Resume Landasan Pendidikan
Resume Landasan Pendidikan
Resume Landasan Pendidikan
Disusun Oleh :
1. Hakikat Manusia
b) Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggungjawab atas tingkah laku
intelektuan dan sosial;
c) Yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif dan mampu mengarahkan
hidupnya
e) Individu yang dalam hidupnya selallu melibatkan dirinya alam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati;
Dapat disimpulkan bahwa manusia dari sisi penciptaannya ialah makhluk tuhan yang paling
sempurna bila dibandingkan makhluk tuhan yang lain yang secara individu ia memiliki
keunikan tersendiri, manusia juga sebagai makhluk sosial sekaligus makhluk susila.
Manusia memiliki hasrat biologis yang hanya menuntut kepuasan, mempunyai ego yang
lebih bersifat realistis dan super ego yang bersifat ethis.
Pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya (file
UPI.edu). Dalam dokumen lain mengutip salah satu tokoh pendidikan ki Hajar Dewantoro
mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti , pikiran serta
jasmani anak yang selaras dengan alam dan masayarakatnya. Eksistensi Manusia adalah
untuk Menjadi Manusia Bagi manusia bereksistensi berarti mengadakan dirinya secara aktif.
Bereksistensi berarti merencanakan, berbuat dan menjadi. Eksistensi manusia tiada lain adalah
untuk menjadi manusia yaitu dengan adanya pendidikan.
TUJUAN PENDIDIKAN
Dalam sistem pendidikan Indonesia tujuan pendidikan tersebut secara eksplisit dapat diihat
pada undang-undang RI no. 20 tahun 2003 yang bersisi pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa , bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, berakhlak
mulia,, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Pada dasarnya, pendidikan di semua instuisi dan tingkat pendidikan mempunyai muara
tujuan yang sama yaitu ingin mengantarkan anak manusia menjadi manusia paripurna yang
mandiri dan dapat bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan lingkungannya.
1. EMPIRISME
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan itu semata –mata tergantung pada
factor lingkungan.
2. NATIVISME
Airan ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh
faktor-faktor yang dibawa sejak lahir, pembawaannya yang telah terdapat pada waktu lahir
itulah yang menentukan hasil perkembangannya.
3. NATURALISME
Berpendapat bahwa semua anak baru lahir mempunyai pembawaan baik, dan tidak
satupun dengan pembawa buruk
4. KONVERGENSI
1. Faktor tujuan
3. Faktor pendidik
6. Faktor lingkungan
Pendidikan merupakan sebuah sistem tebuka artinya sistem tersebut tidak berhubungan
dengan sistem supranya., karena pendidikan itu tidak akan dapat berjalan tanpa ada
hubungan dengan sistem-sistem lain. Namun demikian sebenarnya tidak ada sistem yang
sepenuhnya terbuka dan tidak ada pula yang sepenuhnya tertutup.
2. Memiliki pemroses
8. Memiliki diferensiasi;
PENGERTIAN FILSAFAT.
Pengertian Filsafat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah 1) Pengetahuan dan
penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan
hukumnya, 2) Teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan atau juga berarti ilmu
yang berintikan logika, estetika, metafisika dan epistemologi.
Plato (427 - 347 SM) mendefinisikan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat
mencapai kebenaran yang asli, Kemudian Aristoteles (382 - 322 SM) mengartikan filsafat
adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, dan berisikan di dalamnya ilmu;
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
Pengertian Filsafat secara umum adalah Ilmu pengetahuan yang ingin mencapai hakikat
kebenaran yang asli dengan ciri-ciri pemikirannya yang 1) rasional, metodis, sistematis,
koheren, integral, 2) tentang makro dan mikro kosmos 3) baik yang bersifat inderawi
maupun non inderawi. Hakikat kebenaran yang dicari dari berfilsafat adalah kebenaran
akan hakikat hidup dan kehidupan, bukan hanya dalam teori tetapi juga praktek.
Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam samapai akar-
akarnya mengenai pendidikan (Pidarta,2001).
Landasan filosofi pendidikan adalah seperangkat filosofi yang dijadikan titik tolak dalam
pendidikan. Landasan filosofis pendidikan sesungguhnya merupakan suatu sistem gagasan
tentang pendidikan dan dedukasi atau dijabarkan dari suatu sistem gagasan filsafat umum
yang diajurkan oleh suatu aliran filsafat tertentu. Landasan filosofis pendidikan tidak berisi
konsep-konsep tentang pendidikan apa adanya, melainkan berisi tentang konsep-konsep
pendidikan yang seharusnya atau yang dicita-citakan
Aliran Idealisme
Para filosof ini mengklaim bahwa realitas pada hakikatnya bersifat spiritual. Karena
manusia itu adalah makhluk yang berpikir, yang memiliki tujuan hidup, dan yang hidup
dalam aturan moral yang jelas. Menurut epistemologis, pengatuhan itu diperoleh dengan
cara mengingat kembali melalui intuisi, sedangkan aksiologi bahwa manusia itu diperintah
melalui nilai moral imperatif yang bersumber dari realitas yang absolut.
Aliran Realisme
Para filosof realisme, memandang bahwa dunia ini adalah materi yang hadir dengan
sendirinya, yang tertata dalam hubungan-hubungan di luar campur tangan manusia. Dan
mereka beranggapan bahwa pengetahuan itu diperoleh dari pengalaman dan penggunaan
akalnya, sedangkan tingkah laku manusianya diatur oleh hukum alam dan pada taraf yang
rendah diatur oleh kebijaksanaan yang teruji.
Aliran Perenialisme
Perensialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan (perenial)
yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.
· Keindahan (beauty)
Aliran Esensialisme
Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki
kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang memiliki
tata yang jelas. Dasar filosofi esensialisme terutama memandang bahwa setiap jenis tertentu
tidak lain adalah entitas yang memiliki seperangkat karakteristik dan sifat yang bersifat
(given) atau terberikan sejak keberadaannya yang pertama kali. Esensialisme mempunyai
tinjauan mengenai kebudayaan dan pendidikan yang berbeda dangan progresivisme.
Filsafat pendidikan Esensialisme bertitik tolak dari kebenaran yang telah terbukti berabad-
abad lamanya. Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran
teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
Aliran Eksistensialisme
Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia.
Oleh karena itu sudah merupakan suatu keharusan moral untuk secara konsisten
merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hal ini berdasarkan pada suatu kenyataan secara filosofis dan objektif bahwa bangsa
Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara berdasarkan pada nilai-nilai yang
tertuang dalam sila-sila pancasila yang secara filosofis merupakan filosofi bangsa
Indonesia sebelum mendirikan negara.
Syarat mutlak suatu negara adalah adanya persatuan yang terwujudkan sebagai rakyat
(merupakan unsur pokok negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan. Konsekuensinya rakyat adalah merupakan dasar ontologis demokrasi,
karena rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara. Atas dasar pengertian filosofis
tersebut maka dalam hidup bernegara nilai-nilai Pancasila merupakan dasar filsafat negara.
Apabila kita konsekuen terhadap upaya memprofesionalkan pekerjaan guru maka filsafat
pendidikan merupakan landasan berpijak yang mutlak. Artinya, sebagai pekerja
professional, tidaklah cukup bila seorang guru hanya menguasai apa yang harus dikerjakan
dan bagaimana mengerjakannya. Kedua penguasaan ini baru tercerminpada kompetensi
seorang tukang.
Disamping penguasaan terhadap apa dan bagaimana tentang tugasnya, seorang guru juga
harus menguasai mengapa ia melakukan setiap bagian serta tahap tugasnya itu dengan cara
tertentu dan bukan dengan cara yang lain.
Oleh karena itu maka semua keputusan serta perbuatan instruksional serta non-instruksional
dalam rangka penunaian tugas-tugas seorang guru dan tenaga kependidikan harus selalu
dapat dipertanggungjawabkan secara pendidikan (tugas professional, pemanusiaan dan
civic) yang dengan sendirinya melihatnya dalam perspektif yang lebih luas dari pada
sekedar pencapaian tujuan-tujuan instruksional khusus.
Ada suatu hasil penelitian bertalian dengan hal di atas yang dilakukan oleh Jasin, dan
kawan-kawanya (1994), dengan responden para mahasiswa PGSD, SI, S2, dan S3 IKIP
Jakarta dan para ahli pendidikan di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Penelitian itu
menemukan hal-hal sebagai berikut :
2. Hampir separo responden mahasiswa dan dosen berpendapat bahwa ilmu pendidikan
kurang dikembangkan, sementara itu seperlima para ahli pendidikan menyatakan
pendidikan kurang fungsional untuk menyiapkan para calon guru.
3. Para mahasiswa dan dosen berpendapat pendidikan adalah ilmu mandiri, sementara itu
hampir sepertiga para ahli menyatakan ilmu pendidikan adalah ilmu terapan.
Dari hasil penelitian tersebut di atas dapat ditarik sejumlah masalah bertalian dengan ilmu
pendidikan, yaitu :
4. Belum jelas apakah ilmu Pendidikan merupakan ilmu dasar atau ilmu terapan.
6. Belum jelas apakah guru mendidik dan mengajar atau hanya mengajar saja.
KESIMPULAN
a. Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam sampai ke akar-akarnya,
sedang kebenaran ilmu itu bersifat relative, karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi
yang diamati dan hanya sebagian kecil saja.
b. Untuk mengembangkan ilmu Pendidikan yang bercorak Indonesia secara valid, terlebih
dahulu dibutuhkan pemikiran dan perenungan itu adalah filsafat yang khusus membahas
pendidikan yang tepat diterpkan dibumi Indonesia.
c. Di Indonesia belum punya teori tentang pendidikan guru dan tenaga kependidikanyang
bercorak Indonesia.
LANDASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Psikologi (dalam Pidarta 2000) atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa
manusia.Jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani yang dapat
dipengaruhi alam sekitar .Karena itu jiwa atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali
kehidupan manusia, yang berada dan melekat pada manusia itu sendiri.
Dari tata hubungan interdisipliner dengan ilmu sosial lainnya, khususnya terhadap
pendidikan, psikologi pun memberikan landasan, yaitu dalam hal pembinaan perilaku.
Karena pada dasarnya, perbaikan perilaku merupakan sasaran utama penyelenggaraan
pendidikan.
Aliran Asosiasi
Aliran Gestalt
Pengenalan anak terhadap dunia luar merupakan proses diferensiasi. Mula – mula anak
merasa satu dengan dunia disekitarnya, kemudian perlahan- lahan terjadi proses
pembedaan.
Aliran Sosialis
Menurut aliran sosialis perkembanan anak meryoakan proses sosialisasi. Proses sosialisasi
berlangsung sejak anak lahir
Aliran nativisme
• Genetika
Arthur Schopenhauer
Aliran empiris
• Lingkungan
John Lock
Aliran konvergensi
• Genetika
• Lingkungan
William stern
Pelajaran-pelajaran yang diberikan harus berhubungan satu dengan yang lain; adanya
kurikulum yang terintegrasi dengan baik.
Proses pendidikan dapat diberikan secara klasikal Penggunaan alat peraga pendidikan
bisa digunakan dalam rentang waktu yang relatif lama (tidak selalu ganti)
4. Konvergensi/Interaksi
5. Kematangan
Mempertahankan diri
Mengembangkan diri
7. Fungsi psikis tidak timbul secara berturut – turut, tetapi secara bersamaan
Para pendidik harus menyadari secara baik bahwa apa yang diberikan kepada para
peserta didik itu baik dan sesuai dengan tahapan perkembangannya yang sudah
dirancang secara terencana.
Pengertian Belajar
a) Belajar lebih banyak berkaitan dengan (melibatkan) proses dan fungasi psikis.
Ciri dari hasil belajar adalah adanya perubahan perilaku pada siri individu. Seorang
dikatakan telah belajar apabila ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan
sebalumnya.
Teori-teori Belajar
1. Teori Belajar Ilmu Jiwa Daya
Pandangan psikologi kogniitif hampir sama dengan teori belajar ilmu jiwa daya,
bahwa belajar merupakan proses mental dimana informasi-informasi yang di peroleh
anak dip roses melalui pola pikir.
b Pandangan Behaviorisme(Tokohnya:B.F.Skinner)
Pandangan Behaviorisme hampir sama dengan teori belajar asosiasi, bahwa belajar
ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang dapat di amati dan periubahan itu
lebih ditentukan oleh lingkungan.
Pandangan humanism hampir sama dengan teori belajar organisme gestalt, bahwa
belajar harus melibatkan intelektual dan emosi anak
Teori Kepribadian
Teori kepribadian ialah sebuah pikiran yang sistematis mengenai manusia sebagai
individu. Teori ini lahir karena adanya keutuhan manusia untuk mengenal individu
manusia lainnya lebih mendalam.
Teori kepribadian mencoba melihat manusia sebagai satu subyek total dengan aspek-
aspeknya yang khas. Misalnya,bila seorang pendidik berminat untuk menyelidiki
perkembangan anak didiknya sebagai individu yang akan dibimbing, maka ia akan
memperhatikan sofat anak yang individual dan kemungkinan-kemungkinan yang bisa
dikembangkan pada diri anak didiknya.
d. Kepribadian itu merupakan cirri khas dan karakteroistik yang mendalm dari
seseorang.
Definisi Kepribadian
d.Kepribadian itu merupakan cirri khas dan karakteroistik yang mendalm dari
seseorang.
GORDON W. ALLPORT
(Kepribadian adalah kesatuan organisasi yang dinamis sifatnya sari sistem psikofisis
individu yang menentukan kemampuan penyesuaian diri yang unik siftanya terhadap
lingkungannya).
PRESSCOTT LECKY
R. LINTON
MELANKOLIS – Si Sempurna
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan melanchole. Dimana orang yang
melancholis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti mudah
kecewa, daya juang kecil, muram, pesimistis, penakut, dan kaku.
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan phlegma. Dimana orang yang
phlegmatis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti tidak suka
terburu-buru, tenang, tidak mudah dipengaruhi, setia, dingin, santai dan sabar.
SANGUIN – Si Superstar
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan sanguis. Dimana orang yang
sanguinis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup mudah
berganti haluan, ramah, mudah bergaul, lincah, periang, mudah senyum, dan tidak
mudah putus asa.
KORELIS – Si Kuat
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan chole. Dimana orang yang choleris
adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup penuh semangat,
keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar, optimistis, garang, mudah marah,
pengatur, penguasa, pendendam, dan serius.
LANDASAN BIOLOGI PENDIDIKAN
Pengertian Landasan
Landasan, di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:260) Istilah landasan diartikan
sebagai alas, dasar, atau tumpuan. Adapun istilah landasan sebagai dasar di
kenalpulasebagaifundasi.
Mengacu kepada pengertian tersebut, kita dapat memahami bahwa landasan adalah suatu
alasan atau dasar pijakan dari sesuatu hal, suatu titik tumpu atau titik tolak dari sesuatu hal
atau suatu fundasi tempat berdirinya sesuatu hal.
Pendidikan bagi sebagian orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai
orang dewasa, sebaliknya bagi Jean Piaget(1896) pendidikan berarti menghasilkan,
mencipta, sekalipun tidak banyak,
Bangsa dan Negara untuk selalu berwawasan luas demi tercapainya cita-cita bangsa.
Istilah biologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani: bios, yang berarti "kehidupan", dan
akhiran logia, yang artinya "ilmu." Bentuk Latin dari kata tersebut (biologi) pertama kali
digunakan oleh Linnaeus (Carl von Linné) dalam karyanya yang berjudul Bibliotheca
botanica pada tahun 1736.
Biologi adalah kajian tentang kehidupan, dan organisme hidup, termasuk struktur, fungsi,
pertumbuhan, evolusi, persebaran, dan taksonominya.
Pendidikan adalah pertimbangan individu yang ditambahkan pada pengalaman ras pada
masa lampau dalam menentukan perbuatan.
Pendidikan dalam versi biologi adalah kondisi dasar untuk memperoleh perkembangan
optimal dan penyesuaian terbaik terhadap lingkungan.
Menurut Adam Sedgewick, secara biologis pendidikan adalah pembentukan kebiasaan.
Pendidikan tidak lebih daripada respon organisme yang matang terhadap stimulus dari
luar.
Alam adalah segala kekuatan hidup. Pendidikan adalah sejenis alam tertinggi dan terakhir.
Jadi, pendidikan adalah penyesuaian superioritas manusia yang sadar terhadap
lingkungannya.
Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama
Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak yang
membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan
berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual.
Kecerdasan intelektual atau IQ seseorang juga ditentukan oleh kualitas bagian ini.
Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung leher
bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur
sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh.
Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang
dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan
mengunci pintu dan sebagainya.
Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian dasar
dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang. Bagian otak ini
mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh,
mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight or
flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya.
Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat kerah baju.
Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan, mengatur produksi hormon, memelihara
homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga
memori jangka panjang.
Pengertian Fisiologi
Anatomi berasal dari bahasa yunani yaitu anatomia yang artinya memotong. Definisi dari
anatomi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari struktur dan organisasi mahluk
hidup.
Fisiologi berasal dari bahasa yunani yaitu physis yang artinya asal-usul dan logia yang
artinya kajian. Definisi Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik dan
biokimia dari mahluk hidup.
Fisiologi manusia adalah ilmu mekanis, fisik, dan biokimia fungsi manusia yang sehat,
organ-organ mereka, dan sel-sel yang mereka tersusun. Tingkat utama fokus dari fisiologi
adalah pada tingkat organ dan system
Proses perkembangan yang dilalui anak tidak terjadi secara otomatis, misalnya fungsi
fisiologi yang dimiliki anak berkembang secara bertahap sesuai dengan fase-fase
perkembangannya melalui proses yang pendidikan yang dilaluinya. Guru harus membatasi
tuntutan-tuntutannya sesuai dengan kapasitas-kapasitas otak yang ada pada diri anak.
LANDASAN SOSIAL BUDAYA PENDIDIKAN
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aktifitas sosial manusia. Aktifitas
sosial manusia adalah kegiatan yang berkaitan dengan perilaku hubungan manusia
dengan manusia lainnya dalam suatu kehidupan masyarakat tertentu.
Kebudayaan adalah hasil cipta karsa dan rasa manusia berupa kepercayaan norma
norma, nilai nilai, perilaku dan objek objek material yang dimiliki dan dipelajari
oleh sekelompok masyarakat
Kebudayaan materi
Kebudayaan juga segala sesuatu yang biasa diekspresikan di kehidupan sehari-hari seperti
cara kita berpakaian, kapan dan apa yang kita makan, bagaimana kita menikmati waktu
libur dsb. Hasil cipta karsa dan manusia dapat digolongkan atas:
1. Gagasan
2. Kegiatan
1) Unsur universal
Dapat disimpulkan bahwa perilaku hubungan antar manusia (sosial, masyarakat) dan
kebudayaan merupakan dua hal yang intergral (sosiocultural). Berdasarkan sosiologi,
kegiatan pendidikan merupakan pola interaksi hubungan antara sekolah, keluarga, dan
masyarakat, yang tujuannya untuk memelihara, mengalihkan, mewariskan pengetahuan
dan nilai-nilai kepada generasi penerus.
Keragaman Budaya Dalam Pendidikan
Pengertian budaya secara luas merupakan perwujudan dari aktifitas daya cipta, rasa, karsa
manusia. Pada hakekatnya manusia merupakan pelaku sekaligus sasarannya. Adat istiadat,
norma, dan kebiasaan yang berlaku di masyarakat satu dengan yang lainnya berbeda-beda.
Begitu pula latar belakang anak didik. Guru sebagai pembimbing dituntut memiliki
wawasan lintas budaya secara maksimal guna memahami dan menganalisis
perkembangan hubungan sosial para siswa.
Perubahan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia dan yang sedang terjadi adalah
perubahan sosial dan budaya. Dampak kemajuan yang sangat pesat di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi telah menimbulkan berbagai tantangan baru bagi lembaga
pendidikan. Tiga penyebabnya antara lain:
2) Kependudukan
3) Lingkungan hidup
Pada dasarnya guru memberikan gambaran apa yang dicita-citakan oleh masyarakat.
Dalam prosesnya siswa didorong, dibimbing, dan diarahkan untuk mengikuti pola-pola
dan nilai-nilai budaya yang sudah ada.
Tujuan pendidikan pada zaman ini adalah agar generasi muda dapat mencari nafkah,
membela diri, hidup bermasyarakat, taat terhadap adapt dan terhadap nilai-nilai religi
(kepercayaan) yang mereka yakini.
Pendidikan pada zaman ini, selain diselenggarakan di dalam keluarga dan didalam
kehidupan keseharian masyarakat, juga diselenggarakan di dalam lembaga pendidikan yang
disebut Perguruan (Paguron) atau Pesantren.
Tingktan guru:
Tujuan pendidikan pada umumnya adalah agar para peserta dididik menjadi penganut
agama yang taat, mampu hidup bermasyarakat sesuai tatanan masyarakat yang berlaku saat
itu, mampu membela diri dan membela negara.
Pendidikan pada zaman kerajaan Islam bersifat demokratis. Pada zaman ini pendidikan
dikelola oleh para ulama, ustadz atau guru. Raja tidak ikut campur dalam pengelolaan
pendidikan (pengelolaan pendidikanbersifat otonom).
Tujuan pendidikan pada zaman kerajaan Islam diarahkan agar manusia bertaqwa kepada
Allah S.W.T., sehingga mencapai keselamatan di dunia dan akhirat melalui “iman, ilmu
dan amal”
Kurikulum pendidikannya tidak tertulis (tidak ada kurikulum formal). Pendidikan berisi
tentang tauhid (pendidikan keimanan terhadap Allah S.W.T.), Al-Qur’an, hadist, fikih,
bahasa Arab termasuk membaca dan menulis huruf Arab.
Tahun 1808 Gubernur Jenderal Daendels memerintahkan agar para bupati di PulauJawa
menyebarkan pendidikan bagi kalangan rakyat, tetapi kebijakan ini tidak terwujud.
Pada tahun 1816 VOC ambruk dan dikendalikan oleh para Komisaris JendralC.G.C.
Reindwardt menghasilkan Undang-undang Pengajaran yang dianggap sebagai dasar
pendirian sekolah, tetapi Peraturan Pemerintah yang menyertainya yang dikeluarkan tahun
1818 tidak sedikit pun menyangkut perluasan pendidikan bagi rakyat Indonesia,
melainkan hanya berkenaan dengan pendidikan bagi orang-orang Belanda dan golongan
Pribumi penganut Protestan
LANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN
Seseorang dapat memahami makna/ arti dari pendidikan manakala dia memahami
unsur-unsur pendidikan. Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani “Paedagogy”
yang mengandung makna seorang anak pergi dan pulang sekolah diantar oleh seorang
pelayan, seadangkan kata “pelayan tersebut” dalam bahasa Romawi “ Paedagogos”
yang berarti pendidikan di istilahkan dengan educate yang berarti memperbaiki moral
dan melatih intelektual. (Noeng Muhadjir, 2000:20).
Pasal (2)
Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Pasal (3)
Peserta Didik
Pasal (12)
• Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang di anutnya dan diajarkan
oleh pendidik yang seagama.
•Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya.
•Ikut menanggung biaya pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang di bebaskan dari
kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal (39)
Kesimpulan
UUD 1945 dan UU RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
merupakan 2 bentuk landasan yuridis pendidikan nasional. Pasal 31 UUD 1945
menjamin semua hak warga negara untuk mendapat pendidikan, mewajibkan setiap
warga negara untuk untuk mengikuti pendidikan dasar dan mewajibkan pemerintah
untuk membiayainya. Pasal 31 UUD 1945 juga mengamanatkan agar pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan sistem pendidikan nasional, memprioritaskan
anggaran pendidikan sekurang-kurangya 20% dari APBN dan APBD untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional, serta memejukan ilmu pengetahuan
dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
LANDASAN ILMU DAN SENI PENDIDIKAN
Istilah ilmu berasal dari kata alima (Bahasa Arab) yang berarti pengetahuan. Di dalam
bahasa Latin dikenal pula kata scire yang juga berarti pengetahuan. Ilmu mengandung arti
secara kerja ilmiah dan hasil kerja ilmiah. Ilmu adalah pengetahuan ilmiah yang dihasilkan
melalui metode ilmiah.
1. Objek studi ilmu meliputi berbagai hal sebatas yang terdapat dialami manusia
2. Metode ilmiah adalah prosedur pemecahan masalah yang cermat dan terencana
3. Isi ilmu dapat berupa konsep, aksioma,postulat, prinsip, hukum teori, dan model.
Ilmu pendidikan adalah system pengetahuan tentang fenomena pendidikan yang dihasilkan
melalui riset dengan menggunakan metode ilmiah.
2. Metode
Menurut A.S Neil “ mendidik dan mengajar bukanlah suatu ilmu tetapi adalah seni “.
Diartikan sebagai seni adalah bagaimana kita hidup dan mengerti anak-anak seolah-olah
kita menjadi seperti anak.
Dengan demikian pendidik memerlukan ilmu pendidikan dalam rangka memahami dan
mempersiapkan suatu praktek pendidikan. Namun dalam prakteknya pendidik harus kreatif,
skenario atau persiapan mengajar hanya dijadikan rambu-rambu saja, pendidik perlu
melakukan improvisasi dengan harus memperhatikan karakteristik anak didik. Esensinya
bahwa praktek pendidikan hendaknya merupakan perpasuan antara ilmu dan seni.
KESIMPULAN
Pendidikan sebagai seni dapat dipahami bahwa praktek pendidikan melibatkan perasaan
dan nilai yang sebenarnya diluar daerah ilmu, yang mengibaratkan praktek pendidikan
sebagimana orang melukis sesuatu, mengarang lagu, menata sebuah taman bunga, atau
menulis surat untuk sahabat.
Ilmu pendidikan merupakan landasan dan petunjuk tentang cara melaksanakan pendidikan,
sedangkan Studi pendidikan adalah upaya yang dilakukan seserang dalam rangka
memahami pendidikan atau menghasilkan sistem konsep pendidikan. Praktek Pendidikan
sebagai paduan ilmu dan seni dapat diartikan sebagai : Pendidikan sebagai ilmu,
Pendidikan sebagai Seni, dan Pendidikan sebagai Paduan Ilmu dan Seni.