Laporan. Magang
Laporan. Magang
Laporan. Magang
DISUSUN OLEH :
KIRFAN STEVANLY BLESKADIT
NIM : 201521041
Disusun oleh :
(Devita Mayasari.,ST.,M.Eng)
Pembimbing Magang Akademis
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur hanya kepada Allah SWT yang telah memberi
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
laporan magang ini dengan judul “Metode Pelaksanaan Erection Steel Box
Girder Pada Struktur Atas Proyek Pembangunan Jalan Tol Cengkareng – Batu
Ceper – Kunciran Seksi IV (Main Road Benda Juction)”. Laporan magang ini
disusun guna untuk melengkapi salah satu persyaratan untuk memenuhi syarat
mata kuliah magang di kampus STT-PLN.
Dalam proses pembuatannya, penulis mendapat bimbingan, motivasi
dan bantuan baik moril maupun materi dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Ibu Gita Puspa Artiani, ST.,MT., Kepala Departemen Teknik Sipil STT-PLN.
2. Ibu Devita Mayasari.,ST.,M.Eng selaku dosen pembimbing kerja magang.
3. Bapak dan Ibu yang selama ini telah memberikan doa dan dukungan kepada
penulis secara moril maupun materil sehingga kerja magang ini dapat
selesai.
4. Teman-teman dan adek-adek yang selalu mendukung dan memberikan
semangat kepada penulis sehingga laporan kerja magang ini dapat selesai.
5. Seluruh pegawai Proyek Pembangun Jalan Tol Cengkareng – Batu Ceper –
Kunciran (CBK)
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan laporan
magang ini masih banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati penulis berharap saran dan kritik
demi perbaikan-perbaikan lebih lanjut.
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
iv
3.1 Rencana Kerja Magang ....................................................................... 16
4.2 Pembahasan........................................................................................ 30
4.2.2 Peralatan dan Personil Untuk Erection Steel Box Girder ........... 32
v
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 45
5.2 Saran....................................................................................................... 46
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk
keterampilan dan kecakapan seseorang untuk memasuki dunia kerja.
Pendidikan yang dilakukan di perguruan tinggi masih terbatas pada pemberian
teori dan parktek. Sekolah Tinggi Teknik – PLN (STT-PLN) Jurusan Teknik Sipil
akan mendidik dan mempersiapkan mahasiswa ahli teknik yang handal,
terampil dalam menganalisis ilmu bidang studi, memliki daya saing yang tinggi,
serta melahirkan tenaga ahli yang tidak hanya mahir dalam bidang teoritis atau
perancanaanya, tetapi juga mampu mengimplementasikan dan melaksanakan
berbagai pekerjaan di kantor maupun di lapangan. Kegiatan kerja magang yang
menjadi salah satu persyaratan akademis pada semester IX Jurusan Teknik
Sipil Sekolah Tinggi Teknik – PLN (STT-PLN) yang dilaksanakan selama
kurang lebih tiga bulan, dengan harapan mahasiswa dapat menganalisis materi
yang dipelajari pada perkuliahan terhadap situasi lapangan agar memiliki
pengalaman dengan aspek tanggap dan solutif dalam segala kondisi di
lapangan.
Dalam pelaksanaan kerja magang, mahasiswa dituntut agar aktif dan
kritis dalam setiap kegiatan yang ada di lapangan. Kegiatan kerja magang
dilaksanakan pada proyek jalan tol Cengkareng – Batu Ceper – Kunciran
(CBK). Proyek jalan tol CBK merupakan salah satu proyek jalan tol yang
menghubungkan bandara Soekarno – Hatta dengan tol Jakarta – Tangerang,
jalan tol Kunciran – Serpong dan jalan tol Prof. Dr. Sedyatmo. Panjang tol CBK
ini ± 14,19 km yang dilaksanakan oleh PT. Wijaya karya (Persero) Tbk, dengan
adanya proyek jalan jalan tol ini berfungsi memecah lalu lintas yang saat ini
menumpuk didalam kota Jakarta, dan diharapkan mampu mengurangi
kemacetan.
Pembangunan jalan tol Cengkareng – Batu Ceper – Kunciran (CBK) ini
terdiri dari berbagai pekerjaan mulai dari pekerjaan struktur bawah seperti
pondasi, pile cap, abutmen, pier sampai dengan pekerjaan struktur atas seperti
pier head, girder, badan jalan, trotoar dan sebagainya. Pada pelaporan kerja
1
magang ini akan membahas tentang pekerjaan struktur atas yaitu erection steel
box girder yang memiliki ketahanan torsi yang lebih baik dan sangat bermanfaat
untuk aplikasi jembatan yang memiliki bentangan yang lebih panjang dan
adapun manfaat yang diperoleh setelah melakukan kerja magang yaitu dapat
mengetahui proses erection steel box girder.
2
5. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat secara langsung
dengan kegiatan Proyek (Kontraktor, Pengawas dan Konsultan atau
lembaga Penelitian) yang berkaitan dengan bidang ilmu Rekayasa Sipil.
6. Meningkatkan wawasan serta pengalaman mahasiswa dalam dunia
konstruksi.
7. Menyelesaikan persyaratan mata kuliah kerja magang dalam Program
Studi Strata 1 Jurusan Teknik Sipil.
3
3. Bagi Perusahaan :
a. Adanya kerjasama antara Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi
Swasta dengan perusahaan, sehingga perusahaan tersebut lebih dikenal oleh
kalangan akademisi.
4
b. Metode wawancara yaitu adanya tanya jawaban dengan pihak-pihak terkait
langsung dalam pelaksanaan pekerjaan jalan dan jembatan mulai dari
pekerja (labour), kontraktor (pelaksana), konsultan (pengawas) maupun
dari pihak owner.
c. Konsultasi bersama pembimbing lapangan berkenaan dengan hal-hal yang
kurang dimengerti.
d. Konsultasi dengan dosen pembimbing dari Jurusan Tenik Sipil, Sekolah
Tinggi Teknik – PLN dalam penyusunan penulisan laporan kerja magang.
e. Mempelajari dokumen dokumen kontrak yang berisi gambar rencana
pekerjaan, rencana kerja, spesifikasi dan syarat, serta data pendukung lain
yang disajikan sebagai pelengkap laporan.
f. Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan berupa foto-foto, video pelaksanaan
kerja dan lampiran - lampiran lain yang disajikan sebagai pelengkap atau
penunjang dari laporan.
g. Studi pustaka berupa literatur, kuliah, buku-buku referensi, internet dan lain-
lain, yang berkaitan dengan struktur jembatan khususnya erection steel box
girder.
5
kerja, pelaksanaan kerja serta peluang dan kendala yang dihadapi selama
pelaksanaan kegiatan.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang hasil dan pembahasan yang diperoleh dari
praktek kerja magang yang dilakukan.
5. BAB V PENUTUP
Bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran yang didapat dari penulisan
laporan magang ini.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
7
Gambar 2.1 Top Flange, Battom Flange, Web
(Sumber : http://gentabaja.blogspot.com
8
b. Tipe box girder komposit untuk bentang panjang
c. Tipe box girder yang benar-benar murni memakai baja atau tidak
dipadukan dengan beton.
9
2.2.1 Trapezoidal Box Girder Bridge
Balok kotak baja sel tunggal konvensional dirancang untuk bertindak
secara komposit dengan dek beton di jembatan yang sudah jadi. Karena
dek beton menutup bagian kotak, balok baja yang dibuat biasanya terdiri
dari sayap bawah, dua jaring, dan dua sayap atas seperti ditunjukkan pada
Gambar 2.5. Jaring yang miring dari balok utama mengarah ke bentuk
trapesium, yang merupakan asal mula nama kotak balok trapesium yang
biasa digunakan. Sementara jaring yang miring menghasilkan tampilan yang
ramping pada gelagar yang meningkatkan estetika keseluruhan, ada juga
alasan struktural praktis untuk jaring yang condong seperti mengurangi lebar
sayap bawah. Selain mengurangi jumlah bahan yang diperlukan untuk
flange bawah, lebar yang lebih kecil membantu dengan tekuk pelat lokal di
daerah sekitar penyangga di mana flange bawah berada dalam kompresi,
(Helwig dkk, 2007).
a. tipe warren adalah Jembatan rangka batang tipe warren bentuk rangkanya
yang membentuk segitiga sama kaki atau segitiga sama sisi. Pengguatan
torsional pada rangka yang mengarah pada tegangan dan kompresi bolak-
balik di sepanjang diagonal.
b. tipe pratt adalah Jembatan yang memiliki elemen diagonal yang mengarah
ke bawah dan bertemu pada titik tengah batang jembatan bagian bawah.
Untuk meminimalisir berat dari pengikat yang dipakai.
c. tipe X adalah pembebanan torsional menyebabkan satu diagonal berada
dalam tegangan sedangkan diagonal lainnya berada dalam
kompresi. Untuk mendesain kompresi diagonal, panjang yang tidak diikat
dapat diambil sebagai setengah dari panjang diagonal asalkan kedua
diagonal terhubung di tengah.
11
Ada tiga jenis perkuatan Berikut penjelasan mengenai ketiga jenis
perkuatan tersebut (Helwig dkk, 2007) :
1. Support bracing
Support bracing adalah perkuatan yang berada di kedua ujung jembatan
yaitu didaerah perletakan, teknis perkuatan dengan biasa menggunakan profil
baja L yang disusun melintang menghubungkan antara satu girder dengan
girder yang lainya. Fungsi dari perkuatan ini adalah untuk stabilitas jembatan
dan alat transfer beban horizontal (beban angin dan gaya selip) ke bantalan
yang menyediakan tahanan transversal yang terletak pada daerah perletakan
jembatan.
Gambar 2.7 Detail dari Support Bracing pada ujung perletakan jembatan
(Sumber : Composite Highway Bridge Design, 2014)
2. Intermediate Bracing
Intermediate bracing biasa disebut juga dengan diafragma jembatan
yaitu berupa pelat yang menghubungkan antar girder pada arah memanjang
jembatan. Fungsi dari diafragma adalah untuk menjaga girder supaya tidak
menekuk atau memuntir akibat dari beban yang dipikul oleh baja girder.
12
Gambar 2.8 Intermediate Bracing sistem rangka segitiga dan system baja
chanel
(Sumber : Composite Highway Bridge Design)
3. Plan Bracing
Plan bracing biasa disebut dengan ikatan angin adalah ikatan
menyilang pada bagian bawah jembatan, dua lokasi kemungkinan peletakan
plan bracing berada di atas flens atas (terhubung ke cleat pada flens atas) dan
di bawah flens atas. Fungsi dari plan bracing adalah untuk meningkatkan
keseluruhan kekakuan torsional jembatan sehingga dapat mengurangi
permasalahan ketidakstabilan aerodinamis.
13
2.3 Konsep Dasar Hubungan Komposit Jembatan
Jembatan baja konvensional dirancang untuk memanfaatkan aksi
komposit di antaranya beton dan baja di wilayah momen positif. Gagasan ini
juga dapat diperluas menjadi “ganda aksi komposit ”dengan melemparkan pelat
beton bawah pada daerah momen negatif secara kontinu struktur. Karena
beton terus menerus terikat pada baja, kebutuhan untuk menguatkan
dihilangkan dengan demikian membawa penghematan biaya yang
besar. Apalagi karena berat pelat bagian bawah menurunkan sumbu netral,
kedalaman web dalam kompresi berkurang dan bagian web lebih tipis dapat
dirancang kompak karena kapasitas momen plastis penuh. Keunggulan ini
berpotensi membuat jembatan gelagar komposit ganda kompetitif dalam
rentang 200-400 kaki. Maka pemakaian pelat beton bertulang di slab kendaraan
dengan struktur baja dibawahnya, perlu adanya pertimbangan bahwa
penampang tersebut telah kompak yaitu penampang tetap mampu bekerja
hingga mencapai kondisi lelah pertama atau biasa disebut keadaan plastis,
(Patel, 2009 ).
Jembatan dengan gelagar kotak beton baja-beton komposit telah
diadopsi dalam banyak kasus. Jenis ini memiliki manfaat memiliki ketahanan
yang besar terhadap bobotnya sendiri, yang dihasilkan dari optimalisasi sifat
baja dan beton. Seringkali proses konstruksi yang paling cocok untuk jenis dek
ini adalah metode peluncuran tambahan, biasanya berupa struktur baja
diluncurkan di tempat pertama dan kemudian lempengan beton dengan
bekisting langsung didukung pada struktur baja. Maka tegangan yang menekan
gelagar dan pelat beton bertulang perlu dievaluasi agar tidak melebihi kapasitas
ijinnya, (Teixeira, 2011).
14
2.5 Sifat Bahan Material Baja
a. kekuatan Baja mempunyai daya tarik, lengkung, dan tekan yang sangat
besar. Pada setiap partai baja, pabrikan baja menandai beberapa besar daya
kekuatan baja itu.
b. Keuletan (Ductility) adalah Kemampuan baja untuk berdeformasi sebelum
baja putus. Keuletan berhubungan dengan besarnya regangan (strain) yang
permanen sebelum baja putus dan terkait erat dengan kemudahan saat
dibentuk (sifat dapat dikerjakan). Untuk menguji keuletan dilakukan dengan
menggunakan uji tarik.
c. Kekerasan adalah ketahanan baja terhadap besarnya gaya external yang
dapat menembusnya.
d. Ketangguhan (Thougness) adalah hubungan antara energi yang diserap
oleh baja hingga baja tersebut putus. Semakin kecil energi yang mampu
diserap oleh baja maka semakin rapuh dan semakin kecil ketangguhanya.
Cara pengujianya adalah dengan memberikan pukulan mendadak
(impact/pukul tarik), (Segui, 2007 ).
15
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
16
yang ditempatkan pada Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Kunciran – Batu
Ceper – Cengkareng.
17
b. Data hasil survey dari lapangan berupa checklist.
c. Wawancara ke pihak kontraktor atau konsultan pengawas.
2. Data Sekunder
a. Studi pustaka berupa studi Iiteratur, referensi dari Iaporan magang
sebelumnya.
b. Internet.
c. Data gambar berupa shop drawing.
3.1.1.9 Asistensi
Asistensi dilakukan oleh dosen pembimbing akademik dan
pembimbing Iapangan. Tujuan dari asistensi adalah menyesuaikan Iaporan
magang dengan kedua pembimbing tersebut. Jika Iaporan magang masih ada
yang kurang setelah asistensi harus diperbaiki dan di sesuaikan data yang
ada dilapangan atau terhadap perusahaan. Jika Asistensi sudah selesai maka
asistensi sudah selesai dilakukan sidang. Sidang Laporan Magang
dilaksanakan Jika Iaporan kerja magang sudah selesai.
18
3.1.1.10 Sidang laporan Magang
Jika Iaporan kerja magang sudah selesai dikerjakan dan sudah
mendapat persetujuan dari pembimbing Iapangan dan pembimbing
kerjamagang akademis, serta penulis pun mampu mempertanggungjawabkan
Iaporan kerja magang. Setelah pelaksanaan sidang maka berakhirlah
kegiatan magang yang dilakukan oleh penulis.
19
Gambar 3. 1 Layout Pekerjaan Jalan Tol Cengkareng Batu Ceper Kunciran
Sumber : Dokumen PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
20
3.3 Deskripsi Umum Proyek
Nama Proyek : Pekerjaan Jalan Tol Cengkareng – Batu
Ceper – Kunciran (STA. 25+600 - STA.
39+789) Pekerjaan Struktur Utama,
Penanganan Khusus Benda dan Kantor
Operasional
Penyedia Jasa : PT. WIJAYA KARYA (Persero), Tbk
Lokasi Proyek : Kota Tanggerang – Provinsi Banten
Pemilik Proyek : PT.JASAMARGA KUNCIRAN
CENGKARENG
Jenis Kontrak : Fixed Unit Price
Nilai Kontrak : Rp 2.172.504.182.035,- (include PPN)
Waktu Pelaksanaan : 457 Hari Kalender
Masa Pemeliharaan : 365 Hari Kalender
Masa Jaminan Peforma : 730 Hari Kalender
21
Tabel 3. 2 Wilayah Pekerjaan Jalan Tol
22
3.4 Lokasi & Waktu Pelaksanaan Kerja Magang
Nama Instansi : PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
Alamat Instansi (office) : Jl.Wijaya Kusuma Blok A11 No.12, Poris
Plawad Indah, Cipondoh, Tangerang City,
Banten 15141
Unit Kerja Magang : Benda Junction
Waktu Pelaksanaan magang dimulai dari bulan September – November
2019 kegiatan kerja magang. Untuk jadwal mengikuti jadwal dari kantor proyek.
Gambar lokasi 3.3.
23
yang beralamat di perumahan banjar wijaya, jalan wijaya kusuma blok A11
no.14, Cikokol, Tangerang Kota, Banten. Setelah di proses, permohonan kerja
magang diterima dan ditempatkan di proyek jalan tol Cengkareng – Batu Ceper
– Kunciran. Sebelum kerja magang dimulai, dilaksanakan pengarahan terlebih
dahulu oleh pihak kampus.
Kegiatan pertama dalam pelaksanaan kerja magang adalah pengolahan
dengann lingkungan kerja dan lingkungan proyek dimana penulis
mendengarkan arahan dari pembimbing lapangan. Proyek jalan tol yang di
kerjakan oleh PT. Wijaya Karya (persero) Tbk ini terdiri dari 4 seksi yang mana
penulis ditempatkan di seksi IV yaitu pada wilayah Kecamatan Benda,
Tangerang, Banten. Pada proyek tersebut terdapat banyak pekerjaan yang
dilakukan. Pada pelaksanaan kerja magang ini penulis fokus terhadap
pekerjaan Erection Steel Box Girder yaitu dari mulai perubahan perjanjian
kontrak hingga pekerjaan Erection Steel Box Girder. Kegiatan yang dilakukan
selama kerja magang ini antara lain :
a. Melihat dan dokumentasi proses pekerjaan proyek jalan tol Cengkareng –
Batu Ceper – Kunciran seksi IV.
b. Ikut serta menyaksikan proses pekerjaan seperti penyambungan antar
sekmen Steel Box Girder serta uji torsi sebelum pemasangan, kemudian
menyaksikan pemasangan Steel Box Girder dan Traffic Management.
Secara garis besar segala kegiatan magang yang dilaksanakan dan di
pelajari di lapangan mencakup beberapa kegiatan yang ditulis dalam
lembar pelaksanaan kerja magang sebagai lampiran.
24
kondisi diatas, underpass akan memerlukan dimensi bentang yang lebih
panjang.
Umumnya PCI Girder banyak digunakan sebagai struktur utama gelagar
jembatan dengan bentang maksimum yang dapat disupport adalah 40 m,
namun akibat penerapan peratuan baru seperti yang telah disebutkan diatas,
bentang gelagar yang diperlukan menjadi lebih besar dari 40 m, sehingga PCI
Girder tidak dapat lagi digunakan sebagai struktur gelagar utama. Untuk
menjawab persoalan ini, struktur gelagar underpass digantikan oleh Steel Box
Girder. Steel Box Girder ini merupakan material box girder baja pracetak
fabrikasi yang diproduksi secara segmental untuk kemudian di assembly di
lokasi pekerjaan. Penggunaan Steel Box segmental ini mempertimbangkan
proses mobilisasi alat dari pabrik menuju lokasi pekerjaan.
Pada pekerjaan Erection Steel Box Girder untuk Ramp 3 & Ramp 4
Benda Junction & ramp 2 Kunciran Junction, PT Wijaya Karya untuk
pembangunan jalan tol Cengkareng – Batu Ceper – Kunciran ini menggunakan
material Steel Box Girder dari anak perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
yaitu PT Wijaya Karya Industri dan Konsruksi atau disingkat WIKON. WIKON
bertanggung jawab dari proses fabrikasi material, proses mobilisasi alat dari
pabrik WIKON yang berlokasi di Cileungsi, Bogor menuju lokasi pekerjaan di
kelurahan Benda, Tangerang. WIKON juga bertanggung jawab untuk proses
assembling seluruh Steel Box pada Ramp 3, Ramp 4 sampai ke proses
pemasangan diafragma.
25
3.6.2 Diagram Alir Pelaksanaan Erection Steel Box Girder (SBG)
Diagram alir pelaksanaan Erection Steel Box Girder terdapat pada
gambar 3.4.
Mulai
Persiapan material
Inspeksi :
1. Checklist joint
2. Checklist baut
3. Checklist Torsi
Tidak
4. Checklist chamber
5.Monitoring SBG (Defect &
Defeciencies)
6.Checklist Sebelum Erection
7.Checklist Erection Girder
Ya
Persiapan SBG
Selesai
26
1. Persiapan material Steel Box Girder
Persiapan yaitu dimana Steel Box Girder yang telah sampai dilokasi proyek
dipersiapkan terlebih dahulu sebelum perakitan dilokasi proyek.
2. Perakitan (assembling) Steel Box Girder
Perakitan dilakukan dilokasi proyek, dalam satu girder terdapat 5 steel box
dengan 4 joint sambungan menggunakan baut dengan 2 tipe yaitu M16 dan
M24.
3. Pengecekan Ulang (Inspeksi)
Pengecekan ulang dilakukan oleh Quality control dari pihak kontarktor,
inspektor dari pihak owner dan konsultan. Jika sudah checklist dan closing
maka siap dilakukan Erection Steel Box Girder. Tahap pengecekan yang
dilakukan :
1. Checklist joint
Adalah pekerjaan penyambungan Steel Box Girder persegmennya.
2. Checklist baut
Adalah pekerjaan pemasangan dan penguncian baut pada Steel Box
Girder.
3. Checklist Torsi
Adalah pekerjaan yang bertujuan untuk memeriksa apakah nilai kuat
sambung baut telah sesuai dengan kekuatan baut itu sendiri.
4. Checklist chamber
Adalah pekerjaan untuk mengatur kelengkungan Steel Box Girder sesuai
perencanaan.
5. Monitoring SBG (Defect & Defeciencies)
Adalah untuk menggetahui Steel Box Girder mengalami cacat atau
adanya kekurangan sebelum erection.
6. Checklist Sebelum Erection
Jalan akses sudah dipersiapkan dengan baik
Traffic Management
Alat, Material pendukung dan pekerjaan sudah dipersiapkan
Crane sudah dipersiapkan dengan baik
Landasan crane sudah dipersiapkan dan dicek
27
7. Checklist Erection Girder
SBG telah dicek secara visual dan disetujui
SBG telah diletakkan diat Pier Head dengan baik
Pembersihan lokasi.
4. Persiapan Steel Box Girder
Yaitu dimana proses pengangkatan Steel Box Girder dari lokasi perakitan
keatas Multi axle sebelum Erection Steel Box Girder.
5. Erection Steel Box Girder
Pemasangan Steel Box Girder dilakukan setelah semua pengecekan
sesuai dengan perencanaan dan disetujui oleh pihak konsultan dan owner baik
pengecekan alat maupun kerangka steel box girder. Dengan kerangka acuan
sebagai landasan dari pekerjaan erection steel box girder yang dapat dilihat
pada gambar berikut :
PERALATAN
3 CRANE, 1 MULTI AXLE
PERSONIL
30 0RANG
WAKTU/WINDOW TIME
ERECTION 4 JAM
SAFETY,HEALTH &
ENVIRONMENT
MATERIAL
28
3.7 Kendala dan Peluang
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Setelah melaksanakan kerja magang yang berlangsung selama tiga
bulan, banyak sekali manfaat dan pelajaran yang dapat diperoleh selama
ditempat magang. Pengalaman ini dapat melengkapi pengetahuan yang
didapatkan di bangku kuliah. Selama melaksanakan kerja magang pada Proyek
Pembangunan Jalan Tol Kunciran – Batu Ceper - Cengkareng, penulis
mendapatkan banyak masukan baik itu dari pembimbing lapangan, pelaksana
lapangan dan konsultan mengenai metode pelaksanaan pembangunan di
lapangan, permasalahan yang sering muncul, dan pemecahan permasalahan
yang efektif.
Dari hasil pelaksanaan kerja magang juga diperoleh data mengenai
metode pelaksanaan pembangunan diproyek, khususnya metode pelaksanaan
Erection Steel Box Girder yang menggunakan mobile crane pada Benda
Junction, seksi 4. Steel Box Girder (SBG) mempunyai bentang panjang 44,997
m, tinggi girder 1,8 m dan berat 1 girder 165 ton. Mutu baja struktur umum
yang digunakan adalah JIS G 3101 setara dengan ASTM A36 dengan
pengujian tarik yang dilakukan di pabrikasi. Mutu baja struktur sambungan yang
digunakan adalah JIS G 3106 setara dengan ASTM A572, baut yang digunakan
2 diemater yaitu diameter M24 atau F10T dan diameter M16 atau F8T mutu
yang digunakan JIS B 1186 setara dengan ASTM A325 dengan pengujian
hardness dan tarik yang dilakukan dipabrikasi dan pengujian torsi dengan nilai
mencapai 720 Nm. Pekerjaan dimulai dari persiapan lahan, alat dan bahan
yang diperlukan hingga tahap pelaksaan pekerjaan Erection Steel Box Girder.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Material Steel Box Girder
Komponen Steel Box Girder (SBG) ini adalah baja struktur umum
dipabrikasi dari material baja menurut JIS G 3101 setara dengan ASTM A36
dengan tegangan leleh : fy ≥400 Mpa. Baja struktur sambungan dipabrikasi dari
pelat baja menurut JIS G 3106 setara dengan ASTM A572 M-94 grade 50.
30
Baut-baut yang digunakan untuk penyambungan komponen adalah baut
berkekuatan tinggi F10T dan F8T dari material baja menurut JIS B 1186 setara
dengan ASTM A325 dengan mur dan ring yang sesuai. Baut penyambung antar
segmen box atau bagian utama adalah baut M24 segi enam grade 10.9
dengan mur dan ring yang sesuai. Baut penyambung antar girder atau bagian
external frame menggunakan baut M16 grade 8.8 dengan mur dan ring yang
sesuai. Tiang berkepala (Stud bolt) atau Shear Conector untuk membantu
kekakuan struktur atas dengan material menurut JIS G 1198 dengan tegangan
leleh : fy = 240 MPa dan tegangan ultimate : fu = 410 MPa. Welding
(Pengelasan) untuk penyambungan antar plat dan stud bolt menjadi steel box
dengan material menurut AWS (American Welding Society) untuk filter
pengelasan AWS D1.1-81, pengerjaan dilakukan dipabrikasi. Pengecetan
(painting) dilakukan didua bagian yaitu bagian dalam yang pengecetannya
dilakukan hanya 2 tahap setelah blasting yaitu prime cop dan Undercoat bagian
luar dilakukan 3 tahap setelah blasting yaitu prime cop pengecatan anti korosi
dengan ketebalan 50µ, lapisan kedua Undercoat dengan ketebalan 35µ dan
lapisan ke3 yaitu finishing atau warna akhir yang dimintadengan RAL / kode cat
yang diminta yaitu Dulux Super Gloss A 365, 3x30 µ. 1 µ sama dengan 0,001
mm. Pengecetakn dilakukan dengan cara sprey. Nilai Carbon Equivalent yang
dibutuhkan yaitu 0,44%. Semua komponen baja adalah hot dip galvanize
sesuai AASHTO, ASTM, AWS, SSPC dan JIS.
31
4.2.2 Peralatan dan Personil Untuk Erection Steel Box Girder
Untuk pemasangan steel box girder perlu disiapkan peralatan lainnya
untuk mengangkat dan menopang steel box girder pada posisi jembatan,
peralatan-peralatan ini merupakan peralatan berat yang dipakai untuk
memasang steel box girder, yang disesuaikan dengan daerah/lokasi pekerjaan,
berikut peralatan yang digunakan pada saat perakitan sampai erection steel
box gider :
1. Mobile Crane dan Multi Axle
Mobile crane digunakan untuk memindahkan steel box girder ke Multy Axle
hingga sampai kedudukan steel box girder, dengan menggunakan mobile crane
dengan 3 kapasitas dengan posisi yang sudah ditentukannya untuk operator
mobile crane & multy axle harus terlebih dahulu memiliki SIA (surat izin alat)
dan SIO (surat izin operasional), berikut tabel mobile crane yang digunakan :
Pemasangan steel box girder ini dilakukan dengan menggunakan 3 mobile
crane dengan kapasitas masing – masing crane 250 T, crane 300 T dan 600 T.
Steel box girder yang sudah ready diangkat ke Multi Axel dengan mobile crane
kapasitas 250 T dan 300 T, kemudian mobile crane 250 T berpindah posisi
untuk pengangkatan steel box girder keatas tempat dudukan girder dan traffic
management mulai dilakukan, setelah mobile crane 250 T sudah ready
dilanjutkan multi axel dijalankan dan mulai dilakukan pengangkatan dengan
mobile crane kapasitas 250 T dan 600 T untuk spesifikasi alat mobile crane dan
multi axel dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2.
32
3. Crane 600 T C-600-1 Crawler / OK P3
Liebher
/ LR 1600/2
33
Gambar 4. 3 Crane 250 T
34
4.3 Metode Pelaksanaan Erection Steel Box Girder
4.3.1 Pekerjaan Assembling Steel Box Girder
Pekerjaan assembling Steel Box Girder merupakan pekerjaan persiapan
yang paling vital karena kualitas assembling akan menentukan performa Steel
Box Girder saat memikul beban konstruksi dan beban lalu lintas pada keadaan
layannya. Steel Box Girder sendiri merupakan struktur utama gelagar jembatan
dimana ketidaksempurnaan pengerjaan penyambungan tiap segmennya dapat
berakibat fatal terhadap performa Steel Box Girder secara keseluruhan. Oleh
karenanya tiap item pekerjaan assembling harus dilaksanakan dengan baik
untuk mendapatkan hasil assembling yang sempurna. Berikut beberapa
pekerjaan persiapan sampai terbentuk girder :
1. Persiapan Lahan
Yaitu dimana lahan dipersiapkan untuk Pekerjaan assembling.
2. Direksi Keet & Gudang Alat & Material
Yaitu sebagai tempat penyimpanan alat & material diproyek dan juga
mencatat jumlah alat & material yang diterima dan memberikan laporan
persediaan untuk keperluan operasional.
3. Pemasangan rambu rambu K3
Yaitu untuk menarik perhatian setiap orang terhadap kemungkinan terdapat
potensi bahaya yang tidak terlihat dilokasi proyek.
4. Mekanikal & Elektrikal
a. Mekanikal merupakan divisi yang bertanggug jawab atas kesiapan alat
diproyek.
b. Elektrikal merupakan divisi yang bertanggug jawab atas persediaan &
sumber listrik diproyek.
5. Loading Material
Yaitu dimana proses persiapan Steel Box Girder sebelum pelaksanaan
Erection dilakukan.
35
b. Perakitan Steel Box Girder atau Fit up joint yaitu menyatukan
segmen-segmen girder menggunakan mobile crane kemudian
meningkatkan akurasi posisinya menggunakan katrol dan
dongkrak. Setelah joint segmen Steel Box Girder bertemu lalu
dilakukan cheklist joint untuk menggetahui steel box girder sudah
tersambung pada posisinya atau belum, barulah pekerjaan
assembling dapat dilaksanakan.
36
b. Kuncian torsi atau momen, menggunakan alat electric torque wrench,
dimana kuncian ini bertujuan untuk memeriksa apakah nilai kuat sambung baut
telah sesuai dengan kekuatan sambung yang direncanakan untuk menaikkan
kuat sambung baut ke nilai tertentu sesuai nilai kuat sambung rencana, dalam
hal ini sebesar 725 KNmm, lalu pekerjaan checklist torsi yang tujuannya untuk
memeriksa apakah nilai kuat sambung baut telah sesuai dengan kekuatan baut
itu sendiri yang pengujiannya dilakukan random setiap joint hanya 10% dari
jumlah baut setiap joint.
37
diposisikan sesuai pada titik & elevasi yang direncanakan, Steel Box Girder
dapat diletakkan pada slipper.
d. Monitoring Steel Box Girder ( Defect & Defeciencies ) yaitu untuk
menggetahui steel box girder mengalami cacat atau adanya kekurangan.
38
Gambar 4. 10 Rambu – Rambu Lalu Lintas
Sumber : Dokumen PT.Wijaya Karya (Persero)Tbk
2. Inspeksi Alat
Persiapan alat mencakup inspeksi performa alat juga kesiapan operator
alat. Ruang gerak alat selama proses erection di lokasi kerja dan segala
aktifitas non proyek yang terdampak akibat pekerjaan erection ini juga
dipertimbangkan dan direncanakan pada tahap persiapan ini. Jalur gerak alat
diperkuat menggunakan timbunan limestone secukupnya dan juga dialas
menggunakan pelat baja apabila stockyard berlokasi diatas tanah. Pekerjaan
erection Steel Box Girder ini menggunakan alat berat berupa mobile crane dan
multy axle. Pengecekan untuk mobile crane dilakukan berupa inspeksi sling,
inspeksi mesin, tes beban angkat dan penurunan kekuatan angkat.
Pengecekan untuk multy axle berupa pergerakan dari multy axle itu sendiri.
Mobile crane dan multy axle yang digunakan dengan kuantitas menyesuaikan
kebutuhan lapangan.
39
3. Instalasi Pot Bearing
Sebelum pekerjaan instalasi pot bearing, pot bearing merupakan dudukan
SBG yang akan menopang girder, dengan ukuran 10x10 cm dengan diameter
19-22 cm. Pemeriksaan akurasi posisi pot bearing pada pier head yang akan
menopang girder pun masuk dalam rangkaian pekerjaan persiapan ini.
40
Gambar 4. 13 Pengangkatan Girder ke Multi axle
41
Multi axle kembali menuju stockyard untuk proses pemidahan girder
selanjutnya. Girder yang sudah terangkat selanjutnya di posisikan ke titik
erection. Proses meletakkan girder diatas pot bearing merupakan tahap yang
paling crucial pada proses erection ini karena girder harus diposisiskan secara
akurat. Girder baru akan diposisikan dengan sempurna apabila marking center
pada girder bertemu dengan marking pada pier head juga jarak antara pier
head dengan girder telah memenuhi perencanaan juga saat posisi lubang baut
pada pier head tepat betemu dan baut terpasang sempurna. Dapat dilihat pada
gambar 4.15 berikut merupakan widow time pekerjaan SBG dan 4.16
merupakan proses peletakkan Steel box girder diatas pot bearing &
Penembakan Cross Section.
Gambar 4. 16 Peletakkan Steel Box Girder diatas Pot Bearing & Penembakan
Cross Section.
42
4.4 Safety Health & Environment (Keselamatan, Kesehatan &
Lingkungan)
SHE (Safety Health & Environment) adalah disiplin dan Spesialis yang
mempelajari dan mengimplementasikan aspek – aspek praktis perlindungan
dan kesehatan lingkungan di tempat kerja. Sederhananya, apa yang harus
dilakukan organisasi untuk memastikan bahwa kegiatan mereka tidak
membahayakan siapapun. Kegiatan yang dilakukan pada Proyek
Pembangunan Jalan Tol Kunciran – Batu Ceper – Cengkareng yaitu adanya
pemberian informasi penggunaan APD, cek kesehatan, tool box meeting,
memberi informasi rambu – rambu lalu lintas dan penempatannya, adanya form
metode mitigasi resiko dan safety plan emergency response plan (erp). Adapun
struktur oganisasi SHE dan jumlah personel sebagai berikut :
1. SHE MANAGER
Yaitu memastikan bahwa perusahaan secara efektif melaksanakan
program K3 di lapangan dan juga sistem K3 bekerja dengan baik.
43
2. SAFETY OFFICER
Yaitu orang yang merencanakan,membuat,melakukan dan mengevaluasi
program keselamatan dan kesehatan kerja di lapangan, dengan jumlah
personil 2 orang.
3. MEDIS
Yaitu orang yang bertanggung jawab untuk melakukan pertolongan
pertama pada korban dilokasi proyek, dengan jumlah personil 1 orang.
4. SAFETY MAN
Yaitu memastikan area kerja aman serta tidak ada risiko terjadinya
kecelakan, dengan jumlah personil 2 orang.
5. FLAGMAN
Yaitu untuk mengatur kelancaran lalu lintas kendaraan pada saat pekerjaan
berlangsung, dengan jumlah personil 8 orang.
44
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun pada pelaksanaan kerja magang dan penulisan laporannya
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Metode pelaksanaan erection steel box girder meliputi beberapa pekerjaan
yaitu melakukan pabrikasi steel box girder yang dilakukan oleh WIKON,
mobilitas steel box kearea proyek, perakitan steel box girder dan
pemasangan steel box girder.
2. Dimensi steel box girder yang ditinjau adalah bentang panjang = 44,997 m,
tinggi girder = 1,8 m, berat 1 girder = 165 ton dan jumlah girder yaitu 5
girder.
3. Bahan utama dari pekerjaan erection steel box girder adalah baja dan baut.
Baja yang digunakan merupakan baja hot rolled mutu JIS G 3101 setara
dengan ASTM A36 dengan pengujian tarik yang dilakukan di pabrikasi.
Baut yang digunakan 2 diemater yaitu diameter M24 atau F10T dan
diameter M16 atau F8T mutu yang digunakan JIS B 1186 setara dengan
ASTM A325 dengan pengujian hardness dan tarik yang dilakukan
dipabrikasi dan pengujian torsi dengan nilai mencapai 725 Nm.
4. Perakitan steel box girder menggunakan mobile crane 250 T dan 600 T.
5. Pekerjaan assembling terbagi menjadi beberapa pekerjaan yaitu, pekerjaan
joint yang bertujuan untuk menyambung steel box girder persegment.
Pekerjaan penguncian baut bertujuan untuk merapatkan kedudukan bagian
steel box dengan pelat yang tersambung baut. Pekerjaan penguncian torsi
atau momen bertujuan untuk memeriksa apakah nilai kuat sambung baut
telah sesuai dengan kekuatan sambung yang direncanakan untuk
menaikkan kuat sambung baut ke nilai tertentu sesuai nilai kuat sambung
rencana.
6. Pekerjaan Erection Steel Box Girder diawali dengan memindahkan SBG
dari stockyard ke lokasi erection. Begitu SBG tiba di lokasi erection
selanjutnya diangkat dari multi axle. Girder yang sudah terangkat
selanjutnya di posisikan ke titik erection. Proses meletakkan girder diatas
45
pot bearing pada proses erection ini girder harus diposisiskan secara
akurat. Girder baru akan diposisikan dengan sempurna apabila marking
center pada girder bertemu dengan marking pada pier head juga jarak
antara pier head dengan girder telah memenuhi perencanaan juga saat
posisi lubang baut pada pier head tepat betemu.
7. Kendala yang terjadi pada pekerjaan erection steel box girder antara lain
disebabkan oleh cuaca dan pada pekerjaan perakitan yang tidak sesuai
antar lubang atau yang disebut seperti mata gareng.
5.2 Saran
46
DAFTAR PUSTAKA
Conrad, P. Heins. 1983. Steel Box Girder Bridges – Design Guides & Methods.
Helwig, Todd., Yura, Joseph., Hertman, Reagan., Williamson, Eric dan Li,
Dawei. 2007. Design Guidelines For Steel Trapezoidal Box Girder
Systems. Texas Department of Transportation, Austin, USA.
Patel, Purvik. 2009. LRFD Design of Double Composite Box Girder Bridges.
University of South Florida. USA.
PT. Wijaya Karya. 2019. Metode Pelaksanaan Erection Stel Box Girder
PT. Wijaya Karya. 2019.Layout Pekerjaan Jalan Tol Cengkareng Kunciran
PT. Wijaya Karya. 2019. Pre Construction Meeting KunCeng WIKA
Segui, William . 2007. Steel Design – Fourth Edition. Thomson Canada
Limited. USA.
Sumaidi,B. Erki S & Made D.Astawa. 2018. Perencanaan Jembatan Steel Box
Girder Tipe Komposit Dengan Dua Gelagar Seragam. Teknik Sipil
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Teixeira, Manuel Maria. 2011. Study of Bridges with Composite Steel-Concrete
Bock Girder Decks. Universidade de Lisboa. Portugal
Widi Nugrah & Achmad Riza Chairulloh. 2018. Analisis Metode Pengankatan
Gelagar Boks Baja Modular Untuk Jembatan Lintas Atas Sungai (Ereksi
Method Analysis Of Modular Steel Box Girder For Bridge Over The
River)
Bahagia, Muhammad. (2019, November 8) Personal Interview
Jacki, Muhammad. (2019, November 8) Personal Interview
47
48