Mata Kuliah Teknologi Hijau

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

MATA KULIAH TEKNOLOGI HIJAU

MAKALAH EKOSISTEM, EKOLOGI INDUSTRI DAN


PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN INDUSTRI TEMPE

Oleh:
Muhammad Yunus 231720101002

MAGISTER TEKNOLOGI AGROINDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER 2023
Pendahuluan
Tempe merupakan produk olahan yang digemari oleh sebagian
besar masyarakat Indonesia. Dengan bahan baku kedelai yang mudah
didapat dan proses produksi yang sederhana, menjadikan tempe
sebagai hasil olahan yang menjanjikan untuk dijadikan sebuah usaha.
Pada saat ini usaha home industry tempe banyak tersebar diberbagai
wilayah di Indonesia. Bahkan terdapat kampung yang hampir semua
warganya bermata pencaharian sebagai produsen tempe (Alisa,
Purnomo, 2020).
DEFINISI EKOSISTEM
• Ekosistem merupakan kesatuan dari seluruh komponen yang
membangunnya. Di dalam suatu ekosisistem terdapat terdapat
komponen yang hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik).
Ekosistem juga diartikan sebagai suatu fungsional dasar dalam
ekologi, mengingat bahwa di dalamnya tercakup organisme dan
lingkungan abiotik yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya
EKOLOGI INDUSTRI
• Tujuan utama dari konsep ekologi industri adalah mengorganisasi sistem industri
sehingga dihasilkan suatu jenis oprasi yang ramah lingkungan dan
berkesinambungan.
• Konsep Ekologi Industri awalnya diperkanalkan sebagai konsep yang digunakan
untuk melakukan proses effisiensi terhadap permasalah ekologi yang disebabkan
karena pembuangan limbah suatu industri (Mena et al., 2016)
• Secara sederhana, konsep ini bertujuan untuk mengurangi limbah industri
dengan memanfaatkan limbah yeng merupakan bahan baku untuk industri
turunannya.
• Salah satu contoh adalah industry tempe, industri tempe akan menghasilkan
limbah dari produksinya. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair.
Limbah padat dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan limbah cair untuk
pupuk cair (Krinadianto, A. 2019).
INDUSTRI BERKELANJUTAN
• Pembangunan berkelanjutan adalah sebagai upaya manusia untuk
memperbaiki mutu kehidupan dengan tetap berusaha tidak melampaui
ekosistem yang mendukung kehidupannya (Rahadian, 2016)
• Industry tempe dapat menjadi salah satu alternative dalam konsep
pembangunan berkelanjutan atau konsep SDGs (Sustainable Development
Goals).
• Aspek ekonomi : Industri tempe menghasilkan sekitar Rp. 37 triliun
• Aspek kesehatan: tempe tinggi akan kandungan protein
• Aspek social: tenaga kerja wanita pada bidang pekerjaan sebesar 37%
sedangkan pria 63%
Potensi keanekaragaman hayati dalam agroindustry
berkelanjutan
• Pada dasarnya Indonesia memiliki ke anekaragaman hayati yang
melimpah yang bisa dan berportensi sebagai penunjang agroindustry.
Salah satu keanekaragama hayati yaitu bibit kedelai variastas local
• Pada kurun waktu tahun 1918 hingga 1982 Indonesia telah memiliki
12 varietas kedelai yang beragam karakter morfologi dan adaptasinya,
namun dengan rata-rata hasil biji kurang dari 1,5 t/ha
Pencemaran air, tanah dan udara karena kegiatan
agroindustry
• Hasil dari kegiatan ini akan menghasilkan hasil samping yaitu limbah
buangan yang berupa limbah cair dan padat. Sumber utama dari
limbah cair industry tempe bisa berasal dari air pencucian,
perendaman (Alisa., Purnomo., 2020).
• Perebusan kedelai. industri tempe skala kecil akan menghasilkan air
limbah mencapai 1.000 liter per hari
Regulasi terbaru dan penerapan system control
dalam pencemaran agroindustry
• Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 52 Tahun 2014 untuk limbah cair
industry tempe
• PERMEN LH No 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah Usaha
atau Kegiatan Pengolahan
Strategi pengelolaan lingkungan

