Jurnal Pembelajaraan Cooperative Script

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MODEL

COOPERATIF SCRIPT DI KELAS 4 SDN 02 SUMBERJO


KECAMATAN SANANKULON KABUPATEN BLITAR
Sholichul Nuril Fahmi, [Diana Lutfiana Ulfa, M.Pd]

PGMI IAIN Tulungagung

[email protected] [[email protected]]

Abstrak

Pada penerpan pembelajaran ips dengan menggunakan metode cooperative script sisa
dituntut untuk mampu aktif, memahami materi dan pengemasan guru yang efektif. Metode
penelitian yang dgunakan adalah PTK dengan analisis data deskriptif kualitatif. Subjek
peelitian ini adalah siswa kelas IV SD N 02 Sumberjo Kecamatan Sanakulon Kabupaten
Blitar. Penelitian ini dilatarbelakangi karena rendahnya minat siswa dalam pelajaran ips
dengan metode konvensional (ceramah). Dengan metode cooperative script ini siswa mampu
menguasai materi sesuai tujuan pembelajaran dan peningkatan hasil belajar siswa ikut
meningkat. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa penerapan metode cooperative script
berdampak efektif terhadap pembelajaran ips di SD N 02 Sumberjo Kecamatan Sanankulon
Kabupaten Blitar.

Kata Kunci : Pembelajaran IPS, Cooperative Script.

1. Pendahuluan
Pendidikan menurut UU RI No. 20 tahun 2003 pasal adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secar aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1
Dari definisi pendidikan diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai
keberhasilan suatu pendidikan maka dibutuhkan kesadaran dari pesertadidik untuk mau

1
Maman Achdiyat dan Fitriya Andriyani, Hasil belajar matematika ditinjau dari model pembelajaran TAI, 2014
hal 246
belajar kemudian didukung oleh tenaga pengajar yang kompeten sehingga dapat tercipta
suasana belajar yang kondusif. Dengan demikian maka peserta didik akan memiliki
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan undang-undang Republik Indonesia tersebut.
Proses pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan
belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan siswa. Guru dituntut
mampu menyajikan materi pelajaran dengan optimal. Oleh karena itu diperlukan
kreativitas dan gagasan yang baru untuk mengembangkan cara penyajian materi pelajaran
di sekolah.
Dalam proses belajar mengajar terkadang terjadi persepsi negative, karena dalam
penyampaian informasi suatu ilmu, guru terkadang kurang melakukan proses
pembentukan konsep sehingga siswa belum mencapai belajar yang bermakna. Siswa lebih
terfokus dari apa yang mereka lihat dan mereka dengar dalam proses belajar mengajar
daripada mengalami belajar itu sendiri.2
Ilmu Pengetahuan Sosial, yang sering disingkat dengan IPS, adalah ilmu pengetahuan
yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia
yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang
mendalam kepada peserta didik, khususnya tingkat dasar dan menengah3
Tujuan akhir pendidikan dasar adalah diperolehnya pengembangan pribadi anak yang
dapat membangun dirinya sendiri dan ikut serta bertanggung-jawab terhadap
pembangunan bangsa, mampu melanjutkan ketingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan
mampu hidup di masyarakat dan mengembangan diri sesuai dengan bakat, minat,
kemampuan, dan lingkungan. Pendidkan IPS mencoba untuk menghasilkan anak didik
yang reflektif, mampu atau terampil dan peduli.4 Jadi, sebagai guru kita mengajarkan
dalam pembelajarn IPS ini harus bisa menanamkan kepribadian siswa, supaya siswa
mampu mengembangkan bakat minatnya dan ketika di lingkungan masyarakat dia
memiliki kepribadian yang baik dan bisa bersosialisasi di dalam masyarakat itu sendiri.
Selain itu mengembangkan diri anak sangat perlu dan wajib oleh guru untuk
mengembangkannya supaya dia bisa berguna bagi masyarakat dan lingkungannya itu
sendiri.

2
Ibid, hal 247
3
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2013), hal. 137
4
Hana Sakura Putu Arga, Sumber Belajar IPS Berbasis Lingkungan, ( Sumedang: Upi Sumedang Press, Tahun
2019),hlm.31-32
Penelitian ini dilatar belakangi rendahnya partisipasi belajar siswa terhadap mata
pelajaran ips di SDN 02 Sumberjo Kec. Sanankulon Kab. Blitar. Hal ini dapat dilihat dari
20 siswa kelas IV, terdapat 4 siswa diskusi, 2 siswa merangkum materi, 3 siswa
menyimpulkan materi.
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa kelas IV pada mata
pelajaran Ips dengan menggunakan model Cooperatice Script di SDN 02 Sumberjo Kec.
Sanankulon Kab. Blitar
Manfaat penelitian ini adalah siswa dapat menerima pengalaman belajar yang
bervariasi sehingga lebih berminat dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran
2. Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis
Pada bagian ini akan membahas tentang teori dan penelitian terdahulu. Belajar
sendiri merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seorang untuk memperoleh
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.5 Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa antara lain faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal antara lain faktor
lingkungan sosial dan lingkungan non sosial contohnya lingkungan non sosial yaitu faktor
materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia
perkembangan siswa, begitu juga dengan metode dan model mengajar guru, disesuaikan
dengan kondisi perkembangan siswa. Agar dapat memberikan kontribusi yang positif
terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan
berbagai model mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.6
Penelitian Ini Pernah Dilakukan Oleh Hanafi Dengan Judul Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Script Untuk Meningkatkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Di Sekolah Dasar yang menjelaskan bahwa Salah satu
model pembelajaran yang mampu memotivasi siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif script.
Kelebihan model pembelajaran kooperatif script adalah : (1) melatih ketelitian dalam
membaca dan mengembangkan materi yang dipelajari, (2) melatih siswa dalam bermain
peran, (3) melatih siswa siswa mengoreksi langsung secara lisan . tak hanya itu dengan
model pembelajaran kooperatif script siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang
berbeda dengan belajar yang biasanya dilakukan, dimana siswa akan berlatih untuk

5
Hamdani, Strategi Belajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011) hal.20
6
Ibid., hal. 56.
menjadi penyaji dari materi yang ia rangkum sendiri dan menjadi pendengar yang baik
dari materi yang disajikan oleh temannya. 7
Model cooperative script merupakan suatu model pembelajaran kooperatif. Dalam
perkembangan pembelajaran cooperative script telah mengalami banyak adaptasi sehingga
melahirkan beberapa pengertian dan bentuk yang seddikit berbeda antara satu dengan
yang lainnya, namun intinya sama. Pembelajaran cooperativescript adalah pembelajaran
yang mengatur interaksi siswa seperti ilustrasi kehidupan sosial dengan lingkungannya
sebagai individu, dalam keluarga, maupaun dalam masyarakat.8
Dengan metode cooperative script diharapkan mampu meningkatkan partisipasi dan
hasil belajar siswa dalam pelajaran Ips sehingga tujuan pendidikan nasional dan tujuan
sekolah dapat tercapai dengan maksimal.

3. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi, dan
catatan lapangan. Metode yang ditonjolkan dalam penelitian ini adalah denga metode
kualitatif yaitu metode yang menggunakan pengamatan dari peneliti langsung, selain tes.
Kajian teori digunakan sebgai acuan peneliti sehingga penelitian bisa terfokuskan seperti
yang diharapkan. Selain itu kajian teori juga bermanfaat sebagai gambaran umum tentang
latar penelitian dan pemhasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan antara penelitian
kualitatf dan kuantitatif. Penelitian kualitatif berdasarkan data yang berbentuk kata-kata,
bukan angka. Data tersebut dapat diperoleh dengan cara wawancara, analisis dokumen,
diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam bentuk catatan lapangan
(transkrip. Bentuk lain data kualitatif adalah gambar atau video (dokumentasi) sedangkan
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang data hasil pengamatan maupun pelaksanaan
berupa angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau
dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Berdasarkan
proses mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu
data diskrit dan data kontinum. Data diskrit merupakan datadalam bentuk angak (bilangan
yang diperoleh dengan cara membilang, sedangkan data kontinum adalah data dalam

7
Hanafi, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Script Untuk Meningkatkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Di Sekolah Dasar, vol 2 No 2 th. 2014
8
Ruti Wahyuningsih, Pengaruh Model Cooperative Script Dalam Meningkatkan Prestasi Pelajaran IPS Materi
Interaksi Keruangan Dalam Kehidupan di Negera-Negara ASEAN Pada Siswa Kelas VIII A Semester Gasal SMP
Negeri 2 Kedungjati Tahun Pelajaran 2018/2019, Majalah Ilmiah Inspiratif : Vol 4 No.8 2019
bentuk angka atau bilangan yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran. Data kontinum
apat berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang
digunakan.

Ada beberapa tahapan dalam penelitian kualitatif yaitu9

A. Persiapan
1) Menyusun rancangan penelitian
2) Memilih Lapangan
3) mengurus perizinan
4) Menjajaki dan menilai keadaan
5) Memilih dan memanfaatkan informan
6) Menyiapkan instrument penelitian
7) Persoalan etika dalam penelitian.
B. Lapangan
1) Memahami dan memasuki lapangan
2) aktif dalam kegiatan (pengumpulan data
C. Pengolahan data
1) Reduksi Data
2) Display data
3) Analisis data
4) Mengambil kesimpulan dan verifikasi data
5) Meningkatkan keabsahan hasil
6) Narasi Hasil Analisis
7) Kesimpulan

Penelitian kualitatif bertujuan untuk meneliti fenomena di masyarakat secar


mendalam dengan mengumulkan data secara mendalam dan lengkap

4.Hasil dan Pembahasan

Hasil dan pembahsan dari Peningkatan hasil belajar Ips Mi/Sd dengan metode
cooperative script Di Kelas IV Sd N 02 Sumberjo Kec. Sanankulon Kab.Blitar berjalan
dengan baik dan sesuai yang diharapkan, anak-anak mampu mengikuti langkah demi
langkah dalam pembelajaran cooperative script meskipun pada awalnya mereka malu-

9
Asep Suryana, Tahap-tahap penelitian kualitatif, FIP UI 2007 hal 5-11.
malu dan sedikit kebingungan karena mngkin masih pertama kali diterapkan dikelas
tersebut. Dari siswa yang kurang aktif menjadi lebih aktif, rasa malu untuk berpendapat
dalam pembelajaran sedikit demi sedikit sudah mulai hilang. Siswa mampu memahami
materi pelajaran yang disampaikan dengan baik karena metode ini mengajak siswa untuk
bertukar peran antarteman dan hal tersebut membuat mereka harus memahami materi,
namun pengemasan pembelajaran yang santai dan menyenangkan membuat siswa mudah
dalam memahami materi yang diberikan oleh guru.Siswa dibebaskan menggunakan cara
apapun dalam pembelajaran ini yang terpenting mudah dipahami oleh temannya karena
metode ini mengharuskan siswa bertukar peran dan pendapat antar temannya. Metode ini
telah mencapai tujuan pembelajaran dan penelitian dimana siswa menjadi lebih
berpartisi[pasi aktif dalam pembelajaran yang sejalan dengan peningkatan hasil belajar.
Kurangnya pengetahuan dan wawasan guru dalam pengemasan pembelajaran serta faktor
usia menjadi salah satu penyebab siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Dengan
metode ini siswa mendapat pengalaman baru dan guru dapat merasakan hasil dari metode
ini dalam waktu yang cukup singkat. Hal ini menunjukkan keberhasilan metode
cooperative script dalam pembelajaran ips di SD N 02 Sumberjo Kecamatan Sanankulon
Kabupaten Blitar.

4. Kesimpulan dan Keterbatasan


Kecerdasan setiap siswa dalam pembelajaran tidak dapat disama-ratakan.
Pembelajaran ini dibuat untuk mesiasati perbedaan pemahaman antar peserta didik
dimana peserta didik lebih nyaman ketika awan bicaranya adalah teman sebaya sehingga
pembelajaran dengan metode cooperative script dapat berjalan maksmal sesuai yang
diharapkan dan tujuan pembelajaran dapat terccapai. Pengarahan dari guru menjadi faktor
utama penentu keberhasilan metode ini meskipun pemahaman sisa ada yang cepat dalam
menanggapi, namun tetap diperlukan adanya pengarahan dalam pembelajaran
menggunakan metode cooperative script tersebut. perlahan peserta didik mampu
menjalankan pembelajaran menggunakan metode cooperative script tersebut dengan baik
meskipun adanya pengurangan intensitas pengarahan oleh guru.
Keterbatasan sarana, jumlah pengajar, dan wawasan guru tentang metode
pembelajaran menjadi penyebab kurang efektifnya pembelajaran yang berdampak pada
partisipasi dan hasil belajar peserta didik di SD N 02 Sumberjo Kecamatan Sanankulon
Kabupaten Blitar tersebut.

Referensi
[1] Achdiyat, Maman dan Fitriya Andriyani. 2016. Hasil belajar matematika ditinjau dari
model pembelajaran TAI
[2] Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
[3] Arga Hana Sakura Putu. 2019. Sumber Belajar IPS Berbasis Lingkungan. Sumedang: Upi
Sumedang Press
[3] Hamdani. 2011. Strategi Belajar.Bandung: Pustaka Setia
[4] Hanafi. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Script Untuk Meningkatkatkan
Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Di Sekolah Dasar vol 2 No 2
[5] Suryana , Asep. 2007. Tahap-tahap penelitian kualitatif, FIP UI
[6] Wahyuningsih, Ruti. 2019. Pengaruh Model Cooperative Script Dalam Meningkatkan
Prestasi Pelajaran IPS Materi Interaksi Keruangan Dalam Kehidupan di Negera-Negara
ASEAN Pada Siswa Kelas VIII A Semester Gasal SMP Negeri 2 Kedungjati Tahun Pelajaran
2018/2019. Majalah Ilmiah Inspiratif : Vol 4 No.8

Anda mungkin juga menyukai