Unsur-unsur manajemen strategis meliputi aktor dan titik awal proses manajemen strategi. Aktor kunci adalah General Manager dan Dewan Komisaris, sementara titik awalnya adalah misi dan tujuan perusahaan. General Manager bertanggung jawab atas perumusan strategi perusahaan meskipun seringkali mendelegasikan proses perencanaan.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3K tayangan33 halaman
Unsur-unsur manajemen strategis meliputi aktor dan titik awal proses manajemen strategi. Aktor kunci adalah General Manager dan Dewan Komisaris, sementara titik awalnya adalah misi dan tujuan perusahaan. General Manager bertanggung jawab atas perumusan strategi perusahaan meskipun seringkali mendelegasikan proses perencanaan.
Unsur-unsur manajemen strategis meliputi aktor dan titik awal proses manajemen strategi. Aktor kunci adalah General Manager dan Dewan Komisaris, sementara titik awalnya adalah misi dan tujuan perusahaan. General Manager bertanggung jawab atas perumusan strategi perusahaan meskipun seringkali mendelegasikan proses perencanaan.
Unsur-unsur manajemen strategis meliputi aktor dan titik awal proses manajemen strategi. Aktor kunci adalah General Manager dan Dewan Komisaris, sementara titik awalnya adalah misi dan tujuan perusahaan. General Manager bertanggung jawab atas perumusan strategi perusahaan meskipun seringkali mendelegasikan proses perencanaan.
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 33
2.
UNSUR-UNSUR MANAJEMEN STRATEGIS
OLEH: Prof. DR. LCA. Robin Jonathan, MM., Msi. Guru Besar Ilmu-Ilmu Manajemen Tujuan: • Memahami peranan gerenaral manajer (GM). • Menelaah siapa sebenarnya perencana strategi suatu perusahaan. • Memahami arti misi, dan tujuan perusahaan. Unsur-unsur dalam manajemen strategi. 1. Aktor dalam proses manajemen strategi - GM 2. Titik awal proses manajemen strategi – Misi dan tujuan. Ad 1. Aktor dalam proses manajemen strategi - GM General Management (GM). GM adalah executive yang berada di puncak perusahaan atau SBU dan bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan. Mereka memegang jabatan seperti Ketua (chermen), dewan komisaris, direktur utama, wakil direktur senior, wakil direktur pelaksana, dan wakil direktur. Kalau perusahaan dibagi menjadi SBU atau divisi operasi, orang yang mengepalai- nya merupakan GM. Siapakah yang disebut GM? Tahun 1970-an GM diangkat dari kalangan akuntan/ controller. 1975-an GM diangkat berdasarkan karier melalui bagian pemasaran sampai ke atas. 1982-an GM diangkat berdasarkan kemampuan teknologi tinggi. Apa Pekerjaan GM? Tradisional – GM itu adalah seorang yang memiliki pemikir kreatif merancang strategi, merancang organi- sasi untuk menerapkan rencana, dan memimpin maneuvers yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan dengan menggunakan pengalamannya dan pandangan yang luas. Dengan demikian seorang GM adalah seorang: • Wiraswastawan (menetapkan tujuan); • Perencana strategi (merencanakan); • Pembentuk organisasi (mengorganisasi); • Pemimpin (pemberi arah); • Pengendali utama (controller). Tugas GM: mengarahkan perusahaan atau SBU yang tidak terpetakan dalam situasi yang kurang pasti. Menurut Harvard Business School, GM itu memerlukan pertimbangan, keberanian, empati, dan kemampuan untuk berbicara dan membujuk dalam melaksanakan tugasnya. Menurut C.W.Holer dan C.N.Toftoy, tugas GM sebenarnya adalah menangani sejumlah kegiatan yang berbeda-beda pada suatu jadwal yang memberikan sedikit waktu untuk berpikir. Menurut muntzberg, peranan GM merupakan bentuk kegiatan yang berbeda-beda yang dapat dilakukan oleh seorang GM: peranan yang bersifat: 1. antar pribadi; 2. informatif; dan 3. pengambilan keputusan. 1. Peranan Antar pribadi: Sebagai tokoh simbolis organisasi, GM berperan untuk menlaksanakan tugas seremonial yang bersifat resmi untuk mengenalkan perusahaan pada orang luar. Sebagai pimpinan, GM bertanggung jawab untuk menentapkan staf organisasi serta melatih dan memotivasi bawahan. Sebagai penghubung, GM berperan menjaga hubungan keluar untuk mendapatkan peluang dan informasi. Dengan demikian, GM sebagai tokoh peranan utama. 2. Peranan Informatif: GM berperan sebagai pemantau, membaca laporan, menghadir pertemuan untuk mencari informasi mengenai organisasi dan lingkungannya dan menyebar- kannya kepada mereka yang membutuhkannya. 3. Peranan pengambil keputusan: Sebagai wiraswasta, 1. GM melakukan fungsi strategis untuk memanfaatkan peluang yang ada, mengadakan pertemuan strategis dan penanggulangan gangguan. 2. GM harus bertanggung jawab untuk mewakili perusahaan sebagai perunding (negotiator), kontrak dengan serikat buruh, pemasok besar, dan pelanggan penting. 3. GM harus menjadi pemimpin organisasi, dan pemimpin pribadi untuk berkomunikasi dengan pemegang saham di luar dan di dalam organisasi. Ini akan menyisakan waktu yang sedikit untuk terlibat dalam perencanaan strategs. Perumusan strategis, tujuan, dan rencana pelaksanaan merupakan bidang khusus GM. Mereka lainnya terlibat dalam proses manajemen strategis adalah: • Dewan direksi – mengkaji ulang hasil strategi. • Executive kepala – perencana tingkat perseroan. • Staf perencanaan perseroan – membantu para manajer puncak dalam perencanaan dan penerapan strategi. • Konsultan – membantu perencanaan perseroan. • GM dari SBU – terlibat dalam penetapan sasaran dan perumusan serta penerapan strategi. Perencanaan Strategi Tingkat Perusahaan. Dewan direksi dan GM adalah kelompok utama yang terlibat dalam penerapan strategi tingkat perseroan. Pada tahap awal, dalam perusahaan yang dimiliki keluarga, wiraswastanya adalah GM dan sekaligus sbg kepala perencanaan strategi. Dewan Komisaris dan Manajemen Strategis Secara hukum wewenang tertinggi dalam perusahaan terletak pada Dewan Komisaris atau yang sejenis yang memiliki hak yang sama. Dewan ini bertanggung jawab kepada pemegang saham untuk tugas-tugas berikut: 1. Menjamin kesinambungan manajemen; 2. Melindungi pengguna sumberdaya pemegang saham; 3. Memastikan bahwa manajer mengambil tindakan yang bijaksana berkenaan dengan tujuan perusahaan; 4. Menyetujui keputusan penting manajer berkenanan dengan soal keuangan dan operasi; 5. Mewakili perusahaan dalam organisasi dan badan lainnya dalam masyarakat; 6. Menjaga, mengubahdan memperkuat piagam dan peraturan rumah tanggaperusahaan. Secara hukum Dewan Komisaris berhak mengendalikan perusahaan dan merupakan inti yang berhubungan dengan upaya mempertahankan operasi dan efektivitas perusahaan. Dewan ini dapat dianggap sebagai wakil para pemilik dan pengetahuan tentang operasi, ketajaman bisnis, dan perspektif industri merupakan syarat utama bagi anggotanya. Sampai tahun 1960-an dewan komisaris diambil dari orang dalam, tetapi sekarang sebagian besar sudah mengambil orang dari luar untuk menduduki jabatan dewan komisaris untuk kepentingan pengawasan. Namun menurut Bapepam: ada beberapa anggota dewan diperlakukan sebagai jamur – suatu yang ditem- patkan di tempat gelap dan ditumpuki dengan pupuk. Dulu anggota Dewan tidak terlihat aktip dalam manajemen strategis kecuali pada penggantian direktur utama. Sekarang anggota dewan dari luar semakin aktip karena beberapa sebab: 1. Para pemegang saham makin sering menggugat dewan komisaris karena kelalaian mereka memenuhi tanggung jawab. 2. New York Stock Exchange menghendaki agar anggotanya membentuk komite audit yang terdiri dari direktur atau komisaris dari luar, dan sebagian besar perusahaan sudah memilikinya. 3. Bappepam makin meningkatkan pemeriksaan terhadap kelalaian dan kesalahan tindak tanduk para direktur. 4. Peraturan praktek korupsi luar negeri (Foreign Corrupt Practices Act) tahun 1977 menghendaki agar para anggota dewan waspada terhadap pembayaran uang sogok oleh perusahaan. Peningkatan orang luar berjalan seiring dengan perubahan struktur banyak dewan. Dewasa ini telah banyak dewan yang memiliki komite pencalonan dari luar, telah banyak komite audit keuangan, telah terjadi perubahan yang tidak kentara tetapi penting dalam keanggotaan dewan dan pengendalian manajemen. Para aktivitas telah menggantikan jamur. Aktor dalam proses manajemen strategi adalah: • Dewan –> Dewan komisaris mempunyai wewenang hukum tertinggi, tetapi dewan ini terutama mengkaji ulang berbagai strategi dan CEO, dan mereka mempengaruhi strategi melalui pemilihan dan penggantian CEO. • Manajer puncak adalah mamanejr profesional atau wiraswas- tawan dan pengambil keputusan. • Manajer SBU – yang melaksanakan peran yang serupa dengan manajer puncak. • Para perencana perusahaan – yang dapat mempermudah dan melaksanakan perencanaan. • Konsultan – yang dapat memberikan nasehat atas masalah– masalah khusus. • Para manajer tingkat lebih rendah – yang menafsirkan kebijakan dan menawarkan usulan ke lini yang lebih tinggi. Dapatkah dewan secara aktif mengikuti perumusan strategi? Dengan aktifnya orang luar, makin banyak dewan yang terlibat dalam pengaitan strategi dengan tindakan perusahaan selajutnya. Ini berdampak makin banyak orang luar yang dapat dipilih sebagai anggota dewan. Dewan jarang menjalankan perusahaan. Tetapi kekuasaan dewan dalam perumusan strategi tetap tampak kalau “titik keputusan strategi” telah dicapai. Artinya, dewan itu penting dalam hal misi dan identitas atau pemilihan direktur utama (CEO) baru. Selama peran orang luar menurun, mereka semata-mata bertindak untuk mempertahankan kepentingan pribadi, upaya untuk menjaga kepentingan pemegang saham akan gagal. CEO sebagai perencana strategi. Keberhasilan manajemen strategis terletak pada peran GM tingkat peseroan yaitu pejabat executive (CEO). CEO bertanggung jawab dalam menentukan jenis usaha yang dijalankan perusahaan dan menyesuaikan peluang pasar bagi produk terbaik dengan menggunakan sumber daya perusahaan sebaik mungkin. Dengan semakin banyaknya gangguan pekerjaan dan tuntutan peran sehingga tidak memungkinkan CEO mempunyai waktu untuk melakukan perencanaan. Perencanaan hanya satu dari sekian banyak kegiatan yang harus diperhatikan oleh manajer. Perencanaan lebih melibatkan pemikiran, tulis menulis, dan waktu sepi. Para manajer lebih memilih sebagai pelaksanan dari pada pemikir. Karena: 1. Manajer lebih suka melakukan tindakan terhadap persoalan yang timbul karena hal ini memberikan feedback yang segera. 2. Perencanaan berhubungan dengan kejadian masa depan dan hasilnya baru terlihat pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, hendaknya CEO menyediakan waktu yang lebih banyak untuk mengelola proses perencanaan strategis daripada mengambil keputusan strategis. Namun demikian, peran CEO sangat menentukan dalam perumusan strategis. Menurut Mintzberg, CEO merupakah tokoh poros dalam perumusan strategis. Nilai-nilai kemanajeran mempengaruhi cara CEO melaksanakan peran ini. Oleh karena itu, peranan CEO dan penilaiannya memegang peran penting dalam manajemen strategis. Pada saat dilakukannya berbagai peranan, tekanan terhadap peranan dan penilaian khusus akan mempengaruhi bentuk perencanaan dalam organisasi. Dalam organisasi besar, tekanan terletak pada alokasi sumber dana dan negosiasi intern untuk mengesahkan keputusan yang dilakukan pada level devisi. Banyak waktu yang dicurahkan CEO sebagai tokoh utama dan penghubung dengan kelompok luar dan dewan komisaris. Pada perusahaan yang lebih kecil, peranan kewiraswas-taan yang jauh lebih penting. Wiraswastawan sebagai Perencana Strategi. Wiraswastawan (enterpreneur) adalah para individu yang memulai usahanya dari nol. Usaha wiraswasta atau perusahaan keluarga terdiri dari 2 jenis: 1. Perusahaan yang dijalankan oleh keluarga yaitu perusahaan yang pengaruh pemilik terbesar adalah anggota keluarga. 2. perusahaan yang dipengaruhi oleh keluarga yaitu perusahaan yang pengaruh pemilikan terbesar adalah keluarga dan beberapa executive tinggi adalah anggota keluarga. Wiraswastawan merupakan ahli strategi terpenting dalam perusahaan waraswasta. Manajemen strategis sebuah perusahaan keluarga ber- ada di antara perusahaan wiraswasta (keluarga) dan perusahaan badan hukum. Perencana strategi utama perusahaan keluarga harus mempertimbangkan referensi anggota keluarga yang aktif dalam manjemen perusahaan dan/atau memimpin anggota keluarga dari kelompok pemilik. Anggota keluarga ini merupakan bagian dari koalisi yang menjalankan perusahaan keluarga itu. Dengan cara ini, perencana strategis perusahaan keluarga agak menyerupai perencana strategi perusahaan badan hukum. Perencana Strategi dan Kegagalan. Tidak semua perencana strategi puncak itu berhasil baik. Apa yang menyebabkan kegagalan tersebut? 1. Perusahaan akan gagal kalau perancana strategi yang berkuasa menciptakan strategi yang terlalu berambisi dan kurang mengindahkan gejala lingkungan. Perencana strategi ini tidak mengembangkan sistem manajemen strategi secara memadai. 2. Perusahaan akan gagal kalau perencana strategi yang berkuasa menolak mengubah strategi lama. Hal ini juga terjadi karena perencana strategi tidak menerima pendapat dari bawahan dan tidak meneliti lingkungan sendiri. 3. Perusahaan akan gagal kalau pimpinan strategi tidak menciptakan strategi . Perencana strategi ini mengharapkan perusahaan akan berjalan dengan sendirinya tanpa adanya strategi. Hal ini terjadi karena para manajer terlalu sibuk dengan masalah strukturalnya atau merasa engan melepaskan jabatannya karena perasaan memiliki kekuasaan dan tidak ada orang yang dapat melaksanakan tugas tsb. Berkenaan dengan perencana strategi, Manajemen strategi paling efektif dilaksanakan oleh GM. Dalam perusahaan besar, executive dapat dibantu oleh staf perencana perusahaan. Dalam perusahaan yang lebih kecil, executive puncak dapat dibantu oleh oleh konsultan dan dewan direksi. Ad. 2. MISI dan TUJUAN Ada 2 pertanyaan mendasar yang dihadapi perencana strategi: 1. Bidang usaha apa yang sedang dilakukan – menghendaki pertimbangan tentang beban tugas, atau lingkup kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan. 2. Mengapa memasuki bidang usaha tsb – berkenaan dengan penetapan tujuan yang akan dicapai. Kedua pertanyaan ini membantu untuk menetapkan sifat perusahaan dan menjelaskan kerangka kerja untuk proses analisis, pemilihan, pelaksanaan, dan penilaian. Batasan Misi. Pernyataan MISI menentukan alasan dasar untuk keberada- an suatu organisasi dan membantu mengabsahkan fungsi- nya di dalam masyarakat. Dengan demikian, misi dapat digunakan sebagai legitimasi keberadaan perusahaan. Misalkan: Legitimasi AVON sbg perusahaan kecantikan. Batasan perusahaan (bisnis) menjelaskan sifat adanya produk, pasar, fungsi yang saat ini diberikan perusahaan. Produk – output dari nilai yang diciptakan oleh sistem untuk dijual kepada konsumen. Pasar – wilayah geografis, jenis konsumen atau golongan dimana produk atau jasa itu dijual. Fungsi – sebagai teknologi atau proses yang digunakan untuk menciptakan dan menambah nilai. Menentukan batasan misi dan bisnis merupakan titik awal analisis strategis, yaitu: 1. Apa bisnis yang kita sekarang? 2. Siapa konsumen kita? 3. Bagaimana kita melayani mereka? Tujuan adalah akhir yang ingin dicapai melalui kebera- daan dan operasinya. Tujuan merupakan bagian yang terpadu dari proses manajemen strategi. Tujuan adalah akhir yang dicari perusahaan dam kriteria yang digunakan untuk menentukan aktivitasnya. Tujuan Apa Yang Ingin Dicapai? Tujuan ialah hasil akhir yang dicari organisasi melalui eksistensi dan operasinya. Ada berbagai tujuan berbeda yang dikejar perusahaan. Tujuan perusahaan antara lain mengejar: 1. Keuntungan yang berkesinambungan; 2. Efisiensi; 3. Kepuasan dan pembinaan karyawan; 4. Mutu produk/layanan bagi pelanggan; 5. Menjadi anggota perusahaan yang baik dan pertanggungjawaban sosial; 6. Menjadi pemimpin pasar; 7. Meraih keuntungan dan harga saham menjadi maksimum untuk pemegang saham; 8. Pengendalian aktiva; 9. Penyesuaian diri dengan mudah dan luwes; 10. Pelayanan masyarakat yang berkualitas. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai banyak tujuan, • Semua organisasi tidak kecuali yang paling sederhana sekali, berusaha mencapai lebih dari satu tujuan. • Tujuan yang ingin dicapai ditetapkan jangka waktunya menurut pertimbangan para perencana strategi. • Perencana strategi harus menetapkan pertimbangan bobot setiap tujuan saat ini di antara semua tujuan pada tingkat perusahaan dan tingkat SBU. • Tahap pelaksanaan manajemen strategis meliputi upaya menjelaskan ukuran pencapaian tujuan. • Terdapat perbedaan antara tujuan resmi dan tujuan operastif – tujuan yang sesungguhnya hendak dicapai perusahaan. Tujuan resmi adalah tujuan yang oleh perusahaan dikatakan sedang diusahakan. • Mungkin terdapat batasan untuk mencapai beberapa tujuan. • Tujuan bukalah strategi. Strategi merupakan sarana untuk mencapai tujuan akhir. Perluasan dan atau pengurangan merupakan cara pencapaian tujuan dan keduanya dapat mencapai prestasi, tetapi keduanya bukan sebagai tujuan. Ada 4 alasan Mengapa perusahaan mempunyai tujuan dan tujuan itu penting untuk manajemen strategi. 1. Tujuan membantu mendefinisikan organisasi dalam lingkungannya. Dengan menetapkan tujuan, organisasi akan menarik orang yang mengenali tujuan ini sehingga mau bekerja untuk mereka. 2. Tujuan membantu mengkoordinasikan keputusan dan pengambilan keputusan. Tujuan dapat mengurangi pertentangan dalam pengambilan keputusan kalau semua karyawan mengetahui tujuannya. 3. Tujuan menyediakan norma untuk menilai pelaksanaan prestasi organisasi. Tanpa tujuan, organisasi tidak mempunyai dasar untuk menilai keberhasilan. 4. Tujuan merupakan sasaran lebih nyata daripada pernyata-an misi. Produk organisasi atau layanan yang diberikan merupakan istilah yang paling akrab bagi masyarakat. Dengan demikian, Misi dan Tujuan perlu dipertimbangkan pada setiap proses manajemen strategis. Perumusan misi dan tujuan merupakan proses rumit yang melibatkan: • Analisis kesenjangan antara pencapaian tujuan yang diinginkan dan yang diperkirakan. • Kenyataan hubungan external dan kekuasaan external. • Kenyataan hubungan sumberdaya kesatuan dan kekuasaan internal. • Sistem nilai dan sasaran executivepuncak • Strategi masa lalu dan pengembangan perusahaan. Misi dan tujuan disusun manakala para manajer puncaknya bereaksi terhadap saling pengaruh yang rumit dari tuntutan kelompok-kelompok di dalam lingkungan dan di dalam perusahaan. Para manajer secara bertahap menyesuaikan misi dan tujuan dengan mempertimbangkan semua tuntut- an, nilai dan aspirasi mereka sendiri dan strategi masa lalu. Perubahan misi dan tujuan tergantung pada faktor: 1. Aspirasi para manajer; 2. Krisis organisasi; 3. Tututan dari koalisi; 4. Perkembangan siklus kehidupan. Para manajer diminta untuk menetapkan tujuan dalam bentuk: formal, spesifik, berdasarkan waktu, dapat diukur, diproritaskan, menantang, dan dapat dicapai. Namun para manajer menolak untuk merinci tujuan karena perincian cenderung mengurangi keluwesan. Akibatnya banyak manajer mengandalkan pada pernyataan misi yang lebih umum. Ada beberapa pilihan apabila perusahaan tidak mencapai tujuannya: • Menyatakan bahwa tujuan yang telah dicapai pada akhirnya akan mengarah pada pencapaian misi jangka panjang. • Mengubah tujuan sehingga apa yang telah dicapai memang merupakan tujuan. • Mengubah strategi untuk mencapai tujuan. • Mengganti perencana strategi dan tetap memperta- hankan tujuan dan strategi dengan asumsi perencana strategi yang baru dapat mencapai tujuan ini. Harus diakui bahwa organisasi mengejar banyak tujuan yang berdasarkan waktu. Beberapa tujuan memang dimaksudkan untuk diakhiri, sedangkan yang lain sehingga memerlukan pertukaran. Suatu organisasi dikatakan efisien dan efektif jika sasaran jangka pendek dan menengah dicapai pada saat bergerak kearah misi jangka panjangnya. Tetapi misi dan sasaranpun berubah sewaktu-waktu. Akhirnya, serangkaian faktor tekanan yang kompleks dari kekuatan internal dan external harus dipertimbangkan oleh perencana strategi.