Proses Industri Petrokimia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

AULIA UTAMI HERAWATI Gas alam adalah campuran hidrokarbon ringan

yang terbentuk secara alami yang bercampur dengan


3335170023
beberapa senyawa non-hidrokarbon. Gas alam mentah
TEKNIK KIMIA (Kelas A) mengandung sejumlah karbon dioksida, hydrogen sulfide,
dan uap air yang bervariasi. Untuk mendapatkan gas alam
Petrokimia adalah bahan-bahan atau produk kering, maka gas-gas asam harus diambil dan uap air
yang dihasilkan dari minyak dan gas bumi. Bahan-bahan
dikurangi.
petrokimia tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik,
serat sintetis, karet sintetis, pestisida, detergen, pelarut,
Pengolahan Gas Alam
pupuk, berbagai jenis obat maupun vitamin.
Industri petrokimia adalah industri yang
menghasilkan produk-produk industri kimia organik yang Gas-gas asam dapat dikurangi atau diambil dengan satu
merupakan bahan baku industri polymer, dengan bahan atau beberapa cara berikut :
baku dasar bersumber dari hasil pengolahan minyak dan
gas bumi (gas alam), produk pencairan batubara, bahkan 1. Absorpsi fisik dengan memakai pelarut absorpsi
sekarang sedang dikembangkan oleokimia berbasis
selektif
biomassa.
2. Adsorpsi fisik dengan memakai adsorben padat
Pengolahan Bahan Baku Petrokimia Berbasis Minyak 3. Absorpsi kimia dengan memakai pelarut (suatu
Bumi bahan kimia) yang bisa bereaksi reversible
Minyak bumi adalah minyak mentah (crude oil) berbentuk dengan gas-gas asam.
cairan kental hitam yang belum bisa digunakan sebagai
bahan baku maupun keperluan lainnya, tetapi harus diolah Alat-Alat utama proses minyak bumi :
terlebih dahulu. Pengolahan minyak bumi dilakukan
melalui distilasi bertingkat, dimana minyak mentah 1. Hydrotreating : memisahkan dari pengotor seperti
dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok dengan rentang
sulfur, nitrogen, CO2, mercaptan.
titik didih tertentu.
2. Distilasi : Pemisahan antara fraksi ringan dengan
Pengolahan minyak bumi secara FISIK dimulai dengan fraksi berat berdasarkan titik didih
o
memanaskan minyak mentah pada suhu 400 C, kemudian 3. Cracking : Pemotongan rantai lurus dan panjang
dialirkan ke dalam menara fraksionasi dimana akan tejadi menjadi rantai pendek, dengan bantuan thermal
pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Komponen (Thermal cracking), Katalis (Catalytic cracking),
yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan Hydrocracking.
turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih 4. Reforming dan isomerisasi : Merubah rantai lurus
rendah akan menguap dan naik ke bagian atas. menjadi rantai cincin atau cabang dengan
bantuan thermal (Thermal cracking), Katalis
- Proses dewaxing (proses deparafinisasi) : (Catalytic cracking), Hydroisomerisasi.
Yang ditentukan oleh perbedaan sifat fisika Titik
Kristalisasi Alat-alat utama proses gas alam :

- Proses Deasphalting : proses ekstraksi aspal


1. Absorber : penghilangan CO2 yang terkandung
yang ditentukan oleh sifat fisik daya larut dan
proses dewaxing. dalam gas alam mentah
2. Fractionation (scrub coloumn) : Pemisahan
Untuk memperoleh materi-materi yang propane, butane dan kondensat dari gas alam
berkualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan, perlu mentah.
dilakukan tahapan pengolahan minyak mentah yang 3. Main exchanger : mencairkan gas alam dengan
meliputi proses distilasi, cracking, reforming, bantuan propane refrigeration.
polimerisasi, treating, dan blending.
Pengolahan minyak bumi secara KIMIA : Proses konversi
Pengolahan Bahan Baku Petrokimia Berbasis Gas atau transforming.
Alam
Destilasi (Destilasi Fraksinasi) merupakan pemisahan
fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik
didihnya. Mula-mula minyak mentah (crude oil) produk hasil olahan minyak bumi untuk menghilangkan/
dipanaskan dalam aliran pipa dalam tanur (furnace) yang mengurangi impuritis misal sulfur, nitrogen, mercaptan, dll.

disebut menara destilasi sampai temperatur ± 370oC. - Desulfurized : Proses penghilangan kadar sulfur pada
minyak mentah yang telah dipanaskan tersebut minyak bumi
dimasukkan ke dalam kolom fraksinasi bagian flash - Blending : Proses Pencampuran beberapa produk untuk
chamber (sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). mendapatkan produk yang memenuhi spesifikasi.
Untuk menjaga temperature dan tekanan dalam kolom,
- Hydroskimming : proses distilasi dan treating dari
dibantu dengan steam (uap air panas dan bertekanan limbah yang dihasilkan crude oil dan proses treating untuk
tinggi). produk naphta.

1. Proses perengkahan (cracking) yaitu memotong o Hydrodesulfurization : proses pemurnian


rantai lurus dan panjang menjadi rantai pendek dengan ditunjukan untuk hidrogenasi karbon tak jenuh
bantuan: dan menghiangkan senyawa non hidrokabon
yaitu sulfur.
a. Thermal cracking : merengkahkan molekul hydrogen o Steam reforminf : pembentukan uap yang
dan berbagai fraksi minyak bumi (Nafta dan residu) dijadikan sebagai media pemanas
menjadi produk olefin rendah (etylena, propilena dan o Alkilasi : mengonversikan umpan iso-butana dan
butilena) minyak bakar dan kokas. Prosesnya berlangsung olefin jenis propilena, butilena dan amilena
di unit Visbreaker dan Coker. menjadi alkilat dengan bantuan katalis asam
(H2SO4)
b. Catalytic Cracking : proses perengkahan berbagai
jenis fraksi berat minyak bumi( distilat vakum, deasphalted Bahan Baku Industri Petrokimia
oil dan residu) menjadi komponen utama pembentuk gas
oil dengan pemakaian katalis yaitu campuran silica (SiO2) 1. Berasal dari Kilang minyak : berupa distilasi
dan Alumina (Al2O3). minyak bumi pada tekanan atm = minyak
intemediet. Pemanfaatannya lebih diutamakan
c. HydroCracking : Merupakan proses gabungan antara untuk memenuhi kebutuhan buatan bahan bakar
perengkahan dengan hydrogenasi, yaitu merengkah minyak, yaitu:
- Fuel gas = bahan bakar gas untuk kilang
berbagai jenis bahan bakar minyak (distilat vakum,
- Gas propane dan butane = bahan bakar LPG
deasphalted oil dan residu) menjadi berbagai jenis - Mogas = bahan bakar bensin/premium
komponen bahan bakar minyak (bensin, kerosinn, dan - Nafta (C6H14–C12H26)=Industri olefin-aromatik
solar). - Kerosin = bahan baku sabun detergen
- Gas oil = solar, - fuel oil = minyak bakar
2. Proses pembentukan kembali (Reforming) dan - Short / waxy residue= coke dan carbon black
Isomerisasi yaitu merubah rantai lurus menjadi rantai
cincin atau cabang. 2. Berasal dari Lapangan Gas Bumi
- Metana CH4; urea/amonia, metanol
a. Thermal Reforming - Etana C2H6; plastik, sabun, detergen,kosmetik
- Propana C3H8; polypropylen(plastik sintetik)
b. Catalitic Reforming : mengkonversi umpan Nafta berat - Butana n-C4H10; karet sintetik butadien
- KondensatC5H12-C11H24;industri olefin/aromatik
( Heavy Naphtha) menjadi komponen Gasoline (reformat) - BTX aromatic (catalytic reforming);serat sintetik,
dan hidrokarbon aromatik rendah (benzena, toluena dan plastik, detergen.
xilena) dengan bantuan katalis.
BAHAN DASAR PRODUK PETROKIMIA Terdapat tiga
c. Proses hidroisomerisasi : mengkonversi normal bahan dasar yang digunakan dalam industri petrokimia,
parafin menjadi isoparafin yang berangka oktana tinggi yaitu olefin, aromatika, dan gas sintetis (syn gas).
dengan bantuan katalis.
Jalur Proses Pembuatan Produk Petrokimia: Produk
3. Proses polimerisasi dan Alkilasi yaitu penggabungan
petrokimia berdasarkan proses pembentukannya dan
beberapa molekul kecil menjadi molekul yang lebih besar.
pemanfaatannya dapat dibagi atas 4 jenis yaitu:
a. Proses Alkilasi : bertujuan mengkonversikan umpan
lso-Butana dan Olefin jenis Propilena, Butilena, dan 1. Produk dasar / Hulu = produk pertama hasil dari
Amilena menjadi Alkilat dengan bantuan katalis asam pengolahan minyak bumi. Produk ini adalah produk
(H2SO4) yang akan di olah lebih lanjut menjadi produk antara/
hilir. Yang termasuk kedalam produk hulu adalah
b. Proses polimerisasi : mengkonversi umpan olefin
olefin (etilena, propilena, dan butena)), aromatik
jenis propilena, Butilene, dan amilena menjadi produk
(benzena, toluena dan silena), gas syntetik (co dan
bensin polimer dengan bantuan katalis asam (H3PO4). -
H2) dan n-parafin.
Proses Pemurnian/ Hydrotreating : Proses pemurnian
2. Produk Antara = Hasil dari pengolahan produk dasar B. Jalur Olefin : Dengan pembentukan gas-olefin (gas
yang dapat diolah lebih lanjut menghasilkan produk etilena, propilena dan butena/butadiene. Olefin adalah
suatu senyawa hidrokarbon tidak jenuh, yang mem-
ahir / produk jadi. Contoh produk intermediet adalah
punyai ikatan rangkap terbuka yang sangat reaktif.
etilbenzene, stirena, diklorotilen, vinil klorida, Jalur olefin ini akan menghasilkan etilena, propilena
isopropilalkohol, sikloheksana, kaprolaktan, amonia, dan buti-lena/butadiensae sbagai hasil utama (produk
butena, etanol, asetaldehide,alkil benze, akritronitril, dasar) dari perengkahan/ cracking bahan baku nafta
atau etana.
polietilen, dan isopropil alkohol. Amonia, metanol,
carbon black, urea, etil alcohol, etilklorida, kumen Produk Hilir Jalur Olefin : Produk petrokimia hilir yang
(cumene), propilen-oksida, butil alcohol, isobutilena, dihasilkan melalui jalur olefin ini adalah berbagai jenis
nitrobenzen, nitrotoluena, PTA (purified terephthalic bahan baku plastik berupa “resin plastic”. Ada yang
berbentuk bubuk, butir, atau kristal padat.
acid), TPA (Terephthalic acid), DMT (dimethyl
terephthalate), kaprolaktam (capiolactam), LAB (liner - Etilena : Polietilena (PE), polivinilklorida (PVC),
alkyl benzene), dll. polistirena (PS), etilen glikol (EG), etilen asetat
3. Produk akhir = Urea, carbon black, formaldehida, (EA).
asetilena, poli etilena, poli propilena, poli vinil klorida, - Propilena : polipropilena (PP), isobutyl asetat,
poli stirena, TNT (trinitro toluena), poli ester, nilon, poli akrilat, fenol, karet etilen propilena.
uretan, LAB-sulfonate” (surfactant), dll. - Butilena/butadiene : polibutadiena (karet sintetik
4. Produk jadi = Plastik, ember plastik, Baju dan kaus pengganti karet alam untuk industri ban).
kaki yang dibuat dari benang poliester dan nilon, ban 1. Polietilena (PE)
mobil dari bahan campuran karet dan carbon black, Melalui reaksi polimerisasi, etilena sebagai monomer
sabun bubuk deterjen dibuat dari “LAB-sulfonate” dll. dengan bantuan katalis tertentu untuk membentuk polimer
sederhana dan menjadi resin plastic Polietilena (PE).
A. Jalur Gas Sintetik : Dengan pembentukan gas CO Reaksinya adalah :
dan H2 dari bahan baku gas bumi (CH4).
Produk Hilir Jalur Gas Sintesis

1. Reaksi Pembentukan Pupuk Urea


Tahap 1 : Berupa pembentukan amonia karbamat 2. Polipropilena (PP)
(ammonium carbamate atau –NH4COONH2) yang masih Melalui proses polimerisasi, monomer propilena
berbentuk bubur cair. 2 NH3 + CO2 NH4 COONH2 membentuk polimer sederhana dengan bantuan katalis
Tahap 2 : Pengkristalan ammonium carbamate di dalam stereospesifik alu-minium alkyl (katalis ziegler-natta), gas
“prilling tower” menjadi urea dengan cara pemanasan. propilena dimanfaat-kan untuk merrghasilkan polimer/
polipropilen.

3. Karet Polibutadiena (polybutadiene.rubber atau PBR)


4. PVC
Pada pembuatan PVC, menggunakan jalur olefin
dengan bahan baku berupa Ethylene (olefin) dan
2. Reaksi pembentukan urea formaldehida: Kegunaan
Chlorine yang menghasilkan produk intermediet
UF adalah sebagai perekat pada industri kayu, yang
berupa Ethylene Dichloride. Ethylene Dichloride
dapat diproduksi melalui reaksi antara urea dengan dipirolisis sehingga mengasilkan produk intermediet
formal-dehyde membentuk dimethylol urea lalu berupa Monomer Vinyl Chloride (VCM). Setelah itu,
dipolimerisasi untuk memisahkan air sehingga monomer Vinyl Chloride dipolimerisasikan menjadi
terbentuk urea formaldehyde resin. produk akhir berupa Polyvinyl Chloride (PVC). Berikut
ini adalah proses struktur bangunnya:

3. Reaksi pembentukan DMT (Esterifikasi)


Penggunaannya untuk : Polyester fiber/serat sintetik,
polyester Pemanfaatan: Pipa paralon, Pelapis lantai, Selang

5. Polistirena (PS)
Resin plastik PS merupakan resin sintetik termoplastik
dengan rumus molekul : (C6H5-CH=CH2)n. Resin
plastic ini dibentuk dari 2 bahan baku utama, yaitu
etilena (C2H4) dan benzena (C6H6), Selanjutnya
proses pembuatannya dilakukan melalui tingkatan
atau tahapan sebagai berikut:

Tahap 1 : Reaksi alkilasi antara etilena dengan benzene


mem-bentuk etil-benzena (C6H5-C2H5) Menggunakan
katalis AlCl3 atau H3PO4.

B. Ethylene Glicol

Tahap 2 : Reaksi cracking etil-benzena menjadi monomer C.PTA


styrene Pada pembuatan Purified Terephthalate Acid
(PTA), menggunakan jalur aromatis dengan bahan
Tahap 3 : Reaksi polimerisasi styrene menjadi polistyrena baku berupa Paraxylene dan oksigen yang
menghasilkan produk berupa Purified Terephthalate
Acid (PTA) dan air sebagai produk samping. Berikut
ini adalah proses struktur bangunnya:

C. Jalur Aromatik : Pembentukan fraksi-fraksi aromatic


(benzene, tolu-ene, dan xilena). Aromatik dengan 3O=O
Bahan Baku Nafta: Hidrokarbon aromatik (BTX)
dihasilkan melalui proses catalytic reforming” (proses
reformasi katalitik) yang berlangsung dalam re- BM=106 BM= 32 BM= 166,13 BM= 18
forming unit, dengan menggunakan nafta sebagai
bahan baku dan serbuk platina (Pt) sebagai katalis Pemanfaatan: Bahan baku PET, Bahan baku tekstil
pada suhu 450-500 C.
D. SBR
a. Reaksi pembentukan benzene (B)
Reaksi ini berupa reaksi dehidrogenasi hidrokarbon Pada pembuatan Styren Butadien Rubber (SBR),
sikloparafin. menggunakan jalur olefin dengan bahan baku berupa
Butadien (olefin) dan Stiren yang menghasilkan
produk berupa Styren Butadien Rubber (SBR).
Pemanfaatannya: Sebagai bahan baku pembuat karet
b. Reaksi pembentukan toluene (T) ban
Reaksi ini berupa isomerisasi hidrokarbon dimetil
siklopentana disusul dengan dehidrogenasi. E. Polyurethane
Pada pembuatan Polyurethane, menggunakan
jalur aromatis dengan bahan baku kimia reaktif yang
berupa poliol dan isosianat yang menghasilkan produk
c. Reaksi pembentukan orto, meta dan para (o, m, p) berupa Polyurethane. Poliol memberikan fleksibilitas
xilena. sedangkan isosianat memberikan kekakuan pada
Reaksi ini merupakan isomerisasi hidrokarbon Polyurethane. Isosianat yang biasa digunakan adalah
trimetil siklopentana disusul dengan dehidrogenasi. TDI (Toluen diisosianat) dan MDI (Metilen
difenildiisosianat). Poliol yang digunakan berupa
ethane-1,2-diol (formaldehyde). Berikut ini adalah
proses struktur bangunnya:

BM=250,3 BM= 92,09


Produk Hilir Jalur Aromatik :

Yang berasal dari benzena antara lain: melaic anhydride,


PS, fenol, deterjen/surfaktan, akrilonitril, sikloheksana,
klorobenzena, dll. Yang berasal dari toluene antara lain:
tolilen diisosianat, poliureten. Yang berasal dari (o, m, p)
xylene antara lain: pthalic anhydride (PA), terephtalic acid
(TPA), dimethyl terephthalate (DMT), polyethylene
terephthalate (PET), asam isoftalat (IPA). BM= 88,1
Pemanfaatan: Pembuatan fiber, bahan elastomer, lem,
A. Polyethylene terephthalate (PET)
coating, membuat busa, dll
-PTA berupa produk intermediet dari paraxylane. Tahapan lintas proses
Tahapan produksi PTA: Bahan baku utama dalam
produksi PTA ini adalah paraxylene. Paraxylene kemudian
masuk kedalam unit oxidasi untuk menghasilkan crude
terephtalic acid. Kemudian masuk ke unit purifikasi untuk
menghasilkan purified terephtalic acid. PTA ini bergerak Termasuk Jalur : Antara Aromatik
dalam bidang industri petrokimia jalur aromatis. Proses Dasar Pencairan Gas Alam : Proses dasar
pencairan gas alam menjadi LNG adalah sebagai berikut:
-C3 (propylene) berupa produk intermediet dari olefin.
1. Proses Treating (pembersihan)
Tahapan produksi dari polipropilene
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan fraksi berat
Bahan baku pembuatan polipropilene dari minyak mentah. serta impuritis lainnya, seperti O2 dan gas-gas berat
Minyak mintah didistilasi (dikilang) menjadi naptha. (mercury dan sulfur) serta metal-metal berbahaya seperti
air raksa dengan memakai solvent sebagai pelarut atau
Kemudian naphta diproses dengan proses thermal
penyerap.
cracking dengan temeperatur 800-850OC. Proses cracking 2. Dehydration (Penghilangan Air)
berfungsi sebagai pemutus rantai hidrokarbon, yang akan Proses ini sering juga disebut sebagai pengeringan, yaitu
proses penghilangan uap air dengan menggunakan
menghasilkan olefin, olefin berupa hidrokarbon dari C2-
molecular sieve adsorbtion
C9. Olefin yang didapat diproses lebih lanjut untuk 3. Fraksinasi
memisahkan C3 (propylene) dari C2-C9. Kemudian C3 Biasanya komponen penyusun yang dipisahkan terdiri dari
(propylene) dipolimerisasi untuk membentuk polipropilene. metana, propana, etana, butana serta pentana. Lalu,
metana akan didinginkan pada MHE hingga membentuk
Pabrik polypropylene ini bergerak dalam bidang industri cair, butana dan propana juga akan menuju MHE sebagai
petrokimia jalur olefin. pendingin gas yang akan dicairkan, butana dan propana
- Urea termasuk klasifikasi produk intermediate dan akan diolah sebagai LPG, sedangkan pentana biasanya
akan dijadikan sebagai kondensat dan dikirim ke upsteam
termasuk kedalam jalur industri petrokimia syn-gas
untuk diolah kembali sehingga dapat menghasilkan bahan
atau gas sintesis. Tahapan produksi dari pupuk urea bakar hidrokarbon berat.
yaitu 4.Proses Pencairan
Pada tahap ini gas akan didinginkan hingga mencapai
suhu dimana gas tersebut akan mengalami pengembunan
serta menaikkan tekanan gas untuk mempermudah proses
pengembunannya/pencairan. Untuk mendinginkan gas
alam menjadi LNG diperlukan suhu sekitar -160°C atau
sering disebut dengan Cryogenic Temperature.

CANDRA ASRI

Yaitu, Pertama ammonia dengan karbondioksida 1.PET/PETE (poly ethylene terephthalate) : Lambang ini
direaksikan menjadi ammonia karbamat (NH4COONH2) dipakai untuk botol plastik dengan karakter berwarna
jernih/transparan/tembus pandang (seperti botol air
Kedua, ammonia karbamat dilewatkan melalui prilling
mineral) dan direkomendasikan hanya sekali pakai.
tower untuk dikristalkan sehingga menjadi urea. Penggunaannya untuk botol plastik, container minuman,
Kaca Film merupakan produk jadi (produk hilir) dari botol minyak sayur dan tempat makan ovenproof. PET
dapat didaur ulang menjadi pakaian, furniture, karpet dan
PTA.
container baru. Namun, kandungan antimoni trioksida
HO O
dalam botol PET membuat pengolah botol ekstra hati-hati,
karena abu/udara ini menyebabkan iritasi kulit, iritasi
saluran pernafasan dan masalah kesuburan.
Struktur Bangun : O OH

Berat Molekul : 166 gr/mol 2. HDPE (High Density Poly Ethylene) : Jenis plastik ini
digunakan untuk botol susu yang berwarna putih susu,
Jenis Produk : Aromatik galon air minum, dan lain-lain. Plastik jenis ini digunakan
untuk botol detergen/pemutih, botol oli, botol jus, tempat
mentega, kotak sereal dan kantong sampah. Karakter
plastik HDPE ini adalah lebih kuat, keras, buram dan tahan
suhu tinggi sehingga mampu mencegah reaksi kimia
antara kemasan dengan makanan dan lebih aman
digunakan. Plastik jenis ini dapat didaur ulang menjadi
container, lantai keramik, pipa drainase dan ourdoor
meubel.

3. PVC (Poly Vinyl Chloride) : PVC (poly vinyl chloride),


dengan kode berwarna merah, adalah jenis plastik untuk
membuat kontainer dan botol deterjen/minyak goreng,
jendela, pipa saluran, kawat jacketing, dan bungkus
makanan cerah. Platik ini dapat di daur ulang biasanya
untuk membuat mudflaps, lantai, dan tikar/keset. Proses pembuatan
Styrofoam atau foamed polysterene (FPS) yang ringan
4. LDPE (Low Density Poly Ethylene) : Plastik ini bertipe dan praktis ini masuk dalam katagori jenis plastic.
cokelat (thermoplastik/dibuat dari minyak bumi). Plastik Styrofoam dibuat dari monomer stirena melalui
LDPE dipakai sebagai plastik kemasan, tas, tong sampah, polimerisasi suspense pada tekanan dan suhu teretntu,
selanjutnya melunakan resin dan me-nguapkan sis
bahkan bahan bangunan. Plastik ini dapat didaur ulang
dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia. blowing agent. Bahan dasar yang digunakan adalah 90-
955 polysterene dan 5-!0% gas seperti n-butana atau n-
pentana.
5. PP (Poly Propylene) : Karakteristik plastik PP adalah
lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang C.Pthalic anhidrid
rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil
terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Jenis PP (poly
propylene) ini adalah pilihan bahan plastik terbaik,
terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti
tempat menyimpan makanan, tutup botol air mineral, botol
saus dan terpenting botol minum untuk bayi. Plastik PP
dapat didaur ulang.

6. PS (Poly Styrene)
Massa molar: 148,1 g/mol
PS (Poly Styrene) dipakai sebagai bahan tempat makan
styrofoam, tempat minum sekali pakai, pembungkus dan 1. Pembuatan phthalic anhydride dengan oksidasi
lain-lain. Poly Styrene merupakan polimer aromatik yang dari naphthalene
dapat mengeluarkan bahan styrene ke makanan ketika 2. Pembuatan phthalic anhydride dengan oksidasi
terjadi kontak. Bahan ini berbahaya untuk kesehatan otak, dari o-xylene
mengganggu hormon estrogen yang berakibat pada
masalah reproduksi, gangguan pertumbuhan sistem D. PVC
syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Bahan ini
dapat dikenali dengan cara dibakar (sebaiknya dihindari)
karena mengeluarkan api berwarna kuning-jingga dan
meninggalkan jelaga.

A. Vinyl acetate
PVC diproduksi dengan cara polimerisasi monomer vinil
klorida (CH2=CHCl). Karena 57% massanya adalah klor,
PVC adalah polimer yang menggunakan bahan
Berat molekul : 86.09 g/mol baku minyak bumi terendah di antara polimer lainnya.
Proses produksi yang dipakai pada umumnya
Senyawa ini biasanya dibuat melalui reaksi adalah polimerisasi suspensi. Pada proses ini, monomer
dari etilena dan asam asetat dengan katalis oksigen dan vinil klorida dan air diintroduksi ke reaktor polimerisasi dan
paladium. Senyawa ini dapat dipolimerisasi sendiri
membentuk polivini lasetat (PVA), atau bersama monomer E.Acrilic Acid
lain untuk membentuk kopolimer, seperti asetat etilen-vinil.
Usaha untuk mengontrol polimerisasi ini merupakan suatu Berat molekul sebesar 72.06 g·mol−1. Dalam prosesnya
hal yang sulit, karena ketidakstabilan dari radikal yang tersebut, glycerin dibentuk dengan cara dikeringkan
dapat diturunkan vinil asetat. Namun, menjadi bentuk baru, yang dapat menjadi
polimerisasi RAFT (atau lebih spesifik lagi, MADIX) adalah katalis pembentuk dari acrolein, kemudian di
salah satu metode yang tepat untuk mengontrol sintesis oksidasikan menjadi acrylic acid
PVA dengan penambahan agen transfer rantai xantat.
F.Ethylen glycol
B. Poly stirene
Tahapan lintas proses : ethylene di alkilasi menjadi
ethylbenzene kemudian di dehidrogenasi menjadi
styrene
Berat molekul sebesar 62.07 g·mol−1. Termasuk Jalur : intermediate Aromatik

ethylene dioksidasi menjadi ethylene oxide lalu


dihidrasi menjadi ethylene glycol

Termasuk Jalur : Hilir Olefin

Berat molekul : 104,15 gam / mol

Monomer stirena adalah blok bangunan dasar industri


plastik. Metode konvensional untuk memproduksi
stirena melibatkan alkilasi benzena dengan etilena
untuk menghasilkan etilbenzena, diikuti dengan
dehidrogenasi etilbenzena sampai stirena.

Tahapan produksi
Proses PENGOLAHAN BATUBARA sudah dikenal sejak
seabad yang lalu, di antaranya: Minyak bumi – kilang – gas kilang – olefin –
-Gasifikasi (coal gasification) ethylbenzene - styrene – EPS, PS - plastik
Gasifikasi adalah proses konversi materi organik
(batubara, biomass atau natural gas) biasanya padat  Poly butadiena Rubber Butadiene
menjadi CO dan H2 (synthesis gases) dengan bantuan dipolimerisasi menjadi polybutadiene
uap air dan oksigen pada tekanan atmosphere atau tinggi.
Rumus sederhananya:
Coal + H2O + O2 à H2 + CO
-Fisher Tropsch proses
Fisher Tropsch adalah sintesis CO/H2 menjadi Berat Molekul : 54n gr/mol
produk hidrokarbon atau disebut senyawa hidrokarbon Jenis Produk : Olefin
sintetik/sintetik oil. Sintetik oil banyak digunakan sebagai Tahapan lintas proses :
bahan bakar mesin industri/transportasi atau kebutuhan
produk pelumas (lubricating oil).
(2n+1)H2 + nCO → CnH(2n+2) + nH2O
-Hidrogenasi (hydrogenation)
Hidrogenasi adalah proses reaksi batubara
Termasuk Jalur : Hilir Olefin
dengan gas hydrogen bertekanan tinggi. Reaksi ini diatur  Nylon 6
sedemikian rupa (kondisi reaksi, katalisator dan kriteria
bahan baku) agar dihasilkan senyawa hidro-karbon sesuai
yang diinginkan, dengan spesifikasi mendekati minyak
mentah.
-Pencairan Batubara (Coal Liquefaction)
Coal liquefaction adalah terminologi yang dipakai
secara umum mencakup pemrosesan batubara menjadi Berat Molekul : 226n gr/mol, Jenis Produk :
BBM sintetik (synthetic fuel). Pendekatan yang mungkin Olefin. Tahapan lintas proses : benzene
dilakukan untuk proses ini adalah: pirolisis, pencairan
dihidrogenasi menjadi cyclohexane kemudian di
batubara secara langsung (Direct Coal Liquefaction-DCL)
ataupun melalui gasifikasi terlebih dahulu (Indirect Coal dehidrogenasi menjadi caprolaotam dan diubah
Liquefaction-ICL). menjadi nylon-6. Termasuk Jalur : Hulu Olefin
Dari produk-produk petrokimia berikut ini : Ethylen
Glicol, Styren Monomer, Purified Tereptalic Acid,  Pupuk urea . BM = 60.07 gram/mol
pupuk Urea, Poly butadiena Rubber dan Nylon 6.

 Styren monomer
Jenis Produk : Aromatik
Dalam 1 ton crude oil terkandung C1 30 %, C2 25 %, C3
20 %, C7 15 %, serta 10% H2S, Berapa potensi produk
sulfur dalam satuan berat, yang harus direduksi dari
proses pengolahan crude oil tsb, mengapa Sulfur harus
direduksi dan bagaimana caranya.

Massa H2S = 1 𝑡𝑜𝑛 𝑥 10% = 100 𝐾𝑔 2,3,4 Triimethyl sikloheksanol

BM H2S = 34 𝑔/𝑚𝑜𝑙

BM S = 32 𝑔/𝑚𝑜𝑙
32
Massa S = 34 𝑥100 𝐾𝑔 = 94,117 𝐾𝑔

Sulfur harus direduksi atau dikurangi karena sulfur 3,4 dibromo 5 hidroksi benzoat.
yang berlebih akan menyebabkan mudah korosif.

Dua senyawa hidrokarbon bahan baku petrokimia


golongan olefin, parafin dan aromatis serta tuliskan
berat molekul dan struktur bangunnya. 2

Contoh Olefin ,Aromatis dan Parafin (BM,Struktur


bangun)

Olefin

Propena BM = 42 g/mol

Pe Plat Peralatan Utama Refinery Process

Aromatis Control valve : menjaga kestabilan dan memantau


proses produksi
Toluena BM= 92 g/mol Pompa : memindahkan liquid dari satu tempat ke
tempat yang lain
HE : memanaskan minyak mentah; mendinginkan
fraksi yang keluar dari dalam kolom
Desalter : menghilangkan kadar garam yang
terkandung dalam minyak bumi
Pipa : tempat mengalirnya suatu fluida
Parafin Furnace : pemanasan minyak mentah sebelum
Metanol BM = 32 g/mol dimasukkan dalam kolom destilasi
Kolom destilasi : tempat terjadinya penguapan,
pemisahan fraksi sesuai dengan titik didih
Kolom striper : mengeluarkan fraksi yang lebih ringan
Struktur bangun dan berat molekul dari senyawa
dari dalam fraksi yang lebih berat
petrokimia ;
Separator : memsahkan zat yang tidak dapat melarut
Ethylen DiChloride ; 2,3,4 Triimethyl Kondensor : mencairkan fraksi gas
sikloheksanol, dan 3,4 dimethyl 2 hidroksi benzoat. Cooler : mendinginkan produk yang memiliki panas
tinggi
 Oktan number adalah angka yang menunjukkan
seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum
bensin terbakar secara spontan.
Ethylen DiChloride
 Catalitic Cracking adalah proses perengkahan
berbagai jenis fraksi berat minyak bumi menjadi
komponen utama gas oil dengan pemakaian katalis
 Blending adalah proses pencampuran beberapa
produk untuk mendapatkan produk yang memenuhi
spesifikasi.
 Hydroskimming adalah proses distilasi dan treating
dari limbah yang dihasilkan crude oil dan proses
treating untuk produk naphta
 Desulfurized adalah proses penghilangan kadar
sulfur pada minyak bumi
 Hydrotreating adalah adalah proses pemurnian
produk hasil olahan minyak bumi untuk
menghilangkan / mengurangi impuritis, misal sulfur,
nitrogen, mercaptan, dll.
 Catalitic reforming adalah mengkonversi umpan
nafta berat menjadi komponen gasoline dan
hidrokarbon aromatic rendah dengan bantuan katalis
 Alkilasi adalah mengkonversi umpan isobutana dan
olefin jenis propilena, butilena, dan amilena menjadi
alkilat dengan bantuan katalis asam.
Prinsip pengolahan minyak bumi

1. Destilasi atau Fraksinasi 2. Crecking

3. Crecking 4. Reforming

5. Alkilasi dan polimerisasi 6. Treating

7. Blending

Prinsip pengolahan gas alam

1. Proses Treating (pembersihan)

2. Dehydration (Penghilangan Air)

3. Fraksinasi

4. Proses Pencairan

Prinsip pengolahan batu bara

1). Gasifikasi (coal gasification)

2). Fisher Tropsch proses

3). Hidrogenasi (hydrogenation)

4). Pencairan Batubara (coal Liquefaction)

Anda mungkin juga menyukai