Chiken Nugget

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL TERNAK

PRAKTIKUM III
PERCOBAAN CHIKEN NUGGET

OLEH:

NAMA : UTAMI PRAMITA KADIR

NIM : I0111 81 331

KEL / GEL : IX (SEMBILAN) / I (SATU)

WAKTU : SABTU, 29 FEBUARI 2020

ASISTEN : LA ODE RAHMAN MUSAWA

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Daging merupakan suatu produk olahan peternakan yang telah dikenal di

masyarakat luas sebagai sumber protein yang tinggi. Daging pada umumnya yang

banyak dijumpai antara lain seperti, daging sapi dan daging ayam yang banyak di

jual di pasar tradisional didaerah. Namun, jika dibandingkan daging ayam dengan

daging sapi, daging ayam lebih banyak ditemukan karena permintaan dari

konsumen banyak. Misalnya saja pada tempat warung makan kebanyakan

menyediakan lauk pauk dengan aneka macam olahan, seperti ayam panggang dan

ayam goreng. Banyak juga dijumpai di toko – toko seperti sosis ayam dan chicken

nugget dalam kemasan siap santap dengan bahan utama daging ayam.

Ketersedian daging yang banyak sangat mempengaruhi masyarakat untuk

mengolah daging untuk mendapatkan peningkatan penghasilan. Daging ayam

banyak mengandung protein, lemak, air dan abu. Utamanya daging ayam olahan

yang sangat banyak ditemukan dimasyarakat salah satunya adalah chicken nugget.

Olahan daging yang salah satunya banyak digemari masyarakat. Banyak juga

masyarakat yang memulai usaha olahan daging menjadi kemasan siap saji.

Chicken nugget merupakan produk olahan daging yang digiling kemudian

ditambahkan bumbu tertentu, dengan teknik pengolahan tertentu kemudian

akhirnya dilakukan penggorengan. Pada zaman teknologi masa sekarang

masyarakat pastinya telah mengenal chicken nugget. Bahkan kebanyakan dari

masyarakat sangat menyukai makan tersebut. Makanan tersebut bisa dijadikan

lauk pauk bisa juga dijadikan cemilan. Namun, sedikit juga dari mereka yang
kurang mengetahui teknik dan cara pembuatan Chicken Nugget yang baik dan

benar sesuai dengan prosedur. Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya

praktikum pembuatan Chicken Nugget.

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dilakukannya Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak

mengenai Percobaan Chicken Nugget yaitu untuk megetahui teknik pembuatan

chicken nugget, dapat membuat nugget dengan cara yang benar dan higienis,

mengetahui kompisisi bahan yang tepat dalam percobaan nugget, serta menilai

karakteristik nugget yang baik.

Kegunaan dilakukannya Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak

mengenai Percobaan Chicken Nugget yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui cara

pembuatan Chicken Nugget dengan cara yang benar sehingga menghasilkan

produk Chicken Nugget yang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif

pengolahan bahan pangan.


TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Daging Boneless

Daging ayam juga merupakan salah satu daging yang bisa dihilangkan

tulangnya atau dikenal dengan istilah daging boneless sebagai bahan pangan kaya

akan gizi yang sangat diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar

relatif cepat rusak sehingga merupakan masalah yang serius dalam industri

daging. Masalah ini timbul karena pada umumnya daging dikenal sebagai media

yang sangat baik bagi pertumbuhan mikroorganisme termasuk bakteri pembusuk.

Kerusakan daging yang terlalu cepat harus dicegah dengan berbagai alternatif

pengolahan dan pengawetan. Berbagai usaha untuk mencegah kerusakan daging

yang cepat telah dilakukan antara lain secara fisik dan kimia. Usaha mencegah

kerusakan sekaligus untuk penganekaragaman produk daging ayam adalah dengan

mengolah daging ayam menjadi nugget (Yuanita dan Lisnawati, 2014).

Daging Tanpa Tulang atau di sebut juga daging boneless adalah bagian

dari otot skeletal dari karkas yang sudah tidak mengandung tulang terdiri atas

daging potongan primer (prime cut), daging potongan sekunder (secondary cut),

dan daging industri (manufacturing meat) (Permadi, 2012).

Daging tanpa tulang merupakan pemisahan daging dari tulang ayam atau

yang disebut juga proses boneless. Proses ini terbagi menjadi dua yaitu proses

boneless dada dan boneless paha. Boneless dilakukan secara manual dengan

tenaga manusia dengan alat berupa pisau. Proses boneless ini menghasilkan

daging dan tulang. Sebelum melakukan proses boeless terlebih dahulu karkas
dilakukan pemotongan terhadap paha, sayap dan brutu. Kemudian dilakukan

proses boneless (Halim dan Dwi, 2017).

Tinjauan Umum Chicken Nugget

Teknologi restrukturisasi bertujuan untuk menghasilkan produk daging

yang mempunyai nilai tambah melalui pengolahan potongan karkas yang

berkualitas rendah. Tujuan dari restrukturisasi daging adalah mengefektifkan

komponen karkas dengan cara mengolahnya menjadi suatu produk siap masak.

Oleh karena itu perlu adanya penambahan bahan pengikat dan bahan pengisi

untuk meningkatkan nilai tambah produk daging. Pengolahan daging bisa berupa

mengubah daging menjadi bentuk nugget. Nugget merupakan daging giling yang

dicampur dengan bumbu-bumbu, pada bagian permukaan luar dilapisi tepung roti

(breader) kemudian disimpan dalam freezer (Kusumaningrum, dkk., 2013).

produk beku siap saji ini hanya memerlukan waktu penggorengan selama satu

menit pada suhu 150OC. Ketika digoreng nugget beku setengah matang akan

berubah menjadi kekuning-kuningan dan kering (Arham, 2017).

Chicken Nugget merupakan jenis fast food yang populer di Indonesia dan

umumnya digemari oleh semua kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak

hingga orang dewasa. Nugget dapat didefenisikan sebagai salah satu produk

daging direstrukrisasi dan diberi bumbu, dicampur bahan pengikat, kemudian

dicetak, dikukus, dipotong, dilumuri perekat tepung (battering) dan diselimuti

tepung roti (breading). Nugget kemudian digoreng hingga setengah matang dan

dibekukan untuk mempertahankan mutunya (Simbolon dkk., 2016).

Pembuatan chicken nugget pada umumnya hanya menggunakan daging dari

bagian dada. Daging dari bagian ini banyak disukai konsumen karena kandungan
lemaknya rendah, serabut dagingnya seragam dan warnanya yang terang. Namun

hal ini akan mengakibatkan tingginya biaya produksi yang pada akhirnya akan

menyebabkan tingginya harga jual produk chicken nugget. Oleh karena itu perlu

diupayakan alternatif pembuatan chicken nugget dengan tanpa mengurangi nilai

gizi maupun daya terima konsumen dengan cara pembuatan chicken nugget dari

berbagai bagian karkas broiler, sehingga bisa menekan biaya produksi yang pada

akhirnya akan lebih bisa diterima konsumen karena harganya yang terjangkau.

Berangkat dari kenyataan tersebut dipandang perlu dilakukan penelitian tentang

pembuatan chicken nugget dengan tanpa mengurangi kualitas dan daya terima

konsumen dari berbagai bagian karkas broiler (Sutaryo, dkk., 2006).

Tinjauan Umum Bahan Pengikat dan Pengisi

Dalam pembuatan nugget, bahan pengisi dan bahan dasar menentukan

karakteristik nugget yang dihasilkan. Biasanya digunakan bahan dasar berupa

daging ayam, ikan, udang, maupun rajungan sebagai bahan utamanya, sedangkan

bahan pengisi berupa tepung terigu, tapioka maupun maizena. Tujuan dari

penggunaan bahan pengisi dan bahan dasar ini adalah untuk mengetahui variasi

rasa serta tekstur dari produk nugget yang dihasilkan (Rohaya, dkk, 2013).

Bahan pengisi dipakai untuk mengurangi pengerutan selama pemasakan

dan dapat meningkatkan daya ikat air chicken nugget. Bahan pengisi yang sering

digunakan adalah tepung terigu, karena tepung terigu mengandung protein berupa

gluten yang berperan dalam membantu terbentuknya tekstur dan kekenyalan

produk. Tepung terigu berasal dari gandum yang dihaluskan. Gandum merupakan

produk impor. Kandungan gizi produk lokal tidak jauh berbeda dengan tepung

terigu. Tepung yang berasal dari produk lokal antara lain tepung garut, tepung
gaplek, tepung MOCAF, tepung ubi jalar kuning dan lain sebagainya. Penemuan-

penemuan tentang tepung di Indonesia akan dapat menggantikan dominasi terigu

di dalam pengolahan produk pangan (Kusumaningrum, 2013).

Salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan nugget adalah tepung.

Fungsi tepung adalah sebagai bahan pengisi dan pengikat untuk memperbaiki

stabilitas emulsi, menurunkan penyusutan akibat pemasakan, memberi warna

yang terang, meningkatkan elastisitas produk, membentuk tekstur yang padat dan

menarik air dari adonan. Tepung pati dapat meningkatkan daya mengikat air

karena kemampuan menahan air selama proses pengolahan dan pemanasan.

Tepung dapat mengabsorpsi air 2-3 kali lipat dari berat semula. Oleh karena sifat

tersebut, maka adonan akan menjadi lebih besar (Yuanita dan Lisnawati, 2014).

Bahan Tambahan Pangan

Bahan Tambahan Makanan (food additive) adalah bahan yang biasanya

tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas

makanan. Zat tambahan makanan berarti bahan apa pun yang biasanya tidak

dimakan sendiri sebagai suatu makanan dan biasanya tidak digunakan sebagai

bahan-bahan khas untuk makanan, baik mempunyai nilai gizi atau tidak, yang bila

ditambahkan dengan sengaja pada makanan untuk tujuan teknologi diharapkan

berakibat (secara langsung atau tidak langsung) makanan itu atau hasil

sampingannya menjadi bagian komponen makanan itu atau mempengaruhi ciri-

ciri makanan itu (Nur dan Suryani, 2012).

Bumbu-bumbu penyedap merupakan kelompok terbanyak zat tambahan

makanan. Macam-macam penyedap dibedakan menjadi dua yaitu penyedap alami

dan sintesis. Penyedap alami misalnya merica, kayu manis, jahe, cengkeh dan
lain-lain. Bumbu penyedap sintesis misalnya monosodium glutamat (MSG) untuk

meningkatkan rasa makanan yang diberikan (Ratnani, 2009). Pemberian bumbu

bertujuan untuk membangkitkan rasa, garam bersama senyawa fosfat akan

membantu pembentukan gel protein ayam dengan baik, sehingga nugget yang

dihasilkan teksturnya padat (Yuliana, 2013).

Bawang merah mengandung antioksidan yang efektif membantu untuk

menetralisir terjadinya radikal bebas dalam tubuh, kandungan komponen bawang

merah seperti kalsium, magnesium, natrium, kalium, selenium, dan fosfor.

Bawang merah memiliki nilai kuratif yang baik dengan nafsu makan yang kurang

dan penderita aterosklerosis. Bawang merah mengandung vitamin C, potassium,

serat dan asam folat selain itu juga mengandung kalsium, zat besi dan protein

dengan kandungan yang tinggi. Bawang merah juga mengandung zat pengatur

tumbuh alami berupahormon auksin dan giberelin. Kegunaan lain bawang merah

adalah sebagai obat tradisional, bawang merah dikenal sebagai obat karena

mengandung efek antiseptik dan senyawa alliin.Senyawa alliin oleh enzim

alliinase selanjutnyadiubah menjadi asam piruvat, amonia, dan alliisin sebagai anti

mikroba yang bersifat bakterisida (Rahayu, dkk. 2016).

Bawang putih (Allium sativum) berfungsi sebagai penambah aroma

serta untuk meningkatkan cita rasa produk, meningkatkan selera makan serta

meningkatkan daya awet bahan makanan Bawang putih sebagai bumbu yang

dapat digunakan sebagai obat untuk pencegahan dan pengobatan berbagai

penyakit. Bawang putih juga bersifat anti bakteri dan sebagai penghambat

untuk bakteri gram positif maupun gram negatif seperti Escherichia coli,
Salmonella, Streptococcusnmutans, Porphyromonas gingivalis, Staphylococcus,

Klebsiella, Proteus and Helicobacter pylori (Arief, 2012).

Asam Jawa memiliki kandungan gizi yang sangat berharga dalam

menyokong kesehatan. Adapun beberapa nutrisi yang terkandung adalah

vitamin C, vitamin E, vitamin B, kalsium, kalium, fosfor, zat besi, mangan,

dan serat makanan. Selain itu, ada juga sejumlah senyawa organik yang

membuat asam Jawa menjadi agen anti-oksidan dan anti implamasi yang hebat.

Asam jawa dapat menurunkan pH makanan sehingga dapat menghambat

pertumbuhan bakteri pembusuk (Rahayu, dkk., 2016).

Garam dapur (NaCI) merupakan bahan tambahan yang hampir selalu

digunakan dalam membuat masakan. Rasa asin yang ditimbulkan oleh garam

garam dapat berfungsi sebagai penegas rasa yang lainnya. Makanan tanpa

dibubuhi garam akan terasa hambar. Garam dapat berfungsi pula sebagai

pengawet karena berbagai mikroba pembusuk, khususnya yang bersifat

proteolitik, sangat peka terhadap kadar garam meskipun rendah (kurang dari 6%)

(Fachruddin, 2006).
METODOLOGI PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak mengenai Pembuatan

Chicken Nugget dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 29 Februari 2020 pukul

08.00 WITA sampai selesai di Laboratorium Bioteknologi Pengolahan Susu,

Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak

mengenai Percobaan Chicken Nugget yaitu talanan, pisau, kompor gas, panci,

wajan, spatula, food processor, cetakan nugget, piring, dan sendok.

Bahan yang digunakan dalam praktikum mengenai Pembuatan Chicken

Nugget yaitu daging ayam boneless 200 g, telur ayam 1 butir (50 g (45%)), tepung

kanji 50 g (25%), tepung roti 100 g (50%), royco 7 g (45%), bawang putih 8

(4%), bawang merah 15 g (8%), merica bubuk 3 g (2%), garam 4 g (2%), tepung

jagung 30 g (10%), tepung panir secukupnya dan minyak goring secukupnya.

Prosedur Kerja

Menyiapkan alat dan bahan yang bersih, menimbang bahan sesuai yang

dibutuhkan. Memasukkan ayam ke dalam food processor beserta garam dan es

lalu di giling selama 1-2 menit, menambahkan tepung kanji, tepung panir, royco,

merica, bawang putih, bawang merah, dan tepung roti ke dalam food processor

lalu di giling 2-3 menit. Menuang adonan ke dalam talanan kemudian diratakan.

Memasukkan talanan bersi adonan ke dalam panci lalu di kukus selama 30-60
menit. Melarutkan tepung jagung dan telur. Memotong nugget menjadi berbentuk

persegi lalu di rendam dalam tepung meizena dengan telur, mengangkat potongan

nugget lalu dibubuhi tepung panir. Menggoreng nugget, lalu melakukan uji daya

penerimaan.

Diagram Alir

Diagram alir pada pembuatan chicken nugget dapat dilihat pada gambar 3.

Menggiling I daging

Menambahkan bahan

Menggiling II daging
dan bahan
Memanaskan air

Menuangkan adonan
kedalam loyang

Mengukus adonan (30-60


menit)

Memotong adonan

Merendam dalam
maizena

Membubuhi nugget dengan


tepung roti

Menggoreng nugget

Menggoreng nugget
Chicken nugget

Menggoreng nugget
Gambar 3. Diagram Alir Percobaan Chicken Nugget
Uji Daya Penerimaan Chicken Nugget

Uji daya penerimaan merupakan cara pengujian dengan menggunakan

indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap

produk. Pengujian dalam praktikum percobaan Chicken Nugget, menggunakan

beberapa parameter yaitu :

Warna

Hitam Coklat Muda

1 2 3 4 5 6
Keterangan:
1. Hitam 4. Coklat
2. Coklat Pekat 5. Coklat Kekuningan
3. Coklat Tua 6. Coklat Muda

Tekstur

Kasar Halus

1 2 3 4 5 6
Keterangan:
1. Kasar 4. Sedikit Halus
2. Cukup Kasar 5. Cukup Halus
3. Sedikit Kasar 6. Halus

Keempukan

Tidak Empuk Sangat Empuk

1 2 3 4 5 6
Keterangan:
1. Tidak Empuk 4. Cukup Empuk
2. Sedikit Empuk 5. Empuk
3. Agak Empuk 6. Sangat Empuk
Kesukaan

Tidak Suka Sangat Suka

1 2 3 4 5 6

Keterangan:
1. Tidak Suka 4. Cukup Suka
2. Sedikit Suka 5. Suka
3. Agak Suka 6. Sangat Suka
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil Praktikum Pengolahan Hasil Ternak tentang Percobaan

Chicken Nugget yang telah dilakukan didapatkan hasil dalam tabel 3 sebagai

berikut:

Tabel 3. Uji Daya Penerimaan Chicken Nugget


No. Uji Daya Penerimaan Nilai Keterangan
1. Warna 5 Coklat Kekuningan
2. Tekstur 5 Cukup Halus
3. Keempukan 6 Sangat Empuk
4. Kesukaan 6 Sangat Suka
Sumber: Data Hasil Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak, Fakultas
Peternakan,Universitas Hasanuddin, 2020.

Warna Chicken Nugget yaitu 5 (coklat kekuningan). Warna tersebut

dihasilkan tergantung dari lama penggorengan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Khatimah dkk (2015) yang menyatakan bahwa perubahan warna pada nugget

yang terjadi selama proses penggorngan karena adanya reaksi pencoklatan. Reaksi

non enzimatis yang terjadi berdampak langsung terhadap warna nugget yang

dihasilkan. Waktu dan suhu penggorengan juga mempengaruhi warna pada

nugget.

Tekstur Chicken Nugget yaitu 5 (cukup halus). Tekstur yang dihasilkan

dipengaruhi oleh pemberian tepung sebagai bahan pengisi dan pengikat yang

memberi tekstur cukup halus. Hal ini sesuai dengan pendapat Suryaningsih (2015)

yang menyatakan bahwa fungsi tepung adalah sebagai bahan pengisi dan pengikat

untuk memperbaiki stabilitas emulsi menurunkan penyusutan akibat pemasakan,

memberi warna yang terang, meningkatkan elastisitas produk, membentuk tekstur

yang padat dan menarik air dari adonan.


Keempukan Chicken Nugget yaitu 6 (sangat empuk). Hal ini dipengaruhi

oleh tepung maupun bumbu yang digunakan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Kusumaningrum (2013) yang menyatakan bahwa tepung umbi-umbian

mengandung karbohidrat yang tinggi. Kandungan karbohidrat pada tepung berupa

fraksi amilosa yang memberikan sifat keras, sedangkan amilopektin memberikan

sifat lengket. Sifat amilosa dan amilopektin bila dimasukkan ke dalam air, granula

patinya akan menyerap dan membengkak.

Kesukaan Chicken Nugget yaitu 6 (sangat suka). Hal ini dipengaruhi oleh

bahan pengisi, bahan pengikat dan pemberian bumbu yang digunakan. Hal ini

sesuai dengan pendapat Kusumaningrum (2013) yang menyatakan bahwa

kemampuan mengikat air yang baik akan menghasilkan karakteristik Chicken

Nugget yang baik sehingga produk dapat diterima oleh masyarakat.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa teknik yang digunakan pada pembuatan chicken nugget yaitu penggilingan,

dengan pecampuran bahan, pengukusan dan penggorengan. Karakteristik chicken

nugget yang baik yaitu berwarna cokelat memiliki testur yang halus dan sangat

empuk.

Saran

Sebaiknya pada saat praktikum lebih di sediakan lagi tempat atau wadah

pada saat praktikum dan dalam menambahkan penyedap rasa tidak berlebihan

sehingga dapat menghasilkan rasa yang gurih. Selain itu penambahan kanji lebih

dikurangi agar daging yang dihasilkan lebih terasa serta penambahan merica

bubuk lebih ditambah lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Arham. 2017. Nilai pH, aktivitas antioksidan dan nilai tba (thiobarbituric-acid)
nugget dangke dengan penambahan tepung beras merah dan lama
penyimpanan yang berbeda. Skripsi : Fakultas Peternakan : Universitas
Hasanuddin.

