Makalah Pengawasan Dan Evaluasi Strategi
Makalah Pengawasan Dan Evaluasi Strategi
Makalah Pengawasan Dan Evaluasi Strategi
STRATEGI)
Kelompok :
2016 M/1438 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah swt. Tuhan semesta alam atas segala berkah, taufik, rahmat
dan hidayah-Nya yang begitu besar, shalawat serta salam semoga tercurah limpah kepada
teladan umat manusia, Muhammad saw., dengan mengucapkan Alhamdulillah penulis dapat
sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: kedua orangtua, Ketua Jurusan
Manajemen Keuangan Syariah, Dosen mata kuliah, dan teman-teman seperjuangan yang telah
memberikan dukungan dan kepercayaan yang begitu besar. Atas dasar hal itulah semua
keberhasilan ini berawal. Semoga semua ini dapat memberikan kebahagiaan bagi semua pihak
yang terlibat dan menuntun pada perjuangan yang lebih baik lagi.
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan ini dapat lebih baik lagi. Akhir
kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca semoga memberikan manfaat bagi
Penulis.
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian dari pengawasan?
2. Bagaimana proses pengawasan?
3. Bagaimana bentuk pengawasan?
4. Bagaimana kerja alat evaluasi ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan pengertian dari pengawasan;
2. Untuk mendeskripsikan tahapan proses pengawasan;
3. Untuk mendeskripsikan bagaimana bentuk pengwasan;
4. Untuk mendeskripsikan alat evaluasi dalam pengawasan.
D. Manfaat Penulisan
Adapun penulisan ini memiliki manfaat pada sisi akademis dan praktis sebagai berikut:
1. Kegunaan Akademis
Penulisan ini dapat menjadi informasi bagi akademisi untuk mendapatkan pengetahuan
dan landasan teori. Selain itu, adanya penulisan ini akan berguna untuk penulisan selanjutnya
dengan lebih baik lagi.
2. Kegunaan Praktis
Selain kegunaan dalam dunia akademis. Penulisan ini dapat berfungsi sebagai rujukan
untuk manajemen strategi dalam dunia usaha. Adanya penulisan ini dapat menjadikan
pengusaha lebih terstuktur dalam pengelolaan usaha terutama dalam strategi usaha.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengawasan
Menurut Stoner dan Wankel (dalam Subardi,1992:6) pengawasan berarti para manajer
berusaha untuk meyakinkan bahwa organisasi bergerak dalam arah atau jalur tujuan. Apabila
salah satu bagian dalam organisasi menuju arah yang salah, para manajer berusaha untuk
mencari sebabnya dan kemudian mengarahkan kembali ke jalur tujuan yang benar. Sedangkan
menurut McFarland (dalam Handayaningrat, 1994:143) Control is Jurnal Manajemen &
Kewirausahaan Vol. 2, No. 1, Maret 2000: 43 – 56. The process by which an executive gets the
performance of his subordinates to correspond as closely as possible to chosen plans, orders,
objectives, or policies. Artinya adalah bahwa pengawasan merupakan suatu proses dimana
pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, atau kebijaksanaan yang telah ditentukan
).
Menurut Smith (dalam Soewartojo, 1995:131-132) menyatakan bahwa Controlling
sering diterjemahkan pula dengan pengendalian, termasuk di dalamnya pengertian rencana-
rencana dan norma-norma yang mendasarkan pada maksud dan tujuan manajerial, dimana
norma-norma ini dapat berupa kuota, target maupun pedoman pengukuran hasil kerja nyata
terhadap yang ditetapkan. Pengawasan merupakan kegiatan-kegiatan dimana suatu sistem
terselenggarakan dalam kerangka norma-norma yang ditetapkan atau dalam keadaan
keseimbangan bahwa pengawasan memberikan gambaran mengenai hal-hal yang dapat
diterima, dipercaya atau mungkin dipaksakan, dan batas pengawasan (control limit) merupakan
tingkat nilai atas atau bawah suatu sistem dapat menerima sebagai batas toleransi dan tetap
memberikan hasil yang cukup memuaskan.
Dalam manajemen, pengawasan (controlling) merupakan suatu kegiatan untuk
mencocokkan apakah kegiatan operasional (actuating) di lapangan sesuai dengan rencana
(planning) yang telah ditetapkan dalam mencapai tujuan (goal) dari organisasi. Dengan
demikian yang menjadi obyek dari kegiatan pengawasan adalah mengenai kesalahan,
penyimpangan, cacat dan hal-hal yang bersifat negatif seperti adanya kecurangan, pelanggaran
dan korupsi.
B. Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi adalah tahap proses penilaian dari hasil kinerja perusahaan yang
sesungguhnya dengan implementasi strategi yang diterapkan perusahaan dibandingkan
dengan kinerja yang diharapkan. Para manajer di semua level menggunakan informasi hasil
kinerja untuk melakukan tindakan perbaikan dan memecahkan masalah. Walaupun evaluasi
merupakan elemen akhir yang utama dari manajemen strategis, elemen itu juga dapat
menunjukkan secara tepat kelemahan-kelemahan dalam implementasi strategi sebelumnya dan
mendorong proses keseluruhan untuk dimulai kembali. Agar evaluasi dan pengawasan efektif,
manajer harus mendapatkan umpan balik yang jelas, tepat waktu , dan tidak bisa dari orang-
orang bawahannya yang ada dalam hirarki perusahaan.
