Panduan Prakt - DMS
Panduan Prakt - DMS
Panduan Prakt - DMS
Latar Sediaan obat topikal merupakan bentuk sediaan obat (BSO) yang sering
belakang digunakan dalam terapi dermatologi. BSO ini mengandung bahan aktif dan
bahan pembawa (vehikulum). Ketepatan dalan memilih BSO sesuai kondisi
kelainan kulit merupakan salah satu faktor yang berperan dalam keberhasilan
terapi topikal, selain faktor lain berupa konsentrasi zat aktif obat, efek fisika dan
kimia, cara dan lama penggunaan obat.
Tujuan Tujuan Instruksional Umum: Mahasiswa dapat mengetahui tentang berbagai
bentuk sediaan obat topikal
Tujuan Instruksional Khusus:
1. Mahasiswa dapat membedakan bso berdasarkan karakteristiknya
2. Mahasiswa dapat membuat bso salep sederhana
3. Mahasiswa dapat membuat bso lotio sederhana
4. Mahasiswa mengetahui dan mampu mengidentifikasi kombinasi obat
topikal yang tidak tercampurkan
Teori Definisi topikal
Kata topikal berasal dari bahasa Yunani topikos artinya berkaitan dengan
daerah permukaan tertentu. Obat topikal: obat yang dipakai di tempat lesi.
Obat topikal mengandung dua komponen dasar yaitu zat pembawa (vehikulum)
dan zat aktif. Zat aktif : komponen bahan topikal yang memiliki efek terapeutik,
sedangkan zat pembawa: bagian inaktif dari sediaan topikal dapat berbentuk
cair atau padat yang membawa bahan aktif berkontak dengan kulit. Idealnya zat
pembawa mudah dioleskan, mudah dibersihkan, tidak mengiritasi serta
menyenangkan secara kosmetik. Selain itu, bahan aktif harus berada di dalam
zat pembawa dan kemudian mudah dilepaskan.
1
Tidak Menyerap Tidak Tipe O/W, Dapat dicampur
tercampurkan eksudat cair tercampur dapat dengan air
dengan air dari kulit dengan diencerkan
air dengan air
Bahan dasar: Bahan dasar: Bahan Bahan dasar: Bahan dasar:
Vaselin Vaseline dasar: Trietanolamin Masa
Adeps lanae Paraffin liq. -Mi. As. Stearate gel/granul/bahan
Lanolin Gliserin lemak Emulgid organic dapat
Paraffin liq Paraffin Ol.sesami mengembang
liq. Air
M. Atsiri
Bahan Bahan Bahan Bahan Bahan pengisi:
pengisi: pengisi: pengisi: pengisi: Tanpa pengisi
Tanpa Amylum oriza Tanpa Tanpa pengisi
pengisi Bolus alba pengisi
Talkum
ZnO
Ca-carbonas
Amylum
tritici
Amyl.manihot
2
3. Sediaan Padat Obat Luar
4. Guttae-Obat Luar
BSO Salep
Indikasi: salep digunakan untuk dermatosis yang kering dan tebal (proses
kronik), termasuk likenifikasi, hiperkeratosis. Dermatosis dengan skuama
berlapis, pada ulkus yang telah bersih.
BSO Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
Formulasi krim ada dua, yaitu sebagai emulsi air dalam minyak (W/O),
misalnya cold cream, dan minyak dalam air (O/W), misalnya vanishing
cream
3
hendak menulis resep krim dan dibubuhi bahan aktif, dapat dipakai krim
yang sudah jadi, misalnya biocream. Krim ini bersifat ambifilik artinya
berkhasiat sebagai W/O atau O/W. Krim dipakai pada kelainan yang kering,
superfisial. Krim memiliki kelebihan dibandingkan salep karena nyaman,
dapat dipakai di daerah lipatan dan kulit berambut.
Indikasi krim :Krim dipakai pada lesi kering dan superfisial, lesi pada
rambut, daerah intertriginosa.
BSO Pasta
Pasta ialah campuran salep dan bedak sehingga komponen pasta terdiri
dari bahan untuk salep misalnya vaselin dan bahan bedak seperti talcum,
oxydum zincicum. Pasta merupakan salep padat, kaku yang tidak meleleh
pada suhu tubuh dan berfungsi sebagai lapisan pelindung pada bagian yang
diolesi.
Indikasi pasta :Pasta digunakan untuk lesi akut dan superfisial. TAKA
Bedak kocok
Indikasi bedak kocok : Bedak kocok dipakai pada lesi yang kering, luas
dan superfisial seperti miliaria.
Pasta pendingin
Pasta pendingin disebut juga linimen meru- pakan campuran bedak, salep
dan cairan. Sediaan ini telah jarang digunakan karena efeknya seperti krim.
4
CARA PENGGUNAAN
Cara aplikasi sediaan obat topikal pada umumnya disesuaikan dengan lesi
pada permukaan kulit. Beberapa cara aplikasi sediaan topikal yaitu:
1. Oles
Pengolesan pada lokasi lesi merupakan cara pakai sediaan topikal yang
umum dilakukan. Cara ini dilakukan untuk hampir semua bentuk sediaan.
Banyaknya sediaan yang dioleskan disesuaikan dengan luas kelainan kulit.
Penambahan cara oles sediaan dengan menggosok dan menekan juga
dilakukan pada obat topikal dengan tujuan memperluas daerah aplikasi
namun juga meningkatkan suplai darah pada area lokal, memperbesar
absorpsi sistemik. Penggosokan ini mengakibatkan efek eksfoliatif lokal
yang meningkatkan penetrasi obat.
2. Kompres
Dua cara kompres yaitu kompres terbuka dan tertutup. Pada kompres
terbuka diharapkan ada proses penguapan. Caranya dengan menggunakan
kain kasa tidak tebal cukup 3 lapis, tidak perlu steril, jangan terlampau erat.
Pembalut atau kain kasa dicelupkan ke dalam cairan kompres, sedikit
diperas, lalu dibalut- kan pada kulit lebih kurang 30 menit. Pada kompres
tertutup tidak diharapkan terjadi penguapan, namun cara ini jarang
digunakan karena efeknya memperberat nyeri pada lokasi kompres.
4. Mandi
5
PRINSIP PEMILIHAN SEDIAAN
1. Pada kulit tidak berambut, secara umum dapat dipakai sediaan salep,
krim, emulsi. Krim dipakai pada lesi kulit yang kering dan superfisial, salep
dipakai pada lesi yang tebal (kronis).
2. Pada daerah berambut, losion dan gel merupakan pilihan yang cocok.
3. Pada lipatan kulit, formulasi bersifat oklusif seperti salep, emulsi W/O
dapat menyebabkan maserasi sehingga harus dihindari.
Bahan dan Bahan:
Alat 1. BSO salep : â Liposin, â Gentamisin
2. BSO krim : â Lafalos, â Gentalex
3. Asam benzoate
4. Asam salisilat
5. Lanolin
6. Vaselin album
7. Menthol
8. Acid salycilic
9. Talkum
10. Zinc.oxyd
11. Amylum orizae/ Amilum manihot
12. Spiritus /Alhohol 70-90%
13. KMNO4
14. Gliserin
Alat:
Lumpang
Sudip
Timbangan
Kertas perkamen
Pipet
Pengaduk
Pot
Botol
Prosedur Pelaksanaan:
Praktikum Pembukaan
1.Pembimbing menyajikan teori umum BSO topical
2.Pembimbing menunjukkan berbagai bentuk sediaan obat jadi topikal, bahan
6
aktif dan bahan pembawa
4. Pemutaran video contoh interaksi berbahaya bahan tambahan (Gliserin +
KMNO4) dan perhitungan pengenceran
5. Pembimbing menunjukkan contoh kombinasi BSO topical yang tidak
tercampurkan
Prosedur Praktek
1. Mahasiswa dibagi menjadi 10 kelompok
2. Tiap kelompok mengerjakan BSO salep sederhana (salep 2-4/Witfield)
atau BSO Lotio sederhana
Pengamatan:
Mahasiswa sesuai kelompok mejanya mengerjakan BSO salep atau lotio
sederhana
Mahasiswa mengamati hasil interaksi farmaseutik kombinasi BSO salep dan
krim
Mahasiswa mengamati hasil interaksi farmaseutik kombinasi BSO topical yang
tidak tercampurkan
7
Pelaporan:
Mahasiswa mendokumentasikan proses pencampuran dan hasil racikan sesuai
meja masing-masing.
Laporan 1: Lembar Kerja per orang dikumpul selesai praktikum setelah diparaf
asisten praktikum dan tanda tangan pembimbing praktikum
- Laporan 2: Laporan Kerja per meja dalam bentuk soft copy, dalam 1 (satu)
CD untuk tiap grup. Cover CD warna merah dengan format yang telah
ditetapkan. Laporan 2 dikumpul paling lambat 7 hari setelah praktikum
dilaksanakan.
Daftar Pustaka: