Pemetaan Muka Air Tanah - Garut PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMETAAN MUKA AIR TANAH


DAN AIR TANAH DALAM
DI WILAYAH KRITIS KABUPATEN GARUT
LATAR BELAKANG
Untuk mengetahui potensi dan arah aliran air tanah di suatu daerah
perlu dilakukan pemetaan dengan metode yang tepat. Adanya peta
muka air tanah dan air tanah dalam sangat diperlukan, antara lain bagi
kepentingan-kepentingan berikut:
• Menghitung potensi cadangan air tanah
• Penyusunan kebijakan perlindungan dan konservasi daerah
tangkapan air
• Penyusunan kebijakan pengendalian pencemaran air tanah
• Penegakan hukum lingkungan karena bila terjadi pencemaran air di
suatu lokasi akan dapat dilakukan tracking untuk mengetahui sumber
pencemaran tersebut
• Penyusunan kebijakan penggunaan air tanah
Mengingat kepentingannya tersebut, setiap daerah, termasuk
Kabupaten Garut, seharusnya memiliki peta muka air tanah dan air
tanah dalam yang cukup rinci. Ketersediaan peta tersebut lebih
mendesak di wilayah-wilayah kritis.
MAKSUD
Maksud kegiatan ini adalah untuk memetakan potensi dan
arah aliran air tanah di lokasi survey yang merupakan
wilayah kritis di Kabupaten Garut.

TUJUAN

Tujuan kegiatan adalah menyediakan peta muka air tanah


dan air tanah dalam yang akan menjadi bahan bagi
penyusunan kebijakan pengendalian pencemaran air tanah,
perlindungan dan konservasi daerah tangkapan air tanah,
penyusunan kebijakan penggunaan air tanah dan
penegakan hukum lingkungan yang berkaitan dengan
pencemaran air tanah.
SASARAN
Sasaran kegiatan adalah untuk mengetahui peta muka air tanah
dan air tanah dalam yang akan menjadi bahan bagi penyusunan
kebijakan pengendalian pencemaran air tanah, perlindungan dan
konservasi daerah tangkapan air tanah, penyusunan kebijakan
penggunaan air tanah dan penegakan hukum lingkungan yang
berkaitan dengan pencemaran air tanah.

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup kegiatan ini meliputi inventarisasi data sekunder


pendukung, survey geologi, survey muka air tanah, survey
geolistrik, dan pembuatan peta muka air tanah dan air tanah
dalam di lokasi yang termasuk wilayah kritis Kabupaten Garut
dengan luas area sekitar 9.000 hektar.
DASAR HUKUM
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2004 Tentang Sumber Daya Air
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 43
tentang Air Tanah
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2011 Tentang Penetapan Cekungan Air Tanah
DASAR TEORI : METODA GEOLISTRIK
Metode untuk mengetahui susunan, kedalaman dan penyebaran lapisan bawah
pemukaan dari titik pendugaan berdasarkan harga tahanan jenis.
- Prinsip metode ini didasarkan sifat-sifat kelistrikan batuan
- Sifat kelistrikan ini tergantung terutama pada kandungan air, kekompakan,
kekerasan dan besar butir batuan (Erdelyi, 1988)

METODE GEOFISIKA

DINAMIS : seismik, geolistrik, georadar

STATIS : magnetik, gravity

Permukaan Bumi

anomali
APLIKASI UNTUK PEMETAAN AIR TANAH

selatan
Titik alat utara
Akuifer dangkal
Amblesan di runway Blangkejern
Cebakan air tanah

