JurnalGeografi Unimed Dianetal.14799 37883 1 PB
JurnalGeografi Unimed Dianetal.14799 37883 1 PB
JurnalGeografi Unimed Dianetal.14799 37883 1 PB
net/publication/339285777
CITATION READS
1 412
3 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Daya Dukung Lahan dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah View project
All content following this page was uploaded by Andrea Emma Pravitasari on 15 February 2020.
Jln. Meranti, Kampus IPB Darmaga Bogor 16680, Jawa Barat, Indonesia
3Departemen Ilmu Ekonomi FEM, Institut Pertanian Bogor
Jln. Kamper, Kampus IPB Darmaga Bogor 16680, Jawa Barat, Indonesia
e-mail: [email protected]
Abstrak
Jawa Barat adalah wilayah dengan jumlah penduduk terbesar dan memiliki ketimpangan
pembangunan level tinggi. Perekonomian masih didominasi wilayah yang dekat pusat
pemerintahan. Upaya untuk menanggulangi ketidaksetaraan pembangunan adalah dengan
pembangunan berkonsep dimensi kewilayahan. Terdapat enam wilayah pengembangan
(WP) di Jawa Barat dengan karakteristik wilayah yang berbeda-beda baik dalam segi
ekonomi, demografi serta sumberdaya alam. Faktor apa saja yang dominan serta
pengaruhnya pada perkembangan wilayah masing-masing WP sangat penting untuk
perumusan solusi pembangunan wilayah yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik dan pengelompokan wilayah, perkembangan perekonomian,
tingkat perkembangan wilayah serta arahan rencana dan strategi pembangunan wilayah
tiap WP. Metode yang digunakan yaitu analisis tipologi klassen, analisis gerombol,
skalogram dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan tingkat perkembangan
wilayah dan perekonomian masih didominasi WP Bodebekpunjur dan KK Cekungan
Bandung. Strategi pembangunan yaitu dengan meningkatkan perkembangan wilayah
daerah belakang (hinterland) pada tiap WP. Pusat-pusat pertumbuhan baru tersebut
diharapkan dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi.
Abstract
West Java is the region with the largest population and has a high level of development
inequality. The economy is still dominated by areas near the center of government. The
effort to overcome development inequality is through the development of the regional
dimension concept. There are six development areas (WP) in West Java with different
regional characteristics in terms of economy, demography and natural resources. What
factors are dominant and their influence on the development of the regions of each WP is
very important for the formulation of effective regional development solutions. This study
aims to determine the characteristics and grouping of regions, economic development, the
level of regional development and the direction of regional development plans and strategies
for each WP. The method used is Klassen typology analysis, cluster analysis, scalogram
and descriptive analysis. The results showed the level of regional and economic development
was still dominated by WP Bodebekpunjur and KK Bandung Basin. The development
strategy is to increase the development of the hinterland in each WP. The new growth
centers are expected to drive the pace of economic growth.
dasar kebutuhan, dan aset potensial daerah dari berbagai aspek. Berdasarkan aspek
sehingga pengembangan dapat efisien dan fisik, karakteristik wilayah bisa dilihat dari
efektif (Fafurida 2012). Perlunya luas lahan terbangun (built up area) dan luas
mengetahui karakteristik setiap WP lahan sawah. Pertumbuhan wilayah yang
meliputi aspek kependudukan, sosial, berkaitan dengan perubahan penggunaan
sarana dan prasarana akan mempermudah lahan menjadi area perumahan, kawasan
dalam menyusun strategi pengembangan komersial atau industry menurut McGarigal
wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) et al. (2018) merupakan konversi lahan
menganalisis karakteristik wilayah dan utama di dunia dan pada banyak kasus
potensi perkembangan perekonomian tiap bersifat permanen. Penelitian ini
WP (2) menganalisis tingkat perkembangan menggunakan data atribut luas lahan
wilayah tiap WP dan 3) merumuskan terbangun peta landcover Jawa Barat tahun
arahan rencana dan strategi pembangunan 2010, 2014 dan 2018. Selama kurun waktu
wilayah untuk setiap WP di Provinsi Jawa delapan tahun bisa diketahui persentase
Barat. perubahan lahan terbangun.
Ruang lingkup penelitian ini Tipologi Klassen menurut Muta’ali
meliputi seluruh kabupaten/kota yang (2015) adalah model yang paling populer
terbagi dalam 6 WP di Provinsi Jawa Barat. untuk mengidentifikasi tingkat
Kabupaten yang terbagi menjadi dua WP perkembangan, pola dan struktur
akan dianalisis pada WP dengan cakupan perekonomian wilayah. Tipologi ini
wilayah kecamatan terbesar. Kecamatan menggunakan basis data besaran
Cugenang, Pacet, Sukaresmi dan Cipanas pendapatan Produk Regional Domestik
yang masuk WP Bodebekpunjur dianalisis Bruto (PDRB per kapita) dan laju
pada Kabupaten Cianjur (WP Sukabumi dan pertumbuhan ekonomi (LPE) dengan
sekitarnya). Kecamatan Jatinangor, pembagian berdasarkan rata-rata. LPE
Tanjungsari, Cimanggung, Sukasari dan adalah indeks berantai dari masing-masing
Pamulihan yang masuk WP KK Cekungan kegiatan ekonomi. Penelitian ini
Bandung dianalisis pada Kabupaten menggunakan lima titik tahun yaitu tahun
Sumedang (WP Ciayumajakuning) 2014 sampai 2018 untuk mengetahui
perkembangan perekonomian di wilayah
METODE PENELITIAN Jawa Barat. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Penelitian ini dilakukan di Provinsi (LPE) dihitung mengggunakan rumus pada
Jawa Barat yang terdiri dari 6 wilayah persamaan 1.
pengembangan (WP) dan 27
Kabupaten/Kota pada Bulan Mei- LPE =
𝑃𝐷𝑅𝐵(𝑛,𝑏) − 𝑃𝐷𝑅𝐵(𝑛−1,𝑏)
X 100% …….. (1)
September 2019. Penelitian ini 𝑃𝐷𝑅𝐵(𝑛−1,𝑏,𝑖)
Tabel 1 Kuadran tipologi Klassen Data yang digunakan meliputi data potensi
Laju PDRB per kapita (Y) desa (PODES) tahun 2011, 2014 dan 2018
Pertumbuhan Ykabupaten/kota Ykabupaten/kota< yang dikeluarkan oleh BPS.
Ekonomi (R) > YJawa Barat YJawa Barat Menurut Fafurida (2012) informasi
Kuadran I: Kuadran III: penting tentang perkembangan wilayah
Wilayah Wilayah dibutuhkan untuk membuat perencanaan
cepat maju berkembang
menjadi lebih mudah disusun. Analisis
Rkabupaten/kota > dan cepat cepat (high
RJawa Barat growth but
deskriptif merupakan salah satu teknik
tumbuh
(high growth low income) analisis untuk merumuskan arahan rencana
and dan strategi pembangunan wilayah. Hasil
highincome) analisis ini dapat digunakan sebagai dasar
Kuadran II: Kuadran IV: dalam merumuskan pembangunan daerah.
Wilayah Wilayah Analisis deskriptif ini pada dasarnya adalah
maju tapi relatif pendeskripsian suatu proses yang
Rkabupaten/kota < tertekan tertinggal
RJawa Barat
mencakup upaya penelusuran dan
(low growth (low growth pengungkapan informasi yang relevan
but high and low
terkandung dalam data. Tujuan analisis
income) income)
deskriptif menurut Pravitasari (2009) adalah
Sumber: Muta’ali (2015) memberikan gambaran dan interpretasi atas
hasil analisis yang disajikan dalam bentuk
Pengelompokan karakteristik grafis, dan gambar-gambar, serta
wilayah berguna untuk menentukan menghitung ukuran-ukuran deskripsinya.
tipologi wilayah berdasarkan karakteristik
wilayah. Teknik analisis pengelompokan HASIL DAN PEMBAHASAN
wilayah yaitu analisis gerombol (cluster Karakteristik Wilayah
analysis). Menurut Pribadi et al. (2017) Karakteristik wilayah Jawa Barat
analisis gerombol bertujuan untuk berdasarkan aspek fisik dapat dilihat dari
mengelompokkan obyek, sedemikian rupa penggunaan lahan. Jawa Barat merupakan
sehingga obyek dalam satu kelompok wilayah yang mempunyai sumberdaya alam
memiliki karakteristik yang lebih mirip beragam. Luas lahan tiap wilayah
dibanding obyek dalam kelompok lain. mengalami perkembangan penggunaannya.
Secara umum terdapat dua metode analisis Perubahan luas lahan tiap tahun
gerombol yaitu metode berhirarki dan tidak menunjukkan telah terjadi pergeseran
berhirarki (Panuju dan Rustiadi 2013). struktur perekonomian. Berdasarkan data
Penelitian ini menggunakan delapan peta landcover Bappeda Jawa Barat Tahun
karakteristik wilayah sebagaimana terdapat 2010, 2014, dan 2018 dapat dianalisis pola
pada bagian hasil dan pembahasan. penggunaan lahan dalam tiga tiik tahun
Analisis skalogram menurut Utari tersebut.
(2015) merupakan alat untuk Luas lahan terbangun merupakan
mengidentifikasi pusat pertumbuhan wila- salah satu faktor yang berpengaruh
yah berdasarkan fasilitas pelayanan yang terhadap perkembangan wilayah dilihat
dimilikinya, dengan demikian hierarki dari aspek fisik. Tingginya jumlah
pusat – pusat pertumbuhan dan aktivitas penduduk dan aktivitas perekonomian di
pelayanan suatu wilayah dapat ditentukan. Jawa Barat membuat laju pertumbuhan
Rumus umum skalogram adalah seperti lahan terbangun semakin meningkat tiap
pada Persamaan 2. tahun. Daerah perkotaan dan area
𝑛
sekitarnya merupakan wilayah dengan
Indeks Hirarki (Ii) = ∑𝑛𝑘(𝐹𝑖𝑘 )…………. (2) lahan terbangun yang tinggi. Hal ini dipicu
𝑎𝑘
dimana: oleh perkembangan aktivitas ekonomi
𝑛
𝑎𝑘
= bobot fasilitas penentu
terutama sektor sekunder dan tersier yang lahan terbangun yang mencirikan
pesat. Daya tarik perkotaan tersebut perkembangan wilayah Jawa Barat terdapat
mendorong kepadatan penduduk yang pada Gambar 1 dan 2. WP Bodebekpunjur
disertai penambahan bangunan dengan merupakan wilayah yang mempunyai lahan
fungsi perumahan dan fasilitas umum terbangun tertinggi dengan persentase luas
pendukungnya. di atas 25%. Posisi kedua diduduki oleh WP
Menurut Prawatya (2013) KK Cekungan Bandung dengan persentase
perkembangan lahan terbangun luas di atas 17%. Built up area terkecil berada
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pada WP Sukabumi dan sekitarnya (luas >
historis, urbanisasi, jarak dengan kota besar, 6%).
topografi, dan aksesibilitas. Persentase luas
30.00
Persentase lahan
terbangun (%)
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
2010 2014 2018
Bodebekpjr 25.56 26.05 27.55
Purwasuka 13.66 14.32 15.11
Ciayumajakng 10.97 11.19 11.96
Priatim-Pngndrn 7.56 8.21 9.95
KK Cek Bdg 17.61 18.68 19.45
Sukabumi dsk 6.27 6.82 7.68
Gambar 1. Persentase lahan terbangun WP Jawa Barat tahun 2010, 2014 dan 2018
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Bodebek- Purwasu- Ciayumaja- Priatim- KK Cek Sukabumi
pjr ka kng Pngndrn Bdg dsk
2010 27.48 48.34 40.98 21.49 21.90 17.53
2014 28.27 52.63 46.36 21.61 20.53 17.44
2018 27.38 52.82 43.42 18.80 18.55 16.73
Gambar 3. Persentase luas lahan sawah WP Jawa Barat tahun 2010, 2014 dan 2018
IPW2018
% hutan 2018
% lahan sawah 2018
kelengkapan sarana dan prasarana yang Secara umum IPW antar WP Jawa
tersedia. WP yang konsisten di hirarki dua Barat relatif stabil berdasarkan Gambar 9.
adalah KK Cekungan Bandung dan Priatim- Tidak terdapat laju kenaikan atau
Pangandaran. WP KK Cekungan Bandung penurunan IPW yang cukup mencolok. IPW
mempunyai jenis fasilitas yang sama dengan Bodebekpunjur berada jauh di atas WP
Bodebekpunjur yaitu 22-23 namun dengan lainnya, hal ini memperlihatkan lengkap
jumlah fasilitas yang lebih sedikit sehingga dan beragamnya fasilitas dengan jumlah
berada pada hirarki kedua. yang relatif merata di setiap wilayah. Posisi
WP Purwasuka serta Sukabumi dan yang strategis dekat pusat pemerintahan
sekitarnya konsisten di hirarki tiga selama dan perekonomian mendorong
tiga titik waktu. IPW kecil serta jumlah dan pertumbuhan sarana dan prasarana
jenis fasilitas yang sedikit membuat dua WP penunjang. WP Sukabumi dsk serta Priatim-
tersebut berada pada hirarki terendah. Pangandaran memiliki laju kenaikan IPW
Kenyataan ini menunjukkan tingkat dalam tiga titik tahun. Penambahan jumlah
perkembangan kedua WP masih jauh dan jenis fasilitas mendorong laju kenaikan
tertinggal dari segi fasilitas dan sarana IPW. Ciayumajakuning memiliki IPW yang
pelayanan. Ciayumajakuning merupakan terus menurun, hal ini dipengaruhi
WP yang mengalami penurunan hirarki berkurangnya jenis dan jumlah fasilitas yang
perkembangan wilayah. Pada tahun 2011 ada. WP Bodebekpunjur, Purwasuka, dan
dan 2014 WP Ciayumajakuning masih KK Cekungan Bandung memiliki
menduduki hirarki 2 namun menurun penurunan IPW pada tahun 2014.
menjadi hirarki 3 pada tahun 2018. Artinya Penurunan jumlah dan jenis fasilitas sebagai
WP ini mengalami penurunan jumlah pendorong turunnya IPW tersebut
fasilitas namun dengan jenis fasilitas yang disebabkan tutup atau tidak aktifnya
relatif sama jumlahnya (22-23 fasilitas). fasilitas tertentu.
Grafik IPW antar WP Jawa Barat terdapat
pada Gambar 9.
60.00
50.00 Ciayumajakuning
Sukabumi dsk
40.00
I Bodebekpunjur
P 30.00 Purwasuka
W 20.00 KK Cekungan Bdg
Priatim-Pngndrn
10.00
0.00
2011 2014 2018
Gambar 9 Grafik IPW pada WP Jawa Barat Tahun 2011, 2014 dan 2018
Gambar 10. Peta pergeseran hirarki skalogram kabupaten/kota dalam WP Jawa Barat