Analisis Pelaksanaan Kebijakan Dan Distribusi Pupuk Bersubsidi Di Kabupaten Karawang Jawa Barat

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN DISTRIBUSI PUPUK

BERSUBSIDI DI KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT

Sularno1*, Bambang Irawan2, dan Nida Handayani3


1
Dosen Fakultas Pertanian – UMJ
2
Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan – UMJ
3
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik – UMJ
Univesitas Muhammadiyah Jakarta,
Jl. K.H. Ahmad Dahlan, Cireundeu, Ciputat Jakarta Selatan 15419, Indonesia
e-mail : [email protected]

Abstrak

Pupuk merupakan salah satu input penting dalam meningkatkan produktivitas


tanaman pangan, sehingga keberadaan dan pemanfaatannya memiliki posisi yang
strategis. Salah satu kebijakan dalam pengadaan pupuk adalah subsidi
pupuk.Subsidi pupuk sudah lama diterapkan dengan berbagai kebijakan yang
mengikutinya seperti kebijakan pengadaan pupuk, pendistribusian pupuk dan
pengawasan pupuk bersubsidi.Dalam upaya pelaksanaan kebijakan yang optimal,
perlunya kajian terhadap kebijakan pupuk subsidi yang sudah ada, dengan
memperhatikan factor pendukung dan factor penghambat dari pelaksanaan
kebijakan yang ada atas dasar kebutuhan masyarakat khususnya petani.Disamping
itu merumuskan suatu model yang lebih tepat dalam pendistribusian pupuk
bersubsidi.Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Karawang di dua Kecamatan
Rengas Dengklok dan Kecamatan Tirtayaya Kelurahan Gempol Karya dan Pisang
Sambo Mengambil contoh dua Kelompok Tani yang areal pertaniannya cukup
luas.

Kata kunci: Model distribusi, model pengadaan, pertanian, petani


Sularno, B. Irawan dan N. Handayani

Abstract

Fertilizer is one of the important input in improving the productivity of food


crops, so the existence and utilization has a strategic position. One of the policies
in the procurement of fertilizer is fertilizer subsidies. The fertilizer subsidy has
long been applied to a variety of policies that follow such policies fertilizer
procurement, distribution and monitoring of fertilizer subsidized fertilizer. In an
effort to optimal implementation of policies, the need for a review of the fertilizer
subsidy policy which already exists, taking into account factors supporting and
inhibiting factors of the implementation of existing policies on the basis of the
needs of society, especially farmers. Besides that formulate a more precise model
of the distribution of subsidized fertilizer.

Keywords: The distribution model, the procurement model, agriculture, farmers

PENDAHULUAN

Sektor pertanian merupakan sektor bahan baku untuk peningkatan sektor


yang memiliki peran strategis dalam industri dan jasa (3) sektor pertanian
Pembangunan Nasional, karena seba- dapat menghasilkan atau menghemat
gian besar masyarakat Indonesia meng- devisa yang berasal dari ekspor atau
konsumsi nasi sebagai bahan pokok, produk substitusi impor, (4) sektor
sehingga kebutuhan akan pasokan pertanian merupakan pasar yang
beras untuk memenuhi kebutuhan potensial bagi produk-produk sektor
pangan masyarakat Indonesia tinggi. industri, dan (5) sektor pertanian
Dengan demikian keberadaan petani mempu menyediakan modal bagi
menjadi penting untuk dapat menyedia- pengembangan sektor-sektor lain (a net
kan pasokan kebutuhan bahan pokok outflow of capital for investment in
bagi mayarakat Indonesia (Muharjono other sectors). (Muharjono & Zein
& Zein Syarif. 2006). Syarif. 2006).

Peranan sektor pertanian dapat dili- Peningkatan kinerja sektor pertanian


hat secara lebih komprehensif, antara tidak lepas dari kondisi faktor-faktor
lain: (1) sebagai penyediaan pangan yang mempengaruhinya. Pupuk meru-
masyarakat sehingga mampu berperan pakan salah satu sarana produksi
secara strategis dalam penciptaan keta- (saprodi) yang sangat menentukan
hanan pangan nasional (food security), produksi dan produktivitas pertanian.
(2) sektor pertanian menghasilkan Oleh karena itu, ketersediaan pupuk

Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 1 No. 2 Desember 2016 │ 74


Sularno, B. Irawan dan N. Handayani

dipasar baik dari segi kuantitas, tusan Bupati karawang Nomor: 521/
kualitas dan harga yang terjangkau Kep.58-Huk/2015).
menjadi salah satu syarat yang harus
Realitas masalah yang dihadapi para
dapat dijamin oleh pemerintah.
petani, diantaranya: cuaca yang tidak
Terkait dengan hal tersebut, Peme- menentu sehingga terkadang petani me-
rintah berupaya untuk menyediakan ngalami rugi saat hujan dan menye-
sarana produksi ini dalam jumlah yang babkan banjir, sehingga perlu dila-
relative mencukupi kebutuhan dengan kukan pesemaian/pembibitan ulang,
diimbangi harga yang terjangkau oleh masalah hama yang sering meng-
kalangan pengguna pupuk. Hal inilah ganggu padi seperti hama tikus, hama
yang mendasari pemerintah member- keong, hama ulat, dan lainya, sampai
lakukan subsidi pupuk bagi petani. masalah harga beras murah.
Kebijakan subsidi pupuk ini merupakan
Adanya kebijakan Pemerintah dalam
suatu kebijakan yang diterapkan Peme-
memenuhi pengadaan pupuk melalui
rintah agar mampu berperan sebagai
pupuk bersubsidi memberi harapan
insentif bagi petani untuk meningkat-
kepada petani untuk dapat mengha-
kan produksi pangan serta peningkatan
silkan beras berkualitas, namun dalam
pendapatan petani.
proses pengadaan dan pendistribusian
Demikian kebijakan yang diterapkan pupuk bersubsidi tersebut, berdasarkan
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten hasil penelitian tahap I Analisis Kebi-
Karawang yang merupakan turunan jakan Pengadaan dan Pendistribusian
dari Kebijakan Pemerintah Provinsi Pupuk Bersubsidi di Kabupaten Kara-
Jawa Barat dan Kementrian Pertanian, wang, menemukan beberapa masalah
mengatur segala bentuk pengadaan dan dalam implementasinya, diantaranya:
pendistribusian pupuk bersubsidi untuk (a) Model alur pendistribusian yang
wilayah Kabupaten Karawang serta terlalu panjang, sehingga trejadinya
harga eceran tertinggi yang harus dite- keterlambatan pupuk pada musim
rapkan oleh distributor sampai penge- tanam dan mengganggu proses tanam,
cer dan kelompok tani sebagai unsur (b) kurangnya pengawasan yang rutin
pendistribusian pupuk subsidi sampai atau continue, khusunya dalam penera-
kepada petani atau pengguna. (Kepu- pan harga pupuk bersubsidi yang telah

75 │ Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 1 No. 2 Desember 2016


Sularno, B. Irawan dan N. Handayani

ditetapkan dalam kebijakan pemerin- dan efisien sebagai rekomendasi


tah, baik melalui keputusan Menteri, kepada Pemerintah Daerah Kabupaten
Keputusan Gubernur, ataupun Keputu- Karawang, dan (b) dilakukan Sensiti-
san Bupati, sehingga ditemukan bebe- sasi/penerapan Peraturan Menteri Per-
rapa pengecer yang menggunakan tanian tentang pengadaan dan pendis-
harga diatas HET, (c) Adanya aturan tribusian pupuk bersubsidi.
pembelian pupuk berdasarkan Rencana
METODE PENELITIAN
Definitif Kebutuhan Kelompok
(RDKK) menyebabkan keterbatasan Penelitian ini menggunakan pende-
petani dalam memperoleh pupuk, katan kualitatif, metode penelitian
sehingga menyebabkan petani harus deskriptif, sedangkan teknik Penentuan
menunggu ajuan baru yang prosesnya Informan ditentukan secara Purposif
cukup panjang, bahkan sampai ada dan Snow Ball. Wawancara dilakukan
petani yang mencari pupuk sampai ke dengan Kepala Dinas Pertanian untuk
Kabupaten lain. (Sularno & Bambang. mengetahui pola pengawasan yang
2015) dilakukan Pemerintah terkait pola
distribusi pupuk bersubsidi di Kabu-
Dari berbagai masalah yang ditemu-
paten Karawang. Selain itu, wawancara
kan pada penelitian sebelumnya, maka
juga dilakukan dengan kelompok tani
perlu adanya suatu model pengadaan
untuk mengetahui seberapa efektif pola
dan pendistribusian yang lebih efektif
distribusi yang telah berjalan selama
dan efisien, sehingga tidak perlu mun-
ini, dengan memaparkan berbagai
cul masalah-masalah seperti penunda-
masalah yang sering ditemui dilapa-
an, kekurangan, dan lama menunggu
ngan.
yang mempengaruhi ketepatan waktu
tanam serta perlunya juga bentuk Penelitian ini dilaksanakan dari
pengawasan yang jelas dan continue, bulan April sampai dengan bulan
agar dapat memantau proses distribusi November 2016 dengan mengambil
pupuk sampai pada lini terbawah. lokasi di Kelurahan Gempol karya
Kecamatan Tirtajaya Kabupaten Kara-
Penelitian ini bertujuan untuk: (a)
wang, pada Gabungan Kelompok Tani
mengetahui model pengadaan dan pen-
(Gapoktan) nama Kelompok tani
distribusian pupuk subsidi yang efektif
nelayan dan nama Kelompok taninya

Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 1 No. 2 Desember 2016 │ 76


Sularno, B. Irawan dan N. Handayani

adalah Kelompok tani nelayan andalan karena harga pupuk bersubsidi sering
(KTNA). sekali tidak sama atau tidak sesuai
dengan aturan yang diberlakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karena masyarakat membutuhkan

A. Efektifitas Model Pendistribusian pupuk bersubsidi ini, maka kenaikan

Pupuk Bersubsidi harga menjadi suatu yang dianggap


kewajaran jika harga pupuk bersubsidi
Hasil wawancara dengan kelompok dinaikan.
tani, menyatakan bahwa distribusi
pupuk bersubsidi belum efektif karena Harga pupuk bersubsidi bisa naik

masih sering dirasakan oleh petani sampai dengan Rp. 2,050 kg-1 dan

terjadinya kelangkaan pupuk, dimana bahkan terdapat selisih berat timbangan

pada tingkat produsen sudah menya- yang menambah kerugian, sedangkan

lurkan pupuk sesuai dengan Rencana harga padi terkadang mendapatkan

Definitif Kebutuhan Kelompok penawaran dengan harga rendah.

(RDKK) yang diusulkan bersama-sama


Model yang dianggap efektif oleh
oleh Gabungan Kelompok Tani
petani adalah dari produsen langsung
(Gapoktan)
ke Kelompok Tani Nelayan Andalan

Dengan demikian masyarakat (KTNA) Kabupaten Karawang sehinga

menganggap bahwa model pendistri- tidak lagi melalui distributor dan kios

busian saat ini belum berpihak kepada pengecer hal tersebut dikarenakan keti-

mereka dan banyak terjadi kendala daktepatan waktu penyaluran pupuk

terutama keterlambatan pengiriman dan bersubsidi sehingga menyebabkan

kelangkaan yang akan berpengaruh kelangkaan pupuk dan kenaikan harga

terhadap pola musim tanam dan pupuk bersubsidi oleh kios pengecer,

kualitas padi. organisasi KTNA ini sudah berdiri 19


tahun yang diharapakan bisa sebagai
Disamping itu, Keinginan para pengganti distributor pupuk. Model
petani bahwa yang perlu disubsidi pendistribusian pupuk subsidi berda-
bukan hanya pupuk akan tetapi harga sarkan kebijakan saat ini memiliki 5
hasil panen perlu disubsidi sehingga tahap, seperti Gambar 1.
bisa meningkatkan kesejahteran petani

77 │ Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 1 No. 2 Desember 2016


Sularno, B. Irawan dan N. Handayani

Lini-II Lini IV
•Produsen •Distributor •Kelompok
•PT Pupuk •CV 41 tani
Kujang •Produsen •Kios •Petani
•CV DKU
•PT •Petro 7 •Pengecer
Petrokimi •Kujang 12
a Gresik
Lini-I Lini-III Sasaran

Gambar 1. Alur distribusi pupuk bersubsidi yang diterapkan di Kabupaten


Karawang Jawa Barat

Berdasarkan tahapan diatas, hasil Pada lini IV juga memiliki bebe-


penelitian menunjukan pada Lini IV rapa kelemahan, diantaranya harga
yaitu fungsi kios dan pengecer tidak yang tidak sesuai dengan peraturan
memiliki substansi atau peran yang yang telah ditetapkan, berat pupuk
besar, karena pada tahapan ini hanya yang berkurang dari jumlah takaran
sebagai tempat penyimpanan semen- yang tertera pada kemasan, dan
tara sebelum sampai pada petani atau keterlambatan pengadaan pupuk yang
kelompok tani. Sementara setiap petani mempengaruhi musim tanam. Fungsi
sendiri sebenarnya sudah tergabung pengecer pada lini IV ini dapat
kedalam kelompok tani yang juga digantikan oleh kelompok tani secara
merekomendasikan kebutuhan pasokan langsung dengan asumsi dapat mengu-
pupuk bersubsidi untuk produsen rangi persinggahan pupuk. Adapun
menyalurkan atau menyediakan kebu- model distribusi pupuk subidi yang
tuhan petani akan pupuk pada suatu dapat direkomendasikan dengan meli-
wilayah. hat berbagai alas an (Gambar 2).

Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 1 No. 2 Desember 2016 │ 78


Sularno, B. Irawan dan N. Handayani

Petani/
Lini-I
Produse Lini-II
Produse Lini-III
Distribut Sasaran
n n or Kelompok
Tani

Gambar 2. Model alur distribusi pupuk bersubsidi yang diusulkan ke Pemerintah


Kabupaten Karawang Jawa Barat.

Model ini dianggap akan lebih Sejak ditetapkan kebijakan harga


efektif dengan memutus satu rantai pupuk, telah menyebabkan pasar pupuk
distribusi yang dimungkinkan memper- domestik bersifat dualistik, yaitu pasar
cepat waktu pengiriman karena petani bersubsidi dan pasar non-subsidi.
tidak lagi berhubungan dengan penge- Fenomena ini terjadi diduga akibat
cer, tapi langsung pada distributir atau masih lemahnya penerapan sistem
bahkan pada produsen sekaligus. pengawasan pupuk yang telah dibentuk
Namun pada proses ini pemerintah juga pemerintah. Langka pasokan dan
harus dapat berperan aktif dalam proses lonjakan harga juga terjadi akibat
pengawasan, tidak hanya sekedar perembesan pupuk dari satu wilayah ke
mengetahui namun perlu tindakan pro- wilayah lain dalam pasar yang sama
aktif dalam pengadaan pupuk subsidi (pasar bersubsidi). Beberapa hal yang
sehingga distribusi pupuk yang meru- sangat penting yang tertera dalam surat
pakan salah satu faktor penentu keber- keputusan tersebut seperti dinyatakan
hasilan panen petani dapat berjalan bahwa : (a). Bahwa peranan pupuk
dengan lancar. sangat penting dalam peningkatan dan
produksi komoditas pertanian dalam
Petani juga tidak harus membayar
rangka mewujudkan Ketahanan Pangan
dengan harga diluar ketentuan yang
Nasional; (b). Bahwa untuk mening-
dianggap sebagai upah penyimpanan
katkan kemampuan petani dalam
sementara sebelum disalurkan kepada
penerapan pemupukan berimbang
petani, dan petani/kelompok tani juga
diperlukan adanya subsidi pupuk; (c).
dapat mengawasi secara langsung
Bahwa atas dasar hal-hal tersebut di
melalui distributor atau produsen
atas, dan untuk penyediaan pupuk
proses distribusi pupuk sebelum sampai
dengan harga yang wajar sampai di
ke tangan petani/pengguna.
tingkat petani, dipandang perlu mene-
tapkan Kebutuhan dan Harga Eceran

79 │ Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 1 No. 2 Desember 2016


Sularno, B. Irawan dan N. Handayani

Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi ditemui dalam penerimaan distribusi


untuk Sektor Pertanian. pupuk bersubsidi diantaranya : (a)
Tidak tersedianya pupuk di kios penge-
Ada beberapa hal yang diduga
cer; (b) Ketidaktepatan waktu keterse-
sebagai penyebab terjadi pendistri-
diaan pupuk bagi petani; (c) Penjualan
busian pupuk tidak sesuai dengan
harga pupuk bersubsidi oleh kios
rencana. Pertama pemakaian pupuk
pengecer menjadi tidak sesuai dengan
urea di tingkat petani melebihi dosis
harga patokan aceran tertinggi dari
anjuran. Dalam perhitungan subsidi
pemerintah; dan (d) Berat pupuk per
pupuk, dosis pemupukan urea yang
karung terdapat selisih dari berat yang
dianjurkan pemerintah hanya sebanyak
tertera pada label karung.
250 kg ha-1, akan tetapi dalam
prakteknya banyak petani mengguna- Harga Pupuk bersubsidi menurut
kan pupuk jenis ini berkisar 350 – 500 keputusan Bupati Karawang Nomor:
-1
kg ha . Total pupuk Urea di Kabupaten 521/Kep. 58-Huk/2015 tentang harga
Karawang 4,305 ton pada tahun 2016. eceran tertinggi dan alokasi pupuk
Jumlah rencana kebutuhan pupuk yang bersubsidi untuk sektor pertanian dan
ditetapkan Departemen Pertanian yang perikanan tahun 2015 adalah sebagai
merupakan usulan Dinas Pertanian berikut: (1) Pupuk Urea Rp. 1,800 kg-1;
Provinsi dan Kabupaten secara umum (2) Pupuk SP 36 Rp. 2,000 kg-1; (3)
lebih rendah dari luas pertanaman Pupuk ZA Rp. 1,400 kg-1 (4) Pupuk
sesungguhnya, sehingga jumlah per- NPK Phonska RP. 2,300 kg-1; (5)
mintaan pupuk selalu melebihi dari Pupuk NPK Kujang Rp. 2,300 kg-1; dan
yang dialokasikan. (6) Pupuk Organik Rp. 500 kg-1

Pada dasarnya tujuan kebijakan B. Peran Pemerintah dalam Model


subsidi pupuk yang pada intinya untuk Pendistribusian Pupuk
kesejahteraan petani serta kesinam- Bersubsidi
bungan usaha taninya, masih terken-
Dinas perindutrian dan perdagangan
dala pada peraturan yang kurang ditaati
saat ini tidak lagi ikut menentukan
oleh pelaksana di lapangan dan sistem
distributor penyalur pupuk bersubsidi
distribusi pupuk yang masih belum
karena langsung ditentukan oleh produ-
teratur dan konsisten. Hambatan yang
sen, Fungsinya Dinas disini hanya ikut

Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 1 No. 2 Desember 2016 │ 80


Sularno, B. Irawan dan N. Handayani

mengawasi pendistribusian pupuk Untuk itu, perlu adanya upaya untuk


bersubsidi. Karena dalam penentuan mengurangi/menghapus subsidi pupuk
penerima pupuk bersubsidi sudah yang dapat dilakukan dengan menaik-
didasarkan atas Rencana Definitif kan HET pupuk secara bertahap, dan/
Kebutuhan Kelompok (RDKK), di- atau mengurangi volume pupuk bersub-
mana nama dan jumlah penerimaan sidi. Di samping itu, perlu adanya
sudah diatur berdasarkan data yang phasing out subsidi pupuk secara
diperoleh dari kelompok tani yang bertahap sehingga pendapatan petani
kemudian disampaikan kepada produ- tetap meningkat, tercapainya rasio
sen untuk diatur pengalokasiannya dan harga gabah/pupuk yang rasional,
penyaluran pupuk bersubsidi. penggunaan pupuk yang lebih efisien,
berkurangnya disparitas harga, serta
Dalam rangka mendukung ketaha-
efisiensi anggaran untuk meningkatkan
nan pangan nasional sangat diperlukan
sumber pembiayaan pembangunan.
adanya dukungan penyediaan pupuk
yang memenuhi prinsip 6 tepat yaitu : Untuk mendukung peningkatan
jenis, jumlah, harga, tempat, waktu dan kesejahteraan petani/penduduk di
mutu, untuk membantu petani dalam pedesaan, maka dana penghematan
mendapatkan pupuk dengan harga yang subsidi pupuk agar diarahkan untuk
terjangkau, Pemerintah memandang pembangunan sektor yang mendukung
perlu menyediakan subsidi pupuk. peningkatan kapasitas petani dan
Perencanaan pupuk bersubsidi sudah pertanian/pedesaan, termasuk misalnya
mengantisipasi gejolak alam seperti pengadaan dan peningkatan sarana
banjir, hama, dengan dicadangkan produksi pertanian (saprotan) jenis
sebanyak 20% dari jumlah total kuota baru.
pupuk kabupaten Karawang. Dengan
Melihat permasalahan yang muncul
adanya keterbatasan Pemerintah dalam
dalam penerapan kebijakan distribusi
penyediaan subsidi pupuk dalam
pupuk bersubsidi tersebut, maka
rangka program pemerintah, maka
pemerintah menganggap perlu adanya
pupuk bersubsidi hanya diperuntukan
perbaikan dalam mekanisme sistem
bagi usaha pertanian yang meliputi
penyaluran dan pengawasan pupuk
Petani Tanaman Pangan, Peternakan
bersubsidi sehingga lebih efektif dan
dan Perkebunan Rakyat.

81 │ Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 1 No. 2 Desember 2016


Sularno, B. Irawan dan N. Handayani

efisien. Salah satunya dengan membuat produsen, maka dengan system SR,
kebijakan melalui keputusan Bupati setiap wilayah berada di bawah satu
Karawang Nomor 520.05/Kep.290- tanggung jawab produsen. Sebagai
Huk/2016 tentang Komisi Pengawasan contoh, untuk wilayah Daerah Isti-
Pupuk dan Persitisida Kabpaten mewa Aceh, saat ini penyaluran pupuk
Karawang. dapat dilakukan oleh dua produsen
yaitu Pupuk Iskandar Muda (PIM) dan
Hal-hal yang ditemukan oleh
Petrokimia Gresik (PKG) melalui
peneliti dari hasil observasi di toko tani
distributor yang ditunjuk oleh masing-
berlokasi di Rengasdengklok, Kab.
masing produsen di wilayah tersebut.
Karawang, bahwa adanya kelompok
Dalam penerapan Single Responsibility
tani dari kabupaten Bekasi yang
SR, penyaluran dan distribusi pupuk di
membeli pupuk bersubsidi di
wilayah Aceh hanya dan akan
Kabupaten Karawang tidak boleh dan
dilakukan oleh PIM saja. Namun, PKG
pengawas mengetahui ada kabupaten
tetap dapat memasok pupuknya di
lain membeli pupuk bersubsidi di
wilayah Aceh melalui distributor-
Kabupaten Karawang.
distributor yang ditunjuk oleh PIM.

Dalam mengatasi permasalahan


Hal yang melatarbelakangi diterap-
dalam implementasi kebijakan subsidi
kannya Single Responsibility (SR) di
pupuk, maka pemerintah mulai
antaranya adalah belum akuratnya
mengkaji ulang untuk menyempur-
penyusunan Rencana Definitif Kebu-
nakan sistem distribusi yang sudah ada.
tuhan Kelompok (RDKK), kurang
Salah satu solusi yang ditawarkan
efisien dan efektifnya distribusi yang
adalah melalui sistem Single Respon-
berjalan saat ini, pendayagunaan
sibility (SR). Single Responsibility (SR)
sumber daya manusia yang belum
merupakan sistem pengelolaan wilayah
optimal dan masih kurang jelasnya
pemasaran, distribusi dan penyaluran
tanggung jawab pendistribusian per
pupuk yang dilakukan oleh satu
wilayah.
produsen.Jika saat ini sistem yang
diterapkan dalam pengelolaan wilayah Oleh karena itu, tujuan penerapan
pemasaran, distribusi dan penyaluran model distribusi pupuk bersubsidi di
pupuk dapat dilakukan oleh beberapa antaranya adalah: (1) Efisiensi dan

Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 1 No. 2 Desember 2016 │ 82


Sularno, B. Irawan dan N. Handayani

efektifitas; (2). Penghematan nilai 1. Tidak ada pupuk bersubsidi/pupuk


subsidi; (3). Kemudahan pengendalian dijual bebas.
dan pengawasan; (4). Akurasi RDKK; 2. Yang disubsidi harga gabahnya/
(5). Tanggung jawab atas suatu wilayah hasil panen.
lebih jelas; dan (6). Optimalisasi 3. Komisi pengawas kurang maksimal
sumber daya manusia. atau kurang efektif karena sibuk
dengan tugas pokok masing-masing
Dengan diterapkannya model distri-
pada instansi tempat bekerja.
busi maka perlu adanya penyesuaian
4. Ajuan alokasi pupuk bersubsidi
kebijakan Peraturan Menteri Pertanian
untuk tahun 2017 dibuat pada bulan
No. 01/Permentan/SR.130/1/2012 ten-
April-Mei 2016.
tang Komponen Harga Pokok
5. Data pengecer ada pada data dari
Penjualan Pupuk Bersubsidi untuk
distributor.
Sektor Pertanian dan Peraturan Menteri
6. BP4K mengusukan terkait pupuk
Keuangan No. 209/PMK.02/2013 ten-
bersubsidi dari pemerintah diba-
tang Tata Cara Penyediaan, Pencarian,
rengi dengan pelatihan bagi penyu-
dan Pertanggungjawaban Dana Subsidi
luh pertanian lapangan dan
Pupuk.Penyesuaian, kebijakan tersebut
kelompok tani yang berkesinam-
terkait adanya perubahan dalam hal
bungan dalam meningkatan kappa-
jumlah distributor di masing-masing
sitas SDM yang bertujuan mening-
wilayah propinsi, besaran subsidi yang
katkan hasil produksi
akan diberikan ke masing-masing
7. Pelatihan bagi Penyuluh pertanian
distributor, jumlah alokasi pupuk yang
lapangan dan kelompok tani sangat
ditetapkan di dalam Rencana Definitif
penting berkaitan dengan aplikasi
Kebutuhan Kelompok (RDKK).
pupuk di lapangan menyangkut

Alokasi pupuk bersubsidi sektor empat hal: (a) Dosis pupuk; (b)

pertanian dan perikanan di Kabupaten Jenis pupuk; (c) Waktu pemupu-

Karawang tahun 2015 diantaranya sub kan; dan (d) Cara pemupukan

Sektor Pertanian (Tanaman Pangan)


Kebijakan subsidi pupuk bagi petani
urea 47.725 kg, Sp-36 15.293 kg, ZA
masih tetap diperlukan dalam rangka
659 kg, NPK 31759 kg, Organik 5145
mendorong produktivitas hasil perta-
kg. Oleh karena itu diusulkan:
nian. Meskipun demikian, penerapan

83 │ Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 1 No. 2 Desember 2016


Sularno, B. Irawan dan N. Handayani

distribusi pupuk bersubsidi perlu di- 2. Terjadi penyimpangan dalam pe-


awasi sehingga penyaluran pupuk laksanaan kebijakan program
bersubsidi dapat terpenuhi 6 (enam) pupuk bersubsidi di tingkat penge-
tepat yakni tepat jenis, jumlah, harga, cer, distributor dan lemahnya
mutu, waktu dan tempat.Melalui mekanisme pengawasan pelaksa-
penerapan model distribusi pupuk naan pupuk bersubsidi. Sebagian
diharapkan penyaluran pupuk bersub- besar regulasi telah mengatur
sidi di Indonesia dapat lebih tepat mekanisme pelaksanaan kebijakan
sasaran.Selain itu, tujuan lainnya pupuk bersubsidi secara memadai,
seperti penghematan anggaran peme- namun penyimpangan masih terjadi
rintah untuk subsidi, kemudahan dalam karena pelaksanaannya masih
pengendalian dan pengawasan, akurasi belum berjalan sesuai ketentuan,
Rencana Definitif Kebutuhan Kelom- lemahnya pengawasan dari institusi
pok (RDKK), kejelasan tanggung yang berwenang, dan lemahnya
jawab di tiap wilayah serta optimalisasi kontrol masyarakat luas.
sumber daya manusia juga dapat 3. Aspek transparansi dan keterbu-
dicapai. kaan informasi dalam mata rantai
pelaksanaan program kebijakan
KESIMPULAN
pupuk bersubsidi masih lemah.

A. KESIMPULAN 4. BP4K mengusulkan terkait pupuk

1. Masih terdapat penyimpangan bersubsidi dari pemerintah diba-

dalam pelaksanaan program pupuk rengi dengan pelatihan bagi penyu-

bersubsidi, seperti ketika pendataan luh pertanian lapangan dan kelom-

Rencana Definitif Kebutuhan pok tani yang berkesinambungan

Kelompok (RDKK), penjualan dalam meningkatan kafasitas SDM

pupuk bersubsidi kepada yang tidak yang bertujuan meningkatkan hasil

berhak, penghitungan volume produksi.

penyaluran, pengadaan dan penya- 5. Kebijakan subsidi pupuk bagi peta-

luran pupuk bersubsidi, penghi- ni masih tetap diperlukan dalam

tungan subsidi pupuk, dan penga- rangka mendorong produktivitas

wasan program pupuk bersubsidi. hasil pertanian. Meskipun demi-


kian, penerapan distribusi pupuk

Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 1 No. 2 Desember 2016 │ 84


Sularno, B. Irawan dan N. Handayani

bersubsidi perlu diawasi sehingga pupuk dilapangan menyangkut empat


penyaluran pupuk bersubsidi dapat hal. Empat hal tersebut antara lain : (a)
terpenuhi secara 6 (enam) tepat Dosis pupuk; (b) Jenis pupuk; (c)
yakni tepat jenis, jumlah, harga, waktu pemupukan; dan (d) cara pemu-
mutu, waktu dan tempat. pukan

B. SARAN DAFTAR PUSTAKA

Alternatif kebijakan subsidi pupuk Anderson, James E. 1979. Public


menyangkut sistem distribusinya ada- Policy Making, Holt, Renehart and
lah dengan menerapkan sistem tertutup Winston. New York.
dan aktif. Dengan melihat hasil dan
_______. 2006. Public Polisy Making:
pelaksanaan kebijakan pupuk tersebut
An Introduction. Wadsworth.
beberapa pertimbangan dan saran yang
Belmont:
dapat dilakukan untuk dapat memper-
baiki pelaksanaan subsidi pupuk dan Dunn, William N. 2003. “ Pengantar
peningkatan kesejahteraan masyarakat Analisis Kebijakan Publik “(Edisi
tani adalah: (1) Kebijakan subsidi kedua)” terjemahan: Samodra
pupuk perlu tetap dipertahankan karena Wibawa, Diah Asitasani, Agus HH,
masih diperlukan untuk peningkatan Erwan Agus P, Gadjah , Cetakan
produktivitas usahatani; (2) Kesulitan Keempat. Mada University Press.
subsidi pupuk saat ini dapat diatasi Yogyakarta:
dengan alternatif subsidi pada trans-
portasi pupuk, sehingga dapat menekan
biaya angkut dan distribusi yang
Dye, Thomas R. 2005. Mewujudkan
notabene merupakan faktor terbesar
Good Governance, Melalui Pela-
dalam komponen pupuk itu sendiri; dan
yanan Publik. Yogyakarta: JICA-
(3) Perlu kesadaran petani dalam
Gadjah Mada University Press.
pemakaian pupuk yang tepat dalam
pemakaiannya sesuai rekomendasi. ____________. 2011. Understanding
Public Policy. Longman. Singapore.
Pelatihan bagi Penyuluh pertanian
lapangan dan kelompok tani sangat
penting berkaitan dengan aplikasi

85 │ Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 1 No. 2 Desember 2016


Sularno, B. Irawan dan N. Handayani

Edward III, dan Sharkansky,George, Keputusan Gubernur Jawa Barat


1980. Implementing Public Policy, Nomor: 521.33/Kep.1495-Binprod/
Congressional Quarterly Press. 2012 Tentang Alokasi Pupuk Ber-
Washington. subsidi untuk Sektor Pertanian dan
Perikanan tahun 2013.
http://www.pangisyarwi. (22 Maret
2013) Keputusan Bupati karawang Nomor:
521/Kep.58-Huk/2015 Tentang Har-
http://www.google.com (Prajogo U.
ga Eceran Tertinggidan Alokasi
Hadi dan Valeriana Darwis 2011 (22
Pupuk Bersubsidi untuk Sektor
Maret 2013)
Pertanian dan Perikanan Tahun

http://www.kemenperin.go.id/artikel/59 2015

1/Menperindag-keluarkan-Aturan-
Kusumanegara, Solahuddin. 2010.
Baru-Tentang- Pengadaan-Dan-Pe-
Model dan Aktor dalam Proses
nyaluran-Pupuk-Bersubsidi-Untuk-
Kebijakan Publik. Gava Media.
Sektor-Pertanian
Yogyakarta.

http://www.pangisyarwi.com/index.php
McNabb, David. 2002. Research
?option=com_content&view=article
Methods in Public Administration &
&id=140:evaluasi -kritis-kebijakan-
Nonprofit Management: Quantita-
pupuk-bersubsidi-di-indonesia-
tive & Qualitative Approaches. M.E.
tulisan-bagian-
Sharpe.
kedua&catid=8&Itemid=103
Moleong, J. Lexy. Metodologi Peneli-
http://www.kemendag.go.id/pusdiklat/n
tian Kualitatif, Cetakan 22. PT
ews/wawasan/14
Remaja Rosdakarya. Bandung.

Islamy, M. Irfan. 2004. Prinsip-Prinsip


Muharjono, Zein Syarif. 2006.
Perumusan Kebijakan Negara.
Pembangunan Pertanian. Jakarta.
Jakarta. Bumi Aksara.
Universitas Terbuka.

Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 1 No. 2 Desember 2016 │ 86


Sularno, B. Irawan dan N. Handayani

Peraturan Presiden Indonesia Nomor: Sularno dan Bambang Irawan.2016.


15 Tahun 2011 Tentang Perubahan Analisis Kebijakan Pengadaan dan
Atas Peraturan Presiden Nomor 77 Pendistribusian Pupuk Bersubsidi di
Tahun 2005 tentang Penetapan Kabupaten Karawang Jawa Barat,
Pupuk Bersubsidi sebagai Barang Hasil Penelitian Hibah Bersaing
Pengawasan. Dikti tahap I tahun 2014.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor: Thoha, Miftah. 2010. Ilmu Admi-


122/Permentan/SR.130/11/2013 ten- nistrasi Publik Kontemporer Ken-
tang Kebutuhan Pupuk Eceran cana Prenada Media Group. Jakarta.
Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi
Wahab, Solichin, Abdul. 2005. Analisis
Untuk Sektor Pertanian.
Kebijakan: Dari Formulasi ke Im-
Peraturan Menteri Perdagangan, 15/M- plementasi Kebijakan Negara. PT
DAG/PER/4/2013 tentang Penya- Bumi Aksara. Jakarta.
luran Pupuk dan Pengadaan Pupuk -
pupuk Bersubsidi untuk Sektor
Pertanian.

87 │ Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 1 No. 2 Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai