Makalah Nita
Makalah Nita
Makalah Nita
AKUNTANSI
DISUSUN OLEH :
KELAS
XII AKUNTANSI
KABUPATEN PRINGSEWU
TAHUN 2020
i
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati saya ucapkan terima kasih, pada setiap pihak yang
terkait. Atas terselesaikannya makalah, yang berjudul Aset Tetap Tanpa mengurangi
rasa hormat, saya persembahkan karya ini untuk :
Ibu Yuni Mastriyenti, S.E. selaku guru pelajaran Akuntansi kelas XII Akuntansi
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Aset tetap ......................................................................... 3
B. Klasifikasi Aset Tetap ........................................................................ 3
C. Pelaporan Aset Tetap ......................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aset tetap biasanya memiliki masa pemakaian lebih dari satu tahun, sehingga
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dalam jangka waktu yang
relatif lama. Namun, manfaat yang diberikan aktiva tetap umumnya semakin lama
semakin menurun manfaatnya secara terus menerus, dan menyebabkan terjadi
penyusutan (depreciation).
Seiring dengan berlalunya waktu, aktiva tetap akan mengalami penyusutan
(kecuali tanah). Faktor yang mempengaruhi menurun kemampuan suatu aktiva tetap
untuk memberikan jasa/manfaaat yaitu : Secara fisik, disebabkan oleh pemakaian
dan keausan karena penggunaan yang berlebihan dan secara fungsional, disebabkan
oleh ketidakcukupan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta (misal kemajuan
teknologi).Sehingga penurunan kemampuan aktiva tetap tersebut dapat dialokasikan
sebagai biaya.
Masalah pengalokasian biaya penyusutan merupakan masalah penting, karena
mempengaruhi laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Apabila menggunakan
1
metode penyusutan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku atau
kondisi perusahaan tersebut, maka akan mempengaruhi pendapatan yang dilaporkan
setiap periode akuntansi. Selain itu juga mempengaruhi nilai dari aktiva tetap
tersebut.
Dalam perhitungan penyusutan aktiva tetap terdapat beberapa metode yang
dapat digunakan, antara lain : metode garis lurus, metode saldo menurun, metode
jumlah angka tahun, metode unit input dan metode unitoutput.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dikarenakan memiliki nilai yang tinggi, penggunaan yang relatif lama dan menjadi
alat utama perusahaan menghasilkanrevenue, maka investasi dalam aset tetap
(Capital Budgeting) harus diperhitungkan dengan matang.
3
Berikut adalah metode yang lazim digunakan untuk penyusutan aset tetap.
Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun
sepanjang umur manfaat suatu aset tetap. Rumus yang digunakan untuk menghitung
biaya penyusutan per tahun dengan metode ini adalah:
Sebagai contoh, asumsikan bahwa biaya akuisisi aset tetap adalah Rp 24.000.000,-,
dimana estimasi nilai sisa adalah Rp 2.000.000,- dan manfaat ekonomisnya 5 tahun.
Penyusutan tahunan aset tersebut dihitung sebagai berikut:
Rp 24.000.000 - Rp 2.000.000
-------------------------------------- = Rp 4.400.000,- penyusutan per tahun.
5 tahun
Jika suatu aset tidak digunakan setahun penuh, maka penyusutan tahunannya
disesuaikan menurut lamanya pemakaian. Mislkan aset tetap di atas digunakan mulai
1 Oktober, sedangkan akhir tahun fiskal adalah 31 Desember. Maka penyusutan
untuk tahun pertama adalah Rp 1.100.000,- (Rp 4.400.000,- x 3/12).
Untuk kemudahan penerapan meted garis lurus,, penyusutan tahunan bisa dikonversi
ke persentase biaya yang dapat disusutkan. Persentase ini ditentukan dengan
membagi 100% dengan lamanya umur manfaaat. Sebagai contoh, jika umur
manfaatnya 20 tahun, maka persentase penyusutan tahunannya adalah 5% (100%
dibagi 20). Jika umur manfaatnya 8 tahun maka persentase beban penyusutan
tahunannya adalah 12,5% (100% dibagi 8). Dengan demikian pada contoh di atas,
biaya penyusutan di atas dapat dihitung dari Rp 22.000.000 dikali 20% (100%/5).
Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Mtode ini
menciptakan transfer biaya yang wajar ke beban periodic jika pemanfaatan aset dan
pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama dari period eke periode.
4
2. Metode Unit Produksi (Unit Production Method)
Jika tingkat pemanfaatan aset tetap bervariasi dari tahun ke tahun, dan lamanya umur
ekonomis berkaitan erat dengan tingkat pemakaian, maka metode unit produksi
lebih tepat dipakai daripada metode garis lurus. Karena, metode unit produksi
mampu membandingkan lebih baik beban penyusutan dengan pendapatan terkait.
Metode Unit Produksi (Unit Production Method) menghasilkan jumlah beban
penyusutan yang sama bagi setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas
yang digunakan oleh aset. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aset
diekspresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mil. Total beban
penyusutan untuk setiap periode akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalikan
penyusutan per unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama
periode dimaksud. Sebagai contoh asumsikan bahwa sebuah mesin dengan harga
perolehan Rp 240.000.000,- dan prediksi nilai sia Rp 20.000.000,- diperkirakan
memiliki umur manfaat 10.000 jam operasi. Dari data tersebut maka penyusutan per
jam diitung sebagai berikut:
Rp 240.000.000 – Rp 20.000.000
---------------------------------------- = Rp 22.000.000,- penyusutan per jam
10.000 jam
Dengan mengasumsikan bahwa mesin dioperasikan 2.100 jam selama satu tahun,
maka penyusutan tahun tersebut adalah Rp 46.200.000 ( Rp 22.000.000 x 2.100
jam).
Metode saldo menurun menghasilkan beban periodic yang terus menurun sepanjang
estimasi umur manfaat aset. Untuk menerapkan metode ini, tariff penyusutan garis
lurus tahunan terlebih dahulu harus digandakan. Sebagai contoh tariff penyusutan
saldo menurun atas suatu aset yang memiliki estimasi umur manfaat 5 tahun adalah
40% yaitu dua kali tariff garis lurus sebesar 20% (100% / 5).
Untuk tahun pertama, biaya aset dikalikan dengan tariff saldo menurun. Setelah
tahun pertama, nilai buku (book value) yang menurun (biaya dikurangi akumulasi
penyusutan) dikalikan dengan tariff yang dimaksud. Sebagai contoh, penyusutan
5
saldo menurun tahunan atas suatu aset yang memiliki umur manfaat 5 tahunan dan
biaya $24.000 dikperlihatkan berikut ini:
6
pengeluaran modal adalah penambahan AC pada mobil, penambahan teras pada
gedung, penggantian generator pada sebuah mesin, perbaikan besar-besaran
(overhaul).
7
Penanggung :Bambang ST TaksiranUmur :5 tahun
jawab
Tanggal :2-1-200A Nilai Sisa :0
diperoleh
Metode :Garis Lurus
Penyusutan
Tanggal Keterangan Harga Akumulasi Nilai Buku
Perolehan Penyusutan
200A
Jan2 Pembelian 10,000,000 10,000,000
Des 31 Penyusutan 2,000 8,000,000
200B
Des 31 Penyusutan 2,000 6,000,000
200C
Des 31 Penyusutan 2,000 4,000,000
200D
Des 31 Penyusutan 2,000 2,000,000
2005
Jun 15 Perbaikan (1,750) 3,750,000
8
contoh :
Sebuah truk dibeli oleh PT Bromo pada tgl 1 Januari 19x1, harga beli Rp.
12.000.000, biaya perbaikan Rp. 1.000.000 taksiran nilai residu Rp. 1.000.000,
taksiran masa manfaat 5 tahun, tentukan depresiasi
biaya depresiasi : 13.000.000 x 40% : 5.200.000
Tahun Jml Tariff Biaya Akumulasi Nilai buku
terdepresiasi depresiasi depresiasi
19x1 13.000.000 40% 5.200.000 5.200.000 7.800.000
19x2 7.800.000 40% 3.120.000 8.320.000 4.680.000
19x3 4.680.000 40% 1.872.000 10.192.000 2.808.000
19x4 2.808.000 40% 1.123.000 11.315.000 1.685.000
19x5 1.685.000 40% 685.000 12.000.000 1.000.000
Jika suatu aktiva mempunyai nilai sisa maka depresiasi untuk tahun terakhir dihitung
sbb :
Depresiasi : Nilai buku awal tahun terakhir – nilai sisa
: 1.685.000 – 1.000.000 : 685.000
9
Jawab
S : 25 (25+1) / 2 : 325
Jumlah terdepresiasi : 1.350.000 – 192.000 : 1.158.000
Depresiasi : jumlah terdepresiasi x angka pecahan
Th 1 : 1.158.000 x 25/325 : 89.077
2 : 1.158.000 x 24/325 : 85.513
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fase perolehan aktiva tetap adalah fase dimana aset tetap diperoleh hingga aset tetap
tersebut dapat digunakan atau berfungsi. Permasalahan yang timbul pada fase ini
meliputi:
Perolehan Aktiva Tetap (Acquisition)
Pemasangan Aktiva Tetap (Installation)
Juga meliputi: Penilaian (pengukuran), Pengakuan (pencatatan) dan Pelaporan
(disclosure) atas perolehan aset tetap.
11
DAFTAR PUSTAKA
12