BAB 3 Revisi
BAB 3 Revisi
BAB 3 Revisi
LANDASAN TEORI
I. UMUM
Untuk mengalirkan fluida, memindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain
melalui suatu media perpipaan maka dibutuhkan sebuah pompa untuk memindahkannya.
Pompa tersebut akan bekerja secara optimal jika pompa tersebut memiliki instalasi yang
sesuai dengan kemampuan pompa tersebut bekerja. Pedoman dalam membuat instalasi
pompa adalah memperhitungkan kapasitas dan tekanan yang dibutuhkan dalam
memindahkan fluida tersebut.
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida
dari suatu tempat ke tempat lain melalui suatu sistem perpipaan dengan cara
menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara terus
menerus. Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian
hisap (suction) dimana pada bagiam ini fluida di hisap dari wadah/tangki penyimpanan
dan melanjutkannya ke bagian tekan (discharge) dimana fluida sudah mempunyai
tekanan yg lebih tinggi. Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis
dari suatu sumber tenaga menjadi tenaga kinetis dimana tenaga ini berguna mengalairkan
cairan dengan hambatan yang ada sepanjang pengaliran.
Tujuan dari tekanan tersebut adalah mengatasi friksi atau hambatan yang timbul
di dalam pipa ketika proses pengaliran sedang berlangsung. Friksi tersebut secara umum
disebabkan oleh elevasi yang tidak baik, gaya gesek dan tekanan balik yang harus
dilawan. Tanpa adanya tekanan maka fluida tersebut tidak mungkin di pindahkan.
Perpindahan fluida cair dapat terjadi secara horizontal maupun vertical, seperti zat cair
yang berpindah secara horizonta akan mendapatkan hambatan berupa gesekan dan
turbelensi sedangkan zat cair dengan perpindahan ke arah vertical, akan timbul hambatan
berupa perbedaan tinggi suatu tempat.
II. Jenis-Jenis pompa
Secara garis besar, alat ini hanya di golongkan dalam 2 jenis yaitu pompa
pepindahan positif (positive displacement pump) dan pompa dinamik (dynamic pump).
Pompa positive displacement bekerja dengan cara memberikan gaya tertentu pada volume
fluida secara tetap dari inlet menuju outlet pompa. Kelebihan dari penggunaan pompa
jenis ini adalah dapat menghasilkan power density ( gaya per satuan berat ) yang lebih
besar dam juga memberikan perpindahan fluida tetap/stabil pada setiap putarannya,
berdasarkan cara kerjanya pompa positvie displacement ada 2 yaitu :
Sifat alami pompa jenis ini mengharuskan clearence antara sudut putar dan sudut
pengikutnya harus sekecil mungkin, dimana pompa harus berputar pada kecepatan yang
rendah dan stabil. Apabila pompa bekerja pada kecepatan yang terlalu tinggi, maka fluida
kerjanya justru dapat menyebabkan erosi pada sudut-sudut pompa.
a) Gear pumps – sebuah pompa rotari yang simpel dimana fluida ditekan dengan
menggunakan dua roda gigi.
Gambar ⅠⅠ 2.a Gear pumps
b) Screw pumps – pompa ini menggunakan dua ulir yang bertemu dan berputar untuk
menghasilkan aliran fluida sesuai dengan yang diinginkan.
Dynamic pump atau pompa dinamik terbagi menjadi beberapa macam yaitu pompa
sentrifugal, pompa aksial dan pompa spesial-efek (special-effect pump). Pompa-pompa
ini beroperasi dengan menghasilkan kecepatan fluida tinggi dan mengkonversi kecepatan
menjadi tekanan melalui perubahan penampang aliran fluida. Jenis pompa ini biasanya
juga memiliki efisiensi yang lebih rendah daripada tipe positive displacement pump, tetapi
memiliki biaya yang lebih rendah untuk perawatannya. Pompa dinamik juga bisa
beroperasi pada kecepatan yang tinggi dan debit aliran yang juga tinggi.
1. Pompa Aksial
Pompa aksial juga disebut dengan pompa propeler. Pompa ini menghasilkan
sebagian besar tekanan dari propeler dan gaya lifting dari sudu terhadap fluida. Pompa
ini banyak digunakan di sistem drainase dan irigasi. Pompa aksial vertikal single-
stage lebih umum digunakan, akan tetapi kadang pompa aksial two-stage lebih ekonomis
penerapannya. Pompa aksial horisontal digunakan untuk debit aliran fluida yang besar
dengan tekanan yang kecil dan biasanya melibatkan efek sifon dalam alirannya.
