, dll). Ciri-ciri yang menjadi perbedaan adalah peningkatan nyeri pada daerah
abdomen, dimana dari beberapa kondisi yang telah disebutkan tadi, nyeri ligamentum
rotundum ini sangat khas, yaitu hanya pada ligament.

Mati Rasa pada Jari-Jari Tangan (dan atau Tremor) –> Perubahan pusat gravitasi pada
kehamilan yang merupakan akibat dari pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan
postur tubuh ibu hamil, sehingga bahu ibu hamil menjadi semakin jauh ke arah belakang
badan dan mengakibatkan antefleksi bagian kepala, merupakan suatu upaya untuk
menyeimbangkan semakin beratnya bagian depan badan ibu dan semakin melengkungknya
bagian belakang badan ibu. Perubahan postur tubuh ini memungkinkan menyebabkan
penekanan pada bagian median dan ulnar syaraf-syaraf yang terdapat di tangan, yang dapat
mengakibatkan jari-jari tangan mengalami mati rasa dan atau tremor. Hiperventilasi juga
dapat menyebabkan keadaan tersebut, namun sebagian besar ibu hamil tidak merasakan
keluhan ini sebagai efek dari hiperventilsi. Tindakan untuk mengatasi ketidaknyamanan ini
tidak selalu efektif. Nyeri ligamentum rotundum merupakan salah satu ketidaknyamanan
yang sering dikeluhkan oleh ibu hamil. Penjelasan tentang fisiologi terjadinya nyeri paling
tidak dapat mengurangi/meringankan kecemasan/ketakutan dan dapat membantunya dalam
mengatasi nyeri. Upaya tambahan untuk mengurangi nyeri ligamentum rotundum, yaitu: a)
menekuk lutut sampai menyentuh abdomen; b) mengalihkan nyeri untuk mengurangi
peregangan pada ligament; c) memiringkan pelvis; d) mandi air hangat; e) gunakan bantalan
pemanas pda area yang terasa sakit hanya jika tidak terdapat kontraindikasi; f) gunakan
sebuah bantal untuk menopang uterus dan bantal lainnya yang diletakkan di antara lutut
sewaktu dalam posisi berbaring miring; g) menggunakan korset penopang abdomen.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi ketidaknyamanan ini adalah dengan menjelaskan
penyebab secara fisiologis, dan menganjurkan ibu hamil untuk melakukan postur tubuh yang
baik, dapat juga dengan membaringkan badan.

23. Supine Hypotensive Syndrome


Ketidaknyamanan ini ditandai dengan: ibu merasa pusing, sampai-sampai ibu
dapat pingsan apabila pusingnya tidak segera diatasi. Supine hypotensive syndromedapat
terjadi ketika ibu berbaring dalam posisi terlentang (posisi supine), karena pembesaran
uterus mendesak/menekan vena cava inverior dan pembuluh darah vena yang lain.
Kembalinya darah ke jantung melalui pembuluh darah vena terhambat, sehingga
mengurangi jumlah darah yang mengalir ke jantung kemudian menurunkan
jumlah cardiac output. Supine hypotensive syndrome sebenarnya juga merupakan
hipotensi arterial, dimana pembesaran uterus dapat menekan pembuluh darah aorta,
sehingga berakibat pada perubahan tekanan pada pembuluh darah aorta.Untuk mengatasi
hal ini, maka saat berbaring berbaringlah dengan posisi miring, atau dengan
melakukan sit up ringan. Penjelasan yang baik dengan upaya meyakinkan ibu tentang
keadaan ini merupakan suatu hal yang sangat penting saat ibu merasa ketakutan ataupun
sangat cemas.

24. Perubahan Emosional


Selama terjadinya kehamilan, ketidakstabilan emosional pada beberapa wanita
hamil sangat terasa perubahannya. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor. Tidak
hanya diakibatkan oleh perubahan hormonal yang mempengaruhi ibu dalam merasakan
dan bereaksi terhadap situasi tertentu, tetapi dapat juga karena ketidaknyamanan fisik
yang dirasakan akibat berbagai gangguan kehamilan yang terjadi.Peran bidan adalah
memberikan dukungan pada ibu dan keluarga dengan meyakinkan mereka bahwa kondisi
tersebut merupakan suatu hal yang yang umum terjadi pada ibu hamil (normal). Namun
demikian, bidan juga perlu memperhatikan dan mewaspadai adanya penyebab/peristiwa
lain selain karena kehamilan yang dapat menimbulkan kondisi tersebut, diantaranya:
pindah rumah, kematian salah satu anggota keluarga, kehilangan pekerjaan, dan lain-lain.
Ketidakstabilan emosional pada masa kehamilan juga dapat mempengaruhi ibu pada
periode postpartum, dan dapat menyebabkan terjadinya depresi postpartum.

Anda mungkin juga menyukai