Makalah Sosiologi BK 1
Makalah Sosiologi BK 1
Makalah Sosiologi BK 1
Disusun Oleh :
Triliani (1905096029)
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sosiologi
pendidikan tentang Hubungan sosant, masyarakat dan pendidikan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dari berbagai refrensi sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada Dr. H. Yudo Dwiyono, M.Si selaku Dosen dari mata kuliah sosiologi pendidikan.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan semoga para pembaca dapat mengambil
manfaatdanpelajarandarimakalahini.
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Setiap perubahan sosial selalu mencakup pula perubahan budaya, dan perubahan
budaya akanmencakup juga perubahan sosial. Sosiatri merupakan ilmu sosial terapan
(applied science), yang dalam pengembangannya mengandalkan realita yang terjadi di
dalam masyarakat, berkaitan dengan masalah sosial yang perlu diselesaikan (pandangan
awal perkembangan) dan penyesuaian kebutuhan dengan sumber daya yang ada
(pandangan hasil perkembangan). Realita dalam masyarakat yang terus mengalami
perubahan memiliki dimensi perubahan sosial. Sementara itu, secara keilmuan,
pengembangan kajian, penelitian, dan teori-teori baru juga dituntut dari sosiatri, baik
melalui hasil kerja lapangan (penelitian dan proyek sosiatri), maupun melalui berbagai
kegiatan seminar dan diskusi. Aktivitas ilmiah mempermudah perubahan budaya. Inovasi
baru di bidang keilmuan memperoleh ruang dan kesempatan formal. Kajian perubahan
dalam sosiatri dapat dipadukan dengan konsep paradigma dari Khun (Ritzer, 1991).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sosiologi dan antropologi ?
2. Bagaimana hubungan masyarakat, kebudayaan dengan pendidikan ?
3. Apa yang dimaksud dengan proses pendidikan dengan sosial budaya ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian sosiologi dan antropologi
2. Untuk mengetahui hubungan masyarakat, kebudayaan dengan pendidikan
3. Untuk mengetahui proses pendidikan dengan sosial budaya
Bab II
PEMBAHASAN
b. Pengertian Antropologi
Kebudayaan secara khusus dan lebih teliti dipelajari oleh antropologi budaya. Akan
tetapi, walaupun demikian, seseorang yang memperdalam perhatiannya terhadap sosiologi
sehingga memusatkan perhatiannya terhadap masyarakat, tak dapat menyampingkan
kebudayaan dengan begitu saja karena dalam kehidupan nyata, keduanya tak dapat dipisahkan
dan selamanya merupakan dwitunggal.
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk
membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.
Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat di dalamnya
terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan.
Proses pendidikan adalah proses sosial dimana terjadi interaksi melalui kontak sosial
dan komunikasi antar individu yang ada di sekolah. Bila interaksi tersebut berjalan baik dan
maksimal maka outcome yang dihasilkan sekolah tersebut juga akan baik dan maksimal,
melalui proses interaksi di sekolah, potensi-potensi peserta didik berkembang.
Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan itu sendiri dan mempunyai pengaruh
timbal-balik. Bila kebudayaan berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan bila pendidikan
berubah akan dapat mengubah kebudayaan. Tampak bahwa pendidikan berperan dalam
mengembangkan kebudayaan.
Dalam sejarah perkembangan pera dan manusia, bukanlah taken for granted, tetapi jauh
sebelumnya telah mengalami suatu proses yang panjang yakni melalui “belajar” dan
“pendidikan”, dan “pengalaman” tersendiri berdasarkan zamannya. Mereka mungkin tidak
sekolah secara “formal” di sekolah, tetapi mereka belajar dari pengalaman. Proses, belajar dan
pendidikan yang dialami mereka dalam zaman yang berbeda tersebut telah menjadikan
manusia mampu memenuhi kebutuhkan, menjalani kehidupan sehingga memasuki zaman
peradaban seperti sekarang ini. Penelitian yang dilakukan Lenki et al. (1995) yang
memfokuskan pada judul penelitian: the process of change that result from a society gaining
new information, particulary technology, setidaknya dapat dideskripsikan lima tipe umum dari
suatu masyarakat yang berbeda dalam teknologinya :
Terhadap permasalahan pendidikan, sering kali hanya mengartikan secara sempit, dan
belum mengangkatnya kedalam cakupan yang lebih luas. Padahal tanpa memerhatikan
dimensi makro—seperti kekuatan ekonomi, politik dan birokrasi— yang berkembang, masalah
besar yang sifatnya mendasar dalam proses pendidikan sulit tersentuh. Bertalian dengan
tantangan perkembangan pada masyarakat modern, sumber daya manusia (human power)
sering diabaikan yang harusnya dipersiapkan. Padahal SDM yang unggul terbukti lebih
menentukan kemajuan suatu masyakat. Kemajuan suatu masyarakat dan bangsa sangat
ditentukan pembangunan sector pendidikan dalam penyiapan SDM yang sesuai dengan
perkembangan zaman SDM bangsa Indonesia kedepan tidak terlepas dari fungsi pendidikan
nasional.
Program pendidikan didasarkan kepada tujuan umum pengajaran yang diturunkan dari tiga
sumber :
1. Masyarakat
2. Siswa, dan
3. Bidangstudi
Yang diturunkan dari masyarakat mencakup konsep luas seperti membentuk manusia,
menjadikan manusia pembangunan, manusia berkepribadian, manusia bertanggungjawab, dan
sebagainya.Tujuan umum ini menyangkut pertimbangan filsafat dan etika yang diturunkan dari
harapan masyarakat, seperti apa yang tercantum dalam falsafah bangsa, tujuan pendidikan
nasional, sifat lembaga pendidikan, nilai-nilai keagamaan ideology dan sebagainya.
S. Nasution (2009) mengatakan bahwa pada dasarnya setiap sekolah mendidik anak
agar menjadi anggota masyarakat yang berguba. Namun, pendidikan di sekolah sering kurang
relevan dengan kehidupan masyarakat. Kurikulum kebanyakan berpusat pada bidang studi
yang tersusun secara logis dan sistematis yang tidak nyata hubungannya dengan kehidupan
sehari-hari anak didik. Apa yang dipelajari anak didik tampaknya hanya memenuhi
kepentingan sekolah untuk ujian, bukan untuk membantu totalitas anak didik agar hidup lebih
efektif dalam masyarakat.
Pada setiap masyarakat mempunyai suatu system nilai sendiri yang coraknya berbeda
dengan masyarakat lain. Dalam system nilai itu senantiasa terjalin nilai-nilai kebidayaan
nasional dengan nilai-nilai local yang unik. Nilai-nilai itu terdapat jenjang prioritas, ada nilai
yang dianggap lebih tinggi daripada yang lain, dan dapat berbeda menurut pendirian
individual. Masyarakat kota yang mempunyai universitas dan penduduk yang intelektual
memiliki sifat yang terbuka bagi modernisasi dan pendirian atau kelakuan yang baru, lain dari
yang lain, seperti pola pikiran, moral, pakaian, pergaulan. Masyarakat desa memiliki tradisi
yang kuat dan lebih taat pada agama, sikap pikiran orangnya lebih homogeny. Penyimpangan
dari kebiasaan akan segeramen dapat sorotan, kelakuan setiap orang sekan diawasi dan diatur
orang sekitarnya.
Kedua tipe masyarakat di atas mempunyai persamaam, yakni mereka semua adalah
anggota suatu bangsa yang mempunyai kebudayaan nasional yang sama baik dari segi filsafah,
bahasa, sejarah, dan budaya. Meskipun ada beberapa daerah mempunyai ciri khas. Tiap
sekolah, seorang guru harus mengenal lingkungan social tempat mereka berada agar dapat
memhami latar belakang cultural didik. Hindari berbuat atau mengucapkan sesuatu yang
bertentangan dengan norma-norma yang dianut masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka