ANALISIS FINANSIAL PEMANFAATAN LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT MENJADI BIOKAR UNTUK MEDIA TANAM (06-06-2018) .Rev. 3

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS FINANSIAL PEMANFAATAN LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

MENJADI BIOKAR UNTUK MEDIA TANAM


Pengolahan Tandan Kosong Kelapa Sawit Menjadi Biokar menggunakan Incenerator Dr.
Ishenny Untuk Media Tanam

Amos Lukas 1), Suharto Ngudiwaluyo1), Heru Mulyono 2) , Imran Rosyadi 3),
Ishenny Mohd Noor4) dan P. Natsir La Teng 5)
Pusat Sistem Audit Teknologi - BPPT- Jl.MH. Thamrin No. 8 Jakarta 10340 1) ;
[email protected]
Pusat Pengkajian Kawasan Spesifik dan Sistem Inovasi - BPPT- Jl.MH. Thamrin No. 8 Jakarta 10340 2)
Pusat Teknologi Agroindustri – BPPT3)
Inkubator Kampus Hijau - Pusat Penelitian dan Pelatihan Teknologi Internasional
Dr.Ishenny (P3TDI) Kota Langsa4)
Balai Besar Industri Hasil Perkebunan–Jl. Prof.Dr.Abdurrahman Basalama No.28, Makasar 90231 5),
[email protected]

Abstract. Utilization of oil palm emptyfruit brunch waste as much of 22-23% to biochar for
planting medium can increase soil carbon content from 0,4 - 0,7% to 2% / ha, physical and
chemical soil quality, ground water storage, fertilizer activity of soil microorganisms, soil
nutrients. Biochar produced from oil palm empty fruit brunch waste for planting medium yielded
10 tons / ha of rice compared without. biochar only produce 3 ton/ha of rice.The financial
analysis of biochar production for planting medium using incinerator DR. Ishenny with capacity
5 ton per day of oil palm empty fruit brunch waste shows ROI 78%/years, B/C ratio 1,7.The
economic potency of biochar product for palm oil mill with 100 ton/hour capacity is Rp.
182.160.000.000, can be used to keep the price stability of Fresh Fruit Bunch (FFB), for
operational cost of palm oil mill and also for cost of fertilizing the palm plantation so that palo oil
mill can be competitive.
Keywords: Fresh fruit bunch, waste of empty palm oil bunch, biochar, planting media, soil
microorganism activity, soil nutrients, rice, financial analysis.

Abstrak. Pemanfaatan limbah tandan kosong kelapa sawit sebesar 22-23 % menjadi biokar
untuk media tanam mampu meningkatkan kandungan karbon tanah dari 0,4 – 0,7 % menjadi 2
% /ha, kualitas fisik dan kimia tanah, daya simpan air tanah, daya simpan pupuk untuk
kebutuhan tanaman, kandungan oksigen dalam tanah, aktivitas mikroorganisme tanah, nutrisi
tanah. Biokar yang dihasilkan dari limbah tandan kosong kelapa sawit untuk media tanam padi
memberikan hasil 10 ton/ha dibanding tanpa biochar hanya menghasilkan padi 3 ton/ha.
Analisis finansial produksi biokar untuk media tanam menggunakan incinerator DR. Ishenny
dengan kapasitas Tandan Kosong Kelapa Sawit 5 ton perhari menunjukkan ROI 78%/tahun dan
B/C ratio: 1,7. Potensi ekonomi produk biokar untuk PKS berkapasitas 100 ton / jam adalah
sebesar Rp. 182.160.000.000 (seratus delapan puluh dua miliar seratus enam puluh juta
rupiah, dapat dimanfaatkan untuk menjaga kestabilan TBS masyarakat, untuk biaya operasinal
PKS dan juga untuk biaya pemupukan kebun sawit sehingga PKS dapat berdaya saing.
Kata Kunci: Tandan buah segar, limbah tandan kosong kelapa sawit, biokar, media tanam,
aktivitas mikroorganisma tanah, nutrisi tanah, padi, analisis finansial

1
PENDAHULUAN

Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) adalah limbah pabrik kelapa sawit yang jumlahnya
sangat melimpah. Setiap pengolahan 1 ton TBS (Tandan Buah Segar) akan dihasilkan TKKS
sebanyak 22 – 23% TKKS atau sebanyak 220 – 230 kg TKKS. Apabila dalam sebuah pabrik
dengan kapasitas pengolahan 100 ton/jam dengan waktu operasi selama 1 jam, maka akan
dihasilkan sebanyak 23 ton (Yunindanova, 2009).
Jumlah produksi tanaman kelapa sawit data tahun 2013 sebesar 24.431.640 ton,
sehingga jumlah limbah tandan kosong seluruh Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan
mencapai 5.13 -5,62 juta ton. (Alred Pahala, 2016). Menurut Widiastuti dan Panji, 2007, Tandan
Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sisa medium jamur merang dapat digunakan sebagai pupuk
organik untuk bibit kelapa sawit.
TKKS sebagai limbah pada industri pengolahan kelapa sawit berpeluang dimanfaatkan
menjadi biokar melalui teknologi pirolisis/karbonisasi menjadi nano biokar yang berfungsi
sebagai media tanam yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah dan meningkatkan hasil
tanaman (Kong et al, 2014). Pemanfatan limbah memerlukan upaya-upaya yang dapat
merubah persepsi masyarakat bahwa limbah dapat digunakan dan bisa menghasilkan nilai
ekonomi, perubahan persepsi dapat menimbulkan pengaruh positif terhadap kegiatan
pengolahan limbah tandan kosong kelapa sawit, dengan persepsi yag benar, dan dapat
menumbuhkan motivasi dan berperan aktif nya masyarakat dalam partisipasi pengolahan
limbah tanda kosong kelapa sawit (Salmina, 2016).
Pengolahan TKKS menjadi biokar melalui proses karbonisasi TKKS dilakukan pada
incinerator dengan gasifikasi yang menghasilkan nano biokar sebesar 22–25% dari jumlah
TKKS yang diolah, dalam waktu 1 (satu) jam berpeluang menghasilkan biokar sebesar 5,06 ton
bagi pabrik dengan kapasitas pengolahan 100 ton / jam (Noor, 2015, Amos dkk, 2017). Hasil
pengamatan lapangan oleh Dr. Ishenny Mohammad Noor di Kota Langsa Aceh dalam
pemakaian media tanam untuk 1 ha membutuhkan 2 ton biokar, sehingga dalam 1 jam operasi
pabrik sawit berpeluang untuk memenuhi kebutuhan 1 Ha media tanam yang sehat dan
memberikan dampak yang besar bagi peningkatan produksi pertanian di Indonesia.
Media tanam adalah wadah atau media tempat untuk menanam dan tempat tumbuh dan
berkembangnya tanaman. Kondisi media tanam harus disesuaikan dengan kondisi tanaman,
serta kondisi lingkungan di sekitar (Fahmi, 2015). Biokar memiliki rongga udara yang dapat
menyimpan udara, air dan tempat bakteri hidup artinya secara keseluruhan mampu
menghasilkan unsur hara sendiri, artinya dengan penggunaan pupuk organik biokar tersebut

2
sudah dapat memenuhi kebutuhan unsur hara dalam tanah dan tidak memerlukan pupuk kimia
lagi.
Manfaat dari penerapan biokar dalam tanah antara lain peningkatan kandungan karbon,
peningkatan air tanah, retensi nutrisi, peningkatan kapasitas tukar kation, koreksi keasaman
tanah, terbentuknya habitat mikroba tanah, dan pengendalian patogen tanaman (Plaza et al,
2016). Penerapan Biokar dapat meningkatkan sifat-sifat tanah, meningkatkan serapan hara
tanaman dalam tanah sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman (Liu et al, 2016).

