RMK Bab 4 Audit Internal
RMK Bab 4 Audit Internal
RMK Bab 4 Audit Internal
NIM : A031171019
“SURVEI PENDAHULUAN”
Pendahuluan
Pada banyak kondisi, studi awal akan dilakukan di kantor pusat, meskipun
banyak auditor internal saat ini dapat mengakses informasi secara elekronik dari yang
jauh. Kertas kerja tahun sebelumnya dapat menunjukkan pendekatan yang dilakukan
auditor lain atas penugasan tersebut, meskipun pendekatan yang sama mungkin tidak
lagi layak atau tidak diinginkan untuk audit tahun ini.
Studi awal juga mencakup penelaahan saksama atas bagan organisasi dan
pernyataan tanggung jawab dan kewenangan. Dokumen tersebut dapat menunjukkan
posisi aktivitas klien dalam hierarki perusahaan, apa yang diharapkan manajemen senior
atas manajemen di bawahnya, dan kewenangan apa yang diberikan kepada manajer
operasi. Penelaahan harus dilakukan secara saksama atas kata-kata yang tertera.
Pernyataan wewenang dan tanggung jawab seringkali dibuat oleh orang yang
melakukan aktivitas tersebut. Dalam beberapa hal, pernyataan tersebut bisa dilebih-
lebihkan dan auditor harus skeptic menyikapinya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
apabila audit yang dilakukan adalah audit berulang (repeat audit) adalah mempelajari
permanent file yang berisi laporan audit terdahulu, informasi lainnya yang relevan
dengan penugasan berikutnya. Auditor perlu menelaah literature-literatur yang terkait
agar pengetahuan audit dapat selalu ter-update dengan memakai referensi dari situs dari
IIA yaitu www.theiia.org atau jurnal Internal Auditor yaitu jurnal profesi.
Pendokumentasian
Pendokumentasian merupakan beberapa langkah yang akan mengarah pada
pertemuan awal antara auditor dengan manajer kalien. Dokumentasi dapat berupa
kuesioner penting untuk bahan wawancara/diskusi.
Daftar Pengingat
Dalam setiap permulaan audit, auditor internal kadang kala bingung, “apa yang
akan dikerjakan selanjutnya?” Meskipun setiap penugasan audit tidak sama, namun
terdapat langkah-langkah awal tertentu yang berlaku untuk setiap audit. Langkah-
langkah ini harus dicatat dalam daftar pengingat sehingga memudahkan pekerjaan.
Daftar Isi
Pengurangan Biaya
Catatan Kesan
CATATAN KESAN
Penugasan Audit :…………………………
Judul :………………………....
Kuisioner
18. Laporan apa yang anda siapkan untuk manajemen anda sendiri, dan seberapa
sering dihasilkan?
22. Perubahan-perubahan besar apa yang telah terjadi sejak audit terakhir?
Bertemu Klien
Pertemuan auditor internal dengan manajer klien memberi peluang bagi auditor
untuk menjelaskan tujuan dan pendekatan audit yang akan dilakukan. Dalam beberapa
situasi, auditor justru ingin membahas keseluruhan peran audit internal dalam
organisasi. Dalam pembahasannya dengan manajer dan supervisor, auditor menjelaskan
tujuan, sasaran, standar operasi serta risiko bawaannya.
Waktu dan tempat pertemuan harus diatur terlebih dahulu. Jika memungkinkan
hindari kunjungan mendadak. Pemberitahuan terlebih dahulu lebih sopan dan akan
dihargai serta tidak merugikan audit. Klien yang siap akan memberikan lebih banyak
informasi dan kesalahan informasi yang disengaja oleh klien akan cenderung dideteksi
dalam pelaksanaan audit sesungguhnya.
Jika jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tesebut memiliki bukti yang sah bahwa
memang ada tindakan perbaikan, maka manajemen patut diberi pujian. Jika masalah
tersebut cukup signifikan, sebaiknya dimuat dalam laporan audit internal-bukan sebagai
temuan audit, tetapi sebagai catatan masalah yang diselesaikan. Jika keyakinan yang
diberikan hanya sebagai upaya untuk menghindari disangkutpautkan dengan temuan
kelemahan, maka hal ini harus dilaporakan sebagai temuan audit.
Wawancara
Perencanaan
Informasi penting yang bisa diperoleh auditor mengenai perencanaan adalah sebagai
berikut:
1. Tentukan tujuan aktivitas atau organisasi, baik jangka panjang maupun jangka
pendek.
6. Tentukan cara menetapkan sasaran dan siapa yang menetapkan atau membantu
menetapkannya.
Pengorganisasian
3. Telaah letak fisik, catatan peralatan, serta lokasi dan kondisi aktiva.
Pengarahan
Informasi penting yang bisa diperoleh auditor mengenai pengarahan adalah sebagai
berikut:
2. Tanyakan kepada karyawan apakah instruksi sudah cukup jelas dan bisa
dipahami.
Kontrol
2. Telaah system dan alur kerja. Waspada dengan adanya tanda pemborosan,
pesanan penjualan, peralatan atau bahan baku yang berlebihan, karyawan
yang menganggur, perbaikan dan pekerjaan ulang yang ekstensif, bahan sisa
yang berlebihan, dan kondisi kerja yang buruk.
Pengamatan
Pengamatan dalam arti umum terus dilakukan selama survey pendahuluan. Melalui
pengamatan dan tanya jawab yang yang efektif, auditor internal mampu untuk:
Mengevaluasi resiko
Saat melakukan survei, auditor internal akan senantiasa mengingat dengan tepat
tujuan, sasara, dan standar yang seharusnya atau sedang diupayakan untuk dimiliki
organisasi kilen. Auditor harus mencoba untuk menentukan apakah:
Sasaran dan standar yang ditetapkan akan memotivasi orang untuk mencapai lebih dari
apa yang bisa mereka capai
Jika tujuan, sasaran, dan standar telah diidentifikasi dan disepakati selama survei
pendahuluan, langkah selanjutnya adalah menentukan kontrol apa, atau yang
seharusnya, diterapkan untuk memastikan bahwa hasil-hasil yang diinginkan akan
dicapai.
Risiko
Sebelum auditor mengelola risiko atau memutuskan alokasi sumber daya ang
terlibat dalam manajemen risiko, hubungan lebih erat antara manajemen risiko dan audit
internal telah lama disarankan. Pada kenyataannya, beberapa pengamat menyarankan
bahwa titik awal perencanaan audit internal haruslah risiko-risiko organisasional, atau
ancaman bagi pencapaian tujuan-tujuan usaha.
Kontrol Risiko
Ketika auditor internal telah mengenali risiko. Mereka harus mencari kontrol
yang dirancang untuk menghadapinya. Kontrol yang tidak memadai atau tidak efektif
harus didiskusikan segera dengan manajer klien. Jika kesepakatan tentang tindakan
perbaikan dicapai dan tindakan perbaikan yang memadai diambil, upaya audit
selanjutnya akan lebih mudah. Namun jika manajer tidak bisa diyakinkan dan
membutuhkan bukti bahwa risiko tersebut memang ada dan kontrol memang lemah,
auditor harus membuat program pengujian purposive – bukan pengujian berdasarkan
sampel – untuk mendukung bukti dan signifikansi risiko.
Penentuan Risiko
Penentuan risiko (risk assessment) merupakan hal penting bagi manajemen dan
auditor internal. Berdasarkan studi yang dilakukan COSO, Kontrol Internal – Kerangka
Kerja Terintegrasi menyatakan bahwa persyaratan awal untuk penentuan risiko adalah
penetapan tujuan, yang dihubungkan pada tingkat-tingkat ang berbeda dan konsisten di
dalam organisasi.
Tujuan penetuan risiko adalah untuk membuat karyawan sadar akan beragam
risiko yang ada serta prioritas, keterbatasan dari daftar risiko tersebut. Sejumlah risiko
tidaklah statis, selalu ada risiko yang muncul setiap waktu. Oleh karena itu penentuan
risiko merupakan fungsi yang berkelanjutan dalam proses manajemen yang harus
dilakukan secara berorganisasi dan berurutan.
Manajemen yang Efektif
Aspek Manusia
Pegawai merupakan urat nadi perusahaan. Kontrol yang baik tidak dapat menjamin
bahwa semua aktivitas akan dilaksanakan dengan baik kecuali terdapat pegawai yang
kompeten. Cara menilai aspek manusia ini dengan menelaah catatan dan praktik-praktik
pegawai. Penelaahan bisa jadi tidak memungkinkan auditor membuat penentuan
definitive, namun bisa memberikan sinyal bahaya dan mempengaruhi program audit.
Auditor bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Jika jawaban menunjukkan kondisi yang memuaskan, auditor bisa mengurangi tingkat
keandalan sampel yang diharapkan dari hasil pengujian. Dengan kata lain, auditor bisa
mengambil kesimpulan dengan memeriksa sedikit sampel. Jika survey menunjukkan
praktik kepegawaian yang tidak memuaskan, auditor mungkin perlu memeriksa dengan
lebih ketat memperluas sampel, serta mencatat ketidakefektifan dan ketidakefisienan
kinerja.
Pengamatan Fisik
Hal-hal yang abstrak sulit dipahami dan digambarkan. Auditor harus keluar
sendiri dan melihat sendiri fasilitas, tata letak fisik, proses, aliran bahan baku dan
dokumen. Pengamatan pribadi menggambarkan apa yang terjadi dan bagaimana
terjadinya.
1. Apakah pekerjaan datang ke anda tepat waktu, dan apakah kualitasnya bagus?
2. Apakah terdapat laporan atau catatan informal mengenai kesulitan dalam pekerjaan
yang diterima?
7. Apakah alur kerja dan dokumen dokumen cukup wajar dan efisien?
Dengan menyampaikan bagan alir suatu proses dapat dipotret dan dapat
memberikan gambaran system dan merupakan sarana untuk menganalisa operasi yang
kompleks - analisa yang tidak selalu bisa dicapai dengan narasi yang rinci.
Pelaporan
Survei yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan sejumlah informasi yang
bermanfaat. Data yang dikumpulkan dapat mengidentifikasi hal-hal penting dan
masalah yang ada serta membantu auditor memutuskan apakah pemeriksaan lanjutan
diperlukan. Hasil survey ini perlu dibuatkan laporan dengan fokus pada kecukupan
kontrol bukan efektivitas kontrol dan menunjukkan dasar keputusan untuk terus
melakukan audit.
Pada saat yang sama, kebanyakan auditor internal merasa perlu menerbitkan
laporan audit walaupun hanya survei yang dilakukan. Dengan informasi yang
dikumpulkan selama survei, mungkin laporan berharga bisa disiapkan. Namun akan
menjadi lebih bijak untuk secara hati-hati menguraikan lingkup audit yang terbatas,
dengan berkonsentrasi pada kecukupan—bukan pada efektivitas kontrol dan
menunjukkan dasar keputusan untuk terus melakukan audit.
Bahkan dalam situasi program audit akan disiapkan dan pekerjaan lapangan
akan dilakukan mungkin berguna untuk membuat ringkasan basil survei dan
melaporkannya secara informal ke manajemen. Kadang-kadang, informasi yang
mencukupi akan diperoleh selama survei untuk merekomendasikan perbaikan bahkan
sebelum pengujian substantif dilakukan. Dalam kasus ini, pengamatar. internal harus
dibahas dengan manajer klien sebelum program audit disiapkan. Jika m puas dengan
analisis auditor dan bersedia mengambil tindakan perbaikan, hasil survei final,
tergantung pada tindak lanjut normal atas tindakan perbaikan yang dilakukan.
Tidak ada alasan untuk menggali verifikasi pekerjaan setiap operasi tanpa survei
pendahuluan, bahkan jika hanya menanyakan perubahan apa yang telah terjadi sejak
audit terakhir. Tidak ada standar untuk anggaran survey pendahuluan. Berdasarkan
survei informasi dari praktisi, estimasi yang wajar mungkin 10 persen hingga 20 persen
dari total anggaran untuk proyek audit