Lampiran Permen Kebudayaan Dan Pariwisata No. Kep-012 MKP IV 2001 Pedoman Umum Perizinan Usaha Pariwisata PDF

Unduh sebagai pdf
Unduh sebagai pdf
Anda di halaman 1dari 45
PEN API 1. Lampiraa | TATACARA PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN USAHA. BIDANG USAHA BIRO PERJALANAN WISATA DAN AGEN PERJALANAN WISATA IGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ENGERTIAN Biro Perjalanan Wisata adalah usaha yang merencanakan Perjalanan wisata dan atau jasa_pelayanan penyelenggaraan wisata; Cabang Biro Perjalanan Wisata adalah unit usahia biro perjalanan wisata yang berkedudukan di wilayah administratir yang sama dengan kantor Pusatnya atau di wilayah administratif lain yang melakukan kegiatan usaha kantor pusat: . Agen Perjalanan Wisata adalah usaha jasa perantara untuk Menjual atau mengurus Jasa untuk perjalanan wisata; . Pimpinan Biro Perjalanan Wisata atau Agen Perjalanan Wisata adalah seorang atau lebih yang sehari-harinya bertanggung jawab atas kegiatan usaha biro perjalanan wisata atau agen perjalanan wisata; . Paket Wisata adalah fangkaian dari perjalanan wisata yang tersusun secara lengkap disertai harga dan persyaratan tertentu; . Izin Usaha adalah izin yang diberikan oleh Bupati / Walikota untuk menyelenggarakan usaha jasa Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata . Bupati / Walikota adalah Kepala Daerah Kabupaten/Kota. . B. RUANG LINGKUP 1. Kegiatan Usaha Biro Perjalanan Wisata meliputi jasa : a. Perencanaan dan pengemasan komponen-komponen Perjalanan wisata yang meliputi sarana wisata, obyek dan daya tarik wisata dan jasa pariwisata lainnya terutama yang terdapat di wilayah Indonesia dalam bentuk paket wisata; b. Penyelenggaraan dan penjualan paket wisata dengan cara menyalurkan melalui agen perjalanan wisata dan atau menjuainya langsung kepada wisatawan atau konsumen; ¢. Penyediaan layanan pramuwisata yang berhubungan dengan paket wisata yang dijual; d. Penyediaan layanan angkutan wisata; @. Pemesanan akomodasi, restoran, tempat konvensi dan tiket Pertunjukan seni budaya serta kunjungan ke obyek dan daya tarik wisata; f. Pengurusan dokumen perjalanan berupa paspor dan visa atau dokumen lain yang dipersamakan; g. Penyelenggaraan perjalanan ibadah agama; z . Penyelenggaraan Perjalanan Wisatawan Lanjut Usia Mancanegara; i. Penyelenggaraan Perjalanan Wisata RRC ke Indonesia. Kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf a, b dan ¢ merupakan kegiatan pokok yang wajib diselenggarakan oleh Biro Perjalanan Wisata. Penyelenggaraan perjalanan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf g, h, dan i dilakukan berdasarkan peraturan perundang- undangen yang berlaku. . 2. Kegiatan usaha Agen Perjalanan Wisata meliputi jasa : a. Pemesanan tiket angkutan udara, laut dan darat baik untuk tujuan dalam negeri maupun luar negeri; . b. Perantara penjualan paket wisata yang dikemas oleh Biro Perjalanan Wisata; ¢. Pemesanan akomodasi, restoran dan tiket pertunjukan seni budaya, serta kunjungan ke obyek dan daya tarik wisata; d. Pengurusan dokumen perjalanan berupa paspor dan visa atau dokumen lain yang dipersamakan. PERSYARATAN USAHA Untuk menjalankan usaha Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 4. Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi yang maksud dan tujuan usahanya dinyatakan dalam Akte Pendirian. 2. Mempunyai kantor tetap yang didukung dengan fasilitas usaha. 3. Modal seluruhnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia kecuali dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA). 4. Mempekerjakan tenaga ahli tetap yang telah memiliki sertifikat pendidikan sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilaksanakan. 5. Memiliki zin usaha yang dikeluarkan oleh Bupati / Walikota. 6. Biro Perjalanan Wisata diperbolehkan mendirikan Cabang Biro Perjalanan Wisata dan tatacara pelaksanaannya diatur oleh Bupati/ Walikota setempat. . Iv. TATA CARA MENDAPATKAN IZIN USAHA 1. Permohonan izin usaha Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata digjukan secara tertulis oleh Pimpinan Perusahaan kepada BupatiWalikota setempat dengan melampirkan : a. Salinan Akte Pendirian Perusahaan; b. Salinan Surat izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemda setempat; cc. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perusatiaan; d. Daftar Riwayat Hidup pimpinan perusahaan dan tenaga ahli; e. Proposal Pendirian Perusahaan. 2. Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah berkas permohonan diterima oleh BupatiWalikota, maka Bupati/Walikota harus sudah memberikan jawaban diterima atau ditolaknya permohonan izin usaha dimaksud. 3. Penolakan permohonan izin usaha diberitahukan secara tertulis kepada pemohon disertai dengan alasan penolakan. 4, Izin Usaha Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata berlaku sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang selama yang bersangkutan masih menjalankan usahanya PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN 1. Pemindah tanganan izin usaha Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata dilaporkan secara tertulis kepada Bupati / Walikota setempat. 2. Perubahan nama dan atau alamat perusahaan wajib dilaporkan secara tertulis kepada Bupati / Walikota setempat. 3. Pimpinan usaha Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata ‘wajib menyampaikan Laporan Kegiatan Usaha (LKU) kepada Bupati / Walikota dan tembusan kepada Gubemur setempat. Laporan Kegiatan Usaha (LKU} dilakukan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada setiap akhir bulan Januari dan Juli. 4, Pengawasan dan pengendalian terhadap usaha Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjaianan Wisata dilakukan oleh Bupati / Walikote. 5. Dalam hal bersifat khusus, Bupati / Walikota dapat menunjuk pejabat lain untuk melakukan pengawasan setempat terhadap usaha Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata. Vv. SANKSI 4. Izin usaha dapat dicabut oleh Bupati / Walikota apabila : a. Tidak memenuhi ketentuan persyaratan pengusahaan Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata yang telah ditetapkan; b. Tidak melakukan Kegiatan usahanya selama 2 (dua) tahun berturut- turut; ©. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan peraturan/ ketentuan yang berlaku; d. Tidak memenuhi kewajiban menyampaikan LKU kepada Bupati/ ‘Walikota ; e. Ditemukan hal-hal yang meyakinkan dari hasil pemeriksaan setempat untuk melaksanakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku; 2. Peneabutan izin usaha dapat dilakukan setelah terlebih dahulu diberikan peringatan tertulis secara berturut-turut sebanyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari kerja. . 3. Di samping sanksi pencabutan izin usaha, terhadap penerima/ pemegang Izin usaha Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata dapat pula dikenakan sanksi lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1. Lampiran tt TATA CARA PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN USAHA BIDANG USAHA JASA PRAMUWISATA PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP A. PENGERTIAN 1. Pramuwisata adalah seseorang yang bertugas memberikan bimbingan, penerangan dan petunjuk mengenai objek dan daya tarik wisata serta membantu segala sesuatu yang diperlukan wisatawan; 2. Usaha Jasa Pramuwisata adalah kegiatan usaha bersifat komersial yang mengatur, mengkoordinir dan menyediakan tenaga Pramuwisata untuk memberikan pelayanan bagi seseorang atau kelompok orang yang mélakukan perjalanan wisata; ° 3. Izin Usaha adalah izin yang diberikan oleh Bupati / Walikota untuk menjalankan Usaha Jasa Pramuwisata; 4. Pemimpin Usaha Jasa Pramuwisata adalah seseorang yang bertanggung jawab atas penyelenggara Usaha Jasa Pramuwisata; 5. Bupati / Walikota adalah Kepala Daerah Kabupaten / Kota. . RUANG LINGKUP Lingkup kegiatan Usaha Jasa Pramuwisata meliputi kegiatan pelayanan jasa: 4. Melayani wisatawan mengunjungi objek-objek wisata di dalam kota dan atau di luar kota dalam daerah Propinsi (tour guide service), 2. Melayani wisatawan dalam keperluan bisnis dan tugas pemerintahan serta menjemput dan mengantar wisatawan (Trav Lampiran IV TATA CARA PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN USAHA JASA IMPRESARIAT |, PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP A. PENGERTIAN o Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Usaha Jasa_ Impresariat adalah kegiatan pengurusan dan penyelenggaraan pertunjukan hiburan secara komersial, dengan mendatangkan artis, seniman, dan musisi dari mancanegara, serta menyelenggarakan berbagai pertunjukan di Indonesia maupun mengirimkan artis, seniman, dan musisi Indonesia ke luar negeri; 2. Pengurusan penyelenggaraan pertunjukan hiburan adalah usaha dengan melaksanakan suatu pertunjukan, mulai dari pengurusan surat- surat dan dokumen, dalam rangka mendatangkan maupun mengirimkan artis, seniman dan musisi, serta penyiapan tempat, peralatan, Panggung dan promosi sampai kepada terselenggaranya suatu pertunjukan; 3. Izin Usaha adalah izin yang diberikan oleh Bupati/Walikota untuk menyelenggarakan usaha Jasa Impresariat; . 4. Bupati/Walikota adalah Kepala Daerah Kabupaten/Kota. RUANG LINGKUP a Lingkup kegiatan usaha jasa impresariat meliputi : 1. Pengurusan dan penyelenggaraan pertunjukkan hiburan oleh artis, seniman dan musisi Indonesia yang mengadakan periunjukkan di dalam negeri, 2. Pengurusan dan penyelenggaraan pertunjukkan hiburan artis, seniman dan musisi Indonesia yang mengadakan pertunjukkan di luar negeri. 2 Pengurusan dan penyelenggaraan pertunjukkan hiburan arlis, seniman dan musisi mancanegara yang mengadakan pertunjukkan di dalam negeri secara rutin atau temporer. Selain kegiatan pertunjukkan sebagaimana dimaksud dalam butir 1, 2 dan 3 usaha Jasa Impresariat dapat menyelenggarakan pertunjukkan amal, promo, publikasi pertunjukkan dan pelatihan di bidang pertunjukkan. x Jenis-jenis kegiatan usaha Jasa Impresariat adalah pertunjukan hiburan yang diselenggarakan dipanggung (ruang terbuka dan tertutup) dengan tujuan komersial (show-biz), antara lain seperti : show band, nyanyi, konser musik, sirkus, akrobatik, orkes simphony, opera, drama, ballet, tari kreasi, kontemporer dan modem, peragaan busana, rambut, kecantikan, demo dan promo musik. PERSYARATAN USAHA Untuk menjalankan usaha Jasa Impresariat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi yang maksud dan tujuan usahanya dinyatakan dalam Akte Pendirian. 2. Mempunyai kantor tetap yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung usaha. ra 3. Modal seluruhnya oleh Warga Negara indonesia kecuali dalam rangka penanaman modal Asing (PMA). 4. Mempekerjakan tenaga ahli tetap yang telah berpengalaman di bidang Pertunjukan hiburan atau impresariat dan telah memiliki.sertifikat Pendidikan sesuai dengan bidang pekerjaannya; likota. a” Memiliki izin usaha yang dikeluarkan oleh Bupatil’’ TATA CARA MENDAPATKAN IZIN USAHA. Permohonan izin usaha Jasa !mpresariat diajukan secara tertulig oleh pimpinan perusahaan kepada Bupati/Walikcta setempat dengan melampirkan : 2. Salinan Akte pendirian Perusahaan/Koperasi yang disahkan oleh Notaris; . Salinan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemda setempat; . Nontor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perusahaan; Daftar riwayat hidup pimpinan perusahaan dan tenaga ahii; .. Proposal pendirian perusahaan. @a90 Dalam menyelenggarakan kegiatan pertujukan hiburan, usaha Jasa Impresariat wajib : a. Memperhatikan norma kesusilaan, hukum, politik, agama, keamanan dan ketertiban umum; b. Berupaya memperkenalkan dan melestarikan khasanah seni dan budaya Indonesia; ©. Bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban terhadap artis, seniman, dan musisi yang diurus berdasarkan perjanjian yang dilakukan; d. Melaksanakan kewajiban atas Pungutan negara, pungutan daerah maupun retribusi lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. . . Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah berkas permohonan lengkap diterima oleh Bupati/Walikota, maka Bupati/Walikota harus sudah memberikan jawaban diterima atau ditolaknya permohonan izin usaha. . Penolakan permohonan izin usaha di beritahukan secara tertulis kepada pemohon di sertai dengan alasan Penolakan. . (Zin usaha Jasa Impresariat berlaku sekurang-kurangnya 1(satu) tahun dan dapat diperpanjang selama yang bersangkutan masih menjalankan usahanya. “. «e =NGAWASAN DAN PENGENDALIAN emindahtanganan izin usaha Jasa Impresariat wajib di laporkan secara tertulis kepada Bupati/Walikota setempat. : = >erubahan nama perusahaan dan atau Perubahan alamat perusahaan *ajib dilaporkan secara tertulis kepada Bupati/Walikota setempat. Pimpinan usaha Jasa Impresariat wajib menyampaikan laporan, emegang izin usaha Jasa Impresariat dapat pula dikenakan sanksi nya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Lampiran V TATA CARA PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN USAHA JASA KONSULTAN PARIWISATA 1 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PENGERTIAN Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Usaha Jasa Konsultan Pariwisata adalah usaha jasa konsultan yang bergerak di bidang pariwisata; 2. Jasa Konsultan adalah jasa berupa saran dan nasehat yang diberikan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul mulai dari Penciptaan gagasan, pelaksanaan dan operasinya disusun secara sistimatis berdasarkan disiplin ilmu yang diakui, disampaikan secara lisan, tertulis maupun gambar oleh tenaga ahli profesional; 3. Izin Usaha adalah izin yang diberikan oleh Bupati/Walikota untuk menyelenggarakan usaha jasa konsultan pariwisata; 4. Bupati/Walikota adalah Kepala Daerah Kabupaten/Kota. B. RUANG LINGKUP Lingkup kegiatan usaha jasa konsultan pariwisata meliputi: 4. Kegiatan Studi kelayakan meliputi penyusunan analisis dan perumusan. mengenai kelayakan pembangunan dan pengembangan bidang pariwisata yang terdiri dari aspek lokasi, aspek pemasaran, aspek tehnis dan aspek keuangan serta lain yang bersifat melengkapi. 2. Kegiatan perencanaan meliputi pekerjaan penyusunan —rencana Pengembangan pariwisata dalam bentuk rumusan-rumusan/arahan- arahan atau pedoman: pengembangan bagi kegiatan pariwisata yang berkaitan dengan aspek fisik (ruang dan paralatan) dan aspek rion fisik (sosial, budaya, ekonomi dan aspek lain yang terkait). 3.,Kegiatan pengawasan meliputi pengawasan terhadap kegiatan pelaksanaan proyek pembangunan pariwisata dan atau pengawasan terhadap pemberian jasa oleh usaha pariwisata. 4. Kegiatan manajemen meliputi penyusunan rencana manajemen di bidang pariwisata, 5. Kegiatan penelitian adalah kegiatan untuk meneliti kondisi-kondisi kepariwisataan untuk keperluan pengembangan lebih lanjut. PERSYARATAN USAHA Untuk menjalankan usaha Jasa Konsultan pariwisata harus memenuhi persyaratan : 1. Berbentuk perseroan terbatas (PT) atau koperasi yang maksud dan tujuan usahanya dinyatakan dalam Akte Pendirian. 2. Mempunyai kantor:tetap yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung usaha. . 3. Modal seluruhnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia kecuali dalam rangka penanaman modal Asing (PMA). 4, Mempekerjakan tenaga ahli tetap minimal 1 (satu) orang yang telah berpengalaman dan memiliki sertifikat pendidikan sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilaksanakan. 5. Memilikiizin usaha yang di keluarkan oleh Bupati/Walikota. TATA CARA MENDAPATKAN IZIN USAHA 1. Permohonan izin usaha jasa konsultan pariwisata diajukan secara tertulis oleh pimpinan perusahaan kepada Bupati/Walikota setempat dengan melampirkan : Salinan Akte pendirian perusahan/koperasi; Salinan surat izin tempat usaha (SITU) dari Pemda setempat; ._Nomor pakok wajib pajak (NPWP) perusahaan; Daftar riwayat hidup Pimpinan Perusahaan dan tenaga ahli; Proposal pendirian perusahaan. pang RY. 2. Dalam jangka waktu selambat-lambathya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah berkas permohonan lengkap diterima oleh Bupati/Walikota, maka Bupati/Walikota harus sudah memberikan jawaban diterima atau ditolaknya permohonan izin usaha. 3. Penolakan permohonan izin usaha di beritahukan secara tertulis kepada pemohon di sertai dengan alasan penolakan. 4. Izin usaha Jasa Konsultan Pariwisata berlaku sekurang-kurangnya 4(satu) tahun dan dapat diperpanjang selama yang bersangkutan masih menjalankan usahanya. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN 1. Pemindahtanganan izin usaha Jasa Konsultan Pariwisata wajib di laporkan secara tertulis kepada Bupati/Walikota setempat. 2. Perubahan nama perusahaan dan atau perubahan alamat perusahaan wajib dilaporkan secara tertulis kepada Bupati/Walikota setempat. 3. Pimpinan usaha Jasa Konsultan Pariwisata wajib menyampaikan laporan kegiatan usaha (LKU) kepada Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Gubernur setempat. Laporan Kegiatan Usaha (LKU) dilakukan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada setiap akhir bulan Januari dan Juli. 4. Pengawasan dan pengendalian terhadap usaha Jasa Konsulfan Pariwisata dilakukan oleh Bupati/Walikota. 5. Dalam hal bersifat khusus, Bupati/Walikota dapat menunjuk pejabat lain untuk melakukan pengawasan setempat terhadap usaha jasa konsultan pariwisata. SANKSI 4. Izin Usaha dapat dicabut oleh Bupati/Walikota apabila : a. Tidak memenuhi persyaratan pengusahaen jasd konsultan pariwisata yang telah ditetapkan; 2 9. Tidak melakukan kegiatan usahanya selama 2 (dua) tahun berturut-turut; . > Tidak _memenuhi kewajiban menyampaikan LKU kepada BupatiWalikota; d. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan peraturan/ ketentuan yang berlaku. e. Ditemukan hal-hal yang menyakinkan dari hasil pemeriksaan setempat untuk melaksanakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. Pencabutan izin usaha dapat dilakukan setelah terlebih dahulu diberikan peringatan tertulis secara berturut-turut sebanyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari kerja. Disamping — sanksi_pencabutan —_izin _usaha, _terhadap penerima/pemegang izin usaha Jasa-Konsultan Pariwisata dapat pula dikenakan sanksi lainnya sesuai peraturan Perundang-undangan yang Derlaku. 2 Lampiran VI TATA CARA PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN USAHA JASA INFORMASI PARIWISATA 1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP A PENGERTIAN Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 4. Usaha Jasa Informasi Pariwisata merupakan usaha penyediaan informasi, penyebaran dan pemanfaatan informasi kepariwisataan; 2. Informasi Pariwisata adalah keterangan dalam bentuk apapun mengenai ‘segala sesuatu yang berhubugnan dengan kepariwisataan; . 3. Izin usaha adalah izin yang diberikan oleh Bupati/Walikota untuk menyelenggarakan usaha Jasa Informasi Pariwisata; 4, Bupati/ Walikota adalah Kepala Daerah Kabupaten/Kota. B. RUANG LINGKUP Lingkup kegiatan usaha Jasa Informasi meliputi : 4. Penyediaan informasi mengenai obyek dan daya tarik wisata, sarana pariwisata, jasa pariwisata, transportasi, dan informasi lain yang diperlukan oleh wisatawan. 2. Penerbitan dan penyebaran informasi tentang usaha pariwisata atau informasi lain yang diperlukan wisatawan melalui media cetak, media elektronik, dan media komunikasi lain. 3. Pemberian informasi mengenai layanan pemesanan, akomodasi, restoran, penerbangan, angkutan darat, dan angkutan laut. 2B PERSYARATAN USAHA , Untuk menjalankan usaha Jasa Informasi Pariwisata harus memenuhi persyaratan : 4. Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi yang maksud dan tujuan usahanya dinyatakan dalam Akte Pendirian. Usaha Jasa Informasi Pariwisata dapat juga diselenggarakan oleh Perseorangan atau Kelompok Sosial didalam: masyarakat. 2. Bertanggung jawab atas kebenaran informasi yang disampaikan. 3. Mempunyai kantor tetap yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung usaha. 4. Modal seluruhnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia kecuali dalam rangka penanaman modal Asing (PMA). 5. Mempekerjakan tenaga ahli tetap yang telah berpengalaman dan mempunyai sertifikat pendidikan sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilaksanakan. : . 6. Memiliki izin usaha yang dikeluarkan oleh Bupati/Walikota. TATA CARA MENDAPATKAN IZIN USAHA 4. Permohonan izin usaha Jasa Informasi Pariwisata diajukan secara tertulis oleh pimpinan perusahaan kepada Bupati/ Walikota setempat dengan melampirkan : . . Salinan Akte pendirian perusahan Ikoperasi yang disahkan oleh Notaris; . Salinan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemda setempat, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perusahaan; Daftar riwayat hidup pimpinan psrusahaan dan tenaga ahli; . Proposal pendirian perusahaan. . eangD 2. Dalam angka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah berkas permohonan lengkap diterima oleh Bupati/Walikota, maka BupatiWalikota = harus sudah memberikan jawaban diterima atau ditolaknya permohonan izin usaha. 3. Penolakan permohonan izin usaha diberitahukan secara tertulis kepada pemohon di sertai dengan aiasan penolakan. 4. {zin usaha Jasa Informasi Pariwisata berlaku sekurang-kurangnya 1(satu) tahun dan dapat diperpanjang selanta yang bersangkutan masih menjalankan usahanya. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN 4. Pemindahtanganan atas izin usaha Jasa Informasi Pariwisata wajib dilaporkan secara tertulis kepada Bupati/Walikota setempat. 2. Perubahan nama perusahaan dan atau perubahan alamat perusahaan wajib dilaporkan secara tertulis kepada Bupati/Walikota setempat. 3, Pimpinan usaha Jasa Informasi Pariwisata wajib menyampaikan laporan kegiatan usaha (LKU) kepada Bupati/Welikota dengan tembusan kepada Guberur setempat. Laporan Kegiatan Usaha (LKU) dilakukan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada setiap akhir bulan Januari dan Juli. 4, Pengawasan dan pengendalian terhadap usaha Jasa Informasi Pariwisata dilakukan oleh BupatiWalikote. . 5. Dalam hal bersifat khusus, Bupati/Walikota dapat menunjuk pejabat lain untuk melakukan pengawasan setempat terhadap usaha Jasa Informasi Pariwisata. SANKSI 4. Izin Usaha dapat dicabut oleh Bupati/Wealikota apabila a. Tidak memenuhi persyaratan pengusahaan Jasa Informasi Pariwisata yang telah ditetapkan; b. Tidak melakukan kegiatan usahanya selama 2 (dua) tahun berturut- turut; ©. Tidak memenuhi kewajiban menyampaikan LKU kepada Bupati/ Walikota; d, Melakukan kegiatar; yang bertentangan dengan peraturan/ketentuan yang berlaku; . 8 e. Ditemukan hal-hal yang menyakinkan dari hasil pemeriksaan setempat untuk melaksanakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. 2. Pencabutan izin usaha dapat dilakukan setelah terlebih dahulu diberikan peringatan tertulis secara berturut-turut sebanyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 90 (sembilan pulun) hari kerja 3. Disamping sanksi pencabutan izin usaha, terhadap penerima/pemegang izin usaha jasa informasi pariwisata dapat pula dikenakan sanksi lainnya sesuai ‘peraturan perundang-undangan yang berlaku. Lampiran VII TATA CARA PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN PENGUSAHAAN OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA 1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP A. Percerear 1. Coex zen Daya Tarik Wisata yang selanjutnya disingkat ODTW adalah secee sesuatu yang menjadi sasaran wisata. 2. Ferqisehaan ODTW Alam adalah usaha pemanfaatan sumber daya alam cer “= fingkungan untuk dijadikan sasaran wisata. 3. Fereusehean ODTW Budaya adalah usaha pemanfaatan seni budaya tercse yang telah dilengkapi sebagai ODTW untuk dijadikan sasaran wisate. 4, Perqusehean ODTW Minat Khusus adalah usaha pemanfaatan sumber daya gar atau potensi seni pasava bangsa untuk dijadikan sasaran wisata bagi \wrs=zawen yang mempunyai minat khusus. 5.[=r useha adalah Izin yang diberikan oleh BupatiWalikota untuk mer yeienggarakan pengusahaan obyek dan daya tarik wisata. 6. Excess Welikota adalah Kepala Daerah Kabupaten/Kota. B. Ruanc Lingkup. 1. Pesagusahaan Objek dan daya Tarik Wisata meliputi kegiatan membangun dan memgeiota ODTW beserta prasana dan sarana yang diperlukan atau kegiatan tmemgetola ODTW yang telah ada. 2. Pemgusahaan ODTW terdiri dari : @ Pengusahaan ODTW Alam; ¢ =sngusahaan ODTW Budaya; < =engusahaan ODTW minat khusus. 3. Kegietan pengusahaan ODTW meliputi : sahaan ODTW Alam : 7 ‘embangunan prasarana dan sarana pelengkap beserta fasilitas celayanan lain bagi wisatawan. 2 Pengelolaan ODTW Alam, termasuk prasarana dan sarana yang ada. @ Penyediaan sarana dan fasilitas bagi masyarakat disekitarnya untuk Derperan serta dalam kegiatan pengusahaan ODTW alam. b. =srqusahaan ODTW Budaya : Pembangunan ODTW budaya termasuk penyediaan sarana, prasarana an fasilitas pelayanan lainnya bagi wisatawan. Z- Pengelolaan ODTW budaya, termasuk prasarana dan sarana yang o » Penyelenggaraan pertunjukan seni budaya yang dapat memberi nilai tambah terhadap ODTW serta memberikan manfaat bagi masyarakat disekitamya. ‘ ¢. Pengusahaan ODTW Minat Khusus : 4) Pembangunan dan pengelolaan prasarana dan sarana serta fasilitas pelayanan bagi wisatawan di lokasi ODTW. 2) Penyediaan informasi mengenai ODTW secara lengkap, akurat dan mutahir. 4, Pengusahaan ODTW dikawasan konservasi berupa Taman Nasional, Taman Visata Alam, Taman Hutan Raya, Taman Laut serta Cagar Budaya ceselenggarakan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. ll. PERSYARATAN USAHA Untuk menjalankan usaha ODTW harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 4. Berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Koperasi atau Perseorangan yang maksud dan iujuan usahanya dinyatakan da'am Akte Pendirian. . 2. Mempunyai kantor tetap yang dilengkapi déngan fasiitas pendukung usaha. 28 3. Modal seluruhnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia kecuali dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA). 2, Mempekerjakan tenaga hii tetap yang telah memilki sertifixat pendidikan Sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilaksanakan dan untuk ‘ODTW Budaya farus_mempekerjakan pramuwisata dan atau tenaga ahi yang memiliki ketrampilan yang dibutuhkan. 5, Memiliki izin usaha yang dikeluarkan oleh Bupati/Walikota; BL TATA CARA MENDAPATKAN IZIN USAHA : 4. Permohonan izin usaha ODTW diajukan secara_tertulis oleh Pimpinan Perusahaan kepada Bupati/Walikota setempat, dengan melampirkan : a. Salinan akte pendirian perusahaan; b. Salinan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemda setempat; c. Salinan Surat Izin Lokasi dari Pemda setempat; d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Perusahaan; e. Daftar Riwayat Hidup Pimpinan Perusahaan, Tenaga Ahli dan Pramuwisata khusus; : f. Proposal pendirian perusahaan. 2. Dalam jangka waktu selambatdambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah berkas permohonan diterima oleh BupatiWalikota, maka BupatiWalikota farus sudah memberikan jawaban diterima atau ditolaknya permohonan izin usaha. 3. Penolakan permohonan izin usaha diberitahukan secara tertulis kepada pemohon disertai dengan alasan penolakan. 4, \zin usaha ODTW berlaku sekurang-kurangnya 1(satu) tahun dan dapat diperpanjang selama yang bersangkutan masih menjalankan usahanya. 5, Pengusahaan ODTW yang lingkup wilayahnya bersifat lintas Kabupaten/Kota maupun Propinsi, pemberian izin usahanya discsuaikar dengan peraturan perundangan yang berlaku. s - Nw. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN 1. Pemindahtanganan izin usaha ODTW waijib dilaporan kepada Bupati/ Walikota setempat. 2. Perubahan nama perusahaan dan atau perubahan alamat perusahaan wali dilaporkan secara tertulis kepada BupatiWalikota setempat. 3. Pimpinan usahe ODTW wajib menyampaikan Laporan Kegiatan Usaha (LKU) kepada BupatiWalikota dengan tembusan kepada Gubemur setempat Laporan Kegiatan Usaha (LKU) dilakukan 2(dua) kali dalam 1 (satu) tahun Pada setiap akhir bulan Januari dan Juli 4. Pengawasan dan pengendalian terhadap usaha ODTW dilakukan oleh BupatiWalikota. 5.-Dalam hal bersifat khusus, BupatiWalikota dapat menunjuk pejabat lain . untuk melakukan pengawasan ‘setempat terhadap usaha ODTW. SANKSI 1. Izin Usaha ODTW dapat dicabut oleh Bupati/Walikota apabila : a, Tidak memenuhi persyaratan Pengusahaan ODTW yang telah ditetapkan; b. Tidak melakukan kegiatan usahanya selama 2 (dua) tahun berturut-turut; ¢. Tidak memenuhi kewajiban menyampaikan LKU kepada Bupati/Walikota; d. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan peraturan/ketentuan yang berlaku; Ditemukan hal-hal yang menyakinkan dari hasil pemeriksaan setempat untuk melaksanakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. - o 2. Pencabutan izin usaha ODTW dapat dilakukan setelah terlebih dahulu diberikan peringatan tertulis secara berturut-turut sebanyak 3 (tiga) kali dalam Jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari kerja. 3. Disamping sanksi pencabutan izin usaha, terhadap penerima/pemegang izin usaha ODTW dapat pula dikenakan sanksi lainnya sesuai peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Lampiran Vill TATA CARA PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN USAHA HOTEL BINTANG PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP A PENSERTIAN N " tel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau ‘ssluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, akan dan minium serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara «>mersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan; Hotel Bintang adalah hotel yang memenuhi kriteria penggolongan kelas . “otel bintang yang di Klasifikasikan bintang 1 (satu) sampai dengan 5 “fima). tin Usaha adalah izin yang diberikan oleh Bupati/Walikota untuk -nembangun dan mengusahakan hotel. Bupati/Walikota adalah Kepala Daerah Kabupaten/Kota. B. FRELSANG LINGKUP {amgkup kegiatan usaha Hotel Bintang meliputi : t fof ® Penyediaan kamar tempat menginap; Penyediaan tempat dan pelayanan makan dan minum; Pelayanan pencucian pakaian; Panyediaz: sites akomodasi dan.pelayanan lainnya yang dipertukan bagi penyelenggaraan kegiatan usaha Hotel Bintang. PERSYARATAN USAHA menjalankan usaha Hotel Bintang harus memenuhi persyaratan gai berikut : Berbentuk Perseroan terbatas (PT) atau Koperasi yang maksud dan cujuannya dinyatakan dalam akte pendirian. < Mempunyai kantor tetap yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung usaha. = Modal seluruhnya dimiliki oleh Warga Negara indonesia kecuali dalam rangka Penanaman Modal Asing. 1. Mempekerjakan tenaga ahli tetap yang telah memiliki sertiikat pendidikan di bidang usaha perhotelan. ov _ Memiliki izin usaha yang telah dikeluarkan oleh Bupati/Walikota. TATA CARA MENDAPATKAN IZIN USAHA 4. Permohonan izin usaha Hotel Bintang diajukan secara tertulis oleh Pimpinan Perusahaan kepada Bupati/Walikota setempat dengan melampirkan : . Salinan Akte Pendirian Perusahaan/Koperasi; . Salinan Izin Mendirikan Bangunan (IMB); Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Perusahaan; Daftar Riwayat Hidup Pimpinan Perusahaan dan Tenaga An\i; Proposal Pendirian Perusahaan; Salian izin Undang-undang Gangguan (HO); Laporan penyelesaian pembangunan Hotel Bintang (khusus bagi hotel bintang yang baru); Penyusunan studi dampak lingkungan (AMDAL, atau UKL dan UPL). zy amgoaoge 2. Dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah berkas permohonan diterima oleh Bupati/Walikota, maka Bupati/Welikota harus sudah memberikan jawaban diterima atau ditolaknya permohonan izin usaha. 3. Penolakan permohonan izin usaha diberitahkan secara: tertulis kepada pemohon disertai dengan aiasan penolakan... . . 4. Izin usaha hotel berlaku sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang selama yang bersangkutan masih menjalankan usahanya. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN . + o Pemindahtangan izin usaha Hotel Bintang wajib dilaporkan secara tertulis kepada Bupati/Walikota setempat. . Perubahan nama perusahaan dan atau perubahan alamat perusahaan wali dilaporkan secara tertulis kepada Bupati/Walikota setempat. Pimpinan usaha hotel wajib menyampaikan Laporan Kegiatan Usaha (LKU) kepada BupatiWalikota dengan tembusan kepada Gubemur setempat. Laporan Kegiatan Usaha (LKU) dilakukan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada setiap akhir bulan Januari dan akhir bulan Juli. Pengawasan dan pengendalian terhadap ussha Hotel Bintang dflekukan oleh Bupati/Walikota. . Dalam hal bersifat khusus Bupati/Walikota dapat menunjuk pejabat lain untuk melakukan pengawasan setempat terhadap usaha Hotel Bintang. . Hotel Bintang yang telah mendapat izin usaha dapat melakukan kegiatan ui coba pengoperasian (soft opening). Selambatambatnya 6 (enam) bulan ‘setelah uji coba penguperasian, terhadap Hotel Bintang yang bersangkutan harus dilakukan Klasifikasi Hotel untuk menentukan golongan kelas hotel dimaksud. SANKSI 1. Izin Usaha Hotel Bintang dapat dicabut oleh Bupati/Walikota apabila : a. Tidak memenuhi persyaratan pengusahaan Hotel Bintang yang telah ditetapkan; b. Tidak melakukan kegiatan usahanya selama 2 (dua) tahun berturut-turut; c. Tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Kegiatan Usaha (LKU) kepada Bupati/Walikota; d. Melakukan kegiatan yang berientangan dengan peraturen/ketentuan yang berlaku. o Dizemukan hal-hal yang meyakinkan dari hasil pemeriksaan setempat Urtuk melaksanakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku: 2. Fercabutan izin usaha Hotel Bintang dapat dilakukan setelah terlebih dahulu ciberixan peringatan tertulis secara berturut-urut sebanyak 3 (tiga) kali dalam jereka waktu 90 (sembilan puluh) hari kerja: 3. Drsemping sanksi pencabutan izin usaha, terhadap penerima/pemegang izin usena Hotel Bintang dapat pula dikenakan sanksi lainnya sesuai peraturan yere barlaku. 34 Lampiran IX _ TATA CARA PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN USAHA DI BIDANG RESTORAN PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP A. PENGERTIAN 4. Usaha Makan dan Minum adalah usaha yang menyediakan jasa pelayanan makan dan minum untuk umum yang dikelola secara komersial. 2. Restoran adalah salah satu jenis usaha jasa penyediaan makan dan minum yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyajian, dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya. ° 3. Izin Usaha Restoran adalah izin yang diberikan oleh Bupati/Walikota untuk mengusahakan restoran. 4, Sanitasi dan Hygiene Lingkungan adalah sanitasi dan hygiene yang mencakup peralatan, perorangan, makanan, minuman dan suasana lingkungan restoran. 5. Bupatif Walikota adalah Kepala Daerah Kabupaten/Kota. B. RUANG LINGKUP © Pengusahaan restoran meliputi kegiatan pengelolaan, penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman serta dapat menyelenggarakan pertunjukan: atau hiburan sebagai pelengkap. - . PERSYARATAN USAHA Untuk menjalankan usaha restoran harus memenuhi persyaratan ‘sebagai berikut : 1. Berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Koperasi atau psrseorangan yang maksud dan tujuan usahanya dinyatakan dalam akte pendirian. 2. Mempunyai kentoritempat usaha yang tetap dan dilengkapi dengan fasilitas pendukunig usaha. Vv. 3. Modal seluruhnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia kecuali dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA). 4, Mempekerjaken tenaga ahli tetap yang telah memiliki sertifikat pendidikan sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilaksanakan. 5, Memilikiizin usaha yang telah dikeicarkan oleh Bupati/ Walikota. TATA CARA MENDAPATKAN IZIN USAHA 4. Permohonan izin usaha restoran diajukan secara tertulis oleh pimpinan perusahaan kepada Bupati/ Walikota setempat dengan melampirkan : . Salinan Akte Pendirian Perusahaan; Salinan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemda setempat,; Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perusahaan; |. Daftar Riwayat Hidup Pimpinan Perusahaan dan Tenaga ahlinya; . Proposal Pendirian Perusahaan. gpaocD 2. Dalam jangka waktu selambattambatnya 30 (tigapuluh) hari kerja _setelah berkas permohonan diterima oleh BupatiWalikota, maka Bupati/Walikota harus sudah memberikan jawaban diterima atau ditolaknya permohonan izin usaha. 3. Penolakan permohonan Izin Usaha diberitahukan secara tertulis kepada pemohon disertai dengan alasan penolakan. 4, Izin Usaha Restoran berlaku sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang selama yang bersangkutan masih menjalankan usahanya. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN 4. Pemindahtanganan izin usaha Restoran wajib dilaporkan kepada Bupati/ Walikota setempat. 2. Perubahan nama perusahaan dan atau perubahan alamat perusahaan wajib dilaporkan secara tertulis kepada Bupati/Walikota setempat. 3.- Pimpinan usaha Restoran wajib menyampaikan Laporan Kegiatan Usaha (LKU) kepada Bupati/ Walikota dengan tembusan kepada Gubemur setempat. Laporan kegiatan usaha dilakukan 2 (dua) kali datam 1 (satu) tahun pada-setiap akhir bulan Januari dan Juli. . 4, Pengawasan dan pengendalian terhadap usaha Restoran dilakukan oleh Bupati/ Walikota. 5. Dalam hal bersifat khusus Bupati/ Walikota dapat menunjuk pejabat lain untuk melakukan pengawasen setempat terhadap usaha Restoran. SANKSI 1. Izin Usaha Restoran dapat dicabut oleh Bupati/ Walikota apabila : a. Tidak memenuhi persyaratan pengusahaan restoran yang telah ditetapkan; b. Tidak melakukan kegiatan usahanya selama 2 (dua) tahun berturut-turut; c. Tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Kegiatan Usaha (LKU) kepada Bupati/ Walikota; d. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan peraturan/ketentuan yang berlaku; e. Ditemukan hal-hal yang meyakinkan dari hasil pemeriksaan setempat untuk melaksanakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Pencabutan izin usaha Restoran dapat dilakukan setelah terlebin_dahulu diberikan peringatan tertulis secara berturut-turut sebanyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 90 (sembitan puluh) hari kerja. 3. Disamping sanksi pencabutan izin usaha, terhadap penerima/pemegang izin usaha Restoran dapat pula dikenakan~sanksi lainnya sesuai peraturan perudang-undangan yang berlaku. 7 Lampiran X Keputusan Direktur Jenderal Pengembangan Produk Pariwisata Nomor Tanggal : TATA CARA PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN USAHA SARANA WISATA TIRTA |. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP A, PENGERTIAN 1. Wisata Tirta adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan di perairan pantai, laut, sungai,danau, waduk dan perairan lainnya; 2. Usaha Sarana Wisata Tirta adalah usaha yang lingkup kegiatannya. menyediakan dan mengelola sarana dan prasarana serta menyediakan jasa lainnyd yang berkaitan dengan kegiatan Wisata Tirta; . 3. Izin usaha adalah izin yang diberikan oleh Bupati/Walikota untuk membangun sarana dan prasarana Wisata Tirta; 4, Marina adalah tempat berlabuh atau bertambat kapal-kapal pesiar, kapal layar atau kendaraan air lainnya yang sejenis untuk menurunkan dan menaikkan wisatawan, olah ragawan air atau kapal pesiar lainnya; 5.. Wisata “selam adalah kegiatan menjelajahi alam bawah airfaut yang dilakukan untuk tujuan olah raga dan rekreasi; 6. Rekreasi air adalah kegiatan olah raga atau permainan yang dilakukan di air, baik perairan pantai, laut, sungai, waduk/danau, dengan tujuan kesenangan, 7. BupatiWalikota adalah Kepala Daerah KabupatervKota. B. RUANG LINGKUP Lingkup kegiatan usaha Sarana Wisata Tirta meliputi : 4. Pelayanan kegiatan rekreasi menyelam untuk tmenikmati keindahan flora dan fauna di abwah air laut; 38 if 2. Penyediaan sarana untuk rekreasi di pantai, perairan taut, sungai, waduk dan perairan lainnya; 3, Pembangunan dan penyediaan sarana tempat tambat kapal pesiar untuk kegiatan wisata dan pelayanan jasa lainnya yang berkaitan dengan kegiatan marina. PERSYARATAN USAHA Untuk menjalankan usaha Sarana Wisata Tirta harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi yang maksud dan tujuan usahanya dinyatakan dalam Akte Pendirian; 2. Mempunyai kantor tetap yang dilengkapi dengan fasiltas pendukung usaha; 3. Modal seluruhnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia kecuali dalam rangka Penanaman Modal Asing, 4, Mempekerjakan tenaga ahli tetap yang telah memiliki sertifikat pendidikan sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilaksanakan, dan diakui secara nasional atau intemasional; 5. Untuk melakukan usaha Sarana Wisata Tirta harus memiliki izin usaha yang dikeluarkan oleh Bupati/Walikota. Ill. TATA CARA MENDAPATKAN IZIN USAHA 4. Permohonan izin usaha Sarana Wisata Tirta diajukan secara tertulis oleh Pimpinan Perusahaan kepada Bupati/Walikota dengan melampirkan : 1. Salinan akte pendirian usaha; ‘Salinan surat tanda izin tenpat usaha (SITU) dari Pemda setempat; Nomor Pokok Wajib Pajak; Peta lokasi usaha Saran Wisata Tirta; Daftar Riwayat Hidup Pimpinan Perusahaan dan tenaga ga ahi; Proposal pendirian usaha. ~paogp 39 2. Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah berkas permohonan diterima oleh Bupati/Walikota, maka Bupati/Walikota harus sudah memberikan jawaban diterima atau ditolaknya permohonan izin dimaksud. Penolakan permohonan izin usaha diberitahukan secara tertulis kepada pemohon disertai dengan alasan penolakan. . Izin usaha Sarana Wisata Tirta berlaku sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang selama yang bersangkutan masih menjalankan usahanya. IV. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN 4. Pemindahtanganan izin usaha’Sarana Wisata Tirta harus melaporkan secara _ tertulis kepada BupatiWalikota. . Perubahan nama dan atau alamat perusahaan wajib dilaporkan secara tertulis kepada BupatiWalikata. . Pimpinan Usaha Sarana Wisata Tirta wajib menyampaikan Laporan Kegiatan Usaha (LKU) kepada Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Gubemur setempat. LKU dilakukan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun yaitu pada setiap akhir bulan Januari dan Juli. Pengawasan dan pengendalian terhadap usaha Sarana Wisata Tirta dilakukan oleh Bupati/Walikota. Dalam hal bersifat khusus BupatiWalikota dapat menunjuk pejabat lain untuk melakukan pengawasan setempat terhadap usaha Sarana Wisata Tirta. V. SANKSI os Izin usaha dapat dicabut oleh BupatiWalikota apabila : a. Tidak memenuhi ketentuan persyaratan pengusahaen usaha Sarana Wisate Tirta yang telah ditetapkan, 40 b. Tidak melakukan kegiatan usahanya selama 2 (dua) tahun berturut-turut, ¢. Tidak memenuhi kewajiban menyampaikan LKU; d. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan peraturan/ketentuan yang berlaku; e. Ditemukan hal-hal yang meyakinkan terhadap penyimpangan izin dan pelaksanaan pembangunan. Pencabutan izin usaha dapat dilakukan setelah terlebih dahulu diberikan peringatan tertulis secara berturut-turut sebanyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari kerja. Disamping pencabutan izin usaha, terhadap penerima/pemegang izin usaha Sarana Wisata Tirta dapat pula dikenakan sanksi lainnya sesuai peraturan” perundang-undangan yang berlaku. a aL 1 B. RUANG LINGKUP Lampiran X! TATA CARA PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN USAHA KAWASAN PARIWISATA bENGERTIAN DANRUANG LINGKUP A, PENGERTIAN 4. Kawasan Pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisala; 2. Usaha Kawasan Pariwisata adalah usaha yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan sarana dan prasarana untuk kegiatan pariwisata dalam wilayah tertentu; 3. Usaha pariwisata yang berada di dalam kawasan pariwisata adalah usaha yang berdiri sendiri namun secara administrasi masih berada di bawah usaha kawasan pariwisata, dan usaha ini meliputi antara lain akomodasi, restoran, toko cenderamata, tempat hiburan dan rekreasi umum, biro perjalanan ,berbagai kegiatan olah raga serta kegiatan sosial; 4, BupatiWalikota adalah Kepala Daerah Kabupaten/Kota; 5, Gubermur adalah Kepala Daerah Propinsi. 4. Linglup kegiatan usaha kawasan parivisata meliputi: a. Penyewaan lahan yang telah dilengkapi dengan prasarana banguran parwisata di d2'am kav-2san pariwisata. . 2, Selein kegietan sebagaimana dimaksud pada butir 1 usaha Kawasan Parimsata dapat menyelenggarakan sendiri usaha pariwisata lain dalam kawasan pariwisata. a ll. PERSYARATAN USAHA Untuk menjalanken usaha Kawasan Pariwisata harus memenuhi persyaratan sebagai barikut 1. Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi yang maksud dan tujuan usahanya dinyatakan dalam Akte Pendirian. 2. Mempunyai kantor tetap yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung usaha. 3. Menguasai lahan yang diperuntukkan bagi pembangunan dan pengelolaan kawasan pariwisata sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. 4, Usaha Kawasan Pariwisata terbuka untuk Penanaman Modal asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku. a Bentuk kegiatan usaha Kawasan Pariwisata meliputi : a. Penyediaan lahan yang telah di lengkapi dengan prasarana sebagai tempat untuk menyelenggarakan usaha pariwisata; b. Penyediaan fasilitas pendukung lainnya; c. Penyediaan bangunan untuk menunjang kegiatan usaha-usaha pariwisata di dalam Kawasan Pariwisata. 6. Penyelenggaraan dan pembangunan usaha ‘Kawasan Pariwisata harus : a. Memperhatikan kebijaksanaan pengembangan wilayah yang berlaku (RUTR, RIPPD; RIPPNAS); b. Memberi kesempatan pada masyarakat disekitamya untuk berperan. serta dalam kegiatan usaha pariwisata yang ada dalam kawasan pariwisata tersebut; c. Dalam pembangunan kawasan pariwisata tidak boleh mengurangi tanah pertanian serta tidak dilakukan di atas tanah yang mempunyai fungsi melindungi sumber daya alam dan Wisata Budaya; d. Membuat dan memenuhi Persyaratan AMDAL sesuai f Keteniuen dan peraturan yang beriaku. 7. Mempekerjakan tenaga ahli tetap yang telah oan pak dan atau telah _memiliki -sertifikat pendidikan sesual dengan pekerjaan’ yang dlaksanakan. 8. Memilixi iin usaha yang dikeluarkan oleh Gubertur/Eupati/Walikota. Il, TATA CARA MENDAPATKAN WIN USAHA 1. 5 usana mendirikan isaha Kavasan Pariwisata dikeluarkan oleh : @ Gubemur iernadap usaha Kawasan Pariwisata yang terietak di lintas 2 (dua) atau lebih Kabupaten/Kota. 6 b. BupatiWalikota terhadap usaha Kawasan Pariwisata yang ‘sepenuhnya berada di wilayahnya. 2. Untuk memperoleh izin usaha Kawasan Pariwisata diajukan secara tertulis oleh Pimpinan Perusahaan kepada Gubemur/Bupati/Walikota setempat dengan melampirkan : . a. Surat rekomendasi penguasaan iahan dari Badan Pertanahan Propinsi untuk yang terletak di 2 (dua) atau lebih Kabupaten/Kota; b. Surat rekomendasi penguasaan lahan dari Badan Pertanahan Kabupaten/Kota yang terletak di wilayahnya; . Salinan Akte Pendirian Perusahaan; . |. Gambar pra-rencana dari kawasan yang akan dibangun; . Uraian rencana pembangunan; Izin lokasi yang diberikan oleh Gubemur/BupatifWalikota: |. Salinan Izin Undang-undang Gangguan (HO); - |. Proposal Pendirian Perusahaan. sa-oao 3. Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah berkas permohonan: lengkap diterima oleh Gubemur/BupatiWalikota, maka Gubemur/BupatiWalikota harus sudah memberikan jawaban diterifna atau ditolaknya permohonan izin usaha._. 4. Penolakan permohonan’ izin usaha Kawasan Pariwisata diberikan secara tertulis kepada pemohon disertai dengan alasan Penolakan. 5. Izin usaha Kawa8an Pariwisata berlaku sekurang - kurangnya 1 (satu) tahun dan. dapat. i a.,,.yang. bersangkutan masih Seas 'V. PENGAWASAN DAN, PENGENDALIAN Kepiatan Usaha (LKU). kepada. LRU dlakukan 2 (dua) ‘kali dalam 1 (satu) Sanueri dan tut, 4. Pengawasan dan pengendalian usaha Kawasan Pariwisata dilakukan oleh Gubernur/Bupati/Walikota. . 5. Dalam hal bersifat khusus, Gubemur/Bupati/Walikota dapat menunjuk pejabat lain untuk melakukan pengawasan setempat terhadap usaha Kawasan Pariwisata. . IV. SANKSI 1. Izin usaha dapat dicabut oleh Gubernur/BupatiWalikota apabila : a. Tidak memenuhi persyaratan Pengusahaan usaha Kawasan Pariwisata; b. Tidak melaksanakan pembangunan kawasan dalam waktu 3 (tiga) tahun; ©. Tidak memenuhi kewajiban menyampaikan LKU kepada Gubemur! Bupati/Walikota; d. Tidak memiliki HO, IMB, izin lokasi, izin peruntukan tanah, izin pembebasan hak atas tanah; . Dilakukan perubahan dari rencana Pembangunan tanpa persetujuan Gubemur/BupatiWalikota dan atau yang bertentangan dengan Peraturan dan ketentuan yang berlaku; f. Melakukan kagiatan yang bertentangan dengan peraturen/ketentuan yang berlaku; 9. Ditomukan fhathal yang meyakinkan deri hasil pemeriksaan setempat untuk melaksanakan sgnksi sesuai ketentuan yang berlaku. 3. Pencabutan izin usaha dapat dilakukan Setelah terlebih dahulu diberikan Peringatan tertulis secara berturut-urut oleh Gubermur/BupatiWealikota sebanyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari kerja. 4 Disamping pencabutan tzin Usaha terhadap penerimafpemegang izin ~usaha Kewasan Pariwisata dapat pula-dikenakan sanksi lsinnya sesuai ‘peraturan perundang-undangan yang berlaku. 45

Anda mungkin juga menyukai