ARTIKEL

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL

REKAYASA JEMBATAN

JALAN TOL BALI MANDARA

Disusun Oleh :

ALIFFASHA WIANDA PUTRANTO

1641320109 / 01

3 MRK 7

PROGRAM STUDI D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2018/2019
PENDAHULUAN

Pulau Bali merupakan salah pintu gerbang pariwisata di Indonesia yang terkenal
dengan destinasi kekayaan alamnya dan adat budaya. Yang secara langsung mempengaruhi
perekonomian di sekitarnya, namun berdasarkan penunjang atau infrastruktur hal itu sudah
melebihi kapasitas.

Pada kawasan segitiga emas, Sanur – Ngu Rahrai – Benoa, akses penghubung jalan
darat telah mengalami kepadatan yang sangat parah. Akses satu – satunya melalui by pass
Ngurah Rai, waktu yang diperlukan awalnya kurang dari 1 jam, kini ditempuh 1 hingga 2
jam bahkan lebih. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang melaju pesat dari sektor
pariwisata, sementara kebutuhan akan bahan pokok juga harus tersalurkan. Nusa Dua yang
sering dijadikan tempat pertemuan tingkat dunia, di daulat menjadi tuan rumah KTT APEC
pada 2013. Yang otomatis memerlukan akses jalan yang cepat, aman dan sekaligus
memperlihatkan eksotika Bali.

Sebelum penyelenggaraan KTT APEC tersebut berlangsung, pemerintah telah


menentukan alternatif jalan untuk menghindari kepadatan lalu – lintas dijalur segitiga emas
tersebut. Mengingat tanah Bali merupakan tanah adat yang harus dilestarikan dengan
meniadakan proses pembebasan lahan. Maka dibuatlah konsorsium oleh empat Intansi
diantaranya :

1. Jasa Marga
2. PT. Pelindo III
3. Angkasa Pura
4. PT. Pengembangan Pariwisata Bali
Dalam proses pelaksanaan konstruksi dilakukan oleh kontraktor terkemuka di
Indonesia, diantaranya : PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk, Adhi Karya dan Hutama Karya.
Yang kemudian bersatu membuat PT. Jasa Marga Bali Tol dan sebagai pemegang saham
adalah Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten Badung. Pada tanggal 16
Desember 2012 dilakukan penandatangan perjanjian pengusahaan badan jalan tol setelah
memenangkan tender investasi. Proyek akses penghubung tersebut menghabiskan dana
sekitar Rp 1.739.300.000,- (kurun waktu 18 bulan) dan jembatan tol ini memiliki panjang
sekitar 12,7 km.
Dampak Positif

Esensi pembangunan berkelanjutan diantaranya adalah memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
mengorbankan pemenuhan kebutuhan di masa mendatang. Berupaya sebagai awal
pembangunan berkelanjutan di sektor pariwisata, pembangunan jalan tol harus memiliki
dampak positif yang dapat dirasakan saat ini sehingga membawa suasana kondusif dalam
perkembangannya. Beberapa dampak jalan tol Bali Mandara yang kearah positif diantaranya
adalah :

 Penyerapan sekitar 3000 tenaga kerja pada saat proses pembangunannya


 Keuntungan bagi industri/pelaku usaha konstruksi bangunan
 Mengurai kemacetan (waktu tempuh sebelumnya 1-2 jam menjadi hanya 15 menit)
 Menjadi acuan awal rencana pembangunan jalan tol lainnya (Jalan Tol Kuta-Soka-
Seririt)
 Sinergi BUMN mencerminkan pembangunan tidak terhambat oleh pendanaan
 Memberi nilai lebih sebagai kota tujuan wisata (landmark baru Pulau Bali)

Dampak Negatif

Selain dampak positif yang dapat dirasakan, terdapat beberapa dampak negatif juga yang
bermuncul sebagai efek samping dari perkembangan suatu wilayah. Berikut beberapa
dampak jalan tol Bali Mandara yang mengarah ke hal-hal negatif diantaranya:

 Potensi kapitalisme tinggi, bertentangan dengan adat budaya Budaya masyarakat


setempat yang terancam keberlangsungannya adalah sistem penghormatan seseorang
berdasarkan kasta. Adanya kapitalisme yang muncul, jika tidak dikendalikan
menyebabkan penghormatan terhadap seseorang dinilai dari harta yang dimilikinya.
Padahal seperti yang diketahui bersama bahwa strata tertinggi yang ada dalam sistem
sosial kasta di Bali adalah pemimpin upacara adat (kaum Brahmana). Jika
penghormatan terhadap pemimpin memudar, tidak menutup kemungkinan adat istiadat
masyarakat setempat perlahan-lahan memundar dan hilang.
 Tarif tol Bali Mandara yang relatif tinggi akibat investasi tidak berasal dari APBN
murni. Tidak adanya subsidi dari pemerintah membuat investor menginginkan
keuntungan yang maksimal dalam proses bisnisnya.
 Jumlah kendaraan pribadi meningkat. Peningkatan kemudahan untuk mengakses
daerah yang ingin dijangkau membuat setiap orang memiliki tuntunan lebih,
diantaranya kenyamanan yang bisa diperoleh dengan memiliki kendaraan pribadi.
 Memicu terjadinya urbanisasi yang tinggi. Merupakan dampak regional/nasional akibat
kesenjangan yang muncul yang disebabkan kurangnya pemerataan pembangunan.

Solusi Dampak Negatif

Idealisme pembangunan yang sempurna memang sulit untuk diraih, akan tetapi yang
memungkinkan adalah mengurangi dampak negatif yang muncul ataupun melakukan
tindakan preventif terhadap kemungkinan dampak negatif yang muncul di masa mendatang.
Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan pemerintah daerah untuk menyeimbangkan
dampak negatif yang ada :

 Penetapan relugasi yang ketat terhadap investasi di bidang pariwisata. Selain untuk
melindungi usaha menegah dan kecil lokal, penetapan regulasi investasi di bidang
pariwisata juga dirasa penting untuk menjaga suasana kondusif budaya yang ada.
Investasi asing tidak semata-mata hanya berdampak ekonomi saja, aspek sosial juga
harus menjadi pertimbangan pemerintah dalam menyetujuinya.
 Pengembangan transportasi umum. Pemerintah provinsi harusnya belajar dari beberapa
wilayah lainnya di nusantara, seperti Jakarta dan sekitarnya yang sudah mulai
mengembangkan transportasi umum yang memadai selain pengembangan
pembangunan jalan yang kurang lagi efektif untuk dilakukan karena keterbatasan
lahan.
 Peningkatan kualitas public services dari return values investment. Dalam teori
transport and development disebutkan bahwa beberapa hal yang sering dikorbankan
oleh pembangunan infrastruktur transportasi adalah public services. Pemerintah daerah
yang berfokus menyediakan alokasi pendapatan wilayahnya hanya untuk infrastruktur
fisik sering melupakan kesejahteraan masyarakatnya diluar dari dampak langsung
terhadap pembangunan tersebut. Seharusnya terdapat beberapa persen dari nilai balik
investasi untuk menyelenggarakan program yang menguntungkan rakyat kecil, seperti
bebas biaya sekolah hingga tingkat perguruan tinggi bagi mereka yang berprestasi
tetapi secara ekonomi tidak memadai ataupun bebas biaya pengobatan untuk mereka
yang telah lanjut usia.
PROSES KERJA

Sebelum pembangunan dilakukan, terlebih dahulu melakukan survey dan baru


yang pertama di Indonesia mengusung metode konsep “Rancang Bangun”. Artinya
kontraktor harus melakukan sendiri proses survey, perencanaan desain, pelaksanaan
konstruksi dan pengawasan. Dimana paket 1 dikerjakan oleh Adhi karya, paket 2 dan paket
4 dikerjakan oleh Waskita Karya, paket 3 dikerjakan oleh Hutama Karya.
Dimana tahapan pertama dilakukan survey penentuan titik koordinat pancang.
Antara data survey dan pelaksanaan pekerja dilakukan cross chek agar sesuai dengan
rencana. Tahapan pembangunan diantaranya :
1. Pemancangan sesuai titik yang ditentukan dengan jumlah oleh sebuah pancang
berdimensi panjang 12 meter dengan ujung bawah runcing. Pancang ditanam dengan
kedalaman variasi, ditekan oleh hammer beton. Apabila beton tumbuk hancur pada
kedalam tertentu maka disitulah elevasi kedalam pancang, namun bila masih tertekan
berarti masih berada di lapisan lembek. Pada sambungan pancang dilakukan pengelesan
dan untuk penyempurnaan sambungan diberikan headed.

Proses Penumbukan Pancang

Pada sambungan dilakukan pengelasan, untuk penyempurnaan sambungan diberikan


haided berupa 3 lapisan yaitu : Petro paste, Petro Tape, HDPE. Tiang – tiang yang
tertanam dipotong sesuai elevasi yang bervariasi dan terdapat 14.000 ribu titik. Material
didatangkan dari Karawang, Subang, Cirebon, Surabaya dan Pasuruan. Kemudian antar
tiang pancang dihubungkan dengan pale heat yang berfungsi sebagai dudukan slep /
lantai jalan yang akan dipasang diatasnya.
2. Sambungan pada tiang pancang terbuat dari baja, sementara sambungan pada slab
dikaitkan oleh besi dengan proses cor ditempat.

Gambar 3.4 Struktur Slab (Teknik Sambungan)


3. Memasang Betongerder dengan panjang 30 meter, berat 100 ton yang diangkut dari
pabrik menuju tepi laut oleh ponton dan diangkat oleh 2 buah crane berkapasitas angkat
masing - masing 150 ton.
4. Pada bagian pondasi jembatan, untuk memperkuat tiang pancang dipasang ring team
yang berfungsi :
 Menghubungkan penahan gempa
 Memotong kelangsingan tiang pancang titik ektrension, sehingga tiang lebih kaku
dan stabil menahan beban gempa
5. Setelah slab atau lantai jalan terpasang tahap selanjutnya adalah memasang pembatas
jalan
6. Lapisan perkerasan lentur dengan aspal atau pengaspalan menggunakan asphalt paver,
tandem roller untuk pemadatan, meratakan.
Gambar 3.5 Proses Pemadatan Aspal dengan Tendem Roller
7. Pembuatan pintu gerbang berbahankan baja dengan desain modern
8. Infrastruktur pelengkap seperti rambu – rambu jalan, pengecatan batas badan jalan dan
lain – lain.

Faktor Penghambat Pembangunan Jalan Tol


1. Distribusi material dari pabrik ke lokasi
2. Kedalaman air laut
3. Pasang surut air laut
4. Badai
5. Tanah Adat harus dilestarikan
Penyelesaian Kendala
1. Distribusi: yaitu dengan menambah alat, membuka lahan untuk pabrik bahan
semenetara.
2. Kedalaman air laut : karena pengiriman lewat laut oleh ponton terhambat, maka
dilakukan lewat darat. Dengan melakukan penimbunan sementara lands stone atau
lapisan berbatu.
3. Pasang surut air laut : solusinya dengan meminta Tabel data pasang surut ke BMKG
4. Badai : pengerjaan dihentikan sementara, namun setelahnya menambahkan jumlah alat
dan pekerja
5. Tanah adat : pada desain rencana bundaran yang ditengahnya terdapat Pura, atas dasar
toleransi terhadap budaya maka desain bulatan bundaran dirubah menjadi elips namun
tetap tidak mengurangi ketentuan konstruksi
DAFTAR PUSTAKA

https://www.youtube.com/watch?v=m7cuyuOsbYE
https://www.scribd.com/doc/257491734/Jalan-Tol-Mandara-Bali
https://tanjungbenoabali.com/dampak-jalan-tol-bali-mandara/

Anda mungkin juga menyukai