MEDIA TANAM
Media tanam yang baik adalah media tanam yang mampu menyediakan udara yang
cukup, memiliki unsur hara yang cukup yang dibutuhkan oleh tanaman (Buckman dan Brady,
1982). Media tanam biokar dari TKKS yang didapat melalui pembakaran pada incinerator DR.
Ishenny yang memiliki rongga udara sehingga dapat menampung air dan udara yang
menyebabkan kelembaban terjaga baik dan suplay oksigen yang cukup ke akar sehingga akar
tanaman cepat tumbuh menembus memanjang ke dalam tanah dan menjadi tempat
tumbuhnya mikroba yang mampu mengolah udara menjadi unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman.
Biokar sanggup mengikat air dalam jumlah yang cukup karena ukurannya nano, bersifat
buffer (penyangga) sehingga untuk menetralisir dan mengadaptasi pupuk yang diberikan pada
tanaman. Biokar tidak lapuk sehingga bisa dimanfaatan dalam jangka waktu yang lama,
cendawan atau jamur tidak dapat menggunakan sebagai media pertumbuhan, tetapi menjadi
media pertumbuhan bagi mikroba tanah yang mampu memanfaatkan unsur udara dan air
diproses menjadi unsur hara yang dibutuhkan tanaman ( Anderson et al, 2011).
Media tanam yang baik harus memliki (1) kadar hara tinggi, hara sangat mempengaruhi
kelangsungan pertumbuhan mikroorganisme yang ada di dalam tanah (2) kadar pH netral,
berkisar antara 6,5 – 7,5, dalam kondisi ini akan lebih banyak menyerap unsur hara dan
menjaga keseimbangan mikroorganisme yang terdapat dalam tanah. (3) tekstur lempung, dapat
mengikat berbagai mineral (4) sebagai media pertumbuhan mikroorganisme tanah, yang dapat
mengurai unsur-unsur yang terkandung dalam tanah agar dapat dimanfaatkan oleh tanaman,
mampu memperbaiki tekstur tanah sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih optimal (5)
unsur mineral, memiliki kandungan mineral lengkap yang dibutuhkan tanaman dan (6) cocok
untuk berbagai tanaman, media yang baik akan mudah ditanami berbagai jenis tanaman.

3
INOVASI TKKS MENJADI BIOKAR
Teknologi karbonisasi dengan mesin DR Ishenny’s telah dioperasikan di Kota Langsa
sejak tahun 2016. Incinerator DR. Ishenny adalah incinerator yang menggunakan teknologi
radiasi panas atau carbonized technology, sehingga tidak memerlukan bahan bakar minyak
atau gas untuk pemanfaatan limbah biomasa menjadi biokar. Incinerator ini tidak
menyebabkan polusi udara karena tidak terjadi reaksi oksidasi dimana pembakaran
memerlukan bahan bakar dan udara yang cukup banyak (Liu et al, 2012). Mesin ini tidak
mengeluarkan bau dari gas ammonia, dioxin, asap dan sulphur dan lainnya. Incinerator ini
juga tidak mengeluarkan limbah cair seperti air lindi (leachate).

Gambar 1. Incenerator Dr. Ishenny

Incinerator Dr. Ishenny’s mampu menampung dan memproses limbah TKKS 5 ton per
hari dengan waktu operasi selama 24 jam, tanpa memerlukan pengeringan (drying) sebelum
diproses. Incinerator Dr. Ishenny mempunyai unit utama yang terdiri dari Incinerator yang
berfungsi mengeluarkan radiasi panas dan unit sekunder adalah reactor pemanasan berfungsi
untuk terjadinya proses pyrolysis dan gasifikasi dan juga berfungsi memproduksi karbon
(biokar) (Lee et al, 2017). Biokar biasa juga disebut sebagai Emas Hitam yang berfungsi untuk
merawat tanah pertanian dan perkebunan untuk kembali subur dan mampu menyediakan
oksigen yang cukup dan air serta komponen NPK untuk pertumbuhan tanaman.

4
Gambar 2. Biokar (pupuk arang)

Kedua unit ini dibantu dengan alat compressor untuk menyemprot biokatalis dan pompa
air untuk proses kondensasi dan reaksi hidrolisa. Incinerator ini juga dilengkapi dengan unit
hydrocyclone yang berfungsi menangkap asap pada tekanan rendah dan merubah phasa gas
menjadi phasa cair sekaligus mereaksikan gas dengan air (Ko et al, 2013). Hydrocyclone unit
memproduksi produk yang dikenal sebagai asap cair (liquid smoke) tetapi bukan bio-oil yang
dikenali selama ini.
Beberapa alat incinerator Dr. Ishenny’s ini sudah terpasang di Aceh, Bogor dan Medan
dan merupakan generasi ke-3, desain sederhana, ramah lingkungan, mudah dioperasikan, tidak
memerlukan tempat yang luas serta mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi.

Tabel 1. Spesifikasi Incinerator DR. Ishenny

Incenerator 205 CM (L) X 101 CM (W) X 160


CM (H)
Reaktor 186 CM (L) X 86 CM (W) X 100
CM (H)
Capacity 5 ton (Wet basis) /day (24 hrs)
Hydro cyclone 2 smoke inlet, capacity: 1 00
L/day
Blower cooler 1 unit
Compressor 1 HP
Water pump Head 30 m

5
Gambar 3. Konsep Desain Mesin Karbonisasi DR. Ishenny (Patented)

Sebelum mengoperasikan incinerator DR. Ishenny pada proses pengolahan limbah


TKKS menjadi biokar, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut; Bersihkan alat ini dengan
bahan yang kering, Jangan menyiram alat ini dengan air ke bagian dalam atau di luarnya.
Hidupkan mesin incinerator dengan pertama menyemprotkan biokatalis pada limbah
padat (TKKS) di tempat penumpukan, agar pemanasan cepat terjadi hingga suhu 400oF,
selanjutnya memasukkan limbah TKKS sesuai dengan volume reaktor melalui feeder sampai
penuh. Hidupkan gas burner dengan menyulut api ke gas burner, menggunakan pemantik api
yang panjang dari lubang udara didinding dapur. Pembakaran dengan gas berfungsi untuk
memanaskan incinerator hingga suhu 400oF dan setelah itu matikan api pada gas burner, alat
incinerator akan beroperasi secara otomatis.
Pada saat incinerator sedang beroperasi, jangan matikan pompa air pada unit
hydrocyclone. Hidupkan blower pada saat limbah padat dimasukkan kedalam reaktor melaui
feeder selanjutnya matikan setelah api keluar dari corong bagian atas alat. Masukan air
kedalam wadah pendingin karbon aktif/emas hitam di carbon chamber secukupnya,
selanjutnya, Semprotkan biokatalis pada limbah padat atau sampah dengan di tempat
penumpukan limbah padat sebelum dimasukkan ke dalam reaktor yang berfungsi
mempercepat pembentukan karbon.
Masukkan limbah padat kedalam reaktor melalui corong inlet sebelah kanan alat setiap
10 menit sebanyak 50 – 100 kg. Setiap 10 menit keluarkan karbon aktif dari dalam incinerator

6
dengan cara menariknya dari carbon chamber menggunakan alat yang disediakan. Lakukan
pekerjaan ini secara berulang/kontinyu hingga 24 jam.
Untuk menghentikan operasinal Incinerator, reactor harus dikosongkan melalui pintu dan
mesin ditutup kembali agar panas akan berkurang secara perlahan-lahan. Matikan pompa air
dan blower pendingin (penghisap asap menuju hydrocyclone). Operasional alat telah selesai.
Produk biokar/emas hitam selanjutnya dikeringkan, diayak dan terakhir dikemas.
Asap cair yang diperoleh dari hydrocyclone perlu difilter untuk memisahkan kotoran
kemudian dikemas.

BOKAR SEBAGAI MEDIA TANAM


Biokar yang dihasilkan dari limbah TKKS dengan proses karbonisasi melalui incinerator
DR. Ishenny, setelah dimanfaatkan sebagai media tanam dapat meningkatkan karbon tanah
dari 0,4 – 0,7 % menjadi 2% dengan menambahkan 2 ton biokar/Ha. Selain dari itu juga dapat
meningkatkan: kualitas fisik dan kimia tanah, daya simpan air tanah, daya simpan pupuk untuk
kebutuhan tanaman, kandungan oksigen dalam tanah, aktivitas fertility mikroorganisme tanah
dan meningkatkan nutrisi tanah.
Hasil dari aplikasi pemanfaatan biokar sebagai media tanam; mengembalikan kesuburan
tanah pada pH: 7.00-7.50, meningkat kandungan karbon tanah yang kaya oksigen, mampu
menyimpan air yang diperlukan tanaman, menghasilkan nitrogen (Urea) melalui proses aktivitas
mikroba tanah, meningkat porossitas tanah sehingga akar mampu menembus tanah lebih
dalam, meningkatkan hasil pertanian 100%, memperpendek usia panen tanaman dari 110 hari
menjadi 90 hari, meniadakan/minimalisasi penggunaan pupuk kimia, mengurangi serangan
hama tanaman, meningkatkan kualitas produk pertanian menjadi kualitas organik, dan dengan
demikian meningkatkan pendapatan petani hingga Rp 50 – 100 juta/tahun.
Hasil ujicoba pemanfaatan bokar sebagai media tanam di beberapa tempat di Aceh pada
berbagai tanaman terlihat bahwa: tanaman padi varitas Ciherang di Kabupaten Aceh Tamiang,
dapat meningkat menjadi 10 ton / Ha dibanding tanpa biokar hanya menghasilkan 3 ton/ha,
bebas hama penyakit serta dapat memperpendek usia panen 90 hari, padi dengan kualitas
organik, harga gabah Rp. 5000/kg (tahun 2017). Padi hitam di tanah bekas timbunan tanah di
kota Langsa, Aceh menghasilkan 10 ton / Ha, kualitas organik, bebas hama penyakit dan usia
panen 90 hari, harga gabah Rp.10.000 / kg (Tahun 2017).

7
Gambar 4. Panen Padi Ciherang di Aceh Tamiang

Aplikasi biokar pada kebun sawit salah satu perusahaan swasta di kota Langsa, Aceh
pada umur tanaman kelapa sawit 8 tahun menghasilkan TBS 20-30 kg setiap tandan dibanding
tanpa menggunakan biokar menghasilkan TBS 15-20 kg setiap tandan, tahan terhadap
serangan hama yang menyerang akar (Ganoderma). Keuntungan lain dari aplikasi biokar di
kebun sawit adalah bisa dilakukan tumpang sari dengan tanaman sayuran (kangkung, sawi).
Dengan tumpang sari tanaman sayuran di kebun sawit bisa menghasilkan pendapatan Rp. 20
juta per bulan.

NILAI EKONOMI BIOKAR SEBAGAI MEDIA TANAM

Sejak harga TKKS ini berlaku, maka akan berlaku juga nilai ekonomis terhadap limbah
kelapa sawit ini. Pengolahan TKKS dengan incinerator DR. Ishenny menghasilkan biokar
(pupuk karbon) yang mempunyai nilai ekonomi dan dimanfaatkan sebagai media tanam dan
dapat meningkatkan produktivitas tanaman.

Analisis finansial produksi biokar dari proses karbonisasi menggunakan incinerator DR.
Ishenny dengan kapasitas 5 ton tankos/hari menghasilkan biokar sebanyak 250 kg/hari sebagai
berikut :
- Investasi : Rp. 305.000.000,-
- Operasional/tahun : Rp. 275.318.000,-
- Harga biokar : Rp. 5.000.-/kg
- Keuntungan/tahun : Rp. 471.926.000,-
- ROI/tahun : 78%
- B/C ratio : 1,71
Berdasarkan hasil analisis finansial produksi biokar tersebut layak untuk diterapkan.

