ASUHAN KB Seminar Kelompok 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

”J” UMUR 22 TAHUN P1A0


AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA SUNTIK 3 BULAN
DI PUSKESMAS SENTANI

Oleh : kelompok 1

Alfia Astin Pamula Inggrid P. Abbast


Alfina Ayu Trisyafitri Ita Jikwa
Aprilia Daundi Merry Komba
Ance Weya Nur Fajri Amalia
Daningtias M. Fitri Rahma Alnodula
Fitri S. Widyaastuti Rikha Rofi’Atun
Herlina Tenga

YAYASAN PENGEMBANGAN DAN PELATIHAN MASYARAKAT PAPUA (YP3MP)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) JAYAPURA
PROGRAM STUDI DIPLOMA KEBIDANAN
TAHUN 2019/2020

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan dan
penulisan Laporan Pratikum untuk memenuhi tugas manejemen asuhan
kebidanan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.”J” Umur 22
Tahun P1A0 Akseptor Keluarga Berencana Suntik 3 Bulan Di Puskesmas
Sentani”.
Mungkin dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan baik
itu dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya, maka kami sangat
mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan untuk pembuatan laporan
untuk hari yang akan datang. Demikianlah semoga tulisan sederhana ini
dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas semua ini kami
mengucapkan ribuan terima kasih yang tidak terhingga, semoga segala
bantuan dari semua pihak mudah-mudahan mendapatkan amal baik yang
diberikan oleh Allah SWT.

Penyusun

Kelompok 1

DAFTAR ISI
Halaman

ii
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 2
C. Tujuan umum dan kusus ................................................................ 3
D. Manfaat ............................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 5
A. Teori Umum..................................................................................... 5
B. Teori Khusus ................................................................................... 6
BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................... 12
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................... 19
A. Kesenjangan Antara Teori dan Praktek ....................................... 19
B. Kesulitan yang dialami penulis selama proses pengkajian ......... 21
BAB V PENUTUP ................................................................................. 22
A. Kesimpulan ................................................................................ 22
B. Saran .......................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) 2014 penggunaan


kontrasepsi telah meningkat di banyak bagian di dunia, terutama di Asia
dan Amerika Latin dan terendah Sub-Sahara Afrika. Secara global, di Asia
pengguna kontrasepsi modern telah meningkat menjadi 57,4% dan secara
regional, di Asia meningkat menjadi 61,6%.
Cakupan penggunaan peserta KB baru khususnya KB suntik 3 bulan di
Indonesia pada tahun 2014 mencapai 49,67%, sedangkan peserta KB aktif
sebanyak 47,54%. (Depkes RI, 2014).

Terdapat beberapa jenis kontrasepsi yang terbagi dalam dua


kategori, yaitu metode kontrasepsi modern dan tradisional. Metode
kontrasepsi modern meliputi sterilisasi, pil KB, suntik KB, implan,
kondom, kontrasepsi darurat, sedangkan metode tradisonal terdiri dari
pantang berkala (kalender), metode amenorrhea laktasi (MAL) dan
senggama terputus. Pil KB dan suntik KB merupakan metode kontrasepsi
yang paling dikenal oleh masyarakat persentase masing-masing 97%
dibanding 98%. Di antara metode KB modern yang dipakai, suntik KB
merupakan alat kontrasepsi terbanyak yang digunakan oleh wanita yang
sudah menikah (32%), diikuti pil KB (13,6%), dan IUD (3,9%) (Badan
Pusat Statistik, 2012). Setiap metode kontrasepsi memiliki kekurangan dan
kelebihan masing-masing. KB suntik merupakan alat kontrasepsi yang
dapat bekerja dalam waktu lama dan tidak memerlukan pemakaian setiap
hari jenis kontrasepsi suntik yang sering digunakan adalah Depo Medroxy
Progesterone Acetate (DMPA) yang diberikan setiap 12 minggu (3 bulan)
dengan cara disuntik intramuskular. (Purwoastuti, Endang dan Walyani
Siwi Elisabeth. 2015).

