Makalah Term Simbol

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

KIMIA KUANTUM

DISUSUN OLEH

Yulilestari (06101181722010)

Dosen Pengasuh : Dr. Effendi Nawawi, M. Si

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas makalah tentang Term Simbol. Makalah ini dapat digunakan sebagai wahana
untuk menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan.
Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada semua yang telah membantu dalam
mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini. Segala upaya telah
dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila dalam makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan
saran yang dapat dijadikan masukan dalam penyempurnaan Makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah pengetahuan
dan wawasan, Amin.

Indralaya, 28 Januari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar. .......................................................................................................... i


Daftar isi .................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3.Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3
2.1. Term Symbol Dan Spectrum Atom .................................................. 3
2.2. Atom Tereksitasi Dan Term Symbol ................................................ 4
2.3. Aturan Untuk Nilai-Nilai Yang Mungkin Dari Momentum Sudut...

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 12


3.1.Kesimpulan ........................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 13
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ibarat sidik jari seseorang, spektrume ektronik suatu spesies baik atom ,molekul maupun
ion merupakan sifat yang karakteristik bagi spisies yang bersangkutan. Dengan demikian
berkembangnya teknologi,identifikasi suatu spisies berdasarkan spektrum elektroniknya sudah
merupakan hal yang lumrah. Untuk menunjang identifikasi tersebut jelas diperlukan pengetahuan
yang berkenaan dengan term atau statespektroskopik yang me!ukiskan tingkat-tingkat energinya
sehingga spectrum spisies yang bersangkutan dapat diterangkan. Sayangnya informasi mengenai
term-term spektroskopik ini masih bersifat langka dan hanya dijumpai pada buku-buku tingka
tlanju.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud term symbol dan spectrum atom?


2. Bagaimana atom tereksitasi dan term symbol?
3. Bagaimana aturan untuk nilai-nilai yang mungkin dari momentum sudut yang terkopel?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan yang dimaksud term symbol dan spectrum atom


2. Menjelaskan atom tereksitasi dan term symbol
3. Menjelaskan aturan untuk nilai-nilai yang mungkin dari momentum sudut yang terkopel
BAB II
PEMBAHASAN

2.I Term Symbol dan Spektrum Atom

Kedudukan dan orientasi elektron akan mempunyai tingkat energy tertentu, sehingga kita
tidak dapat dengan pasti menentukan di orbital mana suatu electron berada, misalnya di orbital p,
apakah electron berada pada orbital px, py, atau pz, maka dibutuhkanlah suatu Term Symbol.

Term symbol yaitu cara penulisan keadaan elektronik suatu atom yang lebih tepat.
Simbol-simbol yang akan kita temui pada term simbol adalah :
2S + 1
L
J

Keterangan :

2S + 1 disebut “Multiplisitas” (Ms) dari suatu term simbol

L = Jumlah bilangan kuantum momentum sudut orbital

= ∑𝐿𝑖 , l bernilai : 0, 1, 2, 3, …

L bernilai : 0, 1, 2, 3, …

S = jumlah bilangan kuantum momentum sudut spin

= ∑𝑆𝑖 , Si bernilai : +1/2 dan -1/2

S bernilai : 0, 1, 2, 3,…

J = total bilangan kuantum momentum sudut

= L+S s/d L-S

Jika l bernilai : 0, 1, 2, 3, 4, 5….


Maka orbitalnya : s, p, d, f, g, h….
Jika L bernilai : 0, 1, 2, 3, 4, 5…
Term simbol : S, P, D, F, G, H

Pada sistem terdahulu : m (bilangan kuantum magnetic) bernilai –l s/d +1, pada sistem ini M
bernilai +L s/d –L
Ml ∑(𝑚𝑙)𝑖

Jika bilangan kuantum sudut orbital, l berinteraksi dengan bilangan kuantum sudut spin, s maka
akan membentuk bilangan kuantum momentum sudut orbital, j

Ada dua jenis interaksi l dan s

1. l bergabung L ∑𝐿𝑖 J = L + S s/d L-S


s bergabung S ∑𝐿𝑖

Penggabungan ini dikenal dengan “Russel-Saunders Coupling” (spin orbit coupling)

2. l dan s bergabung j : bernilai l+s s/d l-s

J = ∑𝐽𝑖

Penggabungan ini dikenal dengan “J-J coupling”

Kulit electron yang penuh (tertutup) tidak memberikan konstribusi terhadap momentum
sudut orbital maupun spin. Yang menentukan term simbol adalah electron valensi yaitu ∑
elektron pada kulit terluar.

Suatu atom dengan konfigurasi tertentu dapat berada dalam keadaan lebih dari satu term
simbol. Term simbol dari keadaan dasar dari suatu konfigurasi electron dapat ditentukan
berdasarkan Hukum Hund :

1. Sistem dengan nilai S terbesar merupakan sistem yang paling stabil


2. Untuk sistem dengan harga multiplisitas sama, maka harga L besar stabil
3. Sistem dengan nilai S dan L sama, sistem dengan konfigurasi electron kurang dari
setengah penuh, nilai J kecil merupakan sistem yang stabil (J=L-S)
4. Sistem dengan konfigurasi electron lebih setengah penuh, nilai J besar sistem paling
stabil.

Contoh :

1. 3Li : 1s2 2s1 l = 0, L = ∑li = 0


↑↓ ↑ s = +1/2, S = ∑si = +1/2
Multiplisitas : MS = 2S + 1 = 2
J = L+S s/d L-S
= +1/2, -1/2
Term simbol : S1/2 ; 2S-1/2
2

Stabil

2. 5B : 1s2 2s1 2p1 l = 1, L = ∑li = 1


↓ s = +1/2, S = ∑si = +1/2
Multiplisitas : MS = 2S + 1 = 2
J = L+S s/d L-S
= +3/2, 1/2
Term simbol : P3/2 ; 2P-1/2
2

Stabil (J = L-S) orbital kurang setengah penuh.

(Mon, Irma. 2010. Bahan Ajar Ikatan Kimia. Padang : FMIPA UNP)

2.2 Atom tereksitasi dan term simbol

Dalam usaha untuk memahami keadaan tereksitasi dari atom-atom, momentum sudut
perlu untuk dipelajari secara detil. Momentum sudut adalah sebuah vektor dengan besaran dan
arah. Momentum sudut angular dari sebuah sistem elektron banyak diberikan sebagai sebuah
penjumlahan vektor dari setiap momentum sudut elektron-elektronnya dan disebut sebagai
momentum sudut resultan. Penjumlahan yang demikian itu dapat dilakukan untuk momentum
suidut orbital Îi, momentum sudut spin i dan momentum sudut total yang merupakan
penjumlahan i = Îi + i. Dengan demikian, momentum sudut orbital resultan , momentum
sudut spin resultan dan momentum sudut total resultan didefinisikan dengan persamaan-
persamaan berikut.
Karena i = Îi + i, kita akan mendapatkan = +

Ketiga tipe momentum sudut untuk elektron akan memenuhi persamaan eigen sebagai berikut

Indeks bawah i harus dipasangkan pada operator dan bilangan kuantum dalam usaha untuk
menandai elektron ke-i. Bilangan kuantum m untuk komponen harus memiliki indeks bawah
yang menyatakan l, s, j.

Momentum sudut resultan yang diperkenalkan di atas harus juga memenuhi persamaan eigen
yang sama sebagai berikut.

L, S, J adalah bilangan kuantum yang berhubungan dengan kuadrat dari operator dan M L, MS, MJ
adalah bilangan kuantum yang berhubungan dengan komponen-komponennya. ML, MS, MJ sama
dengan penjumlahan dari sumbangan tiap-tiap elektron.
Dengan menggunakan bilangan kuantum untuk momentum sudut resultan L, S, J dan bilangan
kuantum utama n, tingkat energi atomik dinyatakan dengan simbol sebagai berikut.

(2.99)

Simbol ini sangat berguna dan penting, khususnya dalam spektroskopi atomik dan ini disebut
sebagai Term Simbol. n adalah nilai maksimum di antara bilangan kuantum utama dari elektron
dan nilai ini ditempatkan di atas. Untuk simbol {L} huruf besar S, P, D, F, G, H digunakan
berkaitan dengan nilai L = 0, 1, 2, 3, 4, 5,. 2S + 1 disebut sebagai perkalian spin dan nilainya
dihitung dari nilai S yang diletakkan pada bagian sebelah kiri dari huruf seperti S dan P yang
berkaitan dengan simbol {L}; indeks atas untuk huruf {L} akan menjadi 3 untuk triplet dan 1
untuk singlet. Nilai dari J diletakkan sebagai indeks bawah pada sisi sebelah kanan dari hurif
{L}. n dan J sering tidak dituliskan untuk penyingkatan kecuali pada saat dia diperlukan.

dan adalah saling berkomutasi dengan operator Hamiltonian untuk sebuah atom
berelektron banyak yang diberikan dalam persamaan (2.31). Karenanya, tingkat energi yang
berkaitan dengan term simbol dengan kombinasi yang sama untuk L dan S dan konfigurasi
elektron yang sama dan disebut sebagai bagian LS, adalah identik dan terdegenerasi. Untuk
kasus terdegenerasi, indeks bawah sebelah kanan J dapat diabaikan, karena mereka tidak terlalu
penting. Akan tetapi eksperimen terkadang menunjukkan pemisahan dari bagian LS. Salah satu
penyebabnya adalah interaksi spin-orbit, yang menghasilkan pemisahan yang proporsional
hingga derajat ke empat dari bilangan atomik Z. Sehingga, efek ini akan sangat penting pada
atom-atom berat. Pada sisi yang lain, terdapat pemisahan yang disebabkan oleh medan magnetik
luar yang disebut sebagai efek Zeeman.

