Chapter II
Chapter II
Chapter II
2.1 Nanopartikel
Istilah nanoteknologi digunakan untuk mendeskripsikan kreasi suatu material
yang memiliki ukuran struktur diantara atom dan material ukuran besar yang
didimensikan dengan ukuran nanometer yaitu sekitar 1-100 nm. Sifat dari material
dengan dimensi nano sangat berbeda secara signifikan dari atomnya juga dari
partikel besarnya. Kontrol yang baik terhadap sifat tersebut bisa menuntun ke
pengetahun baru yang sesuai dengan peralatan dan teknologi baru. Pentingnya
nanoteknologi pertama kali dikemukakan oleh Feynman pada tahun 1959.
Nanoteknologi adalah ilmu rekayasa dalam menciptakan material, struktur
fungsional, maupun piranti alam skala nanometer. Material berukuran nanometer
memiliki sejumlah sifat kimia dan fisika yang lebih unggul dari material berukuran
besar (bulk). Di samping itu material dengan ukuran nanometer memiliki sifat yang
kaya karena menghasilkan sifat yang tidak dimiliki oleh material ukuran besar.
Sejumlah sifat tersebut dapat diubah-ubah dengan melalui pengontrolan ukuran
material, pengaturan komposisi kimiawi, modifikasi permukaan, dan pengontrolan
interaksi antar partikel. Material nanopatikel adalah material-material buata manusia
yyang berskala nano, yaitu lebih kecil dari 100 nm.
Selain nanopartikel juga dikembangkan material nanostruktur, yaitu material
yang tersusun oleh beberapa material nanopartikel. Untuk menghasilkan material
nanostruktur maka partikel-partikel penyusunnya harus diproteksi sehingga apabila
partikel-partikel tersebut digabung menjadi material yang berukuran besar maka sifat
individualnya dipertahankan. Sifat material nanostruktur sangat bergantung pada
a. Ukuran maupun distribusi ukuran
b. Komponen kimiawi unsur-unsur penyusun material tersebut
c. Keberadaan interface(grain boundary)
d. Interaksi antar grain penyusun material nanostruktur.
Quantum dot adalah material berukuran kurang dari 100 nanometer yang mengurung
elektron secara 3-dimensi, baik arah x, y dan z. Hal ini dimungkinkan karena
diameter dari quantum dot tersebut sebanding dengan panjang gelombang dari
ΔΕadalah energi barrier saat pembalikan, kBT adalah energi termal. Faktor
pra-ekponensial τo bekisar dari 10-10 – 10-12 s dan bergantung pada suhu.
Energi barrier memiliki efek intrinsik dan ekstrinsik seperti magneto kristal
dan bentuk anisotropi. Namun untuk uniaksial anisotropi, ΔΕ sama dengan
hasil konstanta anisotropi dan volume.
ΔE = KV(2.2)
Ini perbandingan langsung antara ΔE dan V yang merupakan alasan
bahwa superparamagnetik secara termal berbalik arah pada arah jumlahan
momen magnetik dan untuk partikel kecil, karena untuk partikel kecil ΔE
sebanding dengan kT pada suhu kamar
Keterangan:
3
ρs = Truedensitysampel(kg/m )
m1 = Massapicnometer kosong(kg)
m2 = Massapicnometer diisilarutan uji(kg)
m3 = Massapicnometer diisiserbuk sampel(kg)
m4 = Massapicnometer diisiserbuk sampeldan larutan uji (kg)
ρlarutan = Densitas mediacair / larutan uji(kg/m3)
Gambar3.menunjukkansuatuberkassinarXdenganpanjanggelombangλ, jatuhpada
sudutθpada sekumpulanbidangatomberjarakd. Sinaryang
dipantulkandengansudutθhanyadapatterlihatjikaberkasdarisetiapbidang yang
berdekatansalingmenguatkan.Olehsebabitu,jaraktambahansatuberkas
dihamburkandari setiapbidangyang berdekatan,dan menempuhjarak sesuai
denganperbedankisiyaitusamadenganpanjang gelombang nλ.Sebagai
contoh,berkaskeduayang ditunjukkangambar3.harusmenempuhjaraklebih
jauhdariberkaspertama sebanyak PO+OQ.Syarat pemantulandansaling menguatkan
dinyatakanoleh :
nλ=PO +OQ =2ON sinθ =2d sinθ (2.4)
Persamaan (4) disebut dengan hukum Bragg dan harga sudut kritis
θuntukmemenuhi hukum tersebut dikenal dengan sudut Bragg.
PrinsipdasardariXRDadalahhamburanelektronyang mengenai
permukaankristal.Bilasinar dilewatkanke permukaankristal,sebagiansinar tersebut
akan terhamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan kelapisan berikutnya.
Sinaryangdihamburkanakanberinterferensisecara konstruktif
(menguatkan)dandestruktif(melemahkan).Hamburansinaryang berinterferensi
inilahyangdigunakan untuk analisis. Difraksisinar-
Xhanyaakanterjadipadasuduttertentusehingga suatu zat
akanmempunyaipoladifraksitertentu. Pengukurankristalinitasrelatif dapat dilakukan
dengan membandingkan jumlah tinggi puncak pada sudut-sudut tertentu dengan
jumlah tinggi puncak padasampelstandar.
Dengan t adalah ukuran butir kristal, k adalah konstanta Scherrer (0.89), λ adalah
panjang gelombang sinar-X, β adalah nilai dari full width half maximum (FWHM)
dan θ adalah besar sudut dari puncak dengan intensitas tertinggi (Hermawan, 2015).
2.7.4 Vibrating Sample Magnetometer (VSM)
Semuabahan mempunyai momen magnetikjikaditempatkan dalam medan
magnetik. Momen magnetik per satuan volume dikenal sebagai magnetisasi. Secara
prinsip ada dua metoda untuk mengukur besar magnetisasi ini, yaitu metoda
induksi(induction method) dan metodagaya(forcemethod). Padametoda
induksi,magnetisasidiukurdarisinyalyang ditimbulkan/diinduksikanoleh cuplikan
yang bergetar dalam lingkungan medan magnet pada sepasang
kumparan.Sedangkanpadametodagayapengukurandilakukanpadabesamya gayayang
ditimbulkanpadacuplikanyang beradadalamgradienmedanmagnet.
VSM(VibratingSampleMagnetometer)merupakansalah satualatukur
magnetisasiyangbekerjaberdasarkanmetoda induksi.
Padametodaini,cuplikanyang akandiukurmagnetisasinyadipasang pada ujung
bawahbatang kakuyang bergetarsecaravertikaldalamlingkunganmedan
magnetluarH.Jikacuplikantermagnetisasi,secarapermanenataupunsebagairespon dari
adanya medanmagnetluar, getaran ini alan mengakibatkan perubahan garisgaya
magnetik. Perubahan ini akan menginduksikan/menimbulkan suatu
M +X - M +X - MX
Larutan Kabut Padat
M* MX
M (Gas) + X(Padat)
Gas
hv hv
Emisi Menyerap
Nyala energi radiasi
M*
Re-emisi