Berdasarkan hasil kinerja, manajemen harus melakukan penyesuaian terhadap
perumusan strategi atau implementasi strategi. Dengan mendasarkan pada kerangka proses
perumusan strategi maka dengan kerangka yang sama dapat dibuat evaluasi apakah suatu
strategi yang telah disusun akan dan masih cocok untuk mencapai tujuan yang akan datang.
Sangat tidak mungkin untuk menunjukkan bukti bahwa sebuah strategi telah optimal atau
bahkan menjamin ia akan bekerja dengan baik, yang bisa dilakukan adalah mengevaluasinya
untuk melihat kemungkinan terjadinya kesalahan.
Proses Evaluasi Strategi diawalai dengan menentukan apa yang akan diukur. Manajer
Puncak dan manajer operasional perlu menetapkan proses implementasi dan hasil-hasil yang
akan dipantau dan dievaluasi. Beberapa faktor internal dan eksternal dapat menghambat
perusahaan untuk mencapai tujuan jangka panjang dan tujuan tahunannya. Secara eksternal,
tindakan para pesaing, perubahan permintaan, perubahan teknologi, perubahan ekonomi,
perpindahan demografi dan tindakan pemerintah dapat menghambat pencapaian tujuan
organisasi. Secara internal, strategi yang tidak efektif mungkin dipilih atau implementasinya
yang buruk mungkin dilakukan. Oleh karena itu, kegagalan untuk mencapai tujuan mungkin
saja bukan merupakan hasil dari pekerjaan manajer dan pegawai yang tidak memuaskan.
Seluruh anggota organisasi perlu mengetahui hal ini untuk mendorong timbulnya
dukungan mereka terhadap aktivitas evaluasi strategi. Organisasi berusaha secepat mungkin
saat dimana strategi mereka tidak efektif. Peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan
kelemahan internal yang mewakili prinsip dasar strategi yang sedang dipakai harus terus
menerus dimonitor untuk mewaspadai perubahan. Apakah faktor-faktor tersebut akan berubah
bukanlah hal penting untuk ditanyakan, namun yang lebih penting adalah kapan dan bagaimana
ia berubah. Richard Rumelt menemukan empat standar yang bisa dipakai untuk mengevaluasi
keberhasilan sebuah strategi, yaitu :
1. Konsistensi
Sebuah strategi seharusnya membuat tujuan dan kebijakan yang konsisten. Konflik
organisasi dan perbedaan antar departemen merupakan gejala-gejala ketidak pastian
manajemen, namun masalah-masalah tersebut juga menunjukkan sinyal adanya
ketidakkonsistenan strategis. Terdapat tiga panduan untuk membantu menunjukkan apakah
masalah organisasi merupakan hasil dari ketidak konsistenan dalam strategi:
a. Jika masalah manajerial terus berlanjut meskipun telah terjadi pergantian personel dan jika
masalah tersebut cenderung lebih berbasis isu ketimbang berbasis manusia, maka strategi
mungkin tidak konsisten.
b. Jika keberhasilan satu departemen dalam organisasi memiliki arti, atau diintrepretasikan
sebagai kegagalan departemen lain, maka strategi mungkin tidak konsisten.
c. Jika masalah dan isu kebijakan selalu dibawa ke atas untk mendapatkan pemecahan, maka
strategi mungkin tidak konsisten.
2. Konsonan
Mengacu pada kebutuhan penyusunan strategi untuk menilai satu rangkaian tren dan
juga tren individual dalam mengevaluasi strategi. Suatu strategi harus mewakili respon yang
adaptif pada lingkungan eksternal dan pada perubahan kritis yang terjadi di dalamnya.
Kesulitan dalam menyesuaikan antara faktor internal dan eksternal utama dalam perumusan
strategi perusahaan adalah disebabkan oleh sebagian besar tren yang merupakan hasi interaksi
dengan tren lainnya. Sebagai contoh menjamurnya tempat penitipan anak terjadi karena hasil
kombinasi berbagai tren yang meliputi meningkatnya tingkat pendidikan rata-rata,
meningkatnya inflasi, dan meningkatnya jumlah wanita dalam angkatan kerja. Meskipun tren
ekonomi tunggal atau tren demografis mungkin muncul dengan stabil untuk beberapa tahun,
terdapat gelombang perubahan yang terjadi di tingkat interaksi.
3. Kelayakan
Tes akhir dari suatu evaluasi strategi adalah kelayakan yaitu mengenai “Bisakah strategi
dicapai dengan sumber daya fisik, manusia, dan keuangan yang ada dalam perusahaan. Sumber
daya keuangan dari suatu bisnis paling mudah untuk dihitung dan biasanya merupakan
keterbatasan pertama saat strategi dievaluasi. Hal tersebut kadang terlupakan, namun demikian,
pendekatan inovatif pada keuangan biasanya dimungkinkan. Mekanisme seperti anak
perusahaan, pengaturan, penjualan peminjaman kembali, dan mengikat jaminan pabrik dengan
kontrak jangka panjang telah digunakan secara efektif untk mendapatkan posisi kunci dalam
industri yang sedang berkembang. Hal yang kurang dapat diperhitungkan secara kuantitatif,
namun juga biasanya bersifat lebih kaku, membatasi pilihan strategis yaitu disebabkan oleh
kemampuan individu atauorganisasi. Ketika mengevaluasi suatu strataegi, penting untuk
memeriksa apakah organisasi tersebut telah menunjukkan adanya kemampuan, kompetensi,
keahlian, dan bakat dimasa lalu yang dibutuhkan untuk menjalankan strategi yang dipilih.
4. Keunggulan
Suatu strategi harus memfasilitasi pembuatan dan/atau pemeliharaan dari sebuah
keunggulan kompetitif dalam area aktifitas yang terpilih. Keunggulan kompetitif biasanya
merupakan hasil dari superoritas dalam satu dari tiga area berikut ini:
a. Sumber daya;
b. Keahlian;
c. Posisi
Ada tiga hal secara garis besar diawasi dalam pengawasan strategik, yaitu:
1. Pengawasan perilaku, manajemen bisa melakukan pengawasan seperti ini dengan dukungan
berbagai perangkat, seperti kebijakan, prosedur, aturan hingga Prosedur Operasi Standar
(Standard Operating Procedure-SOP).
2. Pengawasan output, yakni apa-apa yang harus dihasilkan atau dicapai. Fokusnya di sini adalah
pada sasaran-sasaran atau target-target yang ingin dicapai. Target-target ini bisa dinyatakan
secara kuantitatif, bisa juga secara kualitatif. Yang jelas, perusahaan harus merancang target
yang cukup menantang bagi manajer yang akan menjalankan. Target yang menantang akan
merangsang potensi maksimal dari yang menjalankan, sekaligus juga memberikan dorongan
semangat.
3. Pengawasan input, dari sisi penggunaan sumber daya, mulai dari keterampilan, nilai-nilai,
maupun motivasi pihak-pihak yang terlibat.
G. Pemanfaatan Teknologi
Pemanfaatan teknologi bukan hal baru dalam pengukuran kinerja perusahaan. Apalagi
bila perusahaan itu banyak menggunakan aplikasi-aplikasi teknologi informasi seperti
perusahaan online. Perusahaan-perusahaan ini bahkan menjadikan model dan mekanisme
analisis kinerjanya sebagai sebuah keunggulan, karena sistem analisis yang dibuatnya
memungkinkan perusahaan melakukan pengembangan, mulai dari pelayanan pelanggannnya
hingga efisiensi pada operasi. Thomas Davenport dan Jeanne Harris, menjelaskan keunggulan
berdasarkan analisis, terutama analisis untuk kinerja dalam buku mereka. Di buku mereka,
kedua penulis ini membeberkan bukti-bukti yang memang ada kaitannya dengan kinerja
organisasi. Begitu banyak perusahaan dari berbagai industri, mulai dari produk konsumer,
keuangan, ritel dan biro travel yang mulai memanfaatkannya. Apalagi perusahaan-perusahaan
yang berbasis online, seperti amazon, yahoo, google, yang sangat tergantung kepada analitis
dan menjadikannya keunggulan bersaing.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pengawasan (controlling) merupakan suatu kegiatan untuk mencocokkan apakah
kegiatan operasional (actuating) di lapangan sesuai dengan rencana (planning) yang telah
ditetapkan dalam mencapai tujuan (goal) dari organisasi.Dengan demikian yang menjadi obyek
dari kegiatan pengawasan adalah mengenai kesalahan, penyimpangan, cacat dan hal-hal yang
bersifat negatif seperti adanya kecurangan, pelanggaran dan korupsi.Sedangkan evaluasi
strategi adalah tahap proses penilaian dari hasil kinerja perusahaanyang sesungguhnya dengan
implementasi strategi yang diterapkan perusahaandibandingkan
dengan kinerja yang diharapkan. Agar evaluasi dan pengawasan efektif, manajerharus
mendapatkan umpan balik yang jelas, tepat waktu , dan tidak bisa dariorang-orang bawahannya
yang ada dalam hirarki perusahaan.Richard Rumelt menemukan empatstandar yang bisa
dipakai untuk mengevaluasi keberhasilan sebuah strategi,yaitu :konsisten, konsonan,
kelayakandankeunggulan.
B. Saran
Saran yang ingin disampaikan kami setelah adanya penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Para pembaca (umumnya kita semua) bisa mengetahui dan memahami materi mengenai
pengawasan dan evaluasi strategi;
2. Para pembaca sebaiknya bisa mengamalkan materi tentang pengawasan dan evaluasi strategi
untuk di masa yang akan datang.