Dalam kasus atom hidrogenik, adalah sangat mudah untuk mendapatkan term simbol,
karena sistemnya memiliki satu elektron. Sebagai contoh, marilah kita meninjau sebuah keadaan
dari satu elektron 2p. Karena sebuah elektron 2p, n = 2 dan s = 1/2 dengan ms = ±1/2. Untuk
sebuah sistem elektron tunggal, Ms = ms dan dengan demikian S = 1/2 dan kemudian akan
menghasilkan perkalian spin 2S + 1 = 2 x (1/2) + 1 = 2, yang disebut sebagai doblet. Dalam hal
yang sama, yaitu Ml = ml dan dengan demikian maka L = 1 dan ini akan berkaitan dengan huruf
P untuk simbol {L}. Untuk menentukan besaran J, kita harus mengetahui aturan untuk nilai yang
diijinkan untuk momentum sudut yang terkopel.

2.3 Aturan untuk nilai-nilai yang mungkin dari momentum sudut yang terkopel

Kita memperkenalkan sebuah momentum sudut terkopel = 1 + 2 di mana 1 dan J2


kedua-duanya adalah momentum sudut yang dapat komut satu dengan yang lainnya. Dengan
menggunaka n bilangan kuantum J1 dan J2 untuk 1 dan 2, maka nilai yang diijinkan untuk
bilangan kuantum J untuk kuadrat dari adalah sebagai berikut:

(2.100)

Karena adalah vektor yang tekopel dari L dan S , besaran dari momentum sudut
terkopel memiliki nilai di antara nilai maksimum dari + dan minimum dari |L – S|. Dalam
kasus sebuah elektron 2p, L = 1 dan S = 1/2, dan dengan demikian kasus yang mungkin adalah J
= 1 + 1/2 = 3/2 atau J = 1-1/2 = 1/2. Term simbol untuk (2p)1 diberikan oleh

Dua bentuk simbol ini memiliki kombinasi L dan S yang sama dan mereka dalam
keadaan terdegenerasi jika interaksi spin-orbit dapat diabaikan. Dalam kasus atom hidrogen
pemisahan yang disebabkan oleh interaksi spin-orbit sangatlah kecil dan 2P1/2 hanya sebesar
0.365 cm-1 lebih rendah dibandingkan dengan bentuk yang lain.

Berikutnya term simbol dari keadaan tereksitasi (1s)1(2s)1 untuk sebuah atom He.
Bilangan kuantum utama terbesar adalah untuk sebuah elektron 2s dan dengan demikian n = 2.
Karena seluruh elektron berada dalam orbital s dengan ml = 0, kemudian L = 0 + 0 = 0. Nilai dari
S bergantung pada perlipatan (multiciplity) spin, berupa singlet atau tripet. Dari contoh 2.5, nilai
yang mungkin untuk Ms adalah 0 dan ini akan memberikan kondisi S = 0 dan 2S + 1 = 0 + 1 = 1.
Dari S = 0 dan L = 0, J = 0 + 0 = 0. Ini akan menghasilkan term simbol untuk keadaan singlet
tereksitasi yang diberikan dengan 21S0.
Untuk keadaan tereksitasi triplet, terdapat tiga nilai dari Ms, 1 untuk Γ1, 0 untuk Γ3, dan -1 untuk
Γ2, dan dengan demikian S =1. Dengan memperhatikan bahwa L = 0, kita menemukan J = 1 + 0
= 1 − 0 = 1. Ini akan memberikan term simbol keadaan tereksitasi triplet yang diberikan oleh
23S1.

Aturan-aturan berikut sangat berguna untuk mendapatkan term simbol.

1. Ketika sebuah subkulit dalam kondisi penuh terisi oleh elektron, elektron-elektron dalam
subkulit dapat tidak diperhitungkan karena kontribusi pada Ms dan ML adalah sama
dengan nol, sebagai contoh, untuk memperoleh term simbol untuk keadaan dasar Li
(1s)2(2s)1, kita mungkin hanya memperhatikan (2s)1 dan mengabaikan (1s)2.
2. Ketika sebuah subkulit dengan sebuah bilangan kuantum azimuth l dipenuhi oleh
elektron, konfigurasinya dapat dinyatakan dengan (n{l})(4l+2), dimana l = 0, 1, 2 masing-
masing berkaitan dengan s, p, d. Sebuah pasangan subkulit yang tidak terisi penuh,
(n{l})(4l+2???i>k) dan (n{l})(k), memberikan term simbol yang sama. Sebagai contoh, (2p)5
dan (2p)1 akan memberikan himpunan yang sama dari simbol spektral, 22P3/2 dan 22P1/2.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Term Symbol dan Spektrum Atom. tidak dapat dengan pasti menentukan di orbital mana
suatu electron berada, misalnya di orbital p, apakah electron berada pada orbital px, py, atau pz,
maka dibutuhkanlah suatu Term Symbol. Term symbol yaitu cara penulisan keadaan elektronik
suatu atom yang lebih tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, R. .Term Simbol. Online. https://id.scribd.com/doc/284551820/Term-Simbol. (Diakses
pada tanggal 26 Januari 2020).
Sugiyarto, K.H. 1988. Mengenal Term Spektroskopik Dan Cara Penurunannya. Jurnal
Cakrawala Pendidikan. No 3 Vol VII: 16.

Anda mungkin juga menyukai