Tumor Colli

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

TUMOR COLLI

A. Konsep Penyakit.
1. Definisi.
Pengertian tumor secara umum adalah suatu pertumbuhan yang tidak
terkendali dari suatu organ tubuh.
Tumor Colli adalah benjolan atau pembengkakan dalam tubuh pada
bagian leher.( S. Hidayat, 2007)
Tumor Colli adalah adanya massa dalam tubuh pada bagian leher.
(Antony,2009)
Tumor colli adalah benjolan yang disebabkan oleh neoplasma pada
bagian leher.( Muhsin, 2010)

Kesimpulan : Tumor Colli adalah pembengkakan dalam tubuh pada bagian leher

2. Anatomi dan Fisiologi.

I. Kelenjar yang terletak di segitiga submental dan submandibulaII.


II. Kelenjar yang terletak di 1/3 atas dan termasuk kelenjar limfe
jugularsuperior,kelenjar digastik dan kelenjar servikal posterior superior.
III. Kelenjar limfe jugularis diantara bifurkasio karotis
dan persilanganm.omohioid dengan m.sternokleidomastoid dan batas
posterior msternokleidomastoid.

IV.  Grup kelenjar di daerah jugularis inferior dan supraclavicular

IV. Kelenjar yang berada di segitiga posterior servikal.


3. Etiologi

1. Karsinogen kimiawi dapat alami atau sintetik, misalnya Aflatoksin


B1 pada kacang,vinylklorida pada industri plastik, benzoapiran pada asap
kendaraan bermotor, kemoterapi dalam kesehatan.

2. Karsinogen fisik, misalnya sinoar ionisasi pada nuklir, sinar radioaktif, sinar
Ultraviolet

3. Hormon, misalnya estrogen

4. Viral, misalnya TBL-I, HBV, HPV, EBV

5. Gaya hidup, misalnya diet, merokok, alcohol

6. Parasit, misalnya schistoma hematobium

7. Genetik

8. Penurunan imunitas

4. Manifestasi Klinik
1. Adanya benjolan yang mudah digerakkan
2. Pertumbuhan amat lambat
3. Tidak memberikan keluhan
4. Paralisis fasial unilateral

5. Komplikasi

Komplikasi yang seringkali muncul adalah pada tiroidektomi yang meliputi:

1. Perdarahan. Resiko ini minimum, namun hati- hati dalam mengamankan


hemostatis dan penggunaan drain setelah operasi.

2. Masalah terbukanya vena besar (vena tiroidea superior) dan menyebabkan


embolisme udara. Dengan tindakan anestesi mutakhir, ventilasi tekanan
positif yang intermitten, dan teknik bedah yang cermat, bahaya ini dapat di
minimalkan.

3. Trauma pada nervus laringeus rekurens. Ia menimbulkan paralisis sebagian


atau total (jika bilateral) laring. Pengetahuan anatomi bedah yang kuat dan
ke hati- hatian pada saat operasi harus diutamakan
6. Pemeriksaan Penunjang
A. Laboratorium
1. Pemeriksaan kadar ft4 dan tshs untuk menilai fungsi tiroid.
2. Untuk pasien yang dicurgai karsinoma medulare harus diperiksa kadar
kalsitonin dan vma.
B. Radiology
1. Foto polos leher ap dan lateral dengan metode soft tissue technique
dengan posisi leher hiperekstensi , bila tumornya besar. Untuk melihat
ada tidaknya kalsifikasi.
2. Dilakukan pemeriksaan foto thorax pa untuk menilai ada tidaknya
metastase dan pendesakkan trakea.
3. Esofagogram dilakukan bila secara klinis terdapat tanda-tanda adanya
infiltrasi ke esophagus.
4. Pembuatan foto tulang belakang bila dicurigai adanya tanda-tanda
metastase ke tulang belakang yang bersangkutan. Ct scan atau mri untuk
mengevaluasi staging dari karsinoma tersebut dan bisa untuk menilai
sampai di mana metastase terjadi.
C. Ultrasonografi
Untuk mendeteksi nodul yang kecil atau yang berada di posterior yang
secara klinis belum dapat dipalpasi dan mendeteksi nodul yang multiple dan
pembesaran kgb. Di samping itu dapat dipakai untuk membedakan yang
padat dan kistik serta dapat dimanfaatkan untuk penuntun dalam tindakan
fnab
D. Scanning tiroid
Dengan sifat jaringan tiroid dapat mang-up take i 131 maka pemeriksaan
scanning ini dapat memberikan beberapa gambaran aktivitas, bentuk dan
besar kelenjar tiroid. Kegunaan pemeriksaan ini, yaitu:
 memperlihatkan nodul soliter pada tiroid.
 memperlihatkan multiple nodul pada struma yang klinis kelihatan seperti
nodul soliter.
 memperlihatkan retrosternal struma
 mencari occul neoplasma pada tiroid.
 mengindentifikasi fungsi dari jaringan tiroid setelah operasi tiroid.
 mengindentifikasi ektopik tiroid.
 mencari daerah metastase setelah total tiroidektmi.
 needle biopsy; dapat dilakukan dengan cara needle core biopsy atau fnab
(biopsy jarum halus).
E. Pemeriksaan potong beku;
Dengan cara ini diharapkan dapat membedakan jinak atau ganas waktu
operasi berlangsung, dan sekaligus untuk menentukan tindakan operasi
definitive.
F. Pemeriksaan histopatologi dengan parafin coupe;
pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan definitif atau gold standar.
7. Penatalaksanaan Medis
1. Pembedahan
Pertama-tama dilakukan pemeriksaan klinis untuk menentukan apakah
nodul tersebut supek benigna atau maligna. Bila suspek maligna ditentukan
pula apakah kasus tersebut operable atau inoperable. Bila operable, operasi
yang dilakukan adalah lobektomi sisi yang patologik, atau lobektomi
subtotal dengan resiko bila ganas ada kemungkinan sel- sel karsinoma yang
tertinggal. Tindakan yang biasa dilakukan adalah tiroidektomi total.
Bila ada fasilitas pemeriksaan dengan sediaan beku dan ada persangkaan
keganasan, pemeriksaan prefarat sediaan beku dilakukan dengan potongan-
potongan kebeberapa arah.Bila hasilnya jinak, lobektomi saja sudah cukup
memadai.Bila ganas, lobus kontralateral diangkat seluruhnya (tiroidektomi
totalis).
2. Radiasi
Bila tumor sudah inoperable atau pasien menolak operasi lagi untuk
lobus kontralateral, maka dilakukan:
3. Khemoterapi
Pada kanker tiroid yang bermetastasis regional yang inoperable juga
pada tumor yang bermetastasis jauh yang berdifferensiasi buruk.
4. Follow- up
Enam minggu setelah tindakan tiroidektomi total dilakukan pemeriksaan
sidik terhadap sisa jaringan tiroid normal. Bila ada dilakukan ablasio dengan
i131, kemudian dilanjutkan dengan terapi supresi dengan sampai kadar tshs
Pada follow karsinoma tiroid berdifferensiasi baik diperiksa kadar
human tiroglobulin. Dan pada karsinoma tiroid medullare diperiksa kadar
kalsitonin.
DAFTAR PUSTAKA

Elizabet, J. (2010). Buku Saku Fatofisiologi, Jakarta : EGC

Faradila, (2010). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC

Jhonson. (2009). Nursing outcome clasification ( NOC). Edisi :2, Jogyakarta :


Triprima

Mansjoer, A, (2010). Kapita selekta kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius


FKUI

NANDA, (2015). Diagnosa Keperawatan Nanda. Jogyakarta : Mediaction


B. Konsep Asuhan Keperawatan.
1. Pengkajian
a. Sistem Integumen
1. Perhatikan : nyeri, bengkak, flebitis, ulkus
2. Inspeksi kemerahan & gatal, eritema
3. Perhatikan pigmentasi kulit
4. Kondisi gusi, gigi, mukosa & lidah
b. Sistem Gastrointestinalis
1. Kaji frekwensi, mulai, durasi, berat ringannya mual & muntah setelah
pemberian kemotherapi
2. Observasi perubahan keseimbangan cairan & elektrolit
3. Kaji diare & konstipasi
4. Kaji anoreksia
5. Kaji : jaundice, nyeri abdomen kuadran atas kanan
c. Sistem Hematopoetik
1) Kaji Netropenia
 Kaji tanda infeksi
 Auskultasi paru
 Perhatikan batuk produktif & nafas dispnoe
 Kaji suhu
2) Kaji Trombositopenia :< 50.000/m3 – menengah, < 20.000/m3 – berat
3) Kaji Anemia
 Warna kulit, capilarry refill
 Dispnoe, lemah, palpitasi, vertigo
d. Sistem Respiratorik & Kardiovaskular
1. Kaji terhadap fibrosis paru yang ditandai : Dispnoe, kering, batuk non
produktif – terutama bleomisin
2. Kaji tanda CHF
3. Lakukan pemeriksaan EKG
e. Sistem Neuromuskular
1. Perhatikan adanya perubahan aktifitas motorik
2. Perhatikan adanya parestesia
3. Evaluasi refleks
4. Kaji ataksia, lemah, menyeret kaki
5. Kaji gangguan pendengaran
6. Diskusikan ADL
f. Sistem genitourinari
1. Kaji frekwensi BAK
2. Perhatikan bau, warna, kekeruhan urine
3. Kaji : hematuria, oliguria, anuria
4. Monitor BUN, kreatinin
2. Diagnosa Keperawatan
a.Nyeri berhubungan dengan agen cedera ( biologis,fisik,psikologis,zat
kimia)
b. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan
tubuh
c.Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan
muntah
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi
dan atau stomatitis.
e.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penuranan ketahanan tubuh
Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi
NOC NIC
1 Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan a. Kaji tingkat nyeri
agen cedera ( tindakan pasien
biologis,fisik,psikologis,zat keperawataan dalam b. Ajarkan pasien untuk
kimia) waktu 3x24 jam menarik nafas dalam
dengan kriteria hasil : ketika merasa nyeri
1) Pasien merasa c. Berikan posisi yang
nyaman nyaman
2) Pasien tidak d. Berikan pendidikan
terlihat kesehatan
menahan nyeri e. Kolaborasi dengan tim
3) Nyeri pasien medis dalam pemberian
berkurang obat untuk mengurangi
nyeri.

2 Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan a.  Pantau suhu dengan


dengan menurunnya sistem tindakan teliti
pertahanan tubuh keperawataan dalam  b.Tempatkan anak
waktu 3x24 jam dalam ruangan khusus
dengan kriteria hasil : b. Anjurkan semua
1. Pasien tidak pengunjung dan
mengalami tanda- staff rumah sakit untuk
tanda infeksi melaksanakan teknik
mencuci tangan dengan
baik
c. Gunakan teknik
aseptik yang cermat
untuk semua prosedur
invasif
d. Evaluasi keadaan anak
terhadap tempat-tempat
munculnya infeksi
seperti tempat penusukan
jarum, ulserasi mukosa,
dan masalah gigi
e. Inspeksi membran
mukosa mulut.
Bersihkan mulut dengan
baik
e. Berikan diet lengkap
nutrisi sesuai usia
f.kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
obat  antibiotik sesuai
ketentuan
Resiko tinggi kekurangan
3 volume cairan berhubungan Setelah dilakukan a. Berikan antiemetik
dengan mual dan muntah tindakan awal sebelum
keperawataan dalam dimulainya kemoterapi
waktu 3x24 jam b.Berikan antiemetik
dengan kriteria hasil: secara teratur pada waktu
1. Tidak terjadi dan program kemoterapi
kekurangan c. Kaji respon pasien
volume cairan d.Hindari memberikan
2. Pasien tidak makanan yang beraroma
mengalami menyengat
mual dan e.Anjurkan makan dalam
muntah porsi kecil tapi sering
f. Berikan cairan
intravena sesuai
ketentuan
Perubahan nutrisi kurang dari
4 kebutuhan tubuh yang Setelah dilakukan a. Dorong orang tua
berhubungan dengan tindakan untuk tetap rileks pada
anoreksia, malaise, mual dan keperawataan dalam saat pasien makan
muntah, efek samping waktu 3x24 jam b. Izinkan anak
kemoterapi dan atau stomatitis dengan kriteria hasil: memakan semua
1. pasien makanan yang dapat
mendapat ditoleransi, rencanakan
nutrisi yang dangan tim giziuntuk
adekuat memperbaiki kualitas
2. mual muntak gizi pada saat selera
(-) makan pasien meningkat
c. Berikan makanan yang
disertai suplemen nutrisi
gizi, seperti susu bubuk
atau suplemen yang
dijual bebas
d. Izinkan pasien untuk
terlibat dalam persiapan
dan pemilihan makanan
e. Dorong masukan
nutrisi dengan jumlah
sedikit tapi sering
f. Timbang BB, ukur TB.
Gangguan mobilitas fisik a. Monitor vital sign
5 berhubungan dengan Setelah dilakukan pasien
penuranan ketahanan tubuh tindakan b.Kaji kemampuan
keperawataan dalam pasien dalam mobilisasi
waktu 3x24 jam c. anjurkan keluarga
dengan kriteria hasil: dalam pemenuhan
1. mampu kebutuhan aktivitas
melakukan sehari-hari
aktivitas c. Anjurkan keluarga
sehari-hari mendampingi pasien
secara mandiri dalam mobilisasi
2. Tanda- tanda d. ajarkan pasien
vital dalam bagaiman merubah
batas normal posisi dan bantuan jika
di perlukan
e. monitor respon fisik
pasien,emosi,sosial, dan
spiritual
f. berikan pendidikan
kesehatan
No Diagnosa keperawatan Tujuan
NIC

Anda mungkin juga menyukai