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan suatu
masalah sebagai berikut
C. Tujuan
1. Umum
Mengangkat akseptor KB suntik 3 bulan dan menerapkan asuhan
kebidanan melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut Helen
Varney.
2. Khusus
a. Penulis mampu
1) Mampu mengidentifikasi masalah dan melakukan analisis pada
data yang terkumpul dari Ny. J akseptor KB suntik 3 bulan
2) Mampu menginterpretasikan data dasar/diagnosa yang
terkumpul baik dalam bentuk diagnosa serta masalah dan
kebutuhan pada Ny. J akseptor KB suntik 3 bulan
3) Mampu mengidentifikasi masalah potensial pada Ny. J
akseptor KB suntik 3 bulan
4) Mampu mengidentifikasikan kebutuhan dan melakukan
tindakan segera pada Ny. J akseptor KB suntik 3 bulan
5) Mampu membuat rencana asuhan pada Ny. J akseptor Kb
suntik 3 bulan
6) Mampu mengimplementasikan rencana tindakan yang dibuat
pada Ny. J akseptor KB suntik 3 bulan
7) Mampu mengevaluasi sejauh mana tinkat keberhasilan rencana
manajemen yang telah dicapai pada Ny. J akseptor KB suntik
3 bulan
d. Manfaat
1. Bagi Kelompok
Menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman tentang asuhan
kebidanan pada ibu yang menggunakan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan
serta sebagai penerapan ilmu yang telah didapat.
2. Bagi Lahan Praktek

2
Memberi masukan sebagai aplikasi antara teori dan praktek serta
menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara
institusi, puskesmas dan mahasiswa yang melaksanakan kegiatan tersebut.
3. Bagi Institusi Pendidikan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Secara Umum


1. Pengertian
Keluarga berencana atau KB yaitu membatasi jumlah anak,
hanya dua, tiga dan lainnya. Keluarga berencana yang di bolehkan
syariah adalah suatu usaha pegaturan atau penjarangan kelahiran atau
usaha pencegahan kehamilan sementara atau kesepakatan suami istri
karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan keluarga.
Keluarga berencana merupakan usaha suami istri untuk mengukur
jumlah dan jarak anak yang di inginkan. Usaha yang dimaksud
termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan
keluarga. Prinsip dasar metode kontrasepsi adalah prinsip mencegah
sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau
mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat dan
berkembang didalam rahim). (Melani Niken, dkk.2012)
2. Tujuan KB
a. Tujuan umum: meningkatkan kesejateraan ibu dan anak dalam
rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang
sejahtera dengan mengandalkan kelahiran sekaligus menjamin
terkendalinya pertambahan penduduk.
b. Tujuan khusus
1) Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat
kontrasepsi

3
2) Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi
3) Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara
penjarangan kelahiran.
(Wijayanegara Hidayat, 2017)

B. Teori Secara Khusus


1. KB suntik 3 bulan
a. Pengertian KB suntik
Kontrasepsi suntikan adalah alat kontrasepsi berupa cairan
yang berisi hormone progesterone yang di suntikkan dalam tubuh
wanita secara priodik 3 bulan sekali. Keuntungan menggunakan
KB suntik adalah praktis, efektif dan aman dengan tingkat
keberhasilan lebih dari 99%. Tidak membatasi usia dan obat KB
suntuk yang 3 bulan sekali tidak mempengaruhi asi dan cocok
untuk ibu menyusui.
Suntikan kontrasepsi diberikan setiap 3 bulan sekali.
Suntikan kontrasepsi mengandung hormon progesterone yang
menyerupai hormon progesterone yang diproduksi oleh wanita
selama 2 minggu pada setiap awal siklus menstruasi. Hormon
tersebut mencegah wanita untuk melepaskan sel telur sehingga
memberikan efek kontrasepsi. Banyak klinik kesehatan yang
menyarankan penggunaan kondom pada minggu pertama saat
suntik kontrasepsi.Banyak klinik kesehatan yang menyarankan
kondom pada minggu pertama saat suntik kontrasepsi. Sekitar 3
dari 100 orang penggunaan kontrasepsi suntik dapat mengalami
kehamilan pada tahun pertama pemakaiannya. (Melani Niken,
dkk.2012)

b. Maanfaat KB suntik
1) Mencegah ovulasi

4
2) Mengentalkan lendir serviks/kemampuan penetrasi sperma
menurun
3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi
4) Menghambat transportasi sperma oleh tuba

c. Jenisnya
Golongan progestin, misalnya Depoprovera 150mg isi 1 cc
(disuntikkan tiap 3 bulan), depo progestin 150mg isi 3 cc
(disuntik tiap 3 bulan)

d. Profil
1) Sangat efektif
2) Aman
3) Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi
4) Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan
5) Cocok untuk laktasi karena tidak menekan produksi ASI

e. Efektifitas
1) DMPA memiliki efektivitas yang tinggi dengan 0,3
kehamilan per100 perempuan dalam satu tahun pemakaian
(BKKBN, 2003).
2) Angka kegagalan 3:1000 perempuan pertahun

f. Kelebihan
Kelebihan penggunaan suntik DMPA menurut BKKBN
(2003):
1) Sangat efektif.
2) Pencegahan kehamilan jangka panjang.
3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.

5
4) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak
serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan
darah.
5) Tidak mempengaruhi ASI.
6) Sedikit efek samping.
7) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
8) Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun
sampai perimenopause.
1) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik.
2) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
3) Mencegah beberapa penyakit radang panggul.

g. Keterbatasan
Keterbatasan penggunaan suntik DMPA menurut BKKBN
(2003) :
1) Sering ditemukan ganguan haid.
2) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah
penghentian pemakaian.
3) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan
kesehatan.
4) Permasalahan berat badan merupakan efek samping
tersering.
5) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi
menular seksual, hepatitis B dan virus HIV.
6) Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi perubahan
lipid serum.

h. Indikasi
Indikasi pada pengguna suntik DMPA menurut BKKBN
(2003) :
1) Wanita usia reproduktif.

6
2) Wanita yang telah memiliki anak.
3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki
efektifitas tinggi.
4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
6) Setelah abortus dan keguguran.
7) Memiliki banyak anak tetapi belum menghendaki
tubektomi.
8) Masalah gangguan pembekuan darah.
9) Menggunakan obat epilepsy dan tuberculosis.

i. Kontra Indikasi
Menurut BKKBN (2003), kontra indikasi pada pengguna
suntik DMPA yaitu :
1) Hamil atau dicurigai hamil.
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3) Wanita yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan
haid.
4) Penderita kanker payudara atau ada riwayat kanker
payudara.
5) Penderita diabetes mellitus disertai komplikasi.

j. Waktu Mulai Menggunakan


Menurut Saifuddin (2003), waktu mulai menggunakan
kontrasepsi DMPA yaitu :
1) Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil.
2) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
3) Pada ibu diberikan setiap saat, yang tidak haid atau dengan
perdarahan tidak teratur, injeksi dapat asal tidak hamil.
Selama 7 hari setelah penyuntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.

7
4) Ibu yang telah menggunakan kontrasepsi hormonal lain
secara benar dan tidak hamil kemudian ingin mengganti
dengan kontrasepsi DMPA, suntikan pertama dapat segera
diberikan tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya.
5) Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama
dapat segera diberikan, asal ibu tidak hamil dan
pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya. Bila
ibu disuntik setelah hari ke-7 haid, selama 7 hari
penyuntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

k. Cara Penggunaan
Cara penggunaan kontrasepsi DMPA menurut Saifuddin
(2003) :
1) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan
dengan cara disuntik intramuscular (IM) dalam daerah
pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal
penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak
bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan tiap 90 hari.
2) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol
yang dibasahi etil/isopropylalcohol 60-90%. Biarkan kulit
kering sebelum disuntik, setelah kering baru disuntik.
3) Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-
gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu
didinginkan. Bila terjadi endapan putih pada dasar ampul,
upayakan menghilangkannya dan dengan
menghangatkannya
.
l. Efek Samping
Efek samping yang sering ditemukan menurut Baziad (2002) :
1) Mengalami gangguan haid seperti amenore, spooting,
menorarghia, metrorarghia. Penambahan berat badan.

8
2) Mual.
3) Kunang-kunang.
4) Sakit kepala.
5) Nervositas.
6) Penurunan libido.
7) Vagina kering.
m. Lokasi Penyuntikan
Lokasi penyuntikan di bokong yaitu pada musculus ventro
gluteal dalam. Musculus ini dapat di ukur dari spina iliaca
anterior superior (SIAS) sampai dengan os.coccygeus
kemudian di ambil 1/3 bagian dari SIAS.
Atau jika dianalogikan dengan kotak, kemudian kita bagi ke
dalam 4 bagian, maka yang akan di suntikan adalah bagian
kuadran luar.

Gambar. Tempat penyuntikan KB suntik 3 bulan

9
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “J” UMUR 22 TAHUN


P1A0 AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN
DI PUSKESMAS SENTANI

Tanggal pengkajian : 15-01-2020


Tempat pengkajian : PKM Sentani
Jam pengkajian : 10.00 WIT
Oleh : Kelompok 1

LANGKAH I : PENGKAJIAN DATA DASAR


A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama istri : Ny. J.E Nama suami : Tn M.D
Umur : 22 thn Umur : 25 thn
Agama : Kristen Agama : Kristen
Protestan Protestan
Suku/Bangsa : Sentani/ Suku/Bangsa : Sentani/
Indonesia Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sosial Alamat : Sosial

2. Alasan kunjungan :
Ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan

3. Keluhan utama :
Ibu mengatakan ingin menjarakkan kehamilannya

4. Riwayat keluhan utama

10
5. Riwayat menstruasi
a. Menarche : 12 Tahun
b. Siklus : Teratur
c. Lama : 5-7 Hari
d. Volume : 2x ganti pembalut/hari
e. Sifat darah : Encer
f. Dismenorhea : Tidak ada
g. HPHT : 08-01-2019

6. Riyawat obstetric yang lalu

Anak Tanggal Persalinan Nifas

ke Lahir
Jenis Penolong Tempat BB PB JK ASI Keluhan

1 12-01 -2018 Bidan PKM 49 Cm ♀ Iya


Spontan 3,200 gram Tidak ada
sentani

7. Riwayat KB

8. Riwayat kesehatan
a. Sekarang : Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menular
(TBC, Hepatitis), Menahun (Stroke, Jantung),
Keturunan (Diabetes Melitus, Asma)
b. Yang lalu : Ibu mengatakan yang lalu tidak menderita
penyakit menular (TBC, Hepatitis), Menahun
(Stroke, Jantung), Keturunan (Diabetes Melitus,
Asma)
c. Keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang
menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis),

11
Menahun (Stroke, Jantung), Keturunan (Diabetes
Melitus, Asma)

9. Riwayat social ekonomi


a. Riwayat pernikahan
Status pernikahan : Menikah
Umur istri saat menikah : 20 tahun
Umur suami saat menikah : 23 tahun
Lama menikah : 2 tahun
b. Kesadaran psikososial
1) Respon Suami dan Keluarga:
Suami dan keluarga sangat mendukung ibu untuk
menggunakan KB
2) Kebiasaan ibu hidup sehat:
Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok dan
mengkonsumsi minum-minuman beralkohol.

10. Riwayat perekonomian


a. Pekerjaan suami : Swasta
b. Pendapatan suami : Ibu mengatakan cukup untuk kebutuhan
sehari-hari
c. Pekerjaan istri : IRT

12
11. Pola kebutuhan sehari-hari
NO. Pola kebutuhan Sebelum menggunakan KB Sesudah menggunakan KB
1 Nutrisi
Frekuesi Makan 3x/hari 1 porsi 3x/hari 1 porsi
Nafsu Makan Baik Baik
Jenis Makanan Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur
Frekuensi Minuman 3-5x/hari 3-5x/hari
Jenis Minuman Air putih, teh Air putih, teh

2. Eliminasi BAB
Frekuensi 1x/hari 1x/hari
Bau/warna Khas/kuning kecokelatan Khas/kuning kecokelatan

Eliminasi BAK
Frekuensi 3x/hari 3x/hari
Bau/Warna Amoniak/kuning jernih Amoniak/kuning jernih
3. Pola istirahat
Tidur siang 1-2 jam/hari 1-2 jam/hari
Tidur malam 8 jam/hari 8 jam/hari

4. Personal hygiene
Frekuensi mandi 2x/hari 2x/hari
Sikat gigi 2x/hari 2x/hari
Bersihkan alat kelamin Saat mandi, BAB, BAK Saat mandi, BAB, BAK
Ganti pakaian dalam Setelah mandi, jika basah Setelah mandi, jika basah

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tinggi badan : 151 cm

13
Berat badan sebelum KB :
Berat badan sekarang : 55 kg
IMT : 55 kg = 55
(1,51 m x 1,51 m) 2.2801
= 24 (BB Ideal)
2. TTV : Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 87 x/menit
Suhu Badan : 37 0C
Respirasi : 22 x/menit
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Warna rambut : Hitam
Nyeri tekan : Tidak ada
b. Wajah
Oedem : Tidak ada
Pucat : Tidak ada
c. Mata
Bentuk : Simetris
Konjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih
Penglihatan : Tidak kabur
d. Telinga
Bentuk : Simetris
Nyeri tekan : Tidak ada
Serumen : Tidak ada
e. Mulut dan gigi
Stomatitis : Tidak ada
Karies : Tidak ada
Mukosa mulut : Lembab
f. Leher
Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran
Kelenjar linfe : Tidak ada pembesaran

14
Vena jugolaris : Tidak ada pembengkakan
g. Dada
Irama : Normal
Pernapasan : Normal

h. Payudara
Simetris : Ya, kanan/kiri
Nyeri tekan : Tidak ada
Pengeluaran ASI : Tidak ada
i. Abdomen
Nyeri tekan : Tidak ada
Striae : Nigra
j. Genetalia dan anus : Tidak dilakukan, ibu tidak bersedia
k. Ekstremitas atas : Simetris kanan/kiri
Kelengkapan jari : lengkap kanan/kiri
Gerakan : Aktif
l. Ekstremitas bawah
Kelengkapan : lengkap kanan/kiri
Oedema : tidak ada
Gerakan : Aktif
Reflex patella : Aktif Kanan/ Kiri

LANGKAH II : INTERPRETASI DATA DASAR/DIAGNOSA


Diagnosa : Ny.”J” umur 22 tahun P1A0 akseptor KB suntik 3 bulan
DS : Ibu mengatakan ingin suntik KB 3 bulan
DO :
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Berat badan sekarang : 55 kg
d. Berat bada sesudah :
IMT

15
e. TTV
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 87x/m
Suhu Badan : 370C
Respirasi : 22x/m

LANGKAH III : MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

LANGKAH IV : TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

LANGKAH V : PERENCANAAN
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
R/ Agar ibu mengetahui keadaannya
2. Berikan suntikan KB 3 bulan (Medroxyprogesterone acetate)
R/ Kebutuhan klien terpenuhi dalam kesinambungan pelayanan
keluarga berencana
3. Lakukan pencatatan pada kartu KB ibu dan register
R/ Agar petugas mengetahui riwayat KB ibu yang lalu
4. Beritahu ibu tanggal kunjungan ulang
R/ Agar ibu datang tepat waktu sebelum kerja obat habis

LANGKAH VI : PELAKSANAAN

1. Memberitahu ibu kondisi saat ini


Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 87x/m
Suhu Badan : 370C
Respirasi : 22x/m

16
2. Memberikan suntikan KB 3 bulan (Medroxyprogesterone acetate) secara
IM pada daerah bokong ibu 1/3 spina iliaca anterior superior Dosis: 150
mg/3 ml
3. Melakukan pencatatan pada kartu KB ibu dan register, hasil:
Identitas : Nama Ibu/Umur : Ny.J.E / 22 Tahun
Nama Suami/Umur :Tn.M.D / 25 Tahun
Alamat : Btn. Sosial
Jumlah anak :1
Jenis Kelamin :♀
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Berat Badan : 55 kg
Kunjungan ulang : 09-04-2020
4. Memberitahu ibu tanggal kunjungan ulang yaitu 09-04-2020

LANGKAH VII : EVALUASI


1. Ibu sudah mengetahui bahwa keadaan ibu
2. Telah dilakukan penyuntikkan KB suntik 3 bulan (Medroxyprogesteron
acetate) secara IM pada daerah bokong ibu 1/3 spina iliaca anterior
superior Dosis: 150 mg/3 ml
3. Telah dilakukan pencatatan pada kartu ibu dan buku register
4. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang tanggal 09-04-2020

17
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Kesenjangan Antara Teori dan Praktek


1. PENGKAJIAN DATA DASAR
Dalam teori : pengkajian berisi data-data lengkap tentang keadaan
pasien yang terdiri dari Data Subyektif yang di dapatkan dengan
melakukan anamnesa kepasa pasien seperti :
a. Biodata
b. Alasan kunjungan
c. Keluhan utama
d. Riwayat menstruasi
e. Riwayat obstetri yang lalu
f. Riwayat kesehatan
g. Riwayat sosial ekonomi
h. Riwayat perekonomian
i. Pola kebutuhan sehari-hari
Data Objektif yang didapatkan dengan cara melakukan pemeriksaan
kepada pasien seperti :
a. Pemeriksaan umum
b. TTV
c. Pemeriksaan fisik
Pada Ny. “J.E” telah dilakukan pengkajian yang memuat data
subjektif dan data objektif seperti yang telah disebutkan dalam teori di
atas.

18
Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik
2. INTERPRETASI DATA DASAR/DIAGNOSA
Dalam teori: interpretasi data dasar/diagnosa terdiri dari diagnosa, data
subjektif dan data objektif.
Pada Ny. “J.E” telah dilakukan interpretasi data dasar/diagnosa juga
didapatkan diagnosa, data subjektif dan data objektif.
Sehinggan tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.

3. MASALAH POTENSIAL
Dalam teori: pada Ny. “J.E” tidak terdapat antisipasi masalah
potensial maka tidak ada pula identifikasi kebutuhan segera.
Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
4. TINDAKAN SEGERA
Dalam teori: pada Ny.” J.E” tidak terdapat tindakan segera maka tidak
ada pula tindakan segera.
Pada Ny. “J.E” tidak ditemukan antisipasi masalah potensial segera
sehingga tidak ada pula tindakan segera.
Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
5. PERENCANAAN
Dalam teori: dalam perencanaan terdapat diagnosa, anamnesa, tujuan,
dan rencana tindakan.
Pada Ny. “J.E” terdapat diagnosa, anamnesa, tujuan dan rencana
tindakan.
Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
6. PELAKSANAAN
Dalam teori: pada implementasi terdapat tindakan yang dilakukan
sesuai dengan rencana tindakan pada langkah sebelumnya.
Pada Ny. “J.E” Implementasi disebutkan tentang tindakan-tindakan
yang dilakukan selama memberikan asuhan yang disesuaikan pada Ny.
“J.E”
Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
7. EVALUASI

19
Dalam teori: pada evaluasi disebutkan tentang keseluruhan hasil
asuhan.
Pada Ny. “J.E” evaluasi juga didapatkan tentang hasil akhir asuhan
yang diberikan dan sejauh mana pengetahuan pasien tentang asuhan
yang diberikan serta rencana kunjungan ulang yang harus dilakukan
oleh pasien.
Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
B. Kesulitan yang dialami penulis selama proses pengkajian
Kelompok tidak mengalami kesulitan selama penulisan dan pengkajian
pada kasus ini karena antara teori dan asuhan kebidanan tidak terdapat
kesenjangan.

20
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
KB suntik merupakan alat kontrasepsi yang dapat bekerja dalam waktu
lama dan tidak memerlukan pemakaian setiap hari jenis kontrasepsi suntik
yang sering digunakan adalah Depo Medroxy Progesterone Acetate
(DMPA) yang diberikan setiap 12 minggu (3 bulan) dengan cara di suntik
intramuskular. Dari kasus di atas dapat di simpulkan bahwa NY “J” ingin
menggunakan KB suntik 3 bulan dengan tujuan untuk menunda kehamilan
dan menjarakkan umur anak. Tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dan praktek. Semua teori yang dipelajari sesuai dengan yang terjadi
dilahan praktek

21
DAFTAR PUSTAKA

Buku register KB PKM Sentani


Purwoastuti Endang, Walyani Siwi Elisabeth.2015.Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana. Yogyakarta : PUSTAKABARUPRESS
Melani Niken, Setiyawan Nanik, Estiwidani Dwiana, Suherni.2012.Pelayanan
Keluarga Berencana. Yogyakarta : Citramaya
BKKBN. 2003. Materi Konseling. Jakarta :BKKBN
Wijayanegara Hidayat.2017.Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana. Jakarta :
CV. Trans Info Media
Buku Panduan Pratikum Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
(KB).2016.STIKES JAYAPURA

22

Anda mungkin juga menyukai