Proposal Ta Mela-Schlumberger PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

PERENCANAAN PENGGUNAAN ARTIFICIAL LIFT PADA

LAPANGAN “X”

PROPOSAL
TUGAS AKHIR

Oleh :
MELA AMELIAH Z

NIM 1401067

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik
pada Jurusan Teknik Perminyakan

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2020
PERENCANAAN PENGGUNAAN ARTIFICIAL LIFT PADA
LAPANGAN “X”

PROPOSAL
TUGAS AKHIR

Oleh :
ME LA AME LI AH Z
NIM 1401067

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan Sarjana Teknik


pada Jurusan Teknik Perminyakan
Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan

Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Andry Halim, MM Nur Mukmin, S.T., M.T


NIDN : 9911005765 NIDN : 9911003105
Mengetahui:
Ketua Jurusan

Abdi Suprayitno, ST. M.Eng


NIDN : 1110098502

2
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan akan minyak dan gas bumi sebagai salah satu sumber energi
sampai saat ini terus meningkat mengingat kondisi energi dunia yang masih
bergantung pada energi migas. Untuk itu perlu dilakukan usaha-usaha yang efektif
untuk meningkatkan perolehannya serta eksplorasi reservoir baru dari minyak
maupun gas bumi. Hal ini tidak dapat terlepas dari perkembangan dan kemajuan
teknologi dalam industri perminyakan yang terus dikembangkan.
Selain dari kemajuan teknologi, Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkompeten dan berkualitas sangat dibutuhkan untuk dapat mengelola dan
mengembangkan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia khususnya
komoditi minyak dan gas bumi.
Peningkatan kompetensi tenaga kerja dapat dilakukan melalui jalur
pendidikan dan/atau pelatihan. Pendidikan akademis yang ditunjang dengan
praktek lapangan kerja (Tugas Akhir) di dunia industri merupakan salah satu upaya
agar dapat terwujud SDM yang berkualitas dan dapat berkompetisi dalam dunia
kerja. Tugas Akhir itu sendiri merupakan kuliah lapangan yang pada dasarnya
bertujuan untuk memberikan orientasi pada mahasiswa tentang kondisi kerja di
lapangan.
Tugas Akhir merupakan aplikasi dari semua ilmu yang telah didapat pada
bangku kuliah dan kemudian diterapkan di lapangan pada kondisi nyata.
Diharapkan dengan Tugas Akhir tersebut mampu untuk memberikan sumbangan
pada kedua pihak, mahasiswa akan memperoleh pengalaman baru dan dapat
memberikan sumbangan pemikiran di dunia industri nantinya.
Atas dasar pemikiran tersebut, kami selaku mahasiswa Sekolah Tinggi
Minyak dan Gas Bumi (STT MIGAS) Balikpapan bermaksud mengajukan
permohonan agar dapat melakukan Tugas Akhir di perusahaan yang Bapak
pimpin.

3
BAB II
RENCANA TAHAPAN TUGAS AKHIR

2.1. Lokasi Kegiatan


Kegiatan Tugas Akhir ini akan dilaksanakan bertempat di
Schlumberger Geophysics Nusantara

2.2. Waktu Pelaksanaan


Tugas Akhir ini diharapkan berlangsung kurang lebih selama 1 bulan,
dan diharapkan dapat dilaksanakan pada bulan 01 Maret 2020 – 31 Maret 2020.
Kami selaku pemohon Tugas Akhir berharap pihak Manajemen dari
Schlumberger Geophysics Nusantara agar dapat mempertimbangkan dan
menyetujui waktu pelaksanaan Tugas Akhir ini.

2.3. Peserta dan Judul Tugas Akhir


Berikut adalah daftar peserta dan judul Tugas Akhir yang diajukan :

1. Nama : Mela Ameliah Z


NIM : 1401067
Judul TA : Perencanaan Penggunaan Artificial Lift pada Lapangan “X”

4
BAB III
PENUTUP

Demikian proposal Tugas Akhir ini kami susun, dengan harapan program
ini dapat terealisasi dalam rangka memenuhi persyaratan akademis dan
pengambilan tugas akhir guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Perminyakan di
Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan, agar terciptanya
SDM yang berkualitas dan berkompetensi sehingga dapat menjawab tantangan dan
kebutuhan dunia Industri di era globalisasi khususnya di bidang industri Minyak
dan Gas Bumi.
Akhir kata kami mengharapkan kekurangan dan kekeliruan yang terdapat
dalam proposal ini mohon untuk dimaklumi, Atas perhatian dan kerja samanya
kami ucapkan terima kasih.

5
I. JUDUL
PERENCANAAN PENGGUNAAN ARTIFICIAL LIFT PADA LAPANGAN X

II. LATAR BELAKANG MASALAH


Pada setiap sumur minyak baru yang sudah siap untuk diproduksi, biasanya
diharapkan minyak mengalir ke permukaan dengan tenaga yang tersedia secara alami
pada reservoir sumur minyak itu sendiri.
Proses ini akan berlangsung sampai pada satu titik dimana tenaga yang tersedia
akan berkurang, sehingga kemampuan untuk mengangkat minyak ke permukaan akan
terhenti.
Agar minyak yang masih dalam sumur dapat lagi mengalir ke permukaan, maka
perlu menggunakan Artificial Lift.
Artificial Lift adalah setiap metode yang diipakai untuk memproduksi minyak
mentah dari sumur setelah tekanan yang tersedia secara alami dalam sumur itu tidak
mampu lagi untuk mengangkat minyak ke permukaan.
“Sembur buatan” dilakukan dengan maksud untuk mempertahankan tingkat
produksi agar tetap tinggi, karena kemampuan produksi suatu sumur akan terus
berkurang dengan bertambahnya waktu. Atau kemampuan sumur yang bersangkutan
untuk berproduksi sejak awal ditemukan sangat kecil, sehingga perlu dilakukan sumur
buatan.
Sesudah fluida sampai ke permukaan dan melewati choke, fluida akan melalui
pipa-pipa (sistim) di permukaan untuk dialirjan ke fasilitas permukaan. Hal utama yang
harus diperhatikan dalam aliran pipa horizontal adalah penentuan penurunan tekanan
sepanjang aliran pipa penentuan diameter pipa yang diperlukan. Dalam memperkirakan
penurunan tekanan yang terjadi, dapat digunakan berbagai kolerasi yang telah tersedia
(Horizontal Flow Performance).
Fluida produksi dari kepala sumur dialirkan dengan pipa alir (flow line) ke tempat
pengumpulan (block station) dan fluida tersebut dapat terdiri dari minyak, air dan gas.
Sesuai dengan permintaan dari pabrik pengilangan minyak (refinery) ataupun pesyaratan
yang harus dipenuhi sebelum dikapalkan, maka antara minyak, air, dan gas harus
dipisahkan. Hampir semua perusahaan pipa minyak menghendaki agar minyak yang
ditransport tidak mengandung lebih dari 2-3% air dan padatan. Proses pemisahaan fluida
produksi meliputi berbagai cara pemmisahaan padatan-padatan dari minyak, pemisahan
6
air dan gas dari minyak serta pemecahan emulsi. Bebagai peralatan digunakan untuk
proses pemisahan yang terdiri dari masing-masing komponen, maupun merupakan
gabungan-gabungan dari pada komponen yang membentuk satu sistim pemisahan.
Minyak yang telah dipisahkan dialirkan dan ditampung pada yangki penimbunan (storage
tank), kemudian akan dikirim ke refinery atau ke terminal pengapalan dengan jalan
mengalirkan melalui pipa salur (pipe line).

III. PERMASALAHAN
Dapat menentukan metode Artificial Lift yang cocok untuk mempertahankan
tingkat produksi sumur pada lapangan X.

IV. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dari penelitian adalah untuk menentukan metode Artificial
Lift yang bisa digunakan untuk mempertahankan tingkat produksi sumur dengan data-
data produksi yang telah didapat dalam kurun waktu tertentu.

V. TINJAUAN PUSTAKA

Pengangkatan buatan adalah merupakan suatu usaha untuk membantu


mengangkat fluida produksi sumur ke permukaan dengan jalan memberikan energi
mekanis dari luar. Metoda pengangkatan buatan yang umum digunakan selama ini dalam
metoda artificial lift adalah dengan menggunakan jenis peralatan gas lift, pompa sucker
rod, dan pompa sentrifugal (pompa reda) yang masing-masing peralatan tersebut akan
dijelaskan di bawah ini.

5.1. Gas Lift


Gas Lift System merupakan suatu metode untuk mengngkat minyak dari dalam
sumur dengan menggunakan gas yang diinjeksikan dalam bertekanan oleh gas
compressor ke annulus. Gas Lift pada prinsipnya mencampurkan gas kedalam system
agar didapat densitas system yang lebih ringan, sehingga memberikan Pwf yang kecil
agar didapat drawdown yang besar. Gas yang digunakan bisa berasal dari sumur minyak
itu sendiri atau dari gas well. Tubing yang digunakan pada gas lift system dilengkapi
dengan beberapa mandrel tempat duduknya Gas Lift Valve.

7
Adapun dasar operasi gas lift untuk mengangkat minyak dari dasar sumur ke permukaan,
adalah sebagai berikut :
- Pengurangan atau penurunan gradien fluida di dalam tubing.
- Pengembangan gas yang diijeksikan ke dalam sumur.
- Pendorongan fluida reservoir ke permukaan oleh gas injeksi bertekanan tinggi.

Ditinjau dari cara penginjeksian gas, maka gas lift dibedakan menjadi dua, yaitu :
- Continuous gas lift, yaitu gas diinjeksikan secara terus menerus ke dalam annulus melalui
valve yang dipasang pada tubing, maka gas akan masuk ke dalam tubing.
- Intermittent gas lift, yaitu gas diinjeksikan secara terputus-putus pada selang waktu
tertentu, sehingga dengan demikian injeksi gas merupakan suatu siklus dan diatur sesuai
dengan laju fluida yang mengalir dari formasi ke lubang sumur.

Beberapa kelebihan gas lift dibandingkan dengan metode sembur buatan lain, yaitu:
a) Biaya peralatan awal untuk instalasi gas-lift biasanya lebih rendah, terutama sekali untuk
pengangkatan sumur dalam (deep lift).
b) Pasir (bahan abrasif) yang ikut terproduksi tidak merusak kebanyakan instalasi gas-lift.
c) Gas-lift tidak tergantung/dipengaruhi oleh design sumur
d) Umur peralatan lebih lama
e) Biaya operasi biasanya lebih kecil,terutama sekali untuk deeplift
f) Ideal untuk sumur-sumur dengan GOR tinggi atau yang memproduksikan buih gas (gas-
cut foam).
Gas-lift dapat diterapkan hamper pada setiap lapangan asalkan ada cukup gas dan
bukan minyak-berat. Ada dua metode gas-lift yang dapat diterapkan, yaitu continuous gas
lift, dan intermittent gas lift.

8
Peralatan gas lift dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu :
A. Peralatan di Atas Permukaan
Peralatan di atas permukaan adalah semua peralatan yang diperlukan untuk proses
injeksi gas ke dalam sumur yang terletak di permukaan. Peralatan-peralatan tersebut
meliputi :
1. Wellhead dengan Christmas tree.
Rangkaian peralatan di atas permukaan untuk gas lift sama seperti peralatan wellhead dan
christmas tree pada sumur sembur alam. Untuk gas lift, christmas tree ini ditambah
dengan peralatan khusus untuk mengatur jumlah gas yang masuk ke dalam sumur serta
tekanannya.
2. Stasiun kompresor.
Kompresor digunakan untuk menaikkan tekanan gas yang diijeksikan. Di dalam stasiun
kompresor terdapat beberapa buah kompresor yang dihubungkan dengan manifold. Dari
stasiun kompresor ini gas bertekanan tinggi dikirimkan ke sumur-sumur melalui stasiun
distribusi.
3. Stasiun distribusi.
Adalah fasilitas penyaluran gas injeksi dari stasiun kompresor ke sumur-sumur dengan
sistem manifold-nya. Dalam menyalurkan gas injeksi dari kompresor ke sumur terdapat
beberapa macam cara, yaitu :
- Stasiun distribusi langsung. Pada sistem ini gas dari kompresor disalurkan langsung ke
sumur produksi. Sistem ini mempunyai kelemahan yaitu bila kebutuhan gas untuk
masing-masing sumur tidak sama sehingga injeksi tidak efisien.
- Stasiun distribusi dengan pipa induk. Sistem ini lebih ekonomis karena panjang pipa
dapat diperpendek. Tetapi karena sumur yang satu berhubungan dengan sumur yang lain,
maka bila salah satu sumur sedang dilakukan injeksi gas, sumur lain bisa terpengaruh.
- Stasiun distribusi dengan stasiun distribusi. Stasiun ini sangat efektif sehingga sering
digunakan. Gas dikirim dari stasiun pusat kompresor ke stasiun distribusi kemudian
dibagi ke sumur-sumur dengan menggunakan pipa.
4. Alat-alat kontrol
Alat-alat ini meliputi choke, regulator, time cycle control, pressure control. Choke yang
dirangkai dengan regulator berfungsi untuk mengatur (membatasi) jumlah gas yang
diinjeksikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan. Sedangkan time cycle control
dipergunakan untuk mengontrol laju injeksi aliran gas dengan interval waktu yang

9
dikehendaki. Alat ini dipakai pada intermittent flow. Penggunaan gas lift pada sumur-
sumur minyak mempunyai keuntungan tersendiri bila dibandingkan dengan metoda
pengangkatan lainnya, keuntungan itu antara lain adalah :
- Dapat dilakukan pada sumur-sumur yang mempunyai tekanan sampai 4000 psi, dan dapat
menghasilkan rate produksi sebesar 5000 BBL/hari.
- Dapat dilakukan untuk sistem komplesi dengan menggunkan tubing yang kecil
(macaroni), dengan berbagai jenis valve-valve dan dioperasikan dengan wire line. Dapat
digunakan untuk operasi kick-off ataupun untuk proses pengosongan (unloading).
- Digunakan pada sumur-sumur yang mempunyai problem kepasiran.
- Masih mungkin digunakan pada sumur-sumur yang memilki GOR tinggi.
- Umur peralatan relatif lebih lama.
- Mempunyai biaya awal dan biaya operasi lebih murah untuk kondisi-kondisi seperti di
atas.

B. Peralatan di Bawah Permukaan


Peralatan bawah permukaan dari gas lift tidak berbeda jauh dengan peralatan pada
sembur alam, hanya disini ditambah dengan valve-valve gas lift. Yang paling umum
dipakai pada saat ini adalah jenis pressure charge bellow valve. Dalam keadaan normal
valve ini tertutup (karena adanya tekanan di dalam bellow) dan akan bekerja berdasarkan
tekanan injeksi.
Valve-valve ini dipasang pada tubing dan berfungsi untuk :
- Mengosongkan sumur dari fluida workover atau kill fluid supaya injeksi gas dapat
mencapai titik optimum di dalam tubing.
- Mengatur aliran injeksi gas ke dalam tubing, baik pada proses unloading (pengosongan
sumur) maupun pada proses pengangkatan fluida.

5.1.1 Continuous gas lift.

Dalam cara ini gas dengan tekanan dan volume tertentu diinjeksikan ke dalam
sumur secara terus-menerus (kontinyu) selama proses pengangkatan minyak. Cara ini
sesuai untuk sumur-sumur yang mempunyai PI tinggi dan tekanan dasar-sumur tinggi.

10
memperlihatkan tipe instalasi aliran continue. Ada enam katup (valve) didalam
sumur. Empat katup bagian atas digunakan sebagai katup pengosongan sumur (unloading
valve) dari fluida workover , untuk mencapai katup operasi kelima (operating valve).
Satu katup tambahan dibawah “titik injeksi” (point of injection) ditambahkan untuk
kondisi keamanan atau kondisi sumur yang berubah. Karena terdapat satu katup dibawah
katup operasi, permukaan fluida pemati sumur (kill fluid) mencapai “titik keseimbangan”
(point of balance) antara tekanan casing dan tekanan didalam tubing. Tanpa katup ini
didalam sumur , permukaan cairan didalam casing akan tetap pada kedalaman katup-lima
(operating valve). Empat katup pengosongan fluida tetap tidak beroperasi sampai katup
ini diperlukan untuk mengosongkan sumur lagi pada kasus lain,seperti setelah penutupan
sumur (shut-in).
Continuous gas-lift ini sering digunakan pada sumur-sumur yang mempunyai
kondisi :
a) Produktifitas tinggi dan tekanan static tinggi (permukaan fluida dalam sumur pada saat
static dapat mencapai 70% dari kedalaman sumur).
b) Productivity index (PI) rendah,tetapi tekanan dasar sumur tinggi

5.1.2. Intermittent gas lift.


Dalam cara ini gas diinjeksikan secara periodik. Waktu dari injeksi diatur oleh
suatu alat di permukaan yang disebut sebagai “intermitter”, atau oleh katup (valve) yang
dipasang pada tubing dan sensitive terhadap perbedaan tekanan antara casing dan tubing.
Metode ini lebih cocok untuk sumur-sumur dengan tekanan dasar-sumur rendah.
Pada metode ini gas diinjeksikan secara terputus yaitu gas diinjeksikan selama
beberapa saat , kemudian injeksi dihentikan selama selang waktu tertentu , dan kemudian
diinjeksikan lagi,dan seterusnya. Pengaturan frekuensi atau siklus injeksi tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan:
a. Surface-controller dengan menggunakan “jam” (clock)
b. Choke, yang bekerja atas perubahan tekanan casing atau tubing.
Penghentian injeksi gas diperlukan untuk member kesempatan terhadap cairan
masuk dan terkumpul didalam tubing diatas titik-injeksi. Setelah terkumpul baru
diinjeksikan gas dan gas akan mendorong fluida kepermukaan dalam bentuk kolom
cairan (slug). Lamanya penghentian tergantung pada produktifitas formasi. Jika
produktifitas farmasi besar, maka lamanya penghentian injeksi kecil (singkat). Sedangkan
bila produktifitas sumur kecil , maka pernghentian injeksi memerlukan waktu yang lama
11
Intermittent gas-lift dapat digunakan pada dua kondisi sumur , yaitu :
a. PI tinggi ( ≥ 0,5) dengan tekanan dasar-sumur rendah , atau
b. Pi rendah dengan tekanan dasar sumur rendah
Dalam metode intermittent sebelum gas diinjeksikan , minyak dibiaran dulu
membentuk kolom (slug) diatas katup (gas-lift) didalam tubing. Karena gas diinjeksikan
dan tekanan naik didalam annulus,maka katup membuka pada tekanan-bukanya yang
diikuti oleh aliran gas kedalam tubing. Gas ini akan mendorong kolom minyak keatas.
Selama pendorongan ini sebagian cairan akan mengalir kembali kebawah. Pada waktu
kolom tadi mencapai permukaan,kolom berikutnya telah terbentuk karena aliran dari
formasi. Gas diinjeksikan , katup terbuka sehingga gas akan mendorong kolom minyak
dan demikian seterusnya kolom demi kolom diangkat kepermukaan.

5.2. Hidraulic Oil Well Pumping


Hydraulic Pump System adalah salah satu bentuk metode lain yang dipakai untuk
memompakan minyak mentah dari dalam sumur bila tenaga reservoir yang tersedia tidak
mampu lagi untuk mengangkat minyak mentah kepermukaan. Hydralic Pump terdiri dari
surface components dan subsurface components.
Prinsipnya adalah power fluid dengan bantuan fluida tersebut dapat menggerakkan
piston dan piston menggerakkan pompa, system ini disebut juga Hydraulic Piston Pump.
Bula power fluid tersebut dipakai untuk mempercepat produksi dengan system nozzle,
disebut Jet Pumping.
Pada hydraulic pumping system, minyak mentah atau air diambil dari storage tank
dan masuk ke Triplex / Multiplex pump. Fluida dengan tekanan rendah dipompakan
dengan triplex pump dikontrol dengan keran-keran di stasiun pengontrol dan didistribusi
kesatu atau wellhead dan langsung ke pompa didalam sumur.
Dalam piston pump, fluida menggerakkan engine serta pompa. Fluida pendorong
ini kembali ke pemrukaan dengan minyak terproduksi dan dialirkan ke storage tank.

12
Beberapa criteria dari penggunaan Hydraulic Pumping sebagai berikut:
· Biasanya dioperasikan dengan power oil, kadang-kadang air
· Cocok untuk sumur ber-volume relative tinggi
· Tepat untuk sumur yang dalam dan casing yang kecil
· Tidak cocok untuk sumur yang terproduksi pasir

5.3. Beam Type Pumping Unit (BPU)


Sekitar 80-90% dari semua sumur sembur buatan diproduksikan dengan
pemompaan sucker-rod,yang paling umum adalah sistim pemompaan beam. Walaupun
sistim sucker-rod beam secara mekanis sederhana dan telah terbukti berumur lama (awet)
dan ekonomis dalam operasi , banyak faktor yang harus dipertimbangkandalam
perencanaan sistim yang tepat. Design engineer harus mengetahui sepenuhnya fungsi dan
segi rumit tiap bagian dari sistim keseluruhan jika kinerja optimum yang diharapkan.
Walaupun kelihatan sederhana,kelakuan sistim beam dan sucker-rod kompleks sekali
didalam praktek lapangan.
Metode pemompaan sumur-minyak dapat dibagi kedalam dua kelompok utama ,
yaitu :
a) Sistim rod , dimana gerakkan peralatan pemompaan bawah-permukaan berasal dari
permukaan dan ditransmisikan kepompa dengan memakai rangkaian-rod (rod string).
b) Sistim tanpa rod , dimana gerakan pemompaan dari pompa bawah permukaan dihasilkan
dengan menggunakan selain sucker-rod.
Dari dua kelompok diatas yang pertama diwakili sistim pemompaan beam , dan
kedua diwakili sistim pemompaan hidrolik dan sentrifugal.
Sistim pemompaan terdiri dari lima bagian yaitu :
1) Pemompa penggerak sucker rod dibawah permukaan
2) Rangkaian sucker rod yang mentransmisikan gerakan pemompaan dipermukaan dan
tenaga untuk pompa bawah permukaan (subsurface pump). Juga termasuk rangkaian
tubing atau casing yang diperlukan didalam mana sucker rod beroperasi dan menyalurkan
fluida yang dipompakan dari pompa kepermukaan.
3) Peralatan pemompaan dipermukaan yang merubah geraan rotasi dan penggerak utama
(prime mover) menjadi gerakkan osilasi linier.
4) Unit tranmisi tenaga atau “speed reducer”
5) Prime mover yang menyediakan tenaga yang diperlukan kepada sistim.
13
Gerakan rotasi dari “crank arm” dirubah jadi gerakan osilasi (naik turun) dengan
menggunakan “walking beam”. Crank arm dihubungkan ke walking beam dengan
menggunakan pitman arm dan walking beam disangga oleh “Sampson post” dan “saddle
bearing”.
“Horse head” dan “bridle” (susunan kabel penggantung) digunakan untuk
memastikan bahwa pemasangan “sucker rod string” (rangkaian sucker rod) adalah
vertical sepanjang waktu sehingga tidak ada momen lengkung yang digunakan terhadapa
bagian tersebut dari rangkaian sucker rod diatas “stuffing box”. Kombinasi “polished
rod” dan stuffing-box digunakan untuk mempertahankan sekat (seal) cairan yang baik
untuk permukaan.

5.4. Electric Submergible Pump (ESP)


Electric Submergible Pump (ESP) merupakan pompa jenis sentrifugal yang
sigerakkan oleh tenaga motor listrik. Pompa ini disebut pompa submergible karena dalam
operasinya pompa dan motor berada di bawah fluid level atau tercelup di dalam fluida.
Pada mulanya pompa ini dikembangkan terutama untuk memompa air ditambang,
atau pada kapal. Perkembangan selanjutnya, pompa ESP memungkinkan digunakan pada
sumur dalam dan memberikan laju produksi yang besar. Selain untuk sumur produksi,
pompa ESP digunakan pada proyek-proyek water-flooding dan pressure maintenance
dimana dipasang pada sumur-sumur injeksi. Selain itu dapat digunakan pada sumur yang
dikomplesi tidak menggunakan tubing (tubingless completion) dan produksi dilakukan
melalui casing.
System pompa ESP atau pompa listrik sentrifugal terdiri dari tujuh elemen dasar, yaitu:
a. Motor listrik
b. Protector
c. Separator gas
d. Pompa sentrifugal bertingkat banyak (multistage)
e. Kabel listrik
f. Switchboard
g. Transformer
Pada pemakaian normal, pompa ESP atau sentrifugal dimasukkan ke dalam
tubing dan dicelupkan ke dalam fluida sumur. Instalasi ini dapat dipakai pada lubang
bengkok (crooked hole) atau sumua-sumur yang dibor secara berarah (directional).
Keuntungan pompa ESP adalah biaya perawatan rendah, demikian juga biaya
14
pemasangan, terutama untuk lokasi yang jauh di pedalaman dan pada operasi lepas
pantai.
Prinsip kerja Electric submersible pump adalah berdasarkan pada prinsip kerja
pompa sentrifugal dengan sumbu putarnya tegak lurus. Pompa sentrifugal adalah motor
hidrolik dengan jalan memutar cairan yang melalui impeller pompa, cairan masuk ke
dalam impeller pompa menuju poros pompa, dikumpulkan oleh diffuser kemudian akan
dilempar ke luar. Oleh impeller tenaga mekanis motor dirubah menjadi tenaga hidrolik.
Impeller terdiri dari dua piringan yang didalamnya terdapat sudu-sudu, pada saat impeller
diputar dengan kecepatan sudut , cairan dalam impeller dilemparkan keluar dengan
tenaga potensial dan kinetik tertentu. Cairan yang ditampung dalam rumah pompa
kemudian dievaluasikan melalui diffuser, sebagian tenaga kinetik dirubah menjadi tenaga
potensial berupa tekanan. Karena cairan dilempar ke luar maka terjadi proses
penghisapan.
Pada dasarnya pompa ESP adalah pompa setrifugal bertingkat banyak, dimana
poros pompa sentrifugal dihubungkan langsung dengan motor penggerak. Motor
penggerak menggunakan tenaga listrik yang disuplai dari permukaan dengan perantaraan
kabel listrik dan sumber listrik diambil dari pembangkit tenaga listrik (power plant)
setiap lapangan minyak.
Sistim peralatan pompa ESP dibagi menjadi dua, yaitu:
· Peralatan bawah permukaan
· Peralatan permukaan

15
5.5. Progressing Cavity Pump (PCP)
PCP merupakan suatu metode dari artificial lift system yang digunakan untuk
memompa minyak kepermukaan dengan memanfaatkan ulir dari pompa. Keuntungan
penggunaan PCP, yakni:
1. PCP hanya memerlukan daya sebesar 30 % daya yang diperlukan oleh ESP untuk sumur
yang sama.
2. Biaya perawatan sumur yang murah. Karena pekerjaan ulang (service) cukup
menggunakan crane yang berkapasitas 15 ton untuk mengangkat peralatan bawah
permukaan jika terjadi kerusakan atas untuk penggantian. Sedangkan peralatan
dipermukaan kecil kemungkinan untuk rusak.
3. Efisiensi volumetris pompa ulir tersebut tidak berpengaruh oleh tekanan pipa alir.
4. Laju alir dari pompa ulir tersebut tidak terpengaruh oleh tekanan pipa alir.
5. Dapat mengangkat fluida yang berpasir.
6. Bagian penggerak utama, termasuk motor terdapat di permukaan, sehingga kemungkinan
rusak karena kondisi sumur sangat kecil. Untuk perbaikan pada rangkaian ini, perangkat
perawat sumur tidak diperlukan.
7. Dapat melakukan sirkulasi melalui pipa produksi setelah rotor diangkat dari stator.
8. Jumlah suku cadang lebih sedikit.

Kelemahan penggunaan PCP :


1. Sumur produksi sebaiknya vertical well
2. Kedalaman sumur maksimal 4000 ft
3. Kapasitas produksi maksimum 2000 BFPD
4. Usia stator dapat mencapai 2 tahun
5. Tidak dapat dipergunakan untuk sumur yang aromatic dan mengandung H 2S yang tinggi.

VI. METODOLOGI
Metode yang digunakan menentukan Artificial Lift yang cocok pada sumur suatu
lapangan dilihat dari data-data produksi sebelumnya seperti IPR dan data sumur itu
sendiri. Metodologi penulisan sebagai berikut:

16
1. Menentukan IPR dan membuat kurva IPR
2. Mengetahui Karakterisitk sumur dan Fluidanya
3. Menentukan jenis tipe Artificial Lift yang akan digunakan
4. Menentukan harga Economic Limit Rate.
5. Menentukan Laju Alir setelah penggunaan Artificial Lift

VII. DATA YANG DIBUTUHKAN


 Tekanan Reservoir
 Tekanan Pwf dan Laju Alir
 Tekanan Dasar Sumur
 Kedalaman TD Sumur
 Kedalaman Perfo Sumur
 Diameter Casing
 Diameter Tubing

VII. KESIMPULAN SEMENTARA

“Sembur buatan” dilakukan dengan maksud untuk mempertahankan tingkat


produksi agar tetap tinggi, karena kemampuan produksi suatu sumur akan terus
berkurang dengan bertambahnya waktu. Atau kemampuan sumur yang bersangkutan
untuk berproduksi sejak awal ditemukan sangat kecil, sehingga perlu dilakukan sumur
buatan.
Sesudah fluida sampai ke permukaan dan melewati choke, fluida akan melalui
pipa-pipa (sistim) di permukaan untuk dialirkan ke fasilitas permukaan. Hal utama yang
harus diperhatikan dalam aliran pipa horizontal adalah penentuan penurunan tekanan
sepanjang aliran pipa penentuan diameter pipa yang diperlukan. Dalam memperkirakan
penurunan tekanan yang terjadi, dapat digunakan berbagai kolerasi yang telah tersedia
(Horizontal Flow Performance).

17
Lampiran :
1. Surat keterangan dari institusi STT MIGAS Balikpapan.
2. Daftar Riwayat Hidup.
3. Foto Copy Transkrip yang telah dilegalisir.
4. Foto Copy Surat Aktif Kuliah yang telah dilegalisir.
5. Foto Copy KTM yang telah dilegalisir.
6. Foto Copy Asuransi

18

Anda mungkin juga menyukai