BAKTERI

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

 Mikrobiologi dan Parasitologi Keperawatan 

Topik 2
Bakteriologi

Struktur mikroorganisme telah kita bahas pada topik sebelumnya. Nah, selanjutnya
berikut ini akan kita pelajari tentang bakteri. Bagaimana, sudah siapkan Anda.

A. STRUKTUR BAKTERI

Bakteri merupakan mikroba uniseluler termasuk kelas Schizomycetes. Susunan sel


bakteri terdiri dari : struktur eksternal dan struktur internal bakteri (Gambar 1. 1)

Gambar 1.1. Sel bakteri (Ryan Kenneth, 2004)

1. Struktur Eksternal Bakteri


Struktur eksternal bakteri meliputi glikokaliks, flagela, filamen aksial, fimbria, dan pili.
Glikokaliks (selubung gula) adalah substansi yang mengelilingi sel atau digambarkan
sebagai kapsul. Kapsul ini merupakan struktur yang sangat terorganisasi dan tidak mudah
dihilangkan. Ketebalan kapsul bervariasi dan fungsinya bagi bakteri, antara lain: sebagai
perlekatan bakteri pada permukaan, pelindung sel bakteri terhadap kekeringan, perangkap
nutrisi, dan proteksi bakteri. Kapsul melindungi bakteri patogen dari fagositosis sel inang dan
pada spesies tertentu berperan pada virulensi. Sebagian besar material kapsul diekskresikan
oleh bakteri ke dalam media pertumbuhannya sebagai lapisan lendir (slime). Fungsi lapisan
lendir pada bakteri adalah untuk melindungi bakteri dari pengaruh lingkungan yang
membahayakan, misalnya antibiotik dan kekeringan. Lapisan lendir dapat memperangkap
nutrisi dan air, memungkinkan bakteri menempel pada permukaan halus untuk proses
bertahan pada proses sterilisasi kimiawi menggunakan klorin, iodin, dan bahan kimia
lainnya. Pada beberapa kasus, keseluruhan material kapsul dapat dilepaskan dari permukaan
sel dengan cara menggojlok atau melakukan homogenisasi suspensi (larutan) bakteri. Pada
akhirnya kapsul dapat dipisahkan dari media pertumbuhan bakteri sebagai lapisan lendir.
Flagela merupakan filamen yang mencuat dari sel bakteri dan berfungsi untuk
pergerakan bakteri. Flagela berbentuk panjang dan ramping. Panjang flagela pada umumnya
beberapa kali panjang sel dengan garis tengah berkisar 12-30µm. Ada 5 macam tipe bakteri

19
 Mikrobiologi dan Parasitologi Keperawatan 

berdasarkan jumlah dan letak flagelnya (Gambar 1.2), yaitu atrikus (bakteri yang tidak
memiliki flagela), monotrikus (1 flagela), lofotrikus (1 lebih flagela pada satu ujung sel),
amfrikus (sekelompok flagela pada masing-masing ujung sel), dan peritrikus (flagela
menyebar diseluruh permukaan sel).

Gambar 1.2. Escherichia coli dengan multi flagela


(Ryan Kenneth, 2004)

Filamen aksial (endoflagela) adalah kumpulan benang yang muncul pada ujung sel di
bawah selaput luar sel dan berpilin membentuk spiral di sekeliling sel. Rotasi filamen
menimbulkan pergerakan selaput luar sel dan memungkinkan arah gerak bakteri berbentuk
spiral. Contohnya pada Treponema pallidum dan Leptospira interragants.
Fimbria (jamak: fimbriae) termasuk golongan protein yang disebut lektin yang dapat
mengenali dan terikat pada residu gula khusus pada polisakarida permukaan sel. Hal ini
menyebabkan bakteri berfimbria cenderung saling melekat satu sama lain atau melekat
pada sel hewan. Fimbria umumnya menyebar diseluruh permukaan sel. Kemampuan
organisme tertentu seperti Niesseria gonorrhoeae dan enterotoksin Escherichia coli (gambar
3) untuk menimbulkan penyakit berkaitan dengan fimbria yang dimilikinya. Mutasi yang
menyebabkan fimbria akan diikuti hilangnya sifat virulens. Fimbria N. Gonorrgoeae
memungkinkan bakteri membentuk koloni pada membran mukosa sehingga menimbulkan
penyakit.

Gambar 1.3. E. coli dengan fimbria (Salvo, 2012)

Pili (tunggal pilus) secara morfologis sama dengan fimbria, umumnya pili lebih
panjang. Pili berperan khusus dalam transfer molekul genetik (DNA) dari satu bakteri ke
bakteri lainnya pada peristiwa konjugasi. Karena fungsinya yang spesifik pada transfer DNA
bakteri, maka pili disebut sebagai pili seks.

20
 Mikrobiologi dan Parasitologi Keperawatan 

Dinding sel. Dinding sel bakteri merupakan struktur kompleks dan berfungsi sebagai
penentu bentuk sel, pelindung sel dari kemungkinan pecah ketika tekanan air di dalam sel
lebih besar, serta pelindung isi sel dari perubahan lingkungan di luar sel. Tebal dinding sel
bakteri berkisar 10-23 nµ dengan berat berkisar 20% berat kering bakteri. Dinding sel bakteri
tersusun atas peptidoglikan (dikenal murein), yang menyebabkan kakunya dinding sel.
Bakteri dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan pewarnaan dengan
pewarnaan Gram, bakteri Gram positif tetap diwarnai dengan kristal violet pada pencucian,
Gram negatif tidak. Semua bakteri memiliki membran sel dimana fosforilasi oksidatif terjadi
(karena tidak ada mitokondria). Di luar membran sel adalah dinding sel yang kaku dan
melindungi sel dari lisis osmotik. Pada bakteri Gram positif mengandung banyak lapisan
peptidoglikan yang membentuk struktur tebal dan kaku, dan asam teikoat (techoic acid)
yang mengandung alkohol (gliserol atau ribitol) dan fosfat. Dinding sel bakteri Gram negatif
mengandung satu atau beberapa lapis peptidoglikan dan membran luar, tidak mengandung
asam teikoat, dan karena hanya mengandung sejumlah kecil peptidoglikan, maka dinding sel
bakteri Gram negatif relatif lebih tahan terhadap kerusakan mekanis. Bakteri Gram negatif
memiliki membran luar tambahan. Membran luar adalah hambatan utama dalam
permeabilitas bakteri Gram negatif. Ruang antara membran dalam dan luar dikenal sebagai
ruang periplasmic. Bakteri Gram negatif menyimpan enzim degradatif dalam ruang
periplasma. Bakteri Gram positif kekurangan ruang periplasmic, melainkan mereka
mengeluarkan exoenzymes dan melakukan pencernaan ekstraseluler. Pencernaan
diperlukan karena molekul besar tidak dapat dengan mudah melintasi membran luar (jika
ada) atau membran sel.

2. Struktur Internal sel bakteri


Struktur di dalam sel bakteri disebut struktur internal sel bakteri. Di dalam dinding sel
bakteri terdapat sitoplasma yang merupakan substansi yang menempati ruang sel bagian
dalam. Di dalam sitoplasma terdapat berbagai enzim, air (80%), protein, karbohidrat, asam
nukleat, dan lipid yang membentuk sistem koloid yang secara optik bersifat homogen.
Membran plasma (inner membrane) adalah struktur tipis di sebelah dalam dinding sel
dan menutup sitoplasma sel. Membran plasma tersusun atas fosfolipid berlapis ganda dan
protein, membentuk model mosaik cairan. Membran plasma berfungsi sebagai sekat selektif
material yang ada di dalam dan di luar sel. Materi yang melewati membran plasma yakni
makromolekul dan mikromolekul. Membran plasma juga berfungsi memecah nutrien dan
memproduksi energi. Pada beberapa bakteri, pigmen, dan enzim yang terlibat dalam
fotosintesis ditemukan pada membran plasma yang melipat ke arah sitoplasma (kromotofor
atau tilakoid).
Pergerakan material mikromolekul melewati membran plasma dapat berlangsung satu
arah (synport) maupun saling berlawanan (antiport) serta melalui beberapa proses transport
aktif dan pasif. Proses pasif (passive transport) meliputi difusi sederhana, difusi dipermudah,
dan osmosis). Pergerakan makromolekul melewati membran plasma terjadi melalui proses
endositosis yaitu pengangkutan makromolekul ke dalam sel, eksositosis yaitu pengangkutan
makromolekul ke luar sel, dan pertunasan (budding).

21
 Mikrobiologi dan Parasitologi Keperawatan 

Ribosom. Daerah inti (daerah nukleid) adalah daerah yang mengandung bakteri,
ribosom yang berperan pada sintesa protein, badan inklusi yang merupakan organel
penyimpan nutrisi, dan ensdospora (resting sel) yaitu struktur dengan dinding tebal dan
lapisan tambahan pada dinding sel bakteri yang dibentuk di sebelah dalam membran sel.
Endospora berfungsi sebagai pertahanan sel bakteri terhadap panas ekstrim, kondisi kurang
air dan paparan bahan kimia serta radiasi. Hanya ada dua genus bakteri dengan kemampuan
membentuk struktur khusus berupa endospora yakni Bacillus dan Clostridium yang bersifat
Gram positif. Endospora terbentuk selama kondisi lingkungan tidak memungkinkan bakteri
pembentuknya bertahan hidup. Apabila kondisi lingkungan kembali memungkinkan untuk
hidup endospora akan berkecambah dan menjadi sel bakteri vegetatif yang berkembang
biak secara normal. Struktur endospora terdiri atas inti, kortek, dan selubung (coat).
Proses pembentukan endospora dalam sel vegetatif dikenal proses sporulasi atau
sporogenesis. Proses sporulasi dimulai dengan replikasi kromosom bakteri, dan sebagian
membran sitoplasma menonjol ke arah dalam dan terpisah membentuk septum bakal spora.
Septum bakal spora ini merupakan membran lapis ganda yang mengelilingi kromosom dan
sitoplasma. Selanjutnya terbentuk dinding tebal peptidoglikan diantara dua lapis membran
dan selubung spora (protein) mengelilingi sisi luar membran. Selubung protein inilah
mengakibatkan adanya resistensi endospora terhadap berbagai bahan kimia. Ketika
endospora masak, dinding sel vegetatif hancur, sehingga sel mati, dan endospora dilepaskan.
Endospora kembali ke bentuk vegetatif melalui germinasi yang dipacu oleh tekanan fisik atau
kerusakan kimia pada selubung endospora. Selanjutnya enzim endospora akan memecah
lapisan tambahan yang mengeliligi endospora, air memasuki sel dan proses metabolisme
kembali aktif.

B. KLASIFIKASI BAKTERI

Klasifikasi bakteri didasarkan pada berbagi ciri, antara lain: bentuk bakteri,
kemampuan membentuk spora, cara memproduksi energi (anaerobik dan aerobik), dan
reaksi terhadap pewarnaan Gram (Gram positif/negatif). Pewarnaan Gram ditemukan oleh
Christian Gram (1884) seorang bakteriologist Denmark. Mula-mula sel diwarnai dengan
pewarna ungu yang disebut violet kristal. Kemudian preparat diberi alkohol atau aseton,
yang mencuci violet kristal dari sel-sel Gram negatif. Untuk dapat melihatnya perlu
penggunaan warna tandingan dengan warna lain (misalnya merah jambu safranin). Bakteri
yang tidak luntur warnanya oleh alkohol disebut Gram positif (Gambar 1.4).

22
 Mikrobiologi dan Parasitologi Keperawatan 

Gambar 1.4. Skema pewarnaan Gram (Ryan Kenneth, 2004)

C. MORFOLOGI BAKTERI

Ada tiga macam bentuk dasar bakteri, yaitu: bentuk bulat (tunggal: coccus, jamak:
cocci), bentuk batang atau silinder (tunggal: baccilus, jamak: baccili), dan spiral yaitu
berbentuk batang melengkung atau melingkar-lingkar (Gambar 1.5).

Gambar 1.5. Bentuk- bentuk bakteri (Ryan Kenneth, 2004)

23
 Mikrobiologi dan Parasitologi Keperawatan 

1. Bentuk bulat (kokus)


Bentuk kokus umumnya bulat atau oval. Bila kokus membelah diri, sel-sel dapat tetap
melekat satu sama lain. Bentuk kokus dapat dibedakan lagi menjadi: a) Mikrokokus (bulat
satu-satu); b) Diplokokus (bulat berpasangan dua-dua); c) Streptokokus (cocci yang
membelah namun tetap melekat membentuk struktur menyerupai rantai); d) Tetrakokus
(cocci yang membelah tersusun empat sel dan membentuk bujur sangkar); dan e)
Staphylokokus (cocci yang membelah pada banyak bidang dan membentuk kumpulan
menyerupai buah anggur)

2. Bentuk batang
Bakteri bentuk batang (Gambar 1.6) atau bacili membelah hanya melalui sumbu
pendeknya dan sebagian besar bacilli tampak sebagai batang tunggal. Diplobacilli muncul
dari pasangan bacilli setelah pembelahan dan streptobacilli muncul dalam bentuk rantai,
serta beberapa bacilli menyerupai cocci disebut coccobacilli.

Gambar 1.6. Bentuk bakteri basil (Ryan Kenneth, 2004)

3. Bentuk spiral
Bentuk spiral bakteri memiliki satu atau lebih lekukan atau tidak dalam bentuk lurus.
Bakteri berbentuk spiral dibedakan menjadi beberapa jenis. Bakteri yang berbentuk batang
melengkung menyerupai koma disebut vibrio. Bakteri yang berpilin kaku disebut spirilla,
sedangkan bakteri yang berpilin fleksibel disebut spirochaeta.
Umumnya bentuk bakteri memiliki hanya satu bentuk (monomorfik), namun ada
bakteri tertentu yang memiliki banyak bentuk (pleimorfik). Pada bakteri terdapat membran
sel yang melekuk ke dalam disebut involusi. Contoh bentuk involusi terdapat pada bakteri
asam cuka (Acetobacter sp.) yaitu adanya bentuk seperti gada, bentuk tak teratur atau
benang. Bentuk ini disebabkan oleh faktor lingkungan, seperti temperatur inkubasi, faktor
makanan, umur, dan faktor lainnya yang tidak menguntungkan bakteri.

Nah untuk menambah wawasan Anda tentang bentuk bakteri, cobalah Anda
identifikasi contoh-contoh bakteri menurut bentuknya pada kolom berikut!

24
 Mikrobiologi dan Parasitologi Keperawatan 

Monobasil, contohnya ........................................................................, ....................................................................


Streptobasil, contohnya ......................................................................, ....................................................................

D. REPRODUKSI BAKTERI

Bakteri tidak mengalami mitosis dan meiosis. Hal ini merupakan perbedaan penting
antara bakteri (prokariot) dengan sel eukariot. Bakteri mengadakan pembiakan dengan dua
cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Pembiakan secara aseksual dilakukan dengan
pembelahan, sedangkan pembiakan seksual dilakukan dengan cara transformasi, transduksi,
dan konjugasi. Namun, proses pembiakan cara seksual berbeda dengan eukariota lainnya.
Sebab, dalam proses pembiakan tersebut tidak ada penyatuan inti sel sebagaimana biasanya
pada eukarion, yang terjadi hanya berupa pertukaran materi genetika (rekombinasi genetik).
Berikut ini beberapa cara pembiakan bakteri dengan cara rekombinasi genetik dan
membelah diri.

1. Rekombinasi Genetik
Adalah pemindahan secara langsung bahan genetik (DNA/ADN) di antara dua sel
bakteri melalui proses berikut:
Transformasi. Transformasi adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel
bakteri yang satu ke sel bakteri yang lain. Pada proses transformasi tersebut ADN bebas sel
bakteri donor akan mengganti sebagian dari sel bakteri penerima, tetapi tidak terjadi melalui
kontak langsung. Cara transformasi ini hanya terjadi pada beberapa spesies saja. Contohnya:
Streptococcus pnemoniaeu, Haemophillus, Bacillus, Neisseria, dan Pseudomonas. Diguga
transformasi ini merupakan cara bakteri menularkan sifatnya ke bakteri lain. Misalnya pada
bakteri Pneumococci yang menyebabkan Pneumonia dan pada bakteri patogen yang semula
tidak kebal antibiotik dapat berubah menjadi kebal antibiotik karena transformasi. Proses ini
pertama kali ditemukan oleh Frederick Grifith tahun 1982 (Gambar 1.7).

Gambar 1.7. Transformasi genetik (Ryan Kenneth, 2004)

Transduksi. Transduksi adalah pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri lain


dengan perantaraan virus. Selama transduksi, kepingan ganda ADN dipisahkan dari sel
bakteri donor ke sel bakteri penerima oleh bakteriofage (virus bakteri). Bila virus-virus baru
sudah terbentuk dan akhirnya menyebabkan lisis pada bakteri, bakteriofage yang nonvirulen
(menimbulkan respon lisogen) memindahkan ADN dan bersatu dengan ADN inangnya. Virus

25
 Mikrobiologi dan Parasitologi Keperawatan 

dapat menyambungkan materi genetiknya ke DNA bakteri dan membentuk profag. Ketika
terbentuk virus baru, di dalam DNA virus sering terbawa sepenggal DNA bakteri yang
diinfeksinya. Virus yang terbentuk memiliki dua macam DNA yang dikenal dengan partikel
transduksi (transducing particle). Proses inilah yang dinamakan Transduksi (Gambar 1. 8).

Gambar 1.8. Trandusksi (Ryan Kenneth, 2004)

Konjugasi. Konjugasi adalah bergabungnya dua bakteri (+ dan –) dengan membentuk


jembatan untuk pemindahan materi genetik. Artinya, terjadi transfer ADN dari sel bakteri
donor ke sel bakteri penerima melalui ujung pilus. Ujung pilus akan melekat pada sel
peneima dan ADN dipindahkan melalui pilus tersebut (Gambar 1.9). Kemampuan sel donor
memindahkan ADN dikontrol oleh faktor pemindahan (transfer faktor =faktor F)

Gambar 1.9. Konjugasi (Ryan Kenneth, 2004)

2. Pembelahan Biner
Pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel induknya.
Pembelahan biner mirip mitosis pada sel eukariot. Bedanya, pembelahan biner pada sel
bakteri tidak melibatkan serabut spindle dan kromosom. Pembelahan biner dapat dibagi
atas tiga fase, yaitu sebagai berikut (Gambar 1.10):
Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus.
Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.
Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera berpisah
dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap bergandengan setelah
pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk koloni.

26
 Mikrobiologi dan Parasitologi Keperawatan 

Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali.
Jika pembelahan berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan delapan anakan sel. Tetapi
pembelahan bakteri mempunyai faktor pembatas misalnya kekurangan makanan, suhu tidak
sesuai, hasil eksresi yang meracuni bakteri, dan adanya organisme pemangsa bakteri. Jika hal
ini tidak terjadi, maka bumi akan dipenuhi bakteri.

Gambar 1.10. Pembelahan biner

E. PERANAN BAKTERI DALAM KEHIDUPAN

Peranan bakteri dalam kehidupan kita, ada yang menguntungkan dan merugikan.

1. Bakteri menguntungkan
Bakteri pengurai. Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, serta
sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan
senyawa organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih
sederhana. Oleh karena itu keberadaan bakteri ini sangat berperan dalam mineralisasi di
alam. Dengan cara ini bakteri membersihkan dunia dari sampah-sampah organik. Bakteri
Entamoeba coli hidup di kolon (usus besar) manusia, berfungsi membantu membusukkan
sisa pencernaan juga menghasilkan vitamin B12, dan vitamin K yang penting dalam proses
pembekuan darah. Dalam organ pencernaan berbagai hewan ternak dan kuda, bakteri
anaerobik membantu mencernakan selusosa rumput menjadi zat yang lebih sederhana
sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
Bakteri penghasil antibiotik. Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh
mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain.
Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah: a) Bacillus brevis, menghasilkan
terotrisin, b) Bacillus subtilis, menghasilkan basitrasin, c) Bacillus polymyxa, menghasilkan
polimixin.

27
 Mikrobiologi dan Parasitologi Keperawatan 

2. Bakteri merugikan
Bakteri perusak makanan. Beberapa spesies pengurai tumbuh di dalam makanan.
Mereka mengubah makanan dan mengeluarkan hasil metabolisme yang berupa toksin
(racun). Racun tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia. Contoh: Clostridium botulinum,
menghasilkan racun botulinin, seringkali terdapat pada makanan kalengan. Pseudomonas
cocovenenans, menghasilkan asam bongkrek, terdapat pada tempe bongkrek. Leuconostoc
mesenteroides, penyebab pelendiran makanan.
Bakteri patogen. Merupakan kelompok bakteri parasit yang menimbulkan penyakit
pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Kokus Gram-positif: Streptococcus pyogenes
penyebab nyeri tenggorokan dan demam reumatik, Streptococcus agalactiae penyebab
meningitis pada neunatus dan penumonia. Kokus Gram negatif: Neisseriae meningitidis
penyebab meningitis dan septikemia, N. Gonorrhoeae merupakan agen penyebab uretritis.
Bacilus Gram positif: Bacillus anthracis penyebab penyakit anthraks, dan clostridia penyebab
gangrene, tetanus, kolitis pseudomembranosa dan botulismus.
Nah, sampai di sini uraian materi topik 2, secara garis besar, tentunya Anda telah
memahaminya. Selanjutnya untuk memantapkan penguasaan pembelajaran yang baru saja
Anda pelajari, kerjakanlah soal latihan berikut ini.

Latihan

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan


berikut!
1) Sebutkan bentuk-bentuk bakteri!
2) Sebutkan struktur bakteri yang ada di dalam dan di luar dinding sel!
3) Sebutkan bakteri yang mampu membentuk endospora!
4) Sebutkan bakteri yang patogen!
5) Bagaimana cara pembelahan sel bakteri!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Lihat bahasan materi tentang morfologi.


2) Silakan pelajari kembali bahasan tentang struktur bakteri.
3) Buka topik tentang struktur bakteri.
4) Lihat bahasan bakteri dalam kehidupan.
5) Coba Anda lihat kembali materi tentang reproduksi bakteri

Ringkasan

Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan tersebar luas
dibandingkan mahluk hidup yang lain. Struktur bakteri terbagi menjadi dua, yaitu: struktur
dasar, yang dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri dan struktur tambahan (dimiliki oleh

28
 Mikrobiologi dan Parasitologi Keperawatan 

jenis bakteri tertentu), yaitu kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, vakuola gas, dan
endospora. Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil), dan spiral
(spirilia), serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.
Peranan bakteri yang menguntungkan, antara lain: sangat berperan dalam mineralisasi
di alam dan dengan cara ini bakteri membersihkan dunia dari sampah-sampah organik,
menghasilkan vitamin yang berguna bagi tubuh, vitamin K, dan membuat antibiotika.
Sebaliknya terdapat beberapa bakteri yang merugikan, contohnya: bakteri perusak makanan
dan menghasilkan racun, seperti botulinum, bersifat patogen dan menyebabkan penyakit
infeksi seperti Streptococcus pyogenes, Bacillus anthracis, Micobakterium Tuberculose, dan
sebagainya.

Tes 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Berikut ini merupakan struktur internal bakteri adalah ....
A. pili
B. dinding sel
C. membran plasma
D. filae aksial

2) Berikut ini yang bukan tipe flagella pada bakteri adalah ....
A. lofotrika
B. monotrika
C. amphitrika
D. politrika

3) Berikut ini merupakan mekanisme yang diperlukan bakteri pada pembelahan genetik,
kecuali ....
A. transduksi
B. pembelahan biner
C. transformasi
D. konjugasi

4) Bakteri berikut yang merupakan bakteri Gram negatif adalah ....


A. Streptococcus pyogenes
B. Bacillus anthracis
C. Clostridium
D. Neisseria meningitidis

29

Anda mungkin juga menyukai