2. Special-Effect Pump
Pompa jenis ini digunakan pada industri dengan kondisi tertentu. Dimana pompa ini
tergolong termasuk ke dalam pompa jenis jet (eductor), gas lift, hydraulic ram,
dan electromagnetic. Pompa jet-eductor (injector) adalah sebuah alat yang menggunakan
efek venturi dari nozzle konvergen-divergen untuk mengkonversi energi tekanan dari
fluida bergerak menjadi energi gerak sehingga menciptakan area bertekanan rendah, dan
dapat menghisap fluida di sisi suction.
Gas Lift Pump adalah sebuah cara untuk mengangkat fluida di dalam sebuah
kolom dengan jalan menginjeksikan suatu gas tertentu yang menyebabkan turunnya berat
hidrostatik dari fluida tersebut sehingga reservoir dapat mengangkatnya ke permukaan.
Pompa hydraulic ram adalah pompa air siklik dengan menggunakan tenaga hidro
(hydropower). Pompa elektromagnetik adalah pompa yang menggerakkan fluida logam
dengan jalan menggunakan gaya elektromagnetik.
1. Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugal merupakan pompa kerja dinamis yang paling banyak
digunakan karena mempunyai bentuk yang sederhana dan harga yang relatif murah.
Keuntungan pompa sentrifugal dibandingkan jenis pompa perpindahan positif adalah
gerakan impeler yang kontinyu menyebabkan aliran tunak dan tidak berpulsa ,keandalan
operasi tinggi disebabkan gerakan elemen yang sederhana dan tidak adanya katup-
katup,kemampuan untuk beroperasi pada putaran tinggi, yang dapat dikopel dengan
motor listrik, motor bakar atau turbin uap ukuran kecil sehingga hanya membutuhkan
ruang yang kecil, lebih ringan dan biaya instalasi ringan,harga murah dan biaya perawatan
murah (Sularso dkk,1987).
Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal dapat dilihat sepert gambar berikut
:
A. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa
menembus casing.
B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa melalui
poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon
D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada
stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing dan
interstage atau distance sleever.
E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang
berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat
memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan
menjadi energi dinamis (single stage).
G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan
pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus
menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk
sebelumnya.
I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian
depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara
casing dengan impeller.
J. Bearing
Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar dapat
berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan
poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian
gesek menjadi kecil.
K. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung
elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel
serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan
cairan menjadi energi dinamis (single stage).
kecepatan fluida yang tinggi diubah oleh casing pompa (volute atau diffuser)
menjadi tekanan atau head.
2. Impeller, berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi
kecepatan pada fluida yang dipompakan secara continue (terus menerus). Dengan adanya
proses ini maka saluran suction (hisap) akan bekerja secara maksimal dan terus menerus
sehingga tidak ada kekosongan fluida dalam rumah pompa.
3. Shaft sleeve, berfungsi untuk melindungi shaft dari erosi, korosi dan keausan
padastuffing box. komponen ini bisa sebagai internal bearing, leakage joint dan distance
sleever.
4. Wearing ring, komponen ini dipasang pada casing (wearing ring casing) dan impeller
(wearing ring impeller). Fungsi utama dari komponen ini yaitu untuk meminimalisir
terjadinya kebocoran akibat adanya celah antara casing dengan impeller.
Menurut persamaan Bernauli, ada tiga macam head (energi) fluida dari sistem
instalasi aliran, yaitu, energi tekanan, energi kinetik dan energi potensial
𝑃 𝑉²
𝐻= +𝑍+ ………………
y 2. g
Dimana
𝑃
: Head Tekanan
y
𝑉²
: Head kecepatan
2.g
Karena energi itu kekal, maka bentuk head (tinggi tekan) dapat bervariasi pada
penampang yang berbeda. Namun pada kenyataannya selalu ada rugi energi (losses).
1. Head Tekanan
Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat
cair pada sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair pada sisi
isap.
𝑃 𝑃𝑑 𝑃𝑠
= − ………………
y y y
Dimana :
𝑃
: Head Tekanan
y
𝑃𝑑
: Head Tekanan pada permukaan zat cair pada sisi tekan
y
𝑃𝑠
: Head Tekanan pada permukaan zat cair pada sisi isap
y
2. Head Kecepatan
Head kecepatan adalah perbedaan antar head kecepatan zat cair pada saluran tekan
dengan head kecepatan zat cair pada saluran isap.
𝑉𝑑² 𝑉𝑠²
ℎ𝑘 = − ………………
2. g 2. g
Dimana :
Hk : Head Kecepatan
𝑉𝑑²
: Kcepatan Zat cair pada saluran tekan
2.g
𝑉𝑠²
: Kcepatan Zat cair pada saluran isap
2.g
g : Percepatan gravitasi
3. Head Statis Total
Head statis total adalah perbedaan tinggi antara permukaan zat cair pada sisi tekan
dengan permukaan zat cair pada sisi isap.
Z = Zd - Zs(5)
Dimana :
Z : Head statis total
Zd : Head statis pada sisi tekan
Zs : Head statis pada sisi isap
Tanda + : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih rendah dari sumbu pompa
(Suction lift).
Tanda - : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih tinggi dari sumbu pompa
(Suction head).
Kerugian energi per satuan berat fluida dalam pengaliran cairan dalam sistem
perpipaan disebut sebagai kerugian head (head loss).
atau
𝐿𝑒 𝑉𝑑²
ℎ𝑙 = 𝑓 𝑋 …………………
D 2. g
Dimana :
hl : Total losses
hlp : jumlah mayor losses (kerugian gesekan daalam pipa)
hlf : jumlah minor losses (kerugian head pada fitting dan valve )
Le : Panjang ekivalen dari fitting dan valve yang ditambah panjang pipa
𝜌. 𝑣. 𝑑 𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑒𝑟𝑠𝑖𝑎
𝑅𝑒 = =
ɥ𝑥 viskositas
1 𝑃
Jika v = xxx / ρ maka = : sehingga :
v XXX
𝑣.𝑑
Re :
𝑣
Merupakan kerugian head pada fitting dan valve yang terdapat sepanjang sistem
perpipaan. Dapat dicari dengan menggunakan Rumus :
1 1
P1 + ρ V1² + ρgh1 + HP = P2 + ρ V2² + ρgh2 + h2ρ
2 2
1
P1-p2 = ρ (v2² - v1² ) + ρgh2 + h2ρg
2
𝑄
V2 =
A2
𝑄
V1 =
A1
H2 = 15ft
Hl = hf + h minor
32𝑚𝐿𝑢
Ket : hf => laminar jika Re = 2200 ( Persamaan harga ) hf =
𝜌𝑔𝑑2
4𝑓𝐿𝑢
=> Turbulen jika Re = 4000 ( Persamaan harga ) hf =
2𝑔𝑑
Dalam menghitung kerugian pada fitting dan valve dapat menggunakan tabel pada
lampiran 4. Besaran ini menyatakan kerugian pada fitting dan valve dalam ukuran
panjang ekivalen dari pipa lurus.
c. Total Losses
Atau
𝐿𝑒 𝐿𝑒²
V2 = 𝑓 . x ……………
D 2.g
Dimana :
Hl : Total losses
Le : Panjang ekivalen dari fitting dan valve yang ditambah panjang pipa
1.7. Daya Pompa
Daya pompa adalah besarnya energi persatuan waktu atau kecepatan melakukan
kerja.
Ada beberapa pengertian daya, yaitu :
Daya hidrolik (daya pompa teoritis) adalah daya yang dibutuhkan untuk
mengalirkan sejumlah zat cair. Daya ini dapat dihitung dengan rumus :
𝑄𝑥𝐻𝑥𝑦
HHP= . ……………
75
Dimana :
Q : Kapasitas Pompa
Untuk mengatasi kerugian daya yang dibutuhkan oleh poros yang sesungguhnya
adalah lebih besar dari pada daya hidrolik.
Besarnya daya poros sesungguhnya adalah sama dengan effisiensi pompa atau dapat
dirumuskan sebagai berikut :
HHPηρ QxHxy
BHP = atau NP =
ηρ 75xηρ
Dimana :
Daya penggerak (driver) adalah daya poros dibagi dengan effisiensi mekanis
(effisiensi transmisi). Dapat dihitung dengan rumus :
BHP(l=𝑎)
Nd =
ηρ
Dimana :
Harga effisiensi yang tertinggi sama dengan satu harga effisiensi pompa yang didapat
dari pabrik pembuatnya.
ηρ =ηh x ηv x ηm
Dimana :
ηρ : Efisiensi Pompa
ηh : Efisiensi hidrolis
ηv : Efisiensi volumetris
ηm : Efisiensi mekanis
Gambar 3.7 Grafik fungsi dari Angka Reynold (Reynolds Number) dan Kekasaran
relatif
Pemilihan yang tepat pada sebuah seal sangat penting bagi keberhasilan pemakaian
pompa. Untuk mendapatkan kehandalan pompa yang terbaik, pilihan penyekat harus tepat
antara jenis seal dan lingkungan yang dipakai.
