BAB 14 Pengauditan 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Rangkuman Materi Mata Kuliah (RMK) Pengauditan 2

Ch. 14
Annisa Sabila H. / 175020307111040

Audit Of The Sales And Collection Cycle : Tests of Controls and Substantive Tests
of Transactions

Siklus penjualan dan penerimaan kas adalah siklus yang meliputi keputusan dan proses
yang diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan atas barang dan jasa yang telah tersedia untuk
dijual kepada pelanggan, dimulai dengan permintaan oleh pelanggan dan berakhir dengan
perubahan barang/jasa menjadi piutang usaha dan menjadi kas.
Golongan transaksi, akun, fungsi bisnis, dan dokumen/catatan terkait yang umumnya
terkait dalam siklus penjualan dan penerimaan kas dirangkum dalam tabel berikut:

Golongan Transaksi Account terkait Fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan

Penjualan  Penjualan  Pemrosesan order Order pelanggan,


 Piutang Usaha pelanggan order penjualan,
 Persetujuan order pelanggan atau
penjualan kredit order penjualan,
 Pengiriman dokumen pengiriman,
barang faktur penjualan,

 Penagihan ke jurnal penjualan,

konsumen dan laporan ikhtisar

pencatatan penjualan, berkas

penjualan induk piutang usaha,


neraca saldo piutang
usaha, rekening
bulanan
Penerimaan kas  Kas di Bank Pemrosesan dan Nota pembayaran,
 Piutang usaha pencatatan Daftar penerimaan
penerimaan kas kas, Jurnal
penerimaan kas
Retur dan  Retur dan Pemrosesan dan Nota Kredit, Jurnal
pengurangan harga pengurangan harga pencatatan retur dan retur dan
penjualan penjualan pengurangan harga pengurangan harga
 Piiutang usaha penjualan penjualan
Penghapusan  Piutang Usaha Penghapusan piutang Formulir otorisasi
piutang tak tertagih  Penyisiha piutang tak tak tertagih penghapusan piutang
tertagih
Beban piutang tak  Beban piutang tak Penyisihan piutang -
tertagih tertagih
 Penyisihan piutang
tak tertagih

Metodologi Perancangan Pengujian atas Pengendalian dan Pengujian Substantif atas


Transaksi untuk Penjualan
Langkah - langkah yang dilaksanakan :
 Memahami struktur pengendalian intern penjualan : mempelajari flow chart sistem penjualan
klien, menyiapkan kuisioner untuk pengendalian intern, dan menjalankan uji “walkthrough”
atas penjualan.
 Menaksir resiko pengendalian yang direncanakan : terdiri dari empat tahap:
1. Menentukan kerangka acuan, terdapat 6 tujuan audit berkait transaksi yaitu:
 Penjualan tercatat adalah untuk pengiriman aktual yang dilakukan kepada pelanggan
yang nonfiktif (existency)
 Penjualan yang ada telah dicatat (kelengkapan)
 Penjualan yang tercatat adalah untuk jumlah barang yang dikirim, ditagih dan dicatat
dengan benar (akurasi)
 Transaksi penjualan diklasifikasi dengan sesuai
 Penjualan dicatat dalam waktu yang tepat
 Transaksi penjualan dimasukkan dengan pantas dalam berkas induk, dan diikhtisarkan
dengan benar (posting dan pengikhtisaran)
2. Mengidentifikasi pengendalian intern kunci untuk penjualan dan kelemahannya.
3. Memadukan pengendalian intern kunci dan kelemahannya tersebut dengan tujuan audit
4. Menaksir resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi kelemahan dan
pengendalian tujuan
 Evaluasi untung rugi pengujian atas pengendalian.
 Merancang pengujian atas pengendalian untuk penjualan, untuk mengurangi resiko
pengendalian yang ditetapkan.
 Merancang pengujian substantif atas transaksi penjualan, untuk menentukan apakah ada
kesalahan moneter atau penyimpangan dalam transaksi penjualan. Pengujian substantif untuk
transaksi penjualan antara lain sbb:
1. Untuk meyakini bahwa penjualan yang dicatat benar-benar ada
1. Transaksi penjualan yang terjadi telah dicatat
1. Penjualan dicatat secara akurat
1. Penjualan yang dicatat telah diklaisifikasikan dengan semestinya
1. Penjualan dicatat pada tanggal yang tepat
1. Transaksi penjualan dicatat dengan semestinya di berkas induk dan diikhtisarkan dengan
benar

Retur dan Pengurangan Harga Penjualan


Biasanya pos ini tidak material, namun perlu diperhatikan penekanannya pada pengujian
keberadaan transaksi yang dicatat sebagai cara untuk menemukan adanya kemungkinan
pengalihan kas dari penagihan piutang yang telah diterima yang dicatatsebagai retur dan
pengurangan harga penjualan. (retur dan pengurangan harga penjualan fiktif).
Perancangan pengujian atas pengendalian, dan pengujian substantif transaksi penjualan
tersebut berguna untuk membantu auditor dalam merancang audit program yang efektif dan
efisien dalam memenuhi tujuan audit pada suatu situasi tertentu

Metodologi Perancangan Pengujian atas Pengendalian dan Pengujian Substantif atas


Transaksi untuk Penerimaan Kas
Metodologi yang dikembangkan untuk merancang pengujian atas pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi untuk penerimaan kas pada dasarnya sama dengan metode
yang dikembangkan untuk penjualan.
Tujuan audit berkait transaksi untuk penerimaan kas dikembangkan dari kerangka acuan
audit. Terdapat perbedaaan penekanan terhadap audit atas penerimaan kas. Yaitu identifikasi
kelemahan struktur pengendalian intern yang meningkatkan kemungkinan terjadinya
fraud/kecurangan. Beberapa hal yang harus diperhatikan auditor terhadap hal ini antara lain:
1. Menentukan apakah kas yang diterima telah dicatat; ini adalah jenis defalkasi uang yang
paling sulit dideteksi auditor. Prosedur yang lazim dilakukan adalah menelusuri dari nota
pembayaran yang prenumbered atau daftar penerimaan kas ke jurnal penerimaan kas dan buku
tambahan piutang, dengan catatan bahwa pengujian ini akan efektif kalau kas didaftar di cash
register tape
1. Menyiapkan pembuktian atas penerimaan kas; Untuk menguji apakah seluruh penerimaan kas
telah disetor ke rekening bank. Prosedur yang lazim dilakukan adalah rekonsiliasi bank
1. Pengujian untuk menemukan lapping piutang usaha. Lapping adalah menangguhkan
pencatatan penerimaan piutang untuk menyembunyikan adanya kekurangan kas. Biasanya
pengujian ini dilakukan kalau diyakini auditor bahwa struktur pengendalian intern penerimaan
kas lemah, antara lain ditandai dengan tidak adanya pemisahan tugas antara orang yang
menerima pembayaran dari pelanggan dengan orang yang mencatat penerimaan dari piutang
tersebut.

Pengujian Audit atas Piutang Tak Tertagih


Pertimbangan utama yang harus diperhatikan dalam pos piutang tak tertagih adalah
keberadaan dari penghapusan piutang tak tertagih. Pengujian dilakukan untuk mengetahui
adanya kemungkinan klien untuk menutupi defalkasi atas kas dengan menghapus piutang yang
telah ditagih dan membebankannya ke pos ini. Yang harus diperhatikan terhadap pengendalian
intern pos ini adalah otorisasi yang pantas atas penghapusan piutang oleh tingkat manajemen
yang telah ditentukan setelah suatu penyelidikan general tentang alasan mengapa pelanggan
tidak dapat membayar.

Pengendalian Intern Tambahan atas Transaksi-Transaksi Neraca


Pengendalian intern penjualan dan penerimaan kas di luar dari lima transaksi yang
berkaitan dengan siklus tersebut, yaitu nilai yang dapat direalisasi (realizable value), hak dan
kewajiban, serta penyajian da pengungkapan. Realizable value merupakan unsur yang penting,
karena kolektibilitas piutang sering menjadi perhatian utama suatu business entity. Pengendalian
yang lazim adalah:
 Persetujuan kredit oleh orang yang berwenang,
 Penyiapan neraca saldo piutang usaha menurut umur oleh orang yang berwenang dan
direview dengan semestinya
 Kebijakan penghapusan piutang yang tidak tertagih

Anda mungkin juga menyukai