8
Berdasarkan (Yunindanova, 2009), limbah TKKS sebanyak 23 ton per jam untuk PKS
yang berkapasitas 100 ton / jam, bial di limbah di olah menjadi biokar akan di hasilkan sebesar
5,06 ton ton perjam (Noor, 2015, Amos dkk, 2017) , dalam sehari pabrik yang beroperasi
selama 24 jam maka berpotensi menghasilkan 121,44 ton perhari. Asumsi bahwa PKS bekerja
penuh dalam setahun selama 10 bulan maka berpotensi menghasilkan biokar sebesar 36.432
ton / tahun biokar.
Potensi pendapatan yang akan di peroleh untuk PKS yang berkapasitas 100 ton / jam
adalah sebesar Rp. 182.160.000.000,- (seratus delapan puluh dua miliar seatus enam puluh
juta rupiah), dengan harga jual sebesar Rp. 5.000,- / kg. Pendapatan perbulan proses
pengolahan TKKS kelapa sawit menghasilkan produk biokar melalui inovasi karbonisasi
Ishenny mampu memberikan penghasilkan kotor sebesar Rp. 15.180.000.000,- (lima belas
miliar seratus delapan puluh juta rupiah), dari hasil penjualan biokar mampu membiayai
operasinal dan gaji pegawai PKS setiap bulannya, sehingga penjualan CPO nya mampu
bersaing .
Hasil CPO yang didapat dari PKS dengan kapasitas 100 ton / jam adalah sebesar 25 ton
perjam (CPO antara 22 – 25 %) (Yuniva, 2010), dalam sehari akan dihasilkan CPO sebesar 600
ton / hari, dan dalam sebulan akan memberikan hasil CPO sebesar 6.000 ton / tahun dengan
perhitungan masa produksi selama 10 bulan per tahun. Harga jual CPO pada tahun 2018
sebesar Rp. 8.000.615 / (Putriadita, 2018), maka potensi yang di hasilkan dari 180.000 ton /
tahun CPO adalah sebesar Rp. 1.440.110.700.000,- (satu triliun empat ratus empat puluh
miliar seratus sepuluh juta tujuh ratus ribu rupiah) dan perbulan berpotensi menghasilkan nilai
ekonomi sebesar Rp.120.009.225.000,- (seratus dua puluh miliar sembilan juta dua ratus dua
puluh lima ribu rupiah).
Penerapan pengolahan TKKS menjadi biokar sangat ekonomis diterapkan di pabrik sawit
dan memberikan potensi tambahan penghasilan sebesar Rp. 182.160.000.000 (seratus delapan
puluh dua miliar sertaus enam puluh juta rupiah), penghasilan pendapatan pabrik kelapa sawit
dapat dikembalikan ke petani sawit akan membeli harga TBS (tandan buah segar) dengan
harga yang konstan, tidak tergantung penuh pada harga CPO, karena PKS juga menghasilkan
Biokar yang bernilai ekonomis yang cukup baik.
Penghasilan tambahan dari PKKS menjadi biokar dapat di manfaatkan untuk biaya
operasional karyawan, biaya perawatan dan juga pemupukan sehingga pabrik PKS mampu
berdaya saing untuk produk sejenis yang dihasilkan.

Tabel 2. Perhitungan potensi Ekonomi Biokar VS CPO , Kapasitas PKS 100 ton/jam

9
(Asumsi nya dalam setahun bekerja penuh selama 10 bulan )

KRITERIA CPO BIOKAR


Produk / jam 25 ton 5,06 ton
Produk / hari 600 ton 121,44 ton
Produk / Tahun 180.000 ton 36.432 ton
Harga Jual 8.000.615 / ton 5.000.000 / ton
Potensi Ekonomi / hari Rp. 4.800.369.000 Rp. 25.300.000.
Potensi Ekonomi / Tahun Rp 1.440.110.700.000,- Rp. 182.160.000.000
Potensi Ekonomi/ bulan Rp.120.009.225.000,- Rp. 15.180.000.000

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Limbah TKKS dapat diolah dengan teknologi karbonisasi dengan incinerator DR. Ishenny
menjadi biokar yang dimanfaatkan sebagai media tanam pada tanaman padi dapat
meningkatkan produktivitasnya.
Bokar dari limbah TKKS memiliki karakter yang dapat menambah sumber karbon
mencapai 2% dalam tanah, meningkatkan kualitas fisik dan kimia tanah, meningkatkan daya
simpan air tanah, meningkatkan daya simpan pupuk, meningkatkan kandungan oksigen dalam
tanah, meningkatkan aktivitas fertilitas mikroorganisme tanah dan meningkatkan nutrisi tanah
serta menghasilkan pH tanah 7 – 7,5.
Biokar sebagai media tanam padi Ciherang di Kabupaten Aceh Tamiang dan padi hitam di
Kota Langsa Aceh dapat meningkatkan produktivitasnya menjadi 10 ton/ha dengan usia panen
90 hari. Pemanfaatan biokar untuk media tanam kelapa sawit di Kota Langsa Aceh
menghasilkan 20-30 kg untuk 1 TBS.
Analisis finansial produksi biokar untuk media tanam dengan proses karbonisasi dengan
kapasitas TKKS 5 ton per hari menunjukkan ROI/tahun: 78% dan B/C ratio: 1,7 adalah layak
untuk diterapkan.
Pengolahan TKKS untuk PKS dengan kapasitas 100 ton / jam akan menghasilkan biokar
sebesar 36.432 ton, dengan potensi tambahan nilai ekonomi senilai Rp. 182.160.000.000,
dana ini bisa di manfaatkan untuk menstabilkan harga TBS (tandan buah segar), sehingga
harga TBS tidak hanya tergantung pada harga CPO, masyarakat petani sawit juga menikmati
keuntungan yang bagus dari TBS. Potensi dan tambahan yang diperoleh dapat dipergunakan
untuk biaya operasional, upah tenaga kerja sehingga produk yang dihasilkan dapat berdaya
saing dengan PKS lainnya.

10
Saran
Perlu diujicobakan penerapan lebih lanjut pemanfataan biokar dalam skala 100 Ha untuk
berbagai jenis tanaman dan termasuk tanaman padi lokal daerah maupun lokal nasional, beras
hitam dan beras merah.
Ujicoba pemakaian biokar hasil limbah TKKS untuk pemakaian selama 12 musim tanam
(3 tahun untuk 3 kali taman dalam satu tahun), bisa ditambahkan dengan pupuk organik lannya
tanpa memberikan pupuk kimia. Pengamatan nilai pH tanah selama 5 tahun, untuk melihat
kestabilan pH tanah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Alfred Pahala Manambangtua dan Noli L. Barri, 2016, Pemanfaatan Tanda Kosong
(Tankos) Limbah Kelapa Sawir Sebagai Pupuk Organik, Warta Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Industri , Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan,
Badan Peneltiian dan Pengembangan Pertanian, Bogor
2. Amos lukas, Suharto Ngudiwaluyo, Ishenny Mohd Noor dan P. Natsir, 2017 Aplikasi
Teknologi Radiasi Panas Pada Pengolahan Sawit Terpadu, Jurnal Industri Hasil Perkebunan
Vol 12. No 2, Makasar
3. Anderson, CR., LM Condron, TJ Clough, M Fiers, A Stewart, RA Hill, RR Sherlock. 2011.
Biochar induced soil microbial community change: Implications for biogeochemical cycling of
carbon, nitrogen and phosphorus. Pedobiologia-International Journal of Soil Biology. 54,
309-320.
4. Buckman, H dan Brady. 1982. Ilmu Tanah. PT Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
5. Fahmi, ZI. 2015. Media Tanam sebagai Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Tanaman. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya.
6. Ko, MS., YL Chen, PS Wei. 2013. Recycling of municipal solid waste incinerator fly ash by
using hydrocyclone separation. Waste Management. 33, 615-620.
7. Kong, AH., AH Loh, RT Bachmann, SA Rahim, J Salimon. 2014. Biochar from oil palm
biomass: A review of its potential and challenges. Reneweble and Sustainable Energy
Reviews. 39. 729-739.
8. Lee, XJ., LY Lee, S Gan, ST Gopakumar, HK Ng. 2017. Biochar potential evaluation of palm
oil wastes through slow pyrolysis: Thermochemical characterization and pyrolytic kinetic
studies. Bioresources Technology. 236, 155-163.
9. Liu H., S Kong, Y Liu, H Zeng. 2012. Pollution control technologies of dioxins in municipal
solid waste incinerator. Procedia Environmental Sciences 16, 661-668.