Contoh umum dari pemakaian alat-alat penyekat adalah penyekat untuk poros
yang berputar pada pompa. Untuk mengetahui lebih banyak tentang fungsi dari penyekat
ini, kita harus tahu terlebih dahulu dasar-dasar pengetahuan pompa.
Pada pompa sentrifugal, cairan masuk ke pompa melalui bagian ‘suction’ pada pusat (eye)
impeller yang berputar. (gambar 3 dan 4).
Gambar 3.10 Gambar 3
Bagaimanapun juga, sepanjang tidak ada jalan untuk mengurangi adanya tekanan ini
seluruhnya, maka peralatan penyekat mutlak diperlukan untuk membatasi keluarnya
produk. Seperti penyekat kompresi (packing )atau penyekat mekanis (mechanical seals).
Pengaturan penggunaaan ‘stuffing box’ ditunjukan pada gambar di bawah. Ia terdiri dari:
5 ring packing.
Sebuah lantern ring yang digunakan untuk menginjeksi peluamas dan atau untuk
membuang cairan
Sebuah penekan (gland) untuk menahan packing dan menjaga kebutuhan tekanan yang
disesuaikan dengan kondisi pengencangan packing.
Fungsi dari packing adalah untuk mengontrol kebocoran, bukan untuk mencegah
seluruh kebocoran. Karena packing harus selalu terlumasi dan kebocoran yang dianjurkan
untuk menjaga adanya pelumasan adalah sekitar 40 sampai 60 tetes per menit.
Metode pelumasan pada packing tergantung pada ko0ndisi cairan yang dipompa dan juga
tekanan pada stuffing box. Ketika tekanan stuffing box di atas tekanan atmosfir dan cairan
yang ditekan bersih dan tidak korosif, maka cairan pada pompa itulah yang berfungsi
sebagai pelumas paking. (gambar 6).
1.10. Tatkala tekanan pada stuffing box di bawah tekanan atmosfir, sebuah lantern
ring di pasang dan pelumas di injeksikan ke dalam stuffing box. (gambar 7).
Sebuah pipa bypass dari sisi tekan pompa ke penghubung lantern ring
umumnya dipakai untuk menyediakan aliran cairan jika cairannya bersih.
Manakala cairan yang dipompakan kotor atau berpartikel, perlu diinjeksikan
cairan pelumas yang bersih dari luar melalui lantern ring (gambar 8). Aliran
sebanyak 0.2 sampai 0.5 gpm diperlukan dan sebuah keran pengatur serta
flowmeter perlu dipasang untuk mendapatkan aliran yang akurat. Lantern ring
biasanya dipasang pada tengah System Penyekat Pada Pompa
Menyambung pembahasan saya mengenai pompa pada tulisan sebelumnya. Kali
ini saya akan sedikit mengulas tentang system penyekatan (Sealing System).
Pemilihan yang tepat pada sebuah seal sangat penting bagi keberhasilan pemakaian
pompa. Untuk mendapatkan kehandalan pompa yang terbaik, pilihan penyekat harus tepat
antara jenis seal dan lingkungan yang dipakai.
Contoh umum dari pemakaian alat-alat penyekat adalah penyekat untuk poros
yang berputar pada pompa. Untuk mengetahui lebih banyak tentang fungsi dari penyekat
ini, kita harus tahu terlebih dahulu dasar-dasar pengetahuan pompa.
Pada pompa sentrifugal, cairan masuk ke pompa melalui bagian ‘suction’ pada pusat (eye)
impeller yang berputar. (gambar 3 dan 4).
Gambar 3.10 Gambar 3
Bagaimanapun juga, sepanjang tidak ada jalan untuk mengurangi adanya tekanan
ini seluruhnya, maka peralatan penyekat mutlak diperlukan untuk membatasi keluarnya
produk. Seperti penyekat kompresi (packing )atau penyekat mekanis (mechanical seals).
Pengaturan penggunaaan ‘stuffing box’ ditunjukan pada gambar di bawah. Ia terdiri dari:
5 ring packing.
Sebuah lantern ring yang digunakan untuk menginjeksi peluamas dan atau untuk
membuang cairan
Sebuah penekan (gland) untuk menahan packing dan menjaga kebutuhan tekanan yang
disesuaikan dengan kondisi pengencangan packing.
Fungsi dari packing adalah untuk mengontrol kebocoran, bukan untuk mencegah
seluruh kebocoran. Karena packing harus selalu terlumasi dan kebocoran yang dianjurkan
untuk menjaga adanya pelumasan adalah sekitar 40 sampai 60 tetes per menit.
Metode pelumasan pada packing tergantung pada ko0ndisi cairan yang dipompa dan juga
tekanan pada stuffing box. Ketika tekanan stuffing box di atas tekanan atmosfir dan cairan
yang ditekan bersih dan tidak korosif, maka cairan pada pompa itulah yang berfungsi
sebagai pelumas paking. (gambar 6).
stuffing box, tetapi untuk cairan yang sangat kental seperti bahan baku kertas disarankan
dipasang di leher stuffing box untuk menghindari tersumbatnya lantern ring.
Mechanical seal adalah suatu tipe Seal yang dipakai pada pompa-pompa kelas
industri, agitator, mixer, chiller dan semua rotating equipment (mesin-mesin yang
berputar).
Mechanical seal yang ideal adalah Mechanical Seal dan disepakati terlebih dahulu
bahwa mechanical seal pada dasarnya adalah masuk golongan seal. Seal tidak akan
diterjemahkan namun diperjelas pengertiannya lewat serangkaian contoh.
2. Terminologi
Yang paling susah buat pemula adalah pengertian atas istilah-istilah yang
digunakan dalam penyebutan bagian mechanical seal. Untuk itu mari kita
samakan persepsi dahulu atas hal-hal sebagai berikut:
3. SHAFT adalah as/bagian poros sebuah alat dan merupakan bagian utama dari
mesin-mesin yang berputar. Buku manual mesin-mesin lebih sering menggunakan
kata shaft dibandingkan as.
4. SHAFT SLEEVE adalah sebuah bushing/adapter yang berbentuk selongsong
yang terpasang pada shaft dengan tujuan melindungi shaft akibat pengencangan
baut/screw MechanicalSeal.
5. SEAL adalah suatu part/bagian dalam sebuah konstruksi alat/mesin yang
berfungsi untuk sebagai penghalang/pengeblok keluar/masuknya cairan, baik itu
fluida proses maupun pelumas. Pada sepeda motor atau mobil sering kali bengkel
bilang karet sil, sil-as kruk, oil-seal. Analogi lainnya, coba anda bayangkan
sebuah aquarium. Apa yang akan terjadi jika kaca-kaca ditempelkan tanpa diberi
lem kaca/sealant?
6. Lem kaca setelah mengeras, pada kondisi tersebut adalah seal. Bisa disepakati
bahwa Seal lebih merujuk pada pengertian suatu fungsi. Apapun bentuk dan
materialnya, apabila berfungsi untuk mencegah kebocoran, maka dia disebut
sebagai Seal.
7. O-RING awalnya adalah merujuk pada karet berbentuk bundar yang berfungsi
sebagai Seal. Perkembangan teknologi o-ring sebagai alat pengeblok cairan
sekunder (secondary sealing device) menghasilkan berbagai tipe o-ring
berdasarkan materialnya. Material o-ring, ada dari karet alam, EPDM, Buna,
Neoprene, Viton, Chemraz, Kalrez, Isolast hingga tipe Encapsulated O-Ring,
dimana o-ring dibalut dengan PTFE. Ada pula yang murni dibuat dari PTFE dan
disebut dengan Wedge.
8. SEALFACE adalah bagian paling penting, paling utama dan paling kritis dari
sebuah Mechanical Seal dan merupakan titik PENGEBLOK CAIRAN UTAMA
(primary sealing device) Terbuat dari bahan Carbon atau Silicone
Carbide atau Tungsten Carbide atau keramik atau Ni-resist, dengan serangkaian
teknik pencampuran. Permukaan material yang saling bertemu (contact) dibuat
sedemikian halusnya hingga tingkat kehalusan / kerataan permukaan mencapai 1
- 2 lightband.
Seringkali Sealface disebut juga dengan contact face. Seal faces berarti ada 2 sealface.
Yang satu diam dan melekat pada dinding pompa, dan yang lainnya berputar, melekat
pada shaft.
Yang berputar biasanya terbuat dari bahan yang lebih lunak/soft. Kombinasinya bisa
berupa carbon versus silicone carbide, carbon vs ceramic, carbon vs tungten carbide,
silicone carbide vs silicone carbide, silicone carbide vs tungsten carbide.
Sealface yang ada pada shaft yang berputar seringkali disebut sebagai Rotary
Face/Primary Ring. Sedangkan Sealface yang diam atau dalam kondisi stasioner sering
disebut sebagai StationaryFace / Mating Ring / Seat.
Gambar 3.16 gambar mechanical seal
Dengan demikian bisa diambil simpulan definisi Mechanical Seal adalah Sebuah
alat pengeblok cairan/gas pada suatu rotating equipment, yang terdiri atas:
Dua buah sealface yang bisa aus, dimana salah satu diam dan satunya lagi berputar,
membentuk titik pengeblokan primer (primary sealing).
Meterial dua sealfaces itu biasanya berbeda. Yang satu biasanya bersifat lunak,
biasanyacarbon-graphite, yang lainnya terbuat dari material yang lebih keras
seperti silicone-carbide.Pembedaan antara material yang digunakan pada stationary
sealface dan rotating sealfaceaalah untuk mencegah terjadinya adhesi antara dua buah
sealfaces tersebut. Pada sealface yang lebih lunak biasanya terdapat ujung yang lebih
kecil sehingga sering dikenal sebagai wear-nose (ujung yang bisa habis atau aus tergesek).
Gambar 3.17 mechanical seal
1.13. KAVITASI
Kavitasi adalah fenomena perubahan phase uap dari zat cair yang sedang
mengalir, karena tekanannya berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya. Pada
pompa bagian yang sering mengalami kavitasi adalah sisi isap pompa. Hal ini terjadi jika
tekanan isap pompa terlalu rendah hingga dibawah tekanan uap jenuhnya, hal ini dapat
menyebabkan : Suara berisik, getaran atau kerusakan komponen pompa tatkala
gelembung-gelembung fluida tersebut pecah ketika melalui daerah yang lebih tinggi
tekanannya.
1) Vaporisation - Penguapan.
Karena ada pengurangan tekanan (head losses) pada sisi suction( karena adanya
valve, elbow, reduser, dll), maka kita harus menghitung head total pada sisi suction dan
biasa disebut Net Positive Suction Head is Required (NPSHR).
NPSHA - Vp ≥ NPSHR
Dengan kata lain untuk memelihara supaya vaporization tidak terjadi maka kita harus
melakukan hal berikut :
Meninggikan tangki.
Mengurangi head losses pada suction piping system. Misalnya dengan mengurangi
jumlah fitting, membersihkan striner, cek mungkin venting tangki tertutup) atau
bertambahnya speed pompa.
Pompa sentrifugal hanya mampu meng'handle' 0.5% udara dari total volume.
Lebih dari 6% udara, akibatnya bisa sangat berbahaya, dapat merusak komponen pompa.
Udara dapat masuk ke dalam system melalui beberapa sebab, antara lain :
Dari packing stuffing box (Bagian A - Lihat Gambar). Ini terjadi, jika pompa dari
kondensor, evaporator atau peralatan lainnya bekerja pada kondisi vakum.
Jika 'bypass line' letaknya terlalu dekat dengan sisi isap, hal ini akan menambah suhu
udara pada sisi isap.
Berkurangnya fluida pada sisi isap, hal ini dapat terjadi jika level cairan terlalu rendah.
Gambar 3.18 Gambar Masuknya Udara Luar ke Dalam System
Vortexing Fluida
Keduanya, baik penguapan maupun masuknya udara ke dalam system
berpengaruh besar terhadap kinerja pompa yaitu pada saat gelembung-gelembung udara
itu pecah ketika melewati 'eye impeller'(Bagian G - Lihat Gambar) sampai pada sisi
keluar (Sisi dengan tekanan yang lebih tinggi). Terkadang, dalam beberapa kasus dapat
merusak impeller atau casing. Pengaruh terbesar dari adanya jebakan udara ini adalah
berkurangnya kapasitas pompa.
Kondisi ini dapat terlihat pada sudut terluar (leading edge) impeller, dekat dengan
diameter luar, berputar balik ke bagian tengah kipas. Ia dapat juga terjadi pada sisi awal
isap pompa.
Efek putaran balik ini dapat menambah kecepatannya sampai ia, kit
Dimana : menguap dan kemudian 'pecah' ketika melalui tempat yang tekanannya lebih
tinggi. Ini selalu terjadi pada pompa dengan NPSHA yang rendah. Untuk mengatasi hal
tersebut
Capacity = Gallons per menit, atau liters per detik dari impeller terbesar pada nilai
BEP(Best Efficiency Point) -nya.
Head = Net Positive Suction Head is Required (feet atau meter)pada nilai rpm-nya.
Untuk pompa double suction, kapasitas dibagi 2 karena ada 2 impeller eyes.
Ideal untuk 'membeli' pompa dengan nilai Suction Spesific Speed kurang dari 8500(5200
metrik) kecuali untuk kondisi yang ekstrim.
Maka harus tahu nilai Suction Spesific Speed , yang dapat digunakan untuk
mengontrol pompa saat beroperasi, berapa nilai terdekat yang teraman terhadap nilai
BEP(Best Efficiency Point) pompa yang harus diambil untuk mencegah terjadinya
masalah.
Nilai Suction Spesific Speed yang diijinkan adalah antara 3.000 sampai 20.000.
Rumus yang dipakai adalah :
Mixed Hydrocarbon dan air panas idealnya pada 9000 ÷ 12000 (5500÷7300 metric) atau
lebih tinggi, lebih bagus.
Nilai Suction Spesific Speed yang tinggi menandakan impeller eye-nya lebih besar dari
biasanya dan biasanya nilai efisiensinya disesuaikan dengan nilai NPSHR yang rendah.
Lebih tinggi nilai Suction Spesific Speed memerlukan desain khusus, operasinya
memungkinkan adanya kavitasi.
Biasanya, pompa yang beroperasi dibawah 50% dari nilai BEP-nya tidak reliable.
Jika kita memakai open impeller, kita dapat mengoreksi internal recirculation dengan
mengatur suaian(clearance) impeller sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuatnya.
Gambar 3.19 Gambar impeller
4) Jenis impeller
Untuk jenis Closed Impeller lebih banyak masalahnya dan kebanyakan pada
prakteknya dikembalikan ke pabrik pembuatnya untuk di evaluasi atau mungkin didesain
ulang pada impellernya atau perubahan ukuran suaian(clearance) pada wearing ring.
Kita selalu menginginkan aliran fluida pada kecepatan yang konstan. Korosi dan
hambatan yang ada pada system perpipaan dapat merubah kecepatan fluida dan setiap ada
perubahan kecepatan, tekanannya juga berubah. Untuk menghambat hal tersebut, perlu
dilakukan perancangan system perpipaan yang baik. Antara lain memenuhi kondisi
berikut :
Jarak minimum antara suction pompa dengan elbow yang pertama minimal 10 X
diameter pipa.Pada pengaturan banyak pompa, pasang suction bells pada bays yang
terpisah, sehingga satu sisi isap pompa tidak akan mengganggu yang lainnya. Jika ini
tidak memungkinkan, beberapa buah pompa bisa dipasang pada satu bak isap (sump)
yang besar, dengan syarat :
Jarak antara dua 'center line' pompa minimum dua kali suction diameter.
Bagian piping upstream paling tidak memiliki pipa yang lurus dengan panjang minimal
10 x diameter pipa.
Untuk metrik :
Kerusakan akibat kavitasi jenis ini terjadi ketika diameter luar impeller lewat
terlalu dekat dengan 'cutwater' pompa. Kecepatan aliran fluida ini bertambah tatkala
alirannya melalui lintasan kecil tersebut, tekanan berkurang dan menyebabkan penguapan
lokal. Gelembung udara yang terbentuk kemudian pecah pada tempat yang memiliki
tekanan yang lebih tinggi, sedikit diluar alur cutwater. Hal inilah yang menyebabkan
kerusakan padavolute(rumah keong) pompa.
Pada dua tulisan yang lalu : di sini dan di sini, kita telah mengenal apa itu kavitasi, efek
yang ditimbulkannya dan klasifikasi kavitasi,yaitu :
1. Vaporisation - Penguapan.
Mendidihnya cairan terjadi ketika ia terlalu panas atau tekananya terlalu rendah. Pada
tekanan permukaan air laut 1 bar (14,7 psia) air akan mendidih pada suhu 212oF (100oC).
Jika tekanannya turun air akan mendidih pada suhu yang lebih rendah. Ada tabel yang
menyatakan titik didih air pada setiap suhu yang berbeda. Sebagai contoh dapat dilihat
tabel berikut :
Fahrenheit Centigrade Vapor pressure lb/in2 A Vapor pressure (Bar) A
Satuan tekanan di sini yang digunakan adalah absolute bukan pressure gauge, ini jamak dipakai
tatkala kita berbicara mengenai sisi isap pompa untuk menghindari tanda minus. Maka
saat menyebut tekanan atmosfir nol, kita katakan 1 atm sama dengan 14,7 psia pada
permukaan air laut dan pada sistim metrik kita biasa memakai 1 bar atau 100 kPa.
Jika gelembung itu besar pada eye impeller, pompa akan kehilangan pemasukan dan
akhirnya perlu priming (tambahan cairan pada sisi isap untuk menghilangkan udara).
Pembentukan gelembung pada tekanan rendah karena mereka tidak bisa terbentuk pada
tekanan tinggi.
Kita harus selalu ingat bahwa jika kecepatan fluida bertambah, maka tekanan fluida akan
berkurang. Ini artinya kecepatan fluida yang tinggi pasti di daerah bertekanan rendah.
Ini akan menjadi masalah setiap saat jika ada aliran fluida melalui pipa terbatas, volute
atau perubahan arah yang mendadak. Keadaan ini sama dengan aliran fluida pada
penampang kecil antara ujung impeller dengan volute cut water.
1.16. Net Positive Suction Head (NPSH)
Net Positive Suction Head (NPSH) Seperti uraian diatas bahwa kavitasi akan
terjadi 0pbila tekanan suatu
aliran zat cair turun sampai dibawah tekanan uapnya. Jadi untuk menghindari
kavitasi, harus diusahakan agar tidak ada satu bagianpun dari aliran didalam
sistem pompa yang mempunyai tekanan lebih rendah dari tekanan uap jenuh
menciptakan kavitasi.
dipasang.
Berhubung dengan hal tersebut diatas maka NPSH atau Net Positive
NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi
isap pompa, dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat cair ditempat
tersebut. Dalam hal ini pompa yang menghisap dari tempat terbuka
dengan tekanan atmosfer pada permukaan zat cair, NPSH yang tersedia
diukur dari permukaan zat cair sampai titik tertinggi pada lubang hisap
impeler (pada pompa dengan poros mendatar maupun tegak). Jika zat
penurunan tekanan.
tekanan sama dengan tekanan uap jenuh zat cair yang dipompakan pada
semua kerugian aliran antara flens hisap dan permulaan sudu. Kerugian
aliran dan kecepatan aliran volume (Q) dan dari jumlah putaran (ns)
pula dari bentuk sudu, jumlah sudu, tebal sudu, besarnya lubang
terlihat bahwa antara flens hisap dan permukaan sudu kipas terjadi
tekanan sama dengan tekanan uap jenuh zat cair yang dipompakan pada
aliran dan kecepatan aliran volume (Q) dan dari jumlah putaran (ns)
pula dari bentuk sudu, jumlah sudu, tebal sudu, besarnya lubang
ns = Kecepatan spesifik
σ = Koefisien kavitasi
Agar pompa dapat bekerja tanpa kavitasi, maka NPSH pompa yang
Cara Menghindari Kavitasi Kavitasi pada dasarnya dapat dicegah dengan membuat
NPSH yang tersedia lebih besar dari pada NPSH yang diperlukan. Dalam perencanaan
1. Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang dihisap harus
dibuat serendah mungkin agar head isap statis menjadi rendah pula.
2. Pipa isap harus dibuat sependek mungkin. Jika terpaksa dipakai pipa isap
pengisapan.
Kurva A adalah kurva pompa untuk satu buah pompa. Kurva B terbentuk dengan
mempararelkan laju aliran sehingga dapat memperlihatkan karakteristik pompa di
rangkaian operasi paralel. kurva C merepresentasikan sistem pipa ketika penambahan
pompa kedua adalah sebesar 50 % pada sistem yang di lalui, kurva D memperlihatkan
kepada kita kurva yang lebih curam dari sistem pipa jika sistem dinaikan sebesar 20 %.
Gambar di bawah ini memperlihatkan efek dari pemasangan 2 pompa dalam
rangkaian seri. Kurva A adalah kurva head flow rate untuk satu buah pompa. Kurva
kombinasi untuk kedua pompa. B. dibentuk dengan mempararel kurva A head untuk
setuap nilai dari laju aliran. Keuntungan dari penambahan pompa dapat di lihat dengan
memeriksa perpotongan dari kurva sistem pipa. yaitu kurva C dan D dengan kurva
Pompa.
Selanjutnya pada kondisi dimana salah satu pompa tidak berfungsi, misalkan
pompa A (kurva biru) maka terlihat seperti pada gambar di bawah ini. terlihat grafik kurva
pompa pararel langsung terjun bebas.
Gambar 3.27 grafik percobaan pompa parallel vs seri
Setelah di bahas pada rangkaian pararel, maka bagaimana dengan rangkaian seri.
mari kita lihat bersama terjadi kenaikan tekanan yang cukup tinggi, rata - rata 2 kalil lipat,
akan tetapi tidak begitu banyak berpengaruh terhadap laju aliranya.
jika salah satu pompa A mati maka penurunan tekanan dan laju aliran jauh lebih
sedikit dari pompa rangkaian pararel.
Berikut ini adalah gambar jika pompa dirakit pararel maupun di rakit seri :
Gambar 3.32 gambar pompa yg dirakit seri/ parallel