Arief, H.S, Pramono, B.Y dan Bintoro, V.P. 2012. Pengaruh edible coating
dengan konsentrasi berbeda terhadap kadar protein, daya ikat air, dan
aktivitas air bakso sapi selama masa penyimpanan. Animal Agricultur
Journal. Universitas Diponegoro. Semarang. 1(2).

Fachruddin, L. Membuat Aneka Abon. Kanisius : Yogyakarta.

Halim., M dan Dwi., A. K. 2017. Analisis risiko produk halal pada rantai pasok
PT. Dagsap Endura Eastore dengan Metode House Of Risk.

Kusumaningrum, M., Kusrahayu., Mulyani. 2013. Pengaruh berbagai filler (bahan


pengisi) terhadap kadar air, rendemen dan sifat organoleptik (warna)
chicken nugget (the effect of various filler on the water content,
rendemens and color of chicken nuggets). Jurnal Animal Agriculture. 2(1)
: 370 – 376.

Nur, H. Hayati., Suryani, D. 2012. Analisis kandungan nitrit dalam sosis pada
distributor sosis di kota Yogyakarta. 6(1) : 2012.

Permadi., S. N., S. Mulyani., dan A. Hintono. 2012. Kadar serat, sifat


organoleptic, dan rendekemn nugget ayam yang sidubstitusi dengan jamur
tiram putih (plerotus ostreatus). Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan.

Rahayu,D. 2016. Penambahan tepung daun kelor dalam pembuatan mie sebagai
sumber gizi dengan penambahan ekstrak umbi wortel sebagai pengawet
alami. Jurnal Dedikasi, Issn 1693-3214. Pendidikan Biologi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
13: 71.
Rohaya., S., Nida., E. H., dan Khairul., B. 2013. Pengaruh bahan pengisi terhadap
mutu nugget vegetarian berbahan dasar tahu tempe. Jurnal Teknologi dan
Industri Pertanian Indonesia.

Simbolon. M. V. T, U. Pato dan F. Restuhadi. 2016. Kajian pembuatan nugget


dari jantung pisang dan tepung kedelai dengan penambahan ikan gabus
(opiocephalus striatus). JOM Faperta. 3(1): 1-15.
Sutaryo, Nurwantoro, Mulyani, S., Setiani, B.E. 2006. Kadar Kolesterol,
Keempukan dan Tingkat Kesukaan Chicken Nugget Dari Berbagai Bagian
Karkas Broiler. Jurnal Protein. 13(1) : 52-53.
Yuanita, I dan lisnawaty, S. 2014. Sifat kimia dan palatabilitas nugget ayam
menggunakan jenis dan konsentrasi bahan pengisi yang berbeda. Jurnal
Ilmu Hewani Tropika. 3(1); 1-5.

Yuliana., N., Yoyok., B., dan A. Hintono. 2013. Kadar lemak, kekenyalan dan cita
rasa nugget ayam, yang didistribusi dengan hati ayam broiler (The Fat
Contet, Elasticity dan Flafor of livers-substituted Chicken nugget). Animal
Agriculture Journal.
LAMPIRAN

Lampiran 5. Data Hasil Uji Penerimaan Percobaan Chicken Nugget

Warna :

= = 5,2 = 5 (Coklat Kekuningan)

Tekstur :

= = 4,6 = 5 (Cukup Halus )

Keempukan :

= = 5,6 = 6 (Sangat Empuk)

Kesukaan :

= = 5,6 = 6 (Sangat Suka)


Lampiran 6. Dokumentasi Pembuatan Chicken Nugget

Bahan nugget Penggilingan bahan Perataan dan pencetakan


adonan nugget

Pengukusan adonan Pemotongan adonan Pelumuran nugget dengan


nugget yang matang tepung panir

Penggorengan nugget Nugget siap diuji daya penerimaan

Anda mungkin juga menyukai