• Biogas dapat mengendalikan dan mengurangi permasalahan air


limbah tempe.
• Biogas dapat digunakan sebagai sumber energi panas untuk
memasak atau sebagai generator untuk menghasilkan listrik.
Teknologi ini
• memanfaatkan mikroorganisme untuk merombak dan mengolah
berbagai limbah organik yang ditempatkan di ruang anaerobik.
Hasil dan Pembahasan

Gambar 2. Proses Pembuatan Tempe

Industri tempe skala kecil akan menghasilkan air limbah mencapai 1.000 liter per hari. Sebagian besar
limbah padat dari kulit kedelai telah dimanfaatkan untuk pakan ternak. Limbah cair hasil perebusan,
perendaman, dan pencucian masih dibuang langsung ke perairan
• Air limbah rebusan kedelai tinggi kandungan organik , dimanfaatkan untuk
menghasilkan produk baru.
• Air limbah dari proses industri tempe terdiri dari 99,9% atau lebih air dan 0,1%
berupa benda padat yang terdiri dari zat organik dan anorganik.
• Perendaman kedelai sebanyak 50 kg akan mengandung nitrogen yang cukup tinggi
yaitu sekitar 1,5%
• Pengambilan biogas dari bahan organik memerlukan Biogas Digester/Biodigester
yang bekerja dengan prinsip membuat reservoir
• bahan organik dalam kondisi anaerobik (bebas oksigen) sehingga bahan organik
dapat difermentasi oleh bakteri metana
.
3 tipe bentuk biogas
1. Fixed domed plant
memiliki kubah penyimpan gas dan ruang slurry yang dibangun di bawah tanah untuk menghindari fluktuasi
suhu antara siang dan malam serta untuk menahan tekanan gas yang akan dialirkan ke dalam kubah.

2. Floating drum plant


Digester yang berada di bawah tanah ditutupi oleh penampung gas baja terbalik yang bergerak ke atas dan ke
bawah saat gas diproduksi. Rangkanya mencegah drum gas agar tidak miring dan jika drum mengapung,

3. Balloon Plant
Pembuatan biogas dengan bahan polimer seperti PVC lebih mudah karena tidak memerlukan pelatihan
dan keterampilan dalam pemasangannya sehingga sangat ideal untuk masyarakat pedesaan. Digester ini
memiliki dua lubang kedap air (inlet dan outlet) yang berada pada kedalaman berbeda untuk memastikan
aliran substrat di bawah gravitasi.
2. Aspek lingkungan
Limbah tempe yang tidak diolah akan mengganggu kelestarian lingkungan sekitar.
Parameter limbah yang melebihi ambang batas seperti pada tabel
akan mengganggu makhluk hidup di dalam air dan menimbulkan bau yang tidak sedap

pengelolaan air limbah perebusan dan perendaman menjadikannya biogas berdampak antara
lain menghilangkan bau yang dihasilkan dari fermentasi limbah dan air yang terlindungi dari
polusi.
3. Aspek ekonomi

Penggunaan Biogas dari limbah cair tempe dengan campuran sampah organik rumah tangga
akan menghemat bahan bakar yang digunakan. Selain itu, slurry dari biogas dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk sehingga dapat memberikan nilai ekonomi bagi pelaku industri

3. Aspek social

Namun dengan adanya sosialisasi mengenai dampak sampah dan manfaat limbah cair,
mereka dapat memahami pentingnya mengelola sampahnya.
Selain itu, program pengembangan biogas dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
Keberadaan biogas dapat memperkuat sumber daya manusia.
Kesimpulan

Alternatif pengelolaan sampah yang tepat adalah dengan memanfaatkannya sebagai biogas
dengan campuran sampah organik rumah tangga.
Pemilihan biogas yang disesuaikan dengan kondisi lapangan adalah biogas dengan jenis balon plane.
Penerapan biogas secara ekonomi dan lingkungan bermanfaat bagi industri pembuat tempe.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai