ناعفلاشا تعةشف
ناعفلاشا تعةشف
ناعفلاشا تعةشف
kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah mencurahkan kenikmatan- kepada kita sehingga kita berkumpul dalam majelis ini.
.Kita realisasikan rasa syukur kita dengan melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya
Kemudian tidak lupa kami wasiatkan kepada diri kami pribadi dan kepada jamaah semuanya, marilah kita tingkatkan
.kualitas iman dan taqwa kita, karena keimanan dan ketaqwaan merupakan sebaik-baik bekal menuju akhirat nanti
Kehidupan seseorang di dunia ini dimulai dengan dilahirkan-nya seseorang dari rahim ibunya. Kemudian setelah ia hidup
beberapa lama, iapun akan menemui sebuah kenyataan yang tidak bisa dihindari, kenyataan sebuah kematian yang akan
.pasti akat menjemput kta semua
,Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
Tiap-tiap jiwa akan merasakan kematian dan sesungguhnya pada hari kiamatlah akan disempurnakan pahalamu, “
barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung dan
kehidupan dunia hanyalah kehidupan yang memperdayakan.” (QS. Ali-Imran: 185)
Memang perjalanan menuju akhirat merupakan suatu perjalanan yang panjang. Suatu perjalanan yang banyak aral dan
cobaan, yang dalam menempuhnya kita memerlukan perjuangan dan pengorbanan yang tidak sedikit. Yaitu suatu
.perjalanan yang menentukan apakah kita termasuk penduduk surga atau neraka
Perjalanan itu adalah kematian yang akan menjemput kita, yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan kita dengan
:alam akhirat. Karena keagungan perjalanan ini, Rasulullah telah bersabda
Andai saja engkau mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya engkau akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” “
(Mutafaq ‘Alaih)
Akan tetapi terkadang kita lupa akan perjalanan itu dan lebih memilih seolah olah kehidupan dunia adalah segala-
galanya sehingga kita melupakan kewajiban kita sebagai hamba Allah, kita sibuk hanya mencari harta, benda, kebun,
kendaraan, kekayaan, pangkat dan jabatan, kita hanya sibuk mencari cara bagaimana agar kita selalui dihargai orang ,
dipuji, disanjung di agung-agungkan dan lain sebagainya tapi sangat jarang menyibukkan diri kita untuk kematian,
menginggat ingat keburukan-keburukan yang ada pada diri kita masing-masing ( mungkin didalam diri kita masih ada
rasa sombong, iri, dengki, kikir, mau menang sendiri, merasa paling kuat dan merasa paling hebat )
Marilah kita siapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk menyempurnakan perjalanan itu, yaitu dengan melakukan
.ketaatan-ketaatan kepada Allah Ta’ala. Dan marilah kita perbanyak taubat dari segala dosa-dosa yang telah kita lakukan
Lakukanlah bagimu taubat yang penuh pengharapan. Sebelum kematian dan sebelum dikuncinya lisan. Cepatlah
.bertaubat sebelum jiwa ditutup. Taubat itu sempurna bagi pelaku kebajikan
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya.” (QS. At-Tahrim: 8) “
Di kala kita merasakan pedihnya kematian maka Rasulullah sebagai makhluk yang paling dicintai oleh AllahSubhanahu wa
,Ta’ala telah bersabda
Tiada sesembahan yang haq melainkan Allah, sesungguhnya di dalam kematian terdapat rasa sakit.” (HR. Bukhari) “
Ingatlah di kala nyawa dicabut oleh malaikat maut. Nafas kita tersengal, mulut kita dikunci, anggota badan kita lemah,
pintu taubat telah tertutup bagi kita. Di sekitar kita terdengar tangisan dan rintihan handai taulan yang kita tinggalkan.
Pada saat itu tidak ada yang bisa menghindarkan kita dari sakaratul maut. Tiada daya dan usaha yang bisa
.menyelamatkan kita dari kematian
Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya.” (QS. Qaaf: 19) “
Cukuplah kematian sebagai nasehat, cukuplah kematian menjadi-kan hati bersedih, cukuplah kematian menjadikan air
.mata berlinang. Perpisahan dengan saudara tercinta. Penghalang segala kenikmatan dan pemutus segala cita-cita
? Marilah kita tanyakan kepada diri kita sendiri, kapan kita akan mati ? Di mana kita akan mati
Demi Allah, hanya Allah-lah yang mengetahui jawabannya, oleh karenanya marilah kita selalu bertaubat kepada Allah
.dan jangan kita menunda-nunda dengan kata nanti, nanti dan nanti
,Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
17. Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan
lantaran kejahilan[277], yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, Maka mereka Itulah yang
diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
18. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga
apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : "Sesungguhnya saya
bertaubat sekarang". dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam
kekafiran. bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.
Mari kita tanyakan kehati kita masing2 Apa yang menjadikan diri kita terperdaya dengan kehidupan dunia ini padahal
kita tahu akan meninggalkannya. Sedangkan juga kita tahu bahwa harta kekayaan dan jabatan di dunia yang kita miliki
tidak akan bisa kita bawa untuk menemui Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya amal shalihlah yang akan kita bawa nanti di
kala kita menemui Allah. Semoga kita termasuk hambah Allah yang bertaubat dan dikumpulkan di surganya Allah Aamiin
Maka marilah kita tingkatkan amalan shaleh kita sebagai bekal nanti menuju akhirat yang abadi.