Bab II
Bab II
Bab II
KAJIAN PUSTAKA
Tahfidz Qur’an terdiri dari dua kata, yaitu tahfidz dan Qur’an, yang
mana keduanya mempunyai arti yang berbeda, yaitu tahfidz yang berarti
menghafal. Menghafal dari kata dasar hafal , lawan kata dari lupa yaitu
ingat dan sedikit lupa.9Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia , kata hafal
(etimologi) adalah lawan dari lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit
9
Muhammad Yunus, Kamus ArabIndonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung ,1990), hal. 105
10
Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka,1999), cet.ke-10, hal. 97
11
Fahmi Amrullah, Ilmu Al-Qur’an Untuk Pemula, ( Jakarta: CV Artha Rivers, 2008),
hal.01
13
14
lebih muda hati itu menerima segala kebaikan yang ada disekelilingnya.
Hal tersebut sesuai dengan apa yang diriwayatkan oleh Khalid bin Ma’dan,
12
Abdurrab Nawabuddin dan Bambang Saiful Ma’arif, Teknik Menghafal Alqur’an: Kaifa
Tahfazul Qur’an, (Bandung: Sinar baru, 1991)., hal. 23
13
Ibid, hal. 19
15
al-Qur’an, agar seseorang tersebut sebagai seorang mukmin tidak lepas dari
sedangkan orang kedua tepung. Yang pertama, makan apan saja ia suka,
baik didalam mobil atau dimana saja siap memakannya. Sementara yang
14
Yusuf al-Qaradhawi, Bagaimana Berinteraksi Dengan Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar,2000), hal. 138
15
Khalid Ibnu Abdul Karim al Lahm, Sukses hidup bersama al-Qur’an, (Bandung:PINUS
RELIGI,200),hal.103-104
16
menghafal Al-Qur’an:16
sifat yang berlepas dari segala hal selain Allah SWT. Dengan kata lain
dianggap benar kecuali sesuai dengan apa yang datang dari sisi Allah
SWT. Karena itu, jiwa kita harus seanntiasa bersih dari segala bentuk
penyekutuan. 18
juga merupakan salah satu pilar dasar diterimanya ibadah oleh Allah.
Sebagai firmanNYA;
16
Ahmad Baduwailan, Menjadi Hafizh: Tips dan Motivasi Menghafaal Al-Quran,
(Solo:Aqwam, 2016, hal. 54-58
17
Ali Abdul Halim Mahmud, Rukun Ikhlas, (Surakarta; Era Adicitra Intermedia,
2010).hal. 3-4
18
Ibid, hal. 5-6
17
atau non-materi di balik itu semua. Sebab maknaa ikhlas adalah terlepas
menjelaskan bahwa:
baik kepada Allah. 20Dalam hal menghafal Al-Qur’an ini, kita senantiasa
meraih lebih dulu ridha dari Allah dengan keikhlasan hati kita. Sebab,
jika Allah telah ridho terhadap apa yang kita kerjakan, maka segala
Sunah
19
Ibid. hal. 06
20
Abdul Majid ,Belajar Dan Pembelajaran Pendiidkan Agama Islam , (Bandung: Rosda
Karya, 2014), hal. 144
18
Aspek ini adalah pilar kedua diantara dua pilar diterimanya suatu
tajwid adalah fardhu ‘ain. Artinya, setiap muslim wajib bisa membaca
orang yang belum mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar,
21
Arham bin Ahmad Yasin, Agar Sehafal Al-Fatihah, (Bogor; Hilal Media Group,
2014),, hal. 53-54
19
ayat tersebut yang mencakup unsure-unsur kata dan kalimat. Untuk itu
huruf. 22
Allah berfirman :
tersebut:
22
(Muhammad Djarot Sensa, Komunikasi Qur’aniyah:Tadzabbur untuk pensucian
jiwa,(Bandung: Pustaka Islamika, 2005), hal. 67
23
Baiharul Amali Hery, Agar Orang,,,.hal.137
20
diantaranya adalah: 24
3. Sering juga terjadi, seorang yang dikejar waktu setoran atau ujian
karena kita hafal dengan penuh kesadaran. Selain itu pula berfungsi
Sikap komitmen pada kaidah ini termasuk salah satu perkara yang
24
Arham bin Ahmad Yasin, Agar Sehafal Al-Fatihah, (Bogor:Hilal Media Grup,
2014),hal. 91
21
bersabda:
terkandung dari ayat-ayat yang sedang kit abaca atau hafalkan tersebut.
25
Baiharul Amali, Agar orang sibuk,,,.hal. 120
22
Hafalan Baru
ke hafalan yang baru sebelum dia menguatkan apa yang telah dihafal
tersebut akan terasa berat sekali. Dengan demikian, secara tidak sadar
menghafal dari nl. Oleh karena itu, cara yang paling baik dalam
tersebut akan hilang atau terlupa karena memori otak telah digunakan
26
Ibid,.hal. 143
23
hafalan tidak bertambah dan untuk sekian lama masih stuck di satu
hafalan tersebut.
yang baru kecuali bila sudah benar-benar hafal dan bisa menghafal
melafalkan dengan lancer dan mudah tanpa harus terlalu keras berpikir
27
Ibid,.hal. 145
24
28
Ibid.Hal,146
29
Arham bin Ahmad Yasin, Agar Sehafal,,,.hal. 135
30
Kadar M. Yusuf, Studi Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2014), cet. Ke- 2, hal .75
25
membutuhkan.
ayat-ayat berikutnya.
Amjad Qasini yang dikutip oleh Dr. Yhya bin Abdurrazaq Al-Ghausani
SWT. berfirman:
Artinya: “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayatayatnya dan supaya
31
Yahya bin Abdurrazaq Al-Ghausani, Metode Cepat,,,.hal. 128
32
Ibid, hal. 129
26
lebih bermanfaat untuk hati dan lebih menghasilkan iman dan mersakan
memindahkan surat-surat yang telah dihafal dari otak kiri dan kanan.
cepat pula lupanya. Adapun karakteristik otak kanan ialah daya ingat
33
Muhammad Ayauman Ar-Ramli,Keajaiban Membaca Al-Qur’an, (Solo: Insan Kamil,
2007), hal. 39
34
Ibid, hal. 42
35
Azam Syam, Murajaah Al- Qur’an,azamsyam.blogspot.co.id/2013/03/murojaah-
alquran.html?m=1, diakses tanggal 15 Februari 2017
36
Baiharul Amali Herry, Agar Orang Sibuk,,,.hal.154
27
Kaidah ini termasuk juga yang sangat penting. Sebab orang yang
telah diberi taufiq oleh Allah untuk menghafal Al-Qur’an harus selalu
yang didapat dari Al-Qur’an sungguh akan terasa pada seorang yang
menjaga dirinya dari kesialan hidup. Hal itu tentu saja dengan jaminan
dengan menghafalkannya. 37
hafizh lainnya. Sebab, hal itu mengandung banyak kebaikan. Satu sisi
merupakan suatu kegiatan untuk mencegah kita dari lupa akan ayat-
37
Muhammad Mukhdlori, Mukjizat-Mukjizat Membaca AlQur’an, (Jogjakarta:Diva Press,
2008), hal. 87
28
pada waktu siang dan malam. Oleh Uqbah bin Amir r.a, bahwasannya
,ُ َوتَغَنَّ ْوا بِ ِه َو ْقتَنُ ْوه, ُب هللاِ َوت َ َعا َهد ُْوه َ تَعضلَّ ُم ْوا ك ِاتَا
ُ ي نَ ْفسِي ِب َي ِد ِه أ َ ْو فَ َوالَّ ِذ ي نَ ْف
س ُم َح َّم ٍد ِب َي ِد ِه لَ ُه َو ْ فَ َوالَّ ِذ
ض ِفي ْالعُقُ ِل ِ شدُّ تَفَلُّتًا ِمنَ ْال َمخَا َ َأ
Artinya: “Pelajarilah Kitabullah, senantiasalah mengulangnya dan
kuasailah Al-Qur’an, dan indahkanlah suara ketika membacanya. Demi
yang jiwau beradaditanganNya, Al-Qur’an lebih mudah lari daripada
seekor unta pada ikatannya.”(HR.Ibnu Hibban dan Ahmad).38
ada. Sebagaimana seekor unta selama dia diikat denga tali, maka unta
38
Abdussalam MuqbilmAl-Majidii, Bagaimana Rasulullah Mengajarkan Al-Qur’an
Kepada Para Sahabat?, (Jakarta: Darul Falah, 2008), hal. 226
39
Ibid. hal. 226-227
40
Al-Qur’an dan Terjemahan: Special For Women,,,.hal. 362
29
Menjaga Al- Qur’an itu teramat sulit, apalagi menjaga hafalan Al-
Al-Qur’an adalah sesuatu yang sangat sakral, maka setiap orang yang
matang, juga ada etika yang harus diperhatikan oleh seorang penghafal Al-
41
Muhammad Mukhdlori, Mukjizat-Mukjizat,,,.hal. 87
42
Yusuf Qardhawi, Berinnteraksi dengan Al-Qur’an, (Jakarta:Gema Insani, 1999), hal.
200-208
30
ketika dalam kegelisahan. Orang yang hatinya sudah terput dengn Al-
dihafalkan.
43
Khalid Abdul, 10 Resep Menyelami,,,.hal. 134
31
harus tenang dan lembut, tidak keras tidak smbong, tidak bersuara
ini suatu sikap yang sangat penting, disaat kita menghafalkan Al-
SWT berfirman:
44
Yusuf Al-Qaradhawi, Bagaimana Berinteraksi …, hal. 146
32
ia tidak mengamalkannya . 46
sholeh seperi, sholat, do’a, dzikir, dan ibadahibadah yang lain. Kedua,
45
Baiharu Amali, Agar Orang Sibuk,,,.hal. 145-146
46
Ibid.
33
pada diri anak, harus melalui pemaksaan lebih dulu, agar mereka
Metode, berasal dari bahasa Yunani. Secara etimolgi, kata ini berasal
dari dua kata, yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui dan hodos berarti
sengaja diarahkan pada satu tujuan yang dikehendaki. 48tahfidz yang berarti
metode tersebut. Tahfizh Qur’an Tematik (TQT) adalah salah satu metode
47
‘Ablah Jawwad Al-Harsyi, Kecil-Kecil Hafal Al-Qur’an, Terjemah: M. Agus Saifuddin
,(Jakarta: alHikmah, 2006) cet. Ke- 1, hal. 29
48
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam:Fakta Teoritis-Filosofis & Aplikatif-Normatif,
(Jakarta: Amzah, 2013), hal. 137
49
Abd.Kadir dan Hanun Asrohah, Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014).,
hal. 5
34
yang terserak dalam banyak surat dan juz untuk dirumuskan dalam satu
tema khusus. Misalnya, ayat-ayat yang berkaitan dengan kisah para Nabi,
orang sholeh pada masa lalu, ibrah dari kisah hewan, kejadian alam, sains
yang efektif sehingga anak hanya sekedar hafal saja, belum sampai pada
TQT.
kecerdasan visual dan spasial, seorang anak dapat terlatih karena anak
50
Lailatul Fithriyah Azzakiyah, Modul Tahfizh al-Qur’an Tematik.,(Malang:2016), hal. 2
35
tidak merasa jenuh dan terpaksa menghafal. Pada pembelajaran TQT, tutor
Metode TQT ini pun memiliki prinsip yang menjadi cirri khas
tersendiri. Terdiri dari tiga prinsip, yaitu didasarkan atas: (1) mulai dari
yangmudah, hal ini didasarkan pada ayat Al-Qur’an yang mudah dihafal
baik dari segi ayat dan artinya. Dengan memulai yang mudah maka siswa
didapatkan bertahap (2) mulai dari yang di suka, artinya metode ini
pembelajaran yang baik. Hal ini diikuti dengan rasa ketertarikan pada
materi pembelajaran sehingga akan lebih giat dalam belajar. dan (3)
baik dari kacamata teori pendidikan umum, ataupun yang memang telah
ada dan diterapkan oleh para ulama terkait dengan metode menghafal Al-
Qur’an itu sendiri. Yang tentu saja hal tersebut telah melewati beberapa
potensi dan motivasi yang unik dank has yang perlu dikembangkan
ke khasannya masing-masing.51
Hal tersebut tentu saja sejalan dengan penerapan metode TQT dalam
51
Abd. Kadir,,, Pembelajran Tematik,,,.hal. 17
37
masing-masing. Hal tersebut tentu akan lebih melekat pada ingatan jangka
c. Judul maupun jumlah tema yang dipilih atau yang ditentukn oleh
maka penerapan metode TQT ini sudah dapat dikatakan sesuai dengan
52
Ibid, hal. 24-25
38
menghafal Al-Qur’an.
53
Ibid, hal. 54
54
Ibid, hal 118
55
Ibid, hal 119-120
39
peserta didik harus selalu berorientasi pada tujuan. Yang tentu saja
dan paham.
b. Interaktif
guru anak didik dan lingkungannya, baik yang bersifat material maupun
melalui proses merenung dan berpikir. Namun yang jelas bahwa tanta
TQT tersebut, guru dan anak didik secara intens melakukan interaksi.
dengan tema yang akan dihafalkan anak didik. Atau dalam kegiatan
c. Inspiratif
yang akan didapat oleh anak didik. Sebab ayat-ayat yang dijaikan tema
Nabi yang ada di dalam Al-Qur’an. Hal ini kemudian ditunjang dengan
belajar mereka, sehingga anak didik akan lebih mudah mengambil nilai
d. Menyenangkan
hanya bisa dicapai bilamana anak didik terbebas dari berbagai beban
secara fisik maupun psikis. Beban disini adalah ssuatu yang menekan
pembelajaran.
sangat efektif bagi anak. Selama penyampaian materi hafalan, anak seakan
pemahaman anak pada alur cerita, memunculkan rasa penasaran pada anak
dalam pelaksanaan metode TQT ini tidak terlepas dari kajian teori
hasil kajian para ulama.Penemu metode TQT ini juga mengacu pada
menafsirkan. Tujuannya tentu saja agar anak tidak hanya menghafal Al-
Qur’an, namun juga paham dengan apa yang mereka hafalkan tersebut.
42
Selain itu, ingatan mereka terhadap ayat-ayat yang telah dihafalkan akan
dianjurkan.
56
Nashruddin Baidan,Metodologi Penafsiran Al-Qur’an,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,
2012).hal. 2
57
Ibid, hal 13
43
kemudian dikaji secara mendalam dan tuntas dari berbagai aspek yang
menafsirkan ayat Al-Qur’an yang tidak berdasarkan atas urutan ayat dan
surat yang terdapat dalam mushaf, tetapi berdasarkan masalah atau tema
Tafsir tematik dapat pula didasarkan atas suatu surah, seperti tafsir
Surah Al-Baqarah. Artinya, nama surah itu dijadikan tema yang akan
ia saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Oleh sebab itu, penafsiran
menegaskan bahwa:
58
Ibid, hal. 151
59
Kadar M. Yusuf, Studi Al Qur’an, (Jakarta: Amzah,2014), hal. 121
60
Ibid
44
dalam satu surat. Akan tetapi ketika dibaca terlihat ayat-ayat itu
berada dalam suatu tema yang sama. 61
yaitu:62
jika ada
c. Meneliti dengan cermat semua kata yang dipakai dalam ayat tersebut.
aliran dan pendapat para mufasir, baik yang klasik maupun yang
kontemporer.
e. Semua ayat yang berkaitan tersebut dikaji secara tuntas dan seksama
61
Ibid, hal 140
62
Nashruddin Baidan,Metodologi Penafsiran,,,, hal. 152-153
63
Ibid, hal. 165-166
45
sampai disitu, anak tidak hanya merasa kesulitan, namun juga merasa
tersebut, sangat sedikit anak yang mampu memahami makna dari ayat
TQT ini, tentu saja sangat membantu anak didik untuk tidak hanya
menjelaskan terkait dengn terjemahan dan kata kunci yang ada pada
c. Dinamis
ketinggalan zaman.
Dalam penerapan metode TQT pun, tema yang akan disajikan juga
akan beragam. Hal ini tentu saja sesuai dengan tingkatan dan
didalah Al-Qur’an diberbagai ayat, surat, atau pahakan juz. Tentu saja
tidak hanya menghafal tentang tema kisah Nabi yang sama, namun
secara bertahap akan menghafal seluruh kisah Nabi yang ada di Al-
Qur’an.
tafsir yang lain tersebut. Maka dari itu, metode tematik ini dapat
Dengan penerapan metode TQT ini, anak tentu saja tidak hanaya
diterapkan dalam metode TQT ini, tentu saja anak secara langsung
telah memahami makna dari ayat yang mereka lebih luas. Sehingga,
benar saja ketika mereka diuji untuk menyebutkan ayat dari suatu
tersebut kemudia mengamati kata kunci yang ada pada setiap ayat
yang dihafalkannya.
tahapan yang diterapkan. Hal tersebut tentu saja untuk mempermudah guru
yaitu berupa tahapan tersebut. Dalam penerapan metode TQT ini ada 3
tersebut:64
dengan tema yang akan dibahas, yang ayat tersebut tentunya terserak di
namanya tematik, maka yang mnjadi cirri utama dari metode ini adalah
ini, tema yang digunakan adalah tema-tem yang berkaitan dengan kish
64
Lailatul Fithriyah, Modul Tahfizh,,,,hal. 3
65
Nashruddin Baidan,Metodologi Penafsiran,,,hal.152
49
yang berkaitan dengan kisah para Nabai lebih mudah dicari, anak tidak
akan terlalu terbebani karena kisah-kisah Nabi adalah sebuah tema yang
tidk berdasarkan atas urutan ayat dan surat yang terdapat dalam mushaf,
berbagai surat.
Tafsir tematik dapat pula didasarkan atas suatu surah, seperti tafsir
Surah Al-Baqarah. Artinya, nama surah itu dijadikan tema yang akan
dan ia saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Oleh sebab itu,
tersebut.66
66
Kadar M. Yusuf, Studi Al Qur’an, (Jakarta: Amzah,2014), hal. 140
50
bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara
sebagai berikut:69
pula.
67
Arif Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan,dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hal. 6
68
Muhammad Fadillah, Desain pembelajaran PAUD: Tinjauan teoritik dan praktik,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). hal. 205
69
Ibid, hal. 17
51
untuk memudahkan dan merangsang daya fikir anak, tentu saja untuk
menghafal anak sudah memiliki gambaran atau konsep apa yang akan
terkait dengan ayat yang mereka hafalkan dengan film yang mereka
saksikaan.
