Perancangan Hotel

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

PERANCANGAN HOTEL

BERBINTANG 5

DISUSUN OLEH :
MUH. ARMAN (F221 16 092)
MOH. NOOR AYIZIFFY (F221 16 087)
NASKUR (F221 16 098)
REZA MAHENDRA (F221 16 104)
RISALDI (F221 16 108)
SONIA OKTAVIANI (F221 16 138)

PRODI S1 ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TADULAKO
2019/2020
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................


1.1 Latar Belakang ...........................................................................................
1.2 Tujuan dan Sasaran ....................................................................................
1.3 Lingkup Pembahasan .................................................................................
1.4 Keluaran/Desain yang Dihasilkan .................................................................
1.5 Metode Pembahasan ......................................................................................
1.6 Sistematika Penulisan ....................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................
2.1 Tinjauan Umum Hotel
2.2 Tinjauan Arsitektural
2.3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hotel merupakan salah satu bentuk akomodasi yang dikelola secara


komersial, yang disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan,
penginapan berikut makanan dan minuman (berdasarkan SK Menteri Perhubungan
No. PM 16/PW 301/PHB 77 tanggal 22 Desember 1977 pada bab Pasal 7 ayat a).
berdasarkan pengertian ini, hotel memerlukan pengelolaan secara terus menerus
untuk melayani konsumennya. Hal ini juga sesuai dengan rumusan dari aspek
pariwisata yang menyatakan bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang
menggunakan sebagian atau seluruh bagian dari jenis bangunan untuk menyediakan
jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi kepentingan umum
yang dikelola secara komersial. (keputusan menteri pariwisata, pos telekomunikasi
RI).
Perancangan sebuah hotel perlu mempertimbangkan dua aspek utama pada
perancangan bangunan komersial, yaitu efisiensi dan kenyamanan. Dua aspek ini
secara keseluruhan akan mempengaruhi keputusan sebuah rancangan hotel dengan
melihat kepentingan konsumen hotel yang menjadi sasaran hotel tersebut. Pada
akhirnya hal ini akan berdampak pada lahirnya rancangan berbagai jenis hotrel yang
berbeda sesuai jenis target pasarnya.
Untuk mengantisipasi kedatangan wisatawan dalam negeri maupun asing ke
Batam untuk kegiatan berbisnis, maka kita memerlukan fasilitas pendukung
seperti akomodasi untuk tempat menginap, salah satunya adalah hotel bintang yang
menyediakan fasilitas lengkap untuk pertemuan bisnis sekaligus untuk tempat
rekreasi.
Dari aktualita dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa saat ini kita
membutuhkan dibangunnya hotel baru, khususnya city hotel berbintang 5.Sebagai
suatu sarana akomodasi untuk memenuhi kebutuhan wisatawan-wisatawan baik
yang berorientasi bisnis maupun yang orientasinya hanyalah rekreasi belaka, untuk
itu dalam hal tempat menginap harus juga juga dilengkapi dengan fasilitas
penunjang kegiatan berbisnis seperti ruang pertemuan. Selain itu juga sebagai
tempat menginapnya wisatawan yang memiliki tujuan utama berekreasi.
City hotel hadir untuk memberikan alternative pada para wisatawan untuk
menginap. Gaya hidup masyarakat modern sekarang tidak bisa dilepaskan dari kafe,
pusat oleh-oleh, tempat hiburan untuk melepas penat menjadi alasan pembangunan
City Hotel Berbintangini. Pada City hotel ini akan ditunjang dengan fasilitas-
fasiltas tambahan untuk menunjang gaya hidup eksekutif muda yang penat untuk
mencari hiburan. City hotel akan menjadi solusi yang bagus untuk memenuhi
tuntutan kebutuhan gaya hidup para wisatawan-wisatawan untuk mendapatkan
hiburan pada satu tempat mengingat mobiltas mereka yang sangat tinggi.
1.2 Tujuan dan Sasaran

1.2.1 Tujuan

Tujuan dari penyusunan landasan program perencanaan dan


perancangan Arsitektur (LP3A) ini adalah Memperoleh dasar – dasar dalam
merencanakan dan merancang City Hotel sebagai sarana akomodasi
penginapan khususnya bagipara wisatawan dari kalangan pelaku bisnis,
investor, tenaga kerja asing ataupun wisatawan yang bertujuan untuk
mengunjungi obyek – obyek wisata sesuai dengan potensi dan tuntutan
perkembangan kota, di bidang ekonomi,perdagangan, jasa dan industri.
Dan juga untuk mengungkapkan dan merumuskan masalah-masalah
yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan City Hotel serta
memberikan alternative pemecahannya secara arsitektural.

1.2.2 Sasaran

Sasaran dari penyusunan landasan program perencanaan dan


perancangan City Hotel di Batam adalah tersusunnya langkah-langkah
pokok (proses dasar) Perencanaan dan Perancangan City Hotel di Batam
berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan (design guide lines
aspect).

1.3 Lingkup Pembahasan

Perencanaan dan Perancangan City Hotel di Batam merupakan High Rise


Building dan masa tunggal, tetapi tidak menutup kemungkinan mengguanakan
kawasan sebagai pengalokasian bentuk dan masa bangunan hotel, sehingga ruang
lingkup yang diterapkan sebatas dalam disiplin ilmu Arsitektur. Hal-hal yang di luar
disiplin ilmu arsitektur jika mendasari dan menentukan perencanaan dan
perancangan,akan dibahas dengan asumsi dan logika serta mengacu pada hasil studi
pihak lain yang sesuai dengan permasalahan dari City Hotel.

1.4 Keluaran/Desain Yang Dihasilkan

Desain yang akan dihasilkan berupa konsep perencanaan dan perancangan


City Hotel.
1.5 Metode Pembahasan

Metode penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan


Arsitektur (LP3A) City Hotel di Batam ini menggunakan :

1. metoda pemaparan dan dokumentasi, yaitu dengan cara


mendokumentasikan dan memaparkan data-data, merumuskan
masalah kemudian dengan batasan dan anggapan dilakukan
pendekatan masalah, selanjutnya dianalisis dan diambil kesimpulan
guna dijadikan landasan konsep dan program dasar perancangan.
2. metoda survey, yaitu survey lapangan dan wawancara dengan pihak
terkait, dilakukan untuk mendapatkan data primer mengenai topik yang
dibahas.
3. Studi Literatur, dilakukan untuk mendapatkan data sekunder, dalam hal
ini berupa studi kepustakaan yang berkaitan dengan city hotel dan
kondisi lingkungan Kota Batam, standar ruang serta mengumpulkan
data informasi dan peta dari instansi terkait.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN
Berisi pembahasan tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat,
lingkup pembahasan, sistematika pembahasan dan alur pikir pembahasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Berisi teori-teori untuk mengkaji aspek-aspek perencanaan dan perancangan
arsitektur bangunan City hotel, serta tinjauan teori penekanan desain
arsitektur.

BAB III TINJAUAN DATA


Berisi tinjauan terhadap Lokasi Site, pemilihan alternatif tapak untuk City
Hotel serta studi banding terhadap Hotel berbintang lainnya di Indonesia.

BAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN


Berisi tentang kesimpulan bab-bab sebelumnya, batasan serta anggapan
yang diterapkan dalam pendekatan perencanaan dan perancangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Hotel


2.1.1 Pengertian Hotel Secara Umum
Pengertian Hotel menurut Hotel Prpictors Act, 1956 (Sulatiyono,
1999:5) adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya
dengan menyediakan makanan, minuman, dan fasilitas kamar untuk tidur
kepada orang orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu
membatar dengan jumlah wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima
tanpa adanya perjanjian khusus (perjanjian membeli barang yang
disertai dengan perundingan perundingan sebelumnya).
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan
Telekomunikasi No. KM. 37/PW.304/MPPT-86 : Hotel sebagai jenis
akomodasi yang mempergunakan sebagian besar atau seluruh bangunan
untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya
bagi umum, yang dikelola secara komersial.
Definisi hotel menurut Webster New World Dictionary “Hotel as a
commercial establishment providing lodging and usually meals and
other services for the public, especially for travels.” (Fred R.Lawson,
1988). Yang artinya hotel adalah suatu bangunan yang menyediakan jasa
penginapan, makanan, minuman, serta pelayanan lainnya untuk umum yang
dikelola secara komersial terutama untuk para wisatawan.
Sedangkan pengertian yang dimuat oleh Grolier Electronic
Publishing Inc.(1995) yang menyebutkan bahwa : Hotel adalah usaha
komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-
pelayanan lain untuk umum.
Maka dari beberapa pernyataan itu dapat disimpulkan bahwa hotel
adalah suat akomodasi yang menyediakan jasa penginapan, makan, minum,
dan bersifat umum serta fasilitas lainnya yang memenuh syarat kenyamanan
dan dikelola secara komersil.

2.1.2 Pengertian City Hotel


City Hotel merupakan hotel yang terletak di bagian kota dengan
katareristik kegiatan perdagangan. Sehingga disediakan fasilitas-
fasilitas pusat busana, bisnis, restoran, bar, konferensi, pusat kebugaran,
dan sebagainya (Walter A rutes and Partners, 1985). City Hotel atau Hotel
kota biasanya termasuk hotel mewah, hotel kepariwisataan. Karateristiknya
antara lain tingginya perbandingan pemakaian ruang-ruang, keteraturan
pemanfaatan ruang-ruang yang disediakan, termasuk pertokoan atau
perkantoran, sehingga dalam pengembangannya memungkinkan
keberhasilan hotel tersebut (Ernst Neufert, 1987 hal 211).
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
City Hotel atau Hotel Kota adalah Hotel yang ditinjau dari lokasinya terletak
di perkotaan, umumnya dipergunakan untuk kegiatan bisnis seperti rapat
atau pertemuan-pertemuan perusahaan juga bagi para tamu yang
mengadakan perjalanan dan menginap dalam waktu singkat. Tetapi tidak
menutup kemungkinan adanya tamu yang sedang berwisata dan lebih suka
mengidap di area perkotaan, terlebih jika jarak tempat wisatanya dekat atau
terletak di daerah perkotaan.

2.1.3 Penggolongan Hotel


Pemerintah telah menetapkan kualitas dan kuantitas hotel yang
menjadi kebijaksanaan yang berupa standar jenis klasifikasi yang ditujukan
serta berlaku bagi suatu hotel. Penentuan jenis hotel berdasarkan letak,
fungsi, susunan organisasinya dan aktifitas penghuni hotel sesuai dengan
SK Mentri Perhubungan RI No. 241/4/70 tanggal 15 Agustus 1970. Hotel
digolongkan atas :
1) Residential Hotel, yaitu hotel yang disediakan bagi para pengunjung
yang mnginap dalam jangka waktu yang cukup lama. Tetapi tidak
bermaksud menginap. Umumnya terletak dikota, baik pusat maupun
pinggir kota dan berfungsi sebagai penginapan bagi orang-orang
yang belum mendapatkan perumahan dikota tersebut.
2) Transietal Hotel, yaitu hotel yang diperuntukkan bagi tamu yang
mengadakan perjalanan dalam waktu relative singkat. Pada
umumnya jenis hotel ini terletak pada jalan jalan utama antar kota
dan berfungsi sebagai terminal point. Tamu yang menginap
umumnya sebentar saja, hanya sebagai persinggahan.
3) Resort Hotel, yaitu diperuntukkan bagi tamu yang sedang
mengadakan wisata dan liburan. Hotel ini umumnya terletak
didaerah rekreasi/wisata. Hotel jenis ini pada umumnya
mengandalkan potensi alam berupa view yang indah untuk menarik
pengunjung.
Penentuan jenis hotel yang didasarkan atas tuntutan tamu sesuai dengan
keputusan Mentri Perhubungan RI No.PM10/PW.301/phb-77, dibedakan
atas:
1) Bussiness hotel, yaitu hotel yang bertujuan untuk ,melayani tamu
yang memiliki kepentingan bisnis.
2) Tourist hotel, yaitu bertujuan melayani para tamu yang akan
mengujungi objek objek wisata.
3) Sport hotel, yaitu hotel khusus bagi para tamu yang bertujuan
untuk olahraga atau sport
4) Research hotel, yaitu fasilitas akomodasi yang disediakan bagi
tamu yang bertujuan melakukan riset.
Sedangkan penggolongan hotel dilihat dari lokasi hotel menurut Keputusan
Dirjen Pariwisata terbagi menjadi dua, yaitu :
1) Resort hotel (pantai/gunung), yaitu hotel yang terletak didaerah
wisata, baik pegunungan atau pantai. Jenis hotel ini umumnya
dimanfaatkan oleh para wisatawan yang datang untuk wisata atau
rekreasi.
2) City hotel (hotel kota), yaitu hotel yang terletak diperkotaan,
umumnya dipergunakan untuk melakukan kegiatan bisnis seperti
rapat atau pertemuan-pertemuan perusahaan.
Penggolongan berbagai jenis hotel serta bentuk akomodasi
tersebut pada dasarnya tidak merupakan pembagian secara mutlak bagi
pengujung. Dapat juga terjadi overlapping yaitu salingmenggunakan satu
dengan yang lainnya, misalnya seorang turis tidak akan ditolak jika ingin
menginap pada sebuah city hotel, ataupun sebaliknya.

2.1.4 Klasifikasi Hotel

Berdasarkan keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/U/II/1988, tentang


usaha dan pengelolaan hotel menjelaskan bahwa klasifikasi hotel
menggunakan sistem bintang.Dari kelas yang terendah diberi bintang satu,
sampai kelas tertinggi adalah hotel bintang lima.
Sedangkan hotel-hotel yang tidak memenuhi standar kelima kelas
tersebut atau yang berada dibawah standar minimum yang ditentukan
disebut hotel non bintang. Pernyataan penentuan kelas hotel ini dinyatakan
oleh Dirjen Pariwisata dengan sertifikat yang dikeluarkan dan dilakukan
tiga tahun sekali dengan tata cara pelaksanaan ditentukan oleh Dirjen
Pariwisata.
Dasar penilaian yang digunakan antara lain mencakup:
 Persyaratan fisik, meliputi lokasi hotel dan kondisi bangunan.
 Jumlah kamar yang tersedia.
 Bentuk pelayanan yang diberikan
 Kualifikasi tenaga kerja, meliputi pendidikan dan kesejahteraan
karyawan.
 Fasilitas olahraga dan rekreasi lainnya yang tersedia seperti
kolam renang lapangan tenis dan diskotik.
Klasifikasi hotel berbintang tersebut secara garis besar adalah sebagai
berikut :
a. Hotel bintang satu
 Jumlah kamar standar minimal 15 kamar dan semua kamar
dilengkapi kamar mandi didalam
 Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 20 m2 untuk
kamar double dan 18 m2 untuk kamar single
 Ruang public luas 3m2 x jumlah kamar tidur tidur, minimal terdiri
dari lobby, ruang makan (> 30m2) dan bar.
 Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga.
b. Hotel bintang dua
 Jumlah kamar standar minimal 20 kamar (termasuk minimal 1 suite
room, 44 m2).
 Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 20m 2 untuk
kamar double dan 18 m2 untuk kamar single.
 Ruang public luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari
lobby, ruang makan (>75m2) dan bar.
 Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang
berhargam penukaran uang asing, postal service, dan antar jemput.
c. Hotel bintang tiga

 Jumlah kamar minimal 30 kamar (termasuk minimal 2 suite room,


48m2).
 Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 22m2 untuk
kamar single dan 26m2 untuk kamar double.
 Ruang publik luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari
lobby, ruang makan (>75m2) dan bar.
 Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang
berharga, penukaran uang asing, postal service dan antar jemput.

d. Hotel bintang empat

 Jumlah kamar minimal 50 kamar (temrasuk minimal 3 suite room, 48


m2)
 Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 24 m2 untuk
kamar single dan 28 m2 untuk kamar double
 Ruang public luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari
kamar mandi, ruang makan (>100 m2) dan bar (>45m2)
 Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang
berharga, penukaran uang asing, postal service dan antar jemput.
 Fasilitas penunjang berupa ruang linen (>0,5m2 x jumlah kamar),
ruang laundry (>40m2), dry cleaning (>20m2), dapur (>60% dari
seluruh luas lantai ruang makan).
 Fasilitas tambahan : pertokoan, kantor biro perjalanan,
maskapai perjalanan, drugstore, salon, function room, banquet hall,
serta fasilitas olahraaga dan sauna.

e. Hotel bintang lima

 Jumlah kamar minimal 100 kamar (termasuk mminimal 4 suite room,


58m2)
 Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 26 m2 untuk
kamar single dan 52m2 untuk kamar double.
 Ruang public luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari
lobby, ruang makan (>135m2) dan bar (>75m2).
 Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang
berharga, penukaran uang asing, postal service dan antar jemput.
 Fasilitas penunjang berupa ruang linen (>0,5m2 x jumlah kamar),
ruang laundry (>40m2), dry cleaning (>30m2), dapur (>60% dari
seluruh luas lantai ruang makan).
 Fasilitas tambahan : pertokoan, kantor biro perjalanan,
maskapai perjalanan, drugstore, salon, function room, banquet hall,
serta fasilitas olahraaga dan sauna.
 Dengan adanya klasifikasi hotel tersebut dapat melindungi konsumen
dalam memperoleh fasilitas yang sesuai dengan
keinginan.Memberikan bimbingan pada pengusaha hotel serta
tercapainya mutu pelayanan yang baik.
2.1.5 Aktifitas dan Fasilitas Hotel
Aktifitas dan fasilitas yang tercakup dalam sebuah Hotel:
a. Aktifitas
1. Kelompok Aktifitas utama
Kelompok aktifitas yang paling penting dalam sebuah hotel yang
mencakup tamu hotel
2. Kelompok Aktifitas Pendukung
Kelompok aktifitas yang mendukung kellangsungan kegiatan kelompok
aktifitas utama, mencakup di dalamnya: kegiatan administrasi,
penyediaan barang, perawatan dan pemeliharaan gedung. Yang terlibat
di dalamnya adalah karyawan hotel.
3. Kelompok aktifitas pelayanan
Kelompok aktifitas di dalamnya kegiatan servis bagi tamu baik secara
langsung maupun tidak langsung. Yang terlibat dalam kelompok
aktifitas ini adalah staf house keeping. Kelompok penyedia room dan
beverage, dan room boy.

b. Fasilitas
1. Fasilitas kegiatan privat
Fasilitas yang digunkaan mewadahi kegiatan utama dalam beristirahat.
Fasilitas yang dimaksud yaitu kamar tidur dan perlengkapannya
2. Fasilitas kegiatan publik
Ruang publik setiap jenis hotel akan berbeda-beda sesuai dengan jenis
hotelnya. Ruang publik adalah ruang yang disediakan bersama-sama.
Kegiatan yang tercakup di dalamnya yaitu:
1) Kegiatan pertemuan
Fasilitas yang dibutuhkan dalam kegaiatan ini adalah function room
(ruang serba guna) yang dilengkapi lobby, lavatory, dan meeting
room.
2) Kegiatan Makan dan minum
Fasilitas yang diperlukan dibedakan untuk kegiatan formal dan
informal.
o Kegiatan formal: banquet room (ruang perjamuan)
o Kegiatan informal: coffe shop, bar, dan coctail lounge
o Kreasi dan olahraga
Fasilitas yang diperlukan pada kegiatan ini adalah:
 Kegiatan Indoor: fitness center, sauna, billiard, game room,
dan massage
 Kegiatan outdor: lapangan tenis, kolam renang
 Kegiatan Check in & Check Out
Ruang yang diperlukan dalam kegaiatn ini adlah ruang
lobby, front office, dan lounge
Kegiatan Pelayanan Khusus
Kegiatan ini mencakup pelayanan kesehatan, informasi bida
jasa wisata, keuangan, shooping, dan lavatory. Adapun ruang
yang diperlukan adalah klinik untuk tamu, wartel ataupun
internet, bank, money charger, travel agent, butik, salon, dan
souvenir shop.
Kegiatan Parkir kendaraan
Fasilitas yang dibutuhkan adalah ruang parkir dalam bangunan
maupun di luar bangunan yang memenuhi standar baik dalam
ukuran maupun daya tampung. Untuk ruang parkir harus ada
pemisah antara ruang parkir tamu dan pengelola hotel.
3. Fasilitas kegiatan servis
Fasilitas yang digunakan untuk menunjang berlangsungnya kinerja hotel
dan melayani tamu secara tidak langsung. Kegiatan ini terbagi dalam:
 Kegiatan pelayanan restoran, yang dibutuhkan adalah dapur yang
dapat mewadahi kegiatan memasak sesuai kebutuhan ruang
standar
 Kegiatan pengelola hotel, yang dibutuhkan adlaah ruang
kerja bagi pengelola dengan ruang rapat.
 Kegaitan houskeeping, yang dibutuhkan adalah ruang
seragam, ruang laundry, dan ruang room boy.
 Kegiatan operasional hotel, yang dibutuhkan adalah rung untuk
menyimpan barang dan bahan. Termasuk dalam kegiatan ini
adalah gudang makanan dan minuman, gudang peralatan dan
perlengkapan, gudang mekanikal elektrikal, gudang barang-
barang bekas, ruang loker karyawan, ruang ibadah, serta pusat
tenaga (power supply).
 Kegiatan keamanan hotel, yang dibutuhkan adalah ruang unruk
kegiatan keamanan minimal pada setiap pintu masuk dan pintu
keluar hotel.
 2.1.5 Aktifitas dan Fasilitas Hotel
2.1.6 Organisasi Ruang Hotel
Susunan organisasi ruang pada dasarnya, memiliki kesamaan, karena
setiap hotel mempunyai pelayanan yang sama yaitu pelayanan penginapan,
makan dan minum. Menurut Walter Rutes and Richard Penner dalam buku
Hotel Planning and Design, 1985, hal 257, membedakan organisasi ruang
hotel menurut fungsinya, terdiri dari :
a. Pembagian organisasi ruang menurut fungsinya.
Pembagian organisasi hotel menurut fungsinya dapat dirinci sebagai
berikut:
1) Public Space, merupakan kelompok ruang umum termasuk lobby
utama, front office dan function room.
2) Consession and rentable space, merupakan kelompok ruang
yang disewakan untuk melayani keperluan tamu hotel dan juga usaha
bisnis lainnya yang terpisah dari kegiatan hotel.
3) Food and Beverage Store Space, kelompok ruang yang melayani
bagian makan dan minum bagi tamu yang menginap maupun yang tidak
menginap. Termasuk kelompok ini adalah restaurant, coffee shop, bar,
kitchen dan Gudang.
4) General service space, kelompok ruang pelayanan secara umum
meliputi bagian penerimaan (receiving) storage empoyee’s room,
employee dining room, laundry, linen room, house keeping dan
maintenance.
5) Guest Room Service, kelompok yang terdiri dari atas ruang tidur
bagi tamu yang menginap, dilengkapi fasilitas untuk ruang tidur,
toilet, koridor, lift dan perlengkapan lainnya.
6) Recreation and Sport Space, kelompok fasilitas rekreasi olahraga
yang biasanya diproritaskan untuk para tamu hotel yang memerlukannya
dan ruang ini ternuka untuk masyarakat luar.
Pembagian organisasi ruang hotel menurut fungsinya, dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :

Public Space Recreation &


Sport Space

Rentalable Food &


Space Beverage Space

Service Space
b. Pembagian organisasi ruang menurut sifat
Pembagian organisasi ruang menurut sifat dari ruangannya adalah sebagai
berikut:
1) Public Room, kelompok ruang yang dipakai untuk keperluan
umum seperti lobby utama, front office, restaurant, recreation, and sport
centre, function room, dan rentable room.
2) Bed Room, kelompok ruang tidur para tamu dengan fasilitas dan
perlengkapannya.
3) Service room, kelompok ruang yang sifatnya melakukan pelayanan,
yaitu : kitchen, laundry, linen, general store, house keeping dan
maintenance.

Anda mungkin juga menyukai