Pengaruh Ukuran Butir Dan Struktur Krist
Pengaruh Ukuran Butir Dan Struktur Krist
Pengaruh Ukuran Butir Dan Struktur Krist
Pauzan, dkk/Pengaruh Ukuran Butir dan Struktur Kristal terhadap Sifat Kemagnetan pada Nanopartikel Magnetit (Fe3O4)
Abstrak -Telah dilakukan kajian sifat kemagnetan pada nanopertikel magnetit (Fe3O4) dengan analisis kurva loop
histerisis, dan ketergantungannya terhadap ukuran partikel dan maupun struktur kristal. Nilai magnetisasi saturasi (Ms)
dipengaruhi oleh kehadiran fasa pengotor hematit ( α − Fe2O3), kualitas kristalinitas dan tetapan kisi. Sedangkan medan
koersif (Hc) berbanding lurus terhadap kenaikan diameter nanopartikel magnetit (Fe3O4). Diperoleh nilai rasio (Mr/Ms)
semakin kecil seiring dengan kenaikan diameter nanopartikel magnetit (Fe3O4).
Kata kunci - kurva loop histerisis, ukuran partikel, struktur kristal, magnetisasi saturasi (Ms), medan koersif (Hc)
Abstract-Magnetic properties of magnetite nanoparticles (Fe3O4) have been analyzed by hysteresis loop, and its
dependence on diameter and crystal structure. Saturation magnetization (Ms) is affected by the presence of an impurity
phase hematite ( α − Fe2O3), quality of crystallinity and lattice constant. Coercivity field (Hc) is linear with the diameter
increase. Ratio (Mr/Ms) is obtained smaller with the increase in the diameter of magnetite nanoparticles (Fe3O4).
Key words- hysteresis loop, diameter, crystal structure, saturation magnetization(Ms), coercivityfield (Hc)
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Solo, 23 Maret 2013
ISSN : 0853-0823
Muh. Pauzan, dkk/Pengaruh Ukuran Butir dan Struktur Kristal terhadap Sifat Kemagnetan pada Nanopartikel Magnetit (Fe3O4) 25
koersivitas nanopartikel tersebut juga semakin menurun bukan merupakan nanopartikel magnetit (Fe3O4) yaitu
[5]. puncak α-Fe2 O3.Kemunculan puncak difraksi pada
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tersebut di atas,
belum ada penjelasan dengan detail hubungan sifat
kemagnetan nanopartikel magnetit (Fe3O4) terhadap
ukuran butir (diameter) dan struktur kristalnya. Oleh
karena itu penelitian ini bertujuan untuk mencari
hubungan sifat kemagnetan terhadap ukuran butir
(diameter) dan struktur kristal Fe3O4.
Berdasarkan Gambar 2, ukuran partikel tidak merata Gambar 4. Kurva loop histerisis sampel B.
namun perbedaannya tidak jauh antara ukuran satu dengan
yang lain. Distribusi ukuran partikel paling banyak pada
rentang 12 nm sampai dengan 16 nm. Hasil ini hampir
sama dengan hasil XRD yaitu diperoleh ukuran partikel
11,9 nm.Pada gambar bagian kanan terlihat adanya bentuk
cincin-cincin.Garis putus-putus pada pola cincin
menunjukkan kristalinitasnya yang tinggi. Cincin-cincin
terang tersebut menunjukkan terjadinya difraksi, sehingga
dapat diidentifikasi indeks miller dari cincin paling dalam
sampai terluar berturut-turut: (220), (311), (400), (511),
(440). Hasil TEM ini sama seperti hasil indeks miller
yang diperoleh melalui XRD.
Hasil VSM
Berdasarkan hasil VSM, diperoleh kurva loop histerisis
untuk sampel A seperti pada Gambar 3, besar medan
koersif sampel A sebesar 44,5 Oersted.
Gambar 5. Kurva loop histerisis sampel C.
magnetisasinya nol. Karena makin banyak jumlah domain [3] D’Agostino, P.S., 2009. Synthesis and bio-
magnetiknya (energi barier besar) tentunya membutuhkan functionalization of nanoparticles for biosensing and
medan yang lebih besar untuk menyearahkannya. biorecognition, Universitá degli Studi di Modena e Reggio
Sehingga penyimpangan pada sampel C di tabel 3 di Emilia, Italy.
[4] Wati, D.L., 2012, Fabrikasi Superparamagnetic Iron Oxide
atas dapat dijelaskan menggunakan persamaan (4). Jika
Nanoparticles (SPIONs) Magnetit (Fe3O4) dengan Metode
melihat tabel 2, sampel C memiliki magnetisasi saturasi Kopresipitasi, Skripsi, Jurusan Fisika FMIPA UGM,
paling besar (88,48 emu/g). Nilai magnetisasi yang Yogyakarta.
muncul tersebut dapat diklaim sebagai penyebab nilai
medan koersif (Hc) pada sampel C rendah dan tidak [5] Riyanto, A., 2012, Sintesis dan Analisis Potensi
sesuai dengan kelinearan kenaikan ukuran terhadap nilai Nanopartikel Fe3O4 (Magnetit) sebagai Material Aktif
medan koersif. pada Permukaan Sensing Biosensor Berbasis Surface
Plasmon Resonance (SPR), Tesis, Jurusan Fisika FMIPA
c. Rasio (Mr/Ms) UGM, Yogyakarta.
[6] Azhar, S., 2007, Synthesis of well defined hematite films
Rasio magnetisasi remanen terhadap magnetisasi and their use for sintering studies. Lulea University Of
saturasi adalah sebagai Tabel 5.berikut: Technology.
[7] Tartaj, P., Morales, M.d.P., Verdaguer, S.V., Carreno, T.G.
Tabel 5.Rasio (Mr/Ms) tiap sampel. dan Serna, C.J., 2003, The preparation of magnetic
Sampel Rasio fasa - Rasio (Mr/Ms) nanoparticles for applications in biomedicine, J. Phys. D:
Fe2O3/Fe3O4 Appl. Phys., 36, R182-R197
[8] Barbeta, V.B., Jardim, R.F., Kiyohara, P.K., Effenberger,
A 0,836 0,086 F.B., dan Rossi, L.M., 2010, Magnetic properties of Fe3O4
B 0,840 0,087 nanoparticles coated with oleic and dodecanoic acids,
C 0,835 0,085 Journal of Applied Physics, 107, 073913
D 0,839 0,056 [9] Liang, X., Shi, H., Jia, X., Yang, Y., dan Liu, X., 2011,
E 0,839 0,050 Dispersibility, Shape and Magnetic Properties of Nano-
Fe3O4 Particles, Scientific Research, 2, 1644-1653,
www.SciRP.org/journal/msa.
Berdasarkan tabel 5 di atas, rasio (Mr/Ms) bernilai kecil
karena jika sifat suatu material makin mendekati sifat TANYA JAWAB
ferromagnetik maka rasio (Mr/Ms) akan besar. Jika kurva
loop histerisis menunjukkan sifat makin ferromagnetik Perdamean Sebayan, LIPI
maka nilai rasio (Mr/Ms) akan makin besar [9]. Ini berarti ? a. Kode sampul A, B, C dan E, apa bedanya?
bahwa rasio (Mr/Ms) sangat tergantung pada permukaan b. Mengapa pada suhu yang sama dan konsentrasi
nanopartikel itu sendiri. Jika pada permukaannya terjadi larutan berbeda menghasilkan partikel yang berbeda?
fluktuasi arah spin makin besar maka akan makin kecil
rasio (Mr/Ms) yang diperoleh. Sehingga berdasarkan tabel Muh. Pauzan, UGM
5, secara berturut-turut dari sampel A sampai dengan √ a. Ukurannya, dari sampel A, B, C, D, E berturut-turut
sampel E bahwa makin besar fluktuasi arah spin yang dari ukuran terkecil → terbesar.
terjadi pada permukaan partikelnya. b. Saya tidak focus untuk menyelidiki hal tersebut,
mohon maaf saya tidak dapat menjawab.
IV. KESIMPULAN
Kajian sifat kemagnetan nanopartikel magnetit (Fe3O4) Ria Yustin,UGM
menggunakan kurva loop histerisis diperoleh beberapa ? Penentuan faktor pengotor apa dilihat dari grafik atau
kesimpulan, yaitu: nilaimagnetisasi saturasi (Ms) bagaimana?
dipengaruhi olehkehadiran fasa pengotor hematit ( α −
Fe2O3),nilai medan koersif dipengaruhi oleh aglomerasi Muh. Pauzan, UGM
(penggumpalan) dan magnetokristalin anisotropi, serta √ Membandingkan dengan referensi/ jurnal.
rasio (Mr/Ms) semakin kecil seiring dengan kenaikan
diameter nanopartikel magnetit (Fe3O4) Kartika Sari,Fisika - UNSOED
? Fe3O4 berasal dari pabrikan/ dibuat sendiri?
DAFTAR PUSTAKA
[1] Gubin, S.P., Koksharov, Y.A., Khomutov, G.B. dan
Yurkov, G.Y., 2005, Magnetic nanoparticles: preparation,
Muh. Pauzan, UGM
structure and properties, Russian Chemical Reviews, 6, √ Dibuat sendiri dengan campuran FeCl3. 6H2O dan
489-520. FeSO4. 7H2O
[2] Wu, A., Ou, P. dan Zeng, L., 2010, Biomedical
Applications of Magnetic Nanoparticles, NANO: Breif
Reports and Reviews, 5, 245-270.
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Solo, 23 Maret 2013
ISSN : 0853-0823