c. Tahap 3: Menghafal
menghafal ayat dari surat yang telah dipilihkan guru sesuai dengan tema
70
Ibid. hal. 282
52
diketahui:
1. Persiapan (isti’dad)
Seperti:
menghafal 1 halaman
kepala
2. Pengeahan (Tahsin/Setor)
3. Pengulangan (Muraja’ah)
kuat. 71
waktu satu bulan. Namun, hal terseut tentu saja disesuaian dengan
perencanaan yang jelas serta pengaturan skala prioritas, maka tak jarang
menjadi wajar, apabila diantara kita ada yang sering mengeluh tidak ada
71
Hasyiyah , Mengintip metode menghafal
Qur’an,http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://m.facebook.com/perma
link.php%3Fstrory_fbid%3D699297813454973%26id%3D231171756934250&ved=0ahUKEwiv_
oCck5PSAhXCOo&KHTWECaIQFgg3MAk&usg=AFQjCNE6uGeNiXNHelSrJuybS2HAZVLX
Q&sig2=BrvHUHKpvqIqOQfsrRKQhA. Diakses pada 16 Februari 2017
54
belaar kelompok
C. Penelitian Terdahulu
yang teah dilakukan terkait dengan penggunaan metode dalam menghafal Al-
72
Ibid, hal. 120
73
Abdurrahman Nawabuddin, Teknik Menghafal,,,hal.56-57
55
1. Karya Tulis Ilmiah yang ditulis oleh Tsania Nur Diyana, Mahasiswi
mengungkapkan bahwa, pada metode TQT ini ada beberapa tahapan yang
Tahfidz dan Takrir di Pondok Pesantren Tahfidz al- Qur’an Putri Al-
Kegiatan metode takrir tersebut, yaitu: (a.) Setoran deresan (b.) Semaan
74
Tsania Nur Diyana. Skripsi.Tahfizh Qur’an Tematik (TQT): Metode Menghafal Al-
Qur’an Berdasarkan Tema Dengan Pendekkatan Multiple Intelegences . Tahun Ajaran 2014/2015
(Malang: 2015)
75
Siti Kholifah. Skripsi, Penerapan Metode Tahfidz dan Takrir dalam Menghafal Al-
Quran di Pondok Pesantren Tahfidz Al-Quran Putri Al-Yamani Sumberdadi Sumbergempol
Tulungagung, (Tulungagung : 2011)
56
Fokus penelitian yang digunakan secara garis besar adalah tentang dampak
menggunakan sistem One Day One Ayah (1 hari 1 ayat) dan lagu tartil.
76
Nisma Shela Wati, Skripsi. Peranan Tahfidz Al-Qur’an Di Madrasah Aliyah Ummul
Akhyar Sawo Campurdarat Tulungagung,(Tulungagung: 2015)
57
teman dengan berhadapan dua orang dua orang, Muraja’ah hafalan lama
mengulang hafalan.77
5. Ali Akbar dan Hidayatullah Ismail, Mahasiswa UIN Sultan Syarif Kasim
cara; membaca secara cermat ayat per-ayat al-Qur’an yang akan dihafal
kepada orang lain, baik kepada teman maupun kepada jama’ah lain
(tasmi’). 78
77
Anisa Ida Khusniyah, Skripsi. Menghafal Al Qur’an Dengan Metode Muraja’ah Studi
Kasus Di Rumah Tahfidz Al-Ikhlash Karangrejo Tulungagung,(Tulungagung: 2014)
78
Ali Akbar dan Hidayatullah Ismail, Metode Tahfidz Al-Qur’an Di Pondok Pesantren
Kabupaten Kampar .UIN Sultan Syarif Kasim Riau . JURNAL USHULUDDIN Vol. 24 No. 1,
Januari - Juni 2016
58
Tabel 2.1
Perbedaan Penelitian Ini Dengan Terdahulu
D. Paradigma Penelitian
Latar Belakang:
namun ternyata banyak yang membuat anak cepat bosan, karena metode
ketaatan dan disiplin pribadi anak. Oleh karena itu, dibutuhkan metode yang
sehingga anak tidak merasa bosan dan bisa mencapai hasil maksimal. Metode
menghafal.
menggunakan metode TQT maka mereka dijamin tidak hanya hafal namun
juga paham dengan ayat atau surat yang mereka hafalkan sesuai dengan tema
Tujuan dari diterapkannya metode TQT ini tentu saja adalah sebagai
TQT ini, anak tidak hanya hafal, namun juga paham . Sebab dalam penerapan
metode TQT ini, anak akan dikenalkan dengan kosa kata arab sebagai kata
kunci dari seluruh ayat yang dihafalkannya. Dan tentu saja, dalam prosesnya,
metode ini sangat menarik serta tidak menjadi beban anak dalam menghafal.