Latar Belakang 2
Latar Belakang 2
Latar Belakang 2
TAHUN 2020
Oleh:
ELYNA SYAFITRI
1101701086
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
dan efektif. Pelaksanaan program JKN adalah tindak lanjut pemerintah terkait
orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Sebuah Rumah Sakit
menggunakan huruf atau angka yang mewakili komponen data (Budi, 2011).
sesuai dengan ICD 10 untuk penyakit dan ICD 9-CM untuk tindakan dan
prosedur, dalam hal ini petugas rekam medis sebagai pemberi kode harus
elemen yaitu konsisten bila dikode petugas yang berbeda (reliability), kode
klinis, penagihan biaya, beserta hal-hal lain yang berkaitan dengan asuhan
inilah kode diagnosa yang tepat dan akuran perlukan guna menjamin
lancarnya proses klaim baik dari segi sistem INA-CBG’s maupun BPJS
(2014), diagnosa yang telah diberi kode akan diinput dan diklaim sesuai
BPJS Kesehatan maka akan diganti oleh pihak BPJS Kesehatan, jika tidak
dengan klaim, dimana keduanya saling berkaitan satu dengan lain, kode
membutuhkan kode diagnosa sebagai data awal untuk penentuan tarif. Dari
berkas rekam medis yang tidak lengkap kode diagnosisnya, serta masih
terdapat beberapa kode yang tidak tepat dalam lembar verifikasi Jamkesmas.
Tingkat kesesuaian dan keterisian kode diagnosa antara lembar verifikasi dan
berkas rekam medis pada pasien rawat jalan sebeesar 6% dan pada rawat inap
kode diagnosis terkait dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan kurangnya
aplikasi sistem untuk pengkodean, hal ini akan berdampak pada menurunnya
mutu dari isi rekam medis, sehingga menyulitkan petugas dalam mengolah
Alik (2016) untuk kasus diagnosa obstetric dari 44 rekam medis, diketahui
medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Rasidin Padang, peneliti
mendapati jumlah petugas yang bertanggung jawb atas kode dan klaim
adalah 8 orang dengan pembagian 3 orang koder rawat jalan, 3 petugas entry
INA-CBG’s rawat jalan dan 2 orang petugas bertanggung jawab atas koding
dan klaim rawat inap. Adapun prosedur singkat pemberian kode dan
pengajuan klaim BPJS Kesehatan untuk rawat inap adalah sebelum berkas
klaim di serahkan ke BPJS maka petugas coder akan memberikan kode dan
nantinya diserahkan ke pihak BPJS setiap satu bulan sekali. Artinya di RSUD
Dr. Rasidin Padang petugas coder dan INA-CBG’s adalah orang yang sama
hal ini berguna untuk mengurangi pengulangan pekerjaan tetapi juga dapat
penentu dasar biaya tarif yang akan diklaimkan, untuk kasusnya terdapat kode
Sakit dengan BPJS Kesehatan, berkas penunjang seperti Resume Medis harus
diberi kode yang tepat dan sesuai dengan apa yang diinputkan pad sistem
juga menjadi kendala dalam proses klaim karena adanya perbedaan tarif biaya
1.3.1Tujuan Umum
1.3.2Tujuan Khusus
1.4.1Bagi Mahasiswa
1.4.2Bagi Akademik
Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Rasidin Padang tahun 2020. Jenis
keterkaitan kelengkapan dan ketepan kode diagnosa pasien rawat inap dengan
penelitian.