11
10. Liu, Y., H Lu, S Yang, Y Wang. 2016. Impacts of biochar on rice yield and soil properties in
waterlogged paddy for two crop seasons. Field Crops Research 191. 161-167.
11. Noor, I.M. 2015. Sudah Saatnya Memodernkan Pabrik Kelapa Sawit Indonesia Untuk Lebih
Kuat dan Mandiri dengan FASTLURR TECHNOLOGY, PT. Noor Amalindo, Jakarta..
12. Plaza, C., B. Giannetta, JM. Fernadez, EG. Lopez-de-Sa, A. Polo, G. Gasco, A. Mendez, C.
Zaccone. 2016. Response of different soil organic matter pools to biochar and organic
fertilizers. Agriculture, Ecosystems and Environment 225. 150-159.
13. Putriadita, D. 2018. Harga CPO sulit menanjak pada kuartal II-2018. Kontan.co.id 5 April.
14. Salmina, 2016. Studi Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit Oleh Masyarakat
di Jorong Koto Nagari Ujung Gading Kecamatan Lembah Melintang, Jurnal Spasial Vol 6,
No. 2.
15. Widiastuti, H dan T. Panji. 2007. Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Sisa Jamur
Merang (Volvariella Volvacea) (TKSJ) sebagai Pupuk Organik pada pembibitan Kelapa
Sawit. Jurnal Menara Perkebunan. Vo. 75(2), hal. 70-79.
16. Yuniva, N. 2010. Analisa Mutu Crude Palam Oil (CPO) dengan Parameter Kadar Asasam
Lemak Bebas (ALB), Kadar Air dan Kadar Zat Pengotor di Pabrik Kelapa Sawit PT.
Perkebunan Nusantara V Tandun Kabupaten Kampar. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
17. Yunindanova. 2009. Tingkat Pematangan Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit dan
Penggunaan Berbagai Jenis Mulsa terhadap Tumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat
(Lycopersicon esculentun Mill) dan Cabai (Capsicum annum L.). Skripsi. Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor, Bogor. 76 hal.

12
1. KONSEP ATAU DASAR PEMIKIRA

Konsep dan dasar pemikiran cukup. Pada pendahuluan terlau banyak bercerita tentang alat
incinerator Dr. Ishenny’s bahkan cara kerja alat

2. METODOLOGI

Tidak jelas batasan penjelasan tentang alat incinerator Dr. Ishenny’s dengan metode yang
sesuai dengan judul yang ditulis

3. SUBSTANSI ISI
Tidak ditemukan diskusi yang cukup mendalam tentang hasil analisis finansial pemanfaaan
limbah tandan kosong kelapa sawit sebagaimana judul artikel

4. UNSUR KEBARUAN DAN/ ATAU NILAI MANFAAT


Incinerator Dr. Ishenny’s berpotensi untuk diaplikasikan dan apabila alat ini merupakan
inovasi ( kebaruannya) maka judulnya tidak sesuai

5. PUSTAKA/ RUJUKAN
Pustaka relevan dengan isi tulisan dan mutakhir

6. LAIN-LAIN YANG DIANGGAP PENTING


Tidak terlihat link antara judul dan isi tulisan yang dominan

13

Anda mungkin juga menyukai