Proposal Ta Mela-Schlumberger PDF
Proposal Ta Mela-Schlumberger PDF
Proposal Ta Mela-Schlumberger PDF
LAPANGAN “X”
PROPOSAL
TUGAS AKHIR
Oleh :
MELA AMELIAH Z
NIM 1401067
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik
pada Jurusan Teknik Perminyakan
PROPOSAL
TUGAS AKHIR
Oleh :
ME LA AME LI AH Z
NIM 1401067
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
2
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan akan minyak dan gas bumi sebagai salah satu sumber energi
sampai saat ini terus meningkat mengingat kondisi energi dunia yang masih
bergantung pada energi migas. Untuk itu perlu dilakukan usaha-usaha yang efektif
untuk meningkatkan perolehannya serta eksplorasi reservoir baru dari minyak
maupun gas bumi. Hal ini tidak dapat terlepas dari perkembangan dan kemajuan
teknologi dalam industri perminyakan yang terus dikembangkan.
Selain dari kemajuan teknologi, Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkompeten dan berkualitas sangat dibutuhkan untuk dapat mengelola dan
mengembangkan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia khususnya
komoditi minyak dan gas bumi.
Peningkatan kompetensi tenaga kerja dapat dilakukan melalui jalur
pendidikan dan/atau pelatihan. Pendidikan akademis yang ditunjang dengan
praktek lapangan kerja (Tugas Akhir) di dunia industri merupakan salah satu upaya
agar dapat terwujud SDM yang berkualitas dan dapat berkompetisi dalam dunia
kerja. Tugas Akhir itu sendiri merupakan kuliah lapangan yang pada dasarnya
bertujuan untuk memberikan orientasi pada mahasiswa tentang kondisi kerja di
lapangan.
Tugas Akhir merupakan aplikasi dari semua ilmu yang telah didapat pada
bangku kuliah dan kemudian diterapkan di lapangan pada kondisi nyata.
Diharapkan dengan Tugas Akhir tersebut mampu untuk memberikan sumbangan
pada kedua pihak, mahasiswa akan memperoleh pengalaman baru dan dapat
memberikan sumbangan pemikiran di dunia industri nantinya.
Atas dasar pemikiran tersebut, kami selaku mahasiswa Sekolah Tinggi
Minyak dan Gas Bumi (STT MIGAS) Balikpapan bermaksud mengajukan
permohonan agar dapat melakukan Tugas Akhir di perusahaan yang Bapak
pimpin.
3
BAB II
RENCANA TAHAPAN TUGAS AKHIR
4
BAB III
PENUTUP
Demikian proposal Tugas Akhir ini kami susun, dengan harapan program
ini dapat terealisasi dalam rangka memenuhi persyaratan akademis dan
pengambilan tugas akhir guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Perminyakan di
Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan, agar terciptanya
SDM yang berkualitas dan berkompetensi sehingga dapat menjawab tantangan dan
kebutuhan dunia Industri di era globalisasi khususnya di bidang industri Minyak
dan Gas Bumi.
Akhir kata kami mengharapkan kekurangan dan kekeliruan yang terdapat
dalam proposal ini mohon untuk dimaklumi, Atas perhatian dan kerja samanya
kami ucapkan terima kasih.
5
I. JUDUL
PERENCANAAN PENGGUNAAN ARTIFICIAL LIFT PADA LAPANGAN X
III. PERMASALAHAN
Dapat menentukan metode Artificial Lift yang cocok untuk mempertahankan
tingkat produksi sumur pada lapangan X.
V. TINJAUAN PUSTAKA
7
Adapun dasar operasi gas lift untuk mengangkat minyak dari dasar sumur ke permukaan,
adalah sebagai berikut :
- Pengurangan atau penurunan gradien fluida di dalam tubing.
- Pengembangan gas yang diijeksikan ke dalam sumur.
- Pendorongan fluida reservoir ke permukaan oleh gas injeksi bertekanan tinggi.
Ditinjau dari cara penginjeksian gas, maka gas lift dibedakan menjadi dua, yaitu :
- Continuous gas lift, yaitu gas diinjeksikan secara terus menerus ke dalam annulus melalui
valve yang dipasang pada tubing, maka gas akan masuk ke dalam tubing.
- Intermittent gas lift, yaitu gas diinjeksikan secara terputus-putus pada selang waktu
tertentu, sehingga dengan demikian injeksi gas merupakan suatu siklus dan diatur sesuai
dengan laju fluida yang mengalir dari formasi ke lubang sumur.
Beberapa kelebihan gas lift dibandingkan dengan metode sembur buatan lain, yaitu:
a) Biaya peralatan awal untuk instalasi gas-lift biasanya lebih rendah, terutama sekali untuk
pengangkatan sumur dalam (deep lift).
b) Pasir (bahan abrasif) yang ikut terproduksi tidak merusak kebanyakan instalasi gas-lift.
c) Gas-lift tidak tergantung/dipengaruhi oleh design sumur
d) Umur peralatan lebih lama
e) Biaya operasi biasanya lebih kecil,terutama sekali untuk deeplift
f) Ideal untuk sumur-sumur dengan GOR tinggi atau yang memproduksikan buih gas (gas-
cut foam).
Gas-lift dapat diterapkan hamper pada setiap lapangan asalkan ada cukup gas dan
bukan minyak-berat. Ada dua metode gas-lift yang dapat diterapkan, yaitu continuous gas
lift, dan intermittent gas lift.
8
Peralatan gas lift dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu :
A. Peralatan di Atas Permukaan
Peralatan di atas permukaan adalah semua peralatan yang diperlukan untuk proses
injeksi gas ke dalam sumur yang terletak di permukaan. Peralatan-peralatan tersebut
meliputi :
1. Wellhead dengan Christmas tree.
Rangkaian peralatan di atas permukaan untuk gas lift sama seperti peralatan wellhead dan
christmas tree pada sumur sembur alam. Untuk gas lift, christmas tree ini ditambah
dengan peralatan khusus untuk mengatur jumlah gas yang masuk ke dalam sumur serta
tekanannya.
2. Stasiun kompresor.
Kompresor digunakan untuk menaikkan tekanan gas yang diijeksikan. Di dalam stasiun
kompresor terdapat beberapa buah kompresor yang dihubungkan dengan manifold. Dari
stasiun kompresor ini gas bertekanan tinggi dikirimkan ke sumur-sumur melalui stasiun
distribusi.
3. Stasiun distribusi.
Adalah fasilitas penyaluran gas injeksi dari stasiun kompresor ke sumur-sumur dengan
sistem manifold-nya. Dalam menyalurkan gas injeksi dari kompresor ke sumur terdapat
beberapa macam cara, yaitu :
- Stasiun distribusi langsung. Pada sistem ini gas dari kompresor disalurkan langsung ke
sumur produksi. Sistem ini mempunyai kelemahan yaitu bila kebutuhan gas untuk
masing-masing sumur tidak sama sehingga injeksi tidak efisien.
- Stasiun distribusi dengan pipa induk. Sistem ini lebih ekonomis karena panjang pipa
dapat diperpendek. Tetapi karena sumur yang satu berhubungan dengan sumur yang lain,
maka bila salah satu sumur sedang dilakukan injeksi gas, sumur lain bisa terpengaruh.
- Stasiun distribusi dengan stasiun distribusi. Stasiun ini sangat efektif sehingga sering
digunakan. Gas dikirim dari stasiun pusat kompresor ke stasiun distribusi kemudian
dibagi ke sumur-sumur dengan menggunakan pipa.
4. Alat-alat kontrol
Alat-alat ini meliputi choke, regulator, time cycle control, pressure control. Choke yang
dirangkai dengan regulator berfungsi untuk mengatur (membatasi) jumlah gas yang
diinjeksikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan. Sedangkan time cycle control
dipergunakan untuk mengontrol laju injeksi aliran gas dengan interval waktu yang
9
dikehendaki. Alat ini dipakai pada intermittent flow. Penggunaan gas lift pada sumur-
sumur minyak mempunyai keuntungan tersendiri bila dibandingkan dengan metoda
pengangkatan lainnya, keuntungan itu antara lain adalah :
- Dapat dilakukan pada sumur-sumur yang mempunyai tekanan sampai 4000 psi, dan dapat
menghasilkan rate produksi sebesar 5000 BBL/hari.
- Dapat dilakukan untuk sistem komplesi dengan menggunkan tubing yang kecil
(macaroni), dengan berbagai jenis valve-valve dan dioperasikan dengan wire line. Dapat
digunakan untuk operasi kick-off ataupun untuk proses pengosongan (unloading).
- Digunakan pada sumur-sumur yang mempunyai problem kepasiran.
- Masih mungkin digunakan pada sumur-sumur yang memilki GOR tinggi.
- Umur peralatan relatif lebih lama.
- Mempunyai biaya awal dan biaya operasi lebih murah untuk kondisi-kondisi seperti di
atas.
Dalam cara ini gas dengan tekanan dan volume tertentu diinjeksikan ke dalam
sumur secara terus-menerus (kontinyu) selama proses pengangkatan minyak. Cara ini
sesuai untuk sumur-sumur yang mempunyai PI tinggi dan tekanan dasar-sumur tinggi.
10
memperlihatkan tipe instalasi aliran continue. Ada enam katup (valve) didalam
sumur. Empat katup bagian atas digunakan sebagai katup pengosongan sumur (unloading
valve) dari fluida workover , untuk mencapai katup operasi kelima (operating valve).
Satu katup tambahan dibawah “titik injeksi” (point of injection) ditambahkan untuk
kondisi keamanan atau kondisi sumur yang berubah. Karena terdapat satu katup dibawah
katup operasi, permukaan fluida pemati sumur (kill fluid) mencapai “titik keseimbangan”
(point of balance) antara tekanan casing dan tekanan didalam tubing. Tanpa katup ini
didalam sumur , permukaan cairan didalam casing akan tetap pada kedalaman katup-lima
(operating valve). Empat katup pengosongan fluida tetap tidak beroperasi sampai katup
ini diperlukan untuk mengosongkan sumur lagi pada kasus lain,seperti setelah penutupan
sumur (shut-in).
Continuous gas-lift ini sering digunakan pada sumur-sumur yang mempunyai
kondisi :
a) Produktifitas tinggi dan tekanan static tinggi (permukaan fluida dalam sumur pada saat
static dapat mencapai 70% dari kedalaman sumur).
b) Productivity index (PI) rendah,tetapi tekanan dasar sumur tinggi
12
Beberapa criteria dari penggunaan Hydraulic Pumping sebagai berikut:
· Biasanya dioperasikan dengan power oil, kadang-kadang air
· Cocok untuk sumur ber-volume relative tinggi
· Tepat untuk sumur yang dalam dan casing yang kecil
· Tidak cocok untuk sumur yang terproduksi pasir
15
5.5. Progressing Cavity Pump (PCP)
PCP merupakan suatu metode dari artificial lift system yang digunakan untuk
memompa minyak kepermukaan dengan memanfaatkan ulir dari pompa. Keuntungan
penggunaan PCP, yakni:
1. PCP hanya memerlukan daya sebesar 30 % daya yang diperlukan oleh ESP untuk sumur
yang sama.
2. Biaya perawatan sumur yang murah. Karena pekerjaan ulang (service) cukup
menggunakan crane yang berkapasitas 15 ton untuk mengangkat peralatan bawah
permukaan jika terjadi kerusakan atas untuk penggantian. Sedangkan peralatan
dipermukaan kecil kemungkinan untuk rusak.
3. Efisiensi volumetris pompa ulir tersebut tidak berpengaruh oleh tekanan pipa alir.
4. Laju alir dari pompa ulir tersebut tidak terpengaruh oleh tekanan pipa alir.
5. Dapat mengangkat fluida yang berpasir.
6. Bagian penggerak utama, termasuk motor terdapat di permukaan, sehingga kemungkinan
rusak karena kondisi sumur sangat kecil. Untuk perbaikan pada rangkaian ini, perangkat
perawat sumur tidak diperlukan.
7. Dapat melakukan sirkulasi melalui pipa produksi setelah rotor diangkat dari stator.
8. Jumlah suku cadang lebih sedikit.
VI. METODOLOGI
Metode yang digunakan menentukan Artificial Lift yang cocok pada sumur suatu
lapangan dilihat dari data-data produksi sebelumnya seperti IPR dan data sumur itu
sendiri. Metodologi penulisan sebagai berikut:
16
1. Menentukan IPR dan membuat kurva IPR
2. Mengetahui Karakterisitk sumur dan Fluidanya
3. Menentukan jenis tipe Artificial Lift yang akan digunakan
4. Menentukan harga Economic Limit Rate.
5. Menentukan Laju Alir setelah penggunaan Artificial Lift
17
Lampiran :
1. Surat keterangan dari institusi STT MIGAS Balikpapan.
2. Daftar Riwayat Hidup.
3. Foto Copy Transkrip yang telah dilegalisir.
4. Foto Copy Surat Aktif Kuliah yang telah dilegalisir.
5. Foto Copy KTM yang telah dilegalisir.
6. Foto Copy Asuransi
18