Geolistrik 2D kombinasi dengan geoscanner terbukti mengatasi kesalahan


interpretasi yang dilakukan dengan alat geolistrik 1 D. Gambar di atas menunjukkan
kesalahan fatal akibat kesalahan interpretasi yang mengakibatkan pembangunan bendungan
tidak bermanfaat karena sumber air yang ada bukan merupakan satu akuifer.
KONDISI UMUM WILAYAH KAJIAN
WILAYAH ADMINISTRATIF KAB. GARUT
KONDISI ALAM : GEOLOGI
Berdasarkan peta geologi skala 1:100.000 lembar Arjawinangun, Bandung dan
Garut yang dikompilasi oleh Ratman & Gafor (1998) menjadi peta geologi
skala 1:500.000, tataan dan urutan batuan penyusun di wilayah Kabupaten
Garut bagian utara didominasi oleh material vulkanik yang berasosiasi dengan
letusan (erupsi) gunungapi, diantaranya erupsi G. Cikuray, G. Papandayan dan
G. Guntur. Erupsi tersebut berlangsung beberapa kali secara sporadik selama
periode Kuarter (2 juta tahun) lalu, sehingga menghasilkan material volkanis
berupa breksi, lava, lahar dan tufa yang mengandung kwarsa dan tumpuk
menumpuk pada dataran antar gunung di Garut.
Secara umum, batuan penyusun dataran antar gunung Garut didominasi oleh
material volkaniklasik berupa alluvium berupa pasir, kerakal, kerikil, dan
lumpur.
Jenis tanah komplek podsolik merah kekuning-kuningan, podsolik kuning dan
regosol merupakan bagian yang paling luas terutama di bagian Selatan,
sedangkan di bagian Utara didominasi tanah andosol yang memberikan peluang
terhadap potensi usaha sayur-mayur.
KONDISI ALAM : GEOMORFOLOGI

Bentang alam Kabupaten Garut Bagian Utara terdiri dari


atas dua aransemen bentang alam, yaitu :
(1)dataran dan cekungan antar gunung berbentuk tapal
kuda membuka ke arah utara,
(2)rangkaian-rangkaian gunung api aktif yang mengelilingi
dataran dan cekungan antar gunung, seperti komplek G.
Guntur - G. Haruman - G. Kamojang di sebelah barat,
G. Papandayan - G. Cikuray di sebelah selatan tenggara,
dan G. Cikuray - G. Talagabodas - G. Galunggung di
sebelah timur. Bentang alam di sebelah Selatan terdiri
dari dataran dan hamparan pesisir pantai dengan garis
pantai sepanjang 80 Km.
METODOLOGI

METODE PEKERJAAN

a. Persiapan
- Studi Literatur.
- Persiapan Survey Lapangan.
b. Pengumpulan Data sekunder
c. Pelaksanaan/Kegiatan Lapangan.
- Survey Geologi.
- Survey muka air tanah.
- Survey geolistrik.
d. Analisa dan Pengolahan Data
e. Pembuatan Laporan.
Peralatan Penelitian

Peralatan Utama
• Alat geolistrik 1D (Naniura)
• Alat geolistrik 2D (ARES)
• Kompas Geologi
• Palu Geologi
• GPS
• Water Level Meter
• Laptop
• Kamera Digital
Peralatan Pendukung
• Perangkat pendukung geolistrik (kabel aktif &
elektroda)
• Suunto
• Palu / Martil
• Roll meter
• Aki 12V
• Kabel cadangan
• Karet ikat
AUTOMATIC RESISTIVITY (ARES) G4

PERALATAN GEOSCANNER
PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan


software untuk mempermudah pengolahan.
Software yang digunakan dalam pengolahan ini
menggunakan MS.Office Excel, Surfer 9, Res2Dinv,
MapInfo.
Hasil yang diperoleh dari pengolahan ini
menghasilkan penampang tahanan jenis dan IP
setiap lintasan setelah mereduksi noise.
JADWAL PELAKSANAAN

Minggu
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Persiapan
Persiapan peralatan
Studi Literatur
2 Pengumpulan Data Sekunder
3 Laporan Pendahuluan
4 Pelaksanaan
Survey geologi
Survey muka air tanah
Survey geolistrik 1D
Survey geolistrik 2D
5 Analisa dan Pengolahan Data
6 Laporan Antara
7 Laporan Akhir
TENAGA AHLI

1. Ketua Tim/Ahli Utama Geologi


2. Ahli Geologi/Geohidrologi
3. Ahli Geofisika
4. Ahli Lingkungan
5. Ahli Kehutanan
6. Ahli GIS
Atas kepercayaan dan
kesempatan yang diberikan,
kami sampaikan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai