Ebp Ii
Ebp Ii
Ebp Ii
Disusun oleh:
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemantauan hemodinamik adalah suatu pengukuran terhadap sistem kardiovaskuler yang
dapat dilakukan baik invasif atau noninvasive. Pemantauan memberikan informasi mengenai
keadaan pembuluh darah, jumlah darah dalam tubuh dan kemampuan jantung untuk
memompakan darah. Pengkajian secara noninvasif dapat dilakukan melalui pemeriksaan,
salah satunya adalah pemeriksaan vena jugularis (jugular venous pressure). Pemantauan
hemodinamik secara invasif, yaitu dengan memasukkan kateter ke dalam ke dalam pembuluh
darah atau rongga tubuh. Prosedur pemasukan kateter kedalam pembuluh darah atau rongga
tubuh dapat dilakukan dengan pemasangan CVP (Central Venous Pressure).
Pemantauan tekanan vena sentral merupakan pedoman untuk pengkajian fungsi jantung
kanan dan dapat mencerminkan fungsi jantung kiri apabila tidak terdapat penyakit
kardiopulmonal. Tekanan vena sentral secara langsung merefleksikan tekanan pada atrium
kanan. Secara tidak langsung menggambarkan beban awal jantung kanan atau tekanan
ventrikel kanan pada akhir diastol. Tekanan vena central dibedakan dari tekanan vena perifer,
yang dapat merefleksikan hanya tekanan lokal.
Data pasien di Intensive Care Unit (ICU)/HCU Siloam Hospital Dhirga Surya yang
dilakukan pemasangan CVP (Central Venous Pressure) tahun 2017 adalah 126 dari total
pasien masuk 137 pada berbagai keadaan baik karena kasus gangguan respirasi (Pneumonia,
Penyakit Paru Obstruksi Kronik atau PPOK) maupun pada pasien post operasi yang masih
dibawah pengaruh anastesi, dan keadaan yang dapat menyebabkan gagal napas (respiratory
failure), baik yang diakibatkan oleh gangguan pada susunan saraf pusat, paru, maupun otot
pernafasan.
Sehingga penulis ingin melihat pemasangan CVP yang dilakukan pada pasien yang
terpasang CVC (Central Venous Catheter) di ruang Intensive (Intensice Care Unit)/HCU
Rumah Sakit Siloam Dhirga Surya pada tanggal 23 April sampai dengan 26 Mei 2018.
1.2 Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Memberikan gambaran pemasangan CVP yang dilakukan pada pasien yang
terpasang CVC (Central Venous Catheter) di ruang Intensive (Intensice Care Unit)
Rumah Sakit Siloam Dhirga Surya.
2. Tujuan khusus
Tujuan penulisan diharapkan mampu :
a. Memberikan gambaran dan informasi tentang gambaran pemasangan CVP yang
dilakukan pada pasien yang terpasang CVC (Central Venous Catheter).
b. Memberikan gambaran tentang faktor yang mempengaruhi CVP yang dilakukan
pada pasien yang terpasang CVC (Central Venous Catheter)
1.3 Manfaat Penulisan
1. Bagi mahasiswa menambah pengetahuan dan informasi tentang faktor yang
mempengaruhi CVP yang dilakukan pada pasien yang terpasang CVC (Central
Venous Catheter).
2. Bagi Institusi sebagai informasi mengenai pelaksanaan pengukuran CVP yang
dilakukan pada pasien yang terpasang CVC (Central Venous Catheter).
3. Bagi Pelayanan dapat Menerapkan secara langsung asuhan keperawatan tentang
pengukuran CVP yang dilakukan pada pasien yang terpasang CVC (Central Venous
Catheter) dengan teknik yang benar.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Tekanan vena sentral merupakan tekanan pada vena besar toraks yang menggambarkan
aliran darah ke jantung (Oblouk, Gloria Darovic, 2002). Tekanan vena sentral merefleksikan
tekanan darah di atrium kanan atau vena kava (Carolyn, M.Hudak, et al, 1998).
Kateter vena sentral adalah sebuah kateter intravaskuler yang ditempatkan pada jantung
atau mendekati jantung atau pada salah satu pembuluh darah yang besar.
2.2 Anatomi jantung
Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu : atrium kanan/kiri dan ventrikel kanan/kiri. Ada
beberapa pembuluh darah besar pada jantung yaitu : vena kava superior/inferior, vena/arteri
pulmonal, aorta.
Katup jantung terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
a. Katup atrioventrikuler adalah katup yang menghubungkan atrium dengan ventrikel,
terdiri dari : Katup tricuspid, yaitu katub yang menghubungkan antara atrium kanan
dengan ventrikel kanan. Katup mitral atau bicuspid, yaitu katup yang menghubungkan
antara atrium kiri dengan ventrikel kiri.
b. Katub semilunar adalah katup yang menghubungkan sirkulasi sistemik dan sirkulasi
pulmonal, terdiri dari : Katup pulmonal yaitu katup yang menghubungkan antara
ventrikel kanan dengan pulmonal trunk. Katup aorta yaitu yang menghubungkan
antara ventrikel kiri dengan ascenden aorta.
Siklus peredaran darah jantung adalah darah dari vena kava superior inferior - atrium
kanan- katup trikuspid- ventrikel kanan-katup pulmonal –arteri pulmonal- paru-paru-
vena pulmonal-atrium kiri – katup mitral- ventrikel kiri- aorta - seluruh tubuh.
Gambar 1 : anatomi jantung
2a. 2b 3
Gambar 2a dan 2b : kateter PICC
Gambar 3 : kateter vena sentral : 1,2,3 lumen
b. Prosedur :
Teknik dalam pemasangan kateter vena sentral disebut ‘Seldinger Technique” dengan
menempatkan sebuah kawat pada vena sentral dan kemudian membimbing kateter
melewatinya dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mendampingi dokter menjelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien
dan keluarga, pastikan surat ijin tindakan sudah ditandatangani oleh dokter,
pasien/keluarga maupun saksi.
b. Cuci tangan. Persiapkan tempat untuk pemasangan kateter
- Vena subklavia
- Vena median basilica
- Vena jugularis internal
- Vena femoral
c. Bersihkan daerah yang akan dipasang dan cukur bila perlu, bila diminta pada vena
subklavia letakkan ganjal bahu.
d. Buka monitoring kit disposable dan rangkaikan.
e. Siapkan set pemberian iv dan selang monitor dengan NaCl 0.9%.
f. Pastikan semua sambungan dan sistim monitor dalam keadaan tersambung dengan
baik. Bila transduser menggunakan sisitim flush, gunakan pressure bag dengan
tekanan 300 mmHg. Letakkan transduser pada transduser holder.
g. Lakukan priming pada monitoring kit sampai udara bersih
h. Ganti tutup 3 way stopcock yang berlubang dengan yang bertutup.
i. Beri label tanggal dan waktu pemasangan infuse.
j. Bila menggunakan pemantauan secara manual, rangkai manometer H2O dan
lakukan priming.
k. Buka CVC set
l. Buka CVC, kasa steril dan syringe yang dibutuhkan, letakkan pada CVP set yang
sudah dibuka.
c. Asistensi pada pemasangan CVP :
a. Tempatkan pasien pada posisi trendelenburg atau datar
b. Tempatkan pengganjal di bawah posisi bahu pasien
c. Pasang kain/doek berlubang pada tempat penusukan setelah sebelumnya
dibersihkan dengan cairan antiseptic
d. Pertahankan posisi yang baik selama prosedur dan awasi posisi elektroda EKG
tetap terpasang dengan baik.
e. Membantu kelancaran selama dokter melakukan prosedur
f. Perhatikan monitor terhadap adanya selama pemasangan kateter.
g. Sambungkan sistim monitoring dengan kateter pasien.
h. Bersihkan daerah penusukan dengan antiseptic dan tutup tempat penusukan dengan
transparent dressing dan beri tanggal pemasangan.
i. Bersihkan dan rapikan pasien beserta peralatannya.
Gambar 7 :
The phlebostatic axis, marked on the patient’s chest, is the precise anatomical
point of origin of the hemodynamic pressures being measured.
Keterangan :
Gelombang a : kontraksi atrium kanan (atrial systole/kick, ventrikel diastole)
Gelombang c : kontraksi ventrikel kanan (tertutupnya katup tricuspid)
Gelombang v : penutupan katup tricuspid
Gelombang x : relaksasi atrium kanan
Gelombang y : pembukaan katup tricuspid
5. Troubleshooting
Ada beberapa potensial komplikasi terkait pemberian infus melalui kateter sentral. Berikut
adalah beberapa intervensi perawat dalam menangani masalah pada kateter sentral. Pertama,
jika ada kesulitan pada saat flushing kateter, jangan memasukkan cairan apapaun ke dalam
kateter, dimana bekuan darah juga akan masuk dalam sirkulasi atau bagian dari kateter akan
robek dan terjadi emboli. Kemungkinan penyebab ketidakpatenan kateter adalah klem kateter,
ada bekuan darah pada penutup kateter, atau obstruksi bahan kimia, atau kateter tertekuk.
Solusi untuk menangani obstruksi kateter adalah :
1. Periksa selang dari arah pasien sampai ke bag infus, lihat apakah dalam posisi
diklem atau tertekuk.
2. Cek patensi kateter
3. Catat adanya kebocoran pada saat flushing
4. Ganti penutup selang.
5. Lakukan flushing sesuai dengan prosedur : saat pengambilan sampel darah, setelah
pemberian terapi iv dan produk darah, sebelum menutup selang.
Flushing dapat mencegah obstruksi/clotting pada kateter. Setiap kateter mempunyai
kebutuhan untuk flushing. Termasuk flushing dengan saline, heparin atau dengan
tissue plasminogen activator (t-PA).
6. Konfirmasi kedudukan kateter setelah dipasang atau bila diperlukan.
(Catatan : pasien yang mengalami peningkatan tekanan intratorakal, ujung kateter dapat
terbalik ke arah belakang, atau posisi dapat berubah tempat. (Mc.Goldrick,2009).
Jika pasien demam dan penyebabnya belum diketahui, asumsikan disebabkan oleh kateter
sentral sampai penyebabnya diketahui. Kemungkinan penyebabnya adalah kontaminasi selama
insersi atau saat mengganti balutan, batuk di atas insersi, tumpahan makanan, keringat
berlebihan, pasien dengan imuno-compromised. Solusi untuk hal tersebut adalah :
1. Teknik aseptic yang kuat selama insersi dan mengganti balutan
2. Ajarkan pasien untuk menghadapkan kepalanya menjauhi tempat insersi saat batuk
3. Ganti balutan bila rusak atau kotor sedini mungkin
4. Pertahankan cuci tangan yang benar
5. Kaji akses kateter secara periodic
WASPADA
Emboli Udara dan Kateter Vena Sentral
Penyebab emboli udara :
Saat insersi : posisi penutup tidak kencang/longgar
Saat penggantian penutup selang : kateter tidak diklem
Saat Mencabut kateter : udara turut masuk melalui insersi
Air embolus is a life threating emergency.
Langkah yang diambil bila hal ini terjadi :
Tutup dan klem port
Secepatnya turunkan kepala tempat tidur dan posisikan pasien miring
kanan. Ini membantu agar udara terjebak pada apex ventrikel, dan
mencegah masuk ke sirkulasi pulmonal.
Berikan oksigen dan siapkan kemungkinan pasien membutuhkan support
ventilasi mekanik.
Pantau tanda-tanda vital, suara jantung paru dan kesadaran pasien.
Waspada terhadap adanya perubahan
Broyles, B.E., Reiss, B.S., & Evans, m.E. (2007). Pharmacological aspects of
nursing care (7th ed). New York:Delmar Cengage Learning.
Gulanick, Meg dan Myers, Judith. (2013). Nursing Care Plans. 8th Edition. St. Louis :
Elsevier, Inc
Rick Daniels, Rick dan Nicoll, Leslie. (2011). Comtemporary Medical -Surgical Nursing.
2nd Edition. Cengage Learning
http:/www.cdc.gov/nhsn/PDFs/pscManual/4PSC_CLABSIcurrent.pdf. Diunduh pada
tanggal 28 Februari 2014.
Perhimpunan Dokter Intensive Care Indonesia (PERDICI). (2009). Panduan Tata Kelola
Hospital-acquired Pnemonia Ventilator-associated Pneumonia Healthcare-associated
Pneumonia Pasien dewasa. Jakarta: Centra Communications.