Metodologi Dakwah
Metodologi Dakwah
Metodologi Dakwah
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Metodelogi Dakwah
Dosen Pengampu : Nurlila Kamsi, M.Pd
Oleh :
1. AYU ADE RAHMA
NIM/NIRM: 1825.4010/0705.1801.05
2. JUMANIGSI
NIM/NIRM: 1825.0036/0705.1801.05
menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya
pembelajaran, penulisan tugas ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna
pengajaran tugas yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB II : PEMBAHASAN
A. Defisinisi Pendidikan di indonesia .................................................. 3
B. Kebijakan Menata Pendidikan Masa Depan.................................... 8
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah sebagai salah satu misi Islam berkembang dengan cepat
juga tak lepas dari sasaran da’i, namun bagi masyarakat modern yang
dihadapkan pada pilihan-pilihan. Pada satu sisi pilihan itu akan membawa
hikmah dan manfaat bagi kehidupan dirinya. Dakwah yang selama ini
pendekatan dan strategi dakwah yang lebih substantif (bersifat langsung pada
inti persoalan), objektif (sesuai persoalan objeknya, baik materi maupun mad’u
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
A. Dakwah
a. Pengertian dakwah
Ditinjaui dari segi etimologi (bahasa), dakwah berasal dari kata
arab yang berarti “panggilan, ajakan atau seruan”.1 Jadi secara bahasa dapat
kita simpulkan bahwa dakwah itu sendiri sebagai pangilan yang mengajak
seseorang pada kebaikan
Kata Ad’u ini sendiri ditafsirkan dengan kata seruan jadi dapat kita
simpulkan bahwa Allah sendirilah yang menyuruhkita untuk menyeruh
manusia pada kebaikan dan mengunakan cara-cara yang baik pula
b. Fungsi dakwah
a. mendorong manusia agar melakukan kebajikan dan mengikuti petunjuk,
menyuruh berbuat kebajikan dan meninggalkan kemunkaran agar
memperoleh kebahagiaan dunia-akhirat.
b. mengadakan seruan kepada semua manusia untuk kembali dan hidup
sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan
dan nasehat yang baik.
c. mengubah umat dari satu situasi kepada situasi yang lebih baik di dalam
segala segi kehidupan dengan tujuan merealisasikan ajaran Islam di dalam
kenyataan hidup sehari-hari, baik bagi kehidupan seorang pribadi,
kehidupan keluarga maupun masyarakat sebagai keseluruhan tata hidup
manusia.
1
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah (Surabaya: Al Ikhlas, 2006) h.17
4
merupaka the golden age of Islam, yang dikenal juga sebagai masa
KhulafaiRashidin atau The Pious Caliphs, yaitu masa empat kepemimpinan
Islam pertama yang terdiri dari Abu Bakr as- Siddiq (tahun 632-634), ‘Umar
Ibn al-Khattab (tahun 634-643), ‘Uthman Ibn ‘Affan (tahun 644- 656), dan
‘Ali Ibn Abi Talib (tahun 656-661) budak-budak berbakat musik, yang
kemudian dibebaskan setelah kontraknya habis. Para musisi tersebut
kemudian menjadi pilar-pilar musik Arab
Gaya musik musik Islam klasik mengalami perkembangan yang
signifikan pada masa Kekhalifahan Ummayah (661750). Istana-istana di
kawasan ibu kota kekhalifahanyang saat itu dipindahkan ke Damaskus,
Syria, diramaikan oleh para musisi, baik pria maupun wanita.
Musisi periode Ummayah pertama yang paling terkenal ialah Ibn
Misjah, yang dikenal sebagai “bapak musik Islamis.” Misjah yang lahir dari
sebuah keluarga Persia di Mekah, adalah ahli teori musik, penyanyi, dan
virtuoso Lute. Ia mempelajari teori sertapraktek musik Persia dan Bizantium
di Syria dan Persia. Ia banyak menggabungkan berbagai pengetahuan musik
yang diperolehnya ke dalam “lagu seni” (art song) khas Arab, mengadopsi
elemen-elemen baru seperti modus-modus musikal asing, dan menolak ciri-
ciri lain yang tidak cocok dengan gaya musik Arab. Di samping Ibn yang
Misjah dijuluki “bapak musik lain yang dijuluki “bapak musik” oleh
kritikus Barat, Sir Huvert Parry, yaitu Shafi al Dîn karena dua karya
monumentalnya, yaitu Syarafiya dan The Book of Musical Modes
Kontribusi musikologis Ibn Misjahterdapat dalam sumber
informasi terpenting mengenai kehidupan musik pada tiga abad pertama
Islam, yaitu Kitâb alAghânî (“The Book of Songs”) karya Abuu al- Faraj al-
Isybahânî, pada abad ke10.Walaupun demikian informasi teoretis tersebut
bukanlah yang pertama karena dua abad sebelumnya, Yuunus al-Kâtib,
seorang penulis buku teori musik Arab, telah terlebih dahulu mengkompilasi
koleksi agu-lagu Arab. Musisi lain yang juga terkenal pada periode ini ialah:
(1) Ibn Muhriz, keturunan Persia; (2) Ibn Surayj, putra seorang budak Persia
yang terkenal karena elegi-elegi dan improvisasi-improvisasinya (murtajal);
Ishâq al-Mawsilî, seorang penyanyi, komposer, dan virtuos ‘Ûd Arab,
adalah seorang musisi Abbasiyah yang hebat. Sebagai seorang musisi yang
berkebudayaan luas, ia telah menulis sekitar 40 buku dalam bidang musik,
baik berkaitan dengan toeri maupun kumpulan karya-karya musik, yang
konon telah banyak yang hilang
Bahkan kemajuan permusikan juga terjadi pada massa bani umayah
tidak hanya sebatas musik melainkan juga kritikus-kritikus musik ketika itu
salah satunya adalah Al-Kindi yaitu seorang filsuf terkenal di dunia islam
telah mencetuskan 13 buku yang bercerita mengenai musik itu sendiri dan
isi dari buku-buku tersebut adalah mengenai teori-teori permusikan yang
sampai saat ini masih digunakan sebagai bahan rujukan selain itu hal ini
islam pernah mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam dunia
permusikan bahkan kita melampaui jauh bangsa eropa ketika itu dan selain
itu masih banyak tokoh-tokoh islam lainya yang tertarik dalam dunia musik
salah satunya ibnu sina ia menciptakan teori ritmik yang dipakai hingga
sekarang
6
b. Kekurangan
1. Terdapat beberapa pencipta lagu dan manajement yang berkecimpung
didalamnya menciptakan musik untuk segi komersialitas semata.
2. Lirik-lirik lagu yang Islami (dalam nasyid, qosidah, marawis, dsb)
kurang diminati oleh masyarakat pada umumnya.
3. Banyak pembuat lagu-lagu religi yang menciptakan lagu dan
mempublikasikannya sesuai dengan pangsa pasar event-event tertentu
yang menguntungkan penjualan. Seperti pada saat Ramadhan.
4. Para pendengar musik hanya menganggap musik sebagai hiburan semata.
5. Penyanyi yang membawakan lagu bermuatan dakwah terkadang belum
bisa menjiwai lagu yang dinyanyikannya. Karena menganggap hanya
untuk menghibur semata.
8
D. Kontroversi Musik
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan musik sebagai media dakwah,
ternyata musik juga menimbulkan suatu kontroversi dalam masyarakat islam.
Dimana beberapa ulama mengharamkan adanya musik dengan bersandar pada
dalil nash dan sunnah.
a.Dalil yang mengharamkan musik
1. Hadist dari Abu Umarah
“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan
yang tidak berguna sehingga dia menyesatkan (manusia) dari jalan
Allah tanpa pengetahuan.”
PENUTUP
A. Kesimpulan
Musik, hampir semua orang di dunia ini suka akan musik. Karena musik
merupakan bagian dari seni yang memberikan ketenangan dan kebahagiaan
tersendiri.Musik dan lagu merupakan bahasa jiwa yang diekspresikan lewat
lirik-lirik lagu dan aransement musiknya.Cerita kehidupan pun mengalir
lewat musik tersebut karena lagu-lagu yang diperdendangkan memuat
beragam kondisi hati pencipta sebuah karya seni music dan lagu. Maka ada
lagu yang memuat syair percintaan, kasmaran, patah hati, kepahlawanan,
ketokohan, kritik social, syair bertemakan kecintaan kepada Tuhan, religi,
anak-anak, lagu-lagu permainan, dsb.
Selain itu banyak variasi dan jenis musik tertentu yang dapat dinikmati oleh
semua segi usia. Akan tetapi ternyata terdapat banyak dalil yang
mengharamkan musik, yang belum diketahui secara pasti.Sehingga sampai
saat ini masih terdapat beberapa pihak yang sangat fanatik mengharamkan
musik.
Memang musik pada awalnya dinilai haram dikarenakan banyak
kemudharatan yang muncul dari padanya.Yang membuat orang cenderung
lalai, kesia-siaan dan mempengaruhi munculnnya tindakan yang dilarang
agama dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Meskipun banyak dalil
yang menunjukkan pengharaman musik, namun tidak ditemukan dalil yang
secara eksplisit dan tegas menyebutkan kata “haram” atau “dilarang”. Sesuatu
yang diharamkan biasanya karena banyak sisi mudharatnya dibandingkan
dengan sisi manfaatnya.Musik pada hakekatnya bisa menjadi sesuatu yang
dihalalkan tergantung situasi dan kondisi yang memungkinkan.Sebagaimana
dengan sebuah hukum tentang musik.
Melihat beberapa sisi negatif yang di timbulkan dari adanya musik
menjadikannya sesuatu yang diharamkan.Apalagi sebagai media dakwah,
hingga Gusdur menyebutkannya bahwa tidak ada pintu dakwah lewat musik.
Sesungguhnya banyak hal positif yang merupakan kelebihan musik itu sendiri
yang menjadikannya sesuatu yang diperbolehkan. Bahkan dapat digunakan
sebagai media berdakwah.Sebagaimana yang dilakukan Rhoma Irama
meskipun tidak ada pintu dakwah lewat musik, tetapi ada celah dan sangat
sempit sekali yang dapat diselipi dengan syiar Islam.
Jika seseorang yang memainkan, mendengarkan dan menyanyikan musik
tersebut menyebabkannya lalai akan kewajibannya terhadap Allah bahkan
cenderung menyebabkan timbulnya sesuatu yang dilarang oleh Allah maka
musik menjadi sesuatu yang membawa laknat dan dihukumi haram. Namun
jika seseorang yang memainkan, mendengarkan dan menyanyikan musik
tersebut dapat tetap menjalankan ajaran Agama Islam bahkan dapat
memanfaatkannya sebagai media dakwah maka music tersebut menjadi suatu
anugerah yang membawa kebaikan.
11
B. Saran
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan.
Maka, kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan demi
terciptanya makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini menjadi motivator
dan inspirator bagi kita semua.
12
TANYA JAWAB
JUMANIGSI
1. Pendidikan adalah aspek penting bagi kehidupan, bagaimana menurut pemateri
mengenai presepsi bahwa wanita itu tidak membutuhkan pendidikan karana ia
akan menjadi seorang ibu dan hanya dirumah ?
Pendidikan adalah pembelajaran sepanjang hayat ,walaupun wanita nantinya
dirumah maka wanita harus juga memiliki pendidikan sebab wanitalah yang akan
mendidik generasi kedepan dan wanita akan melahirkan anak-anak yang cerdas
apa bila orang tua cerdas dan bisa membebaskan generasi kedepan dari penjajahan
intektual, wanita juga mampu berkontribusi besar di dunia pendidikan walaupun
ia di rumah contohnya seperti membuka bimbel dan sejenisnya.
Sherly Munawaroh
2. Apa hubunganya pendidkan dan masa depan ?
Pendidikan sangat berkaitan dengan masa depan, baik masa depan pribadi maupun
bangsa ini sebab semakin tinggi pendidikan warga negara maka akan semakin
mampulah dengan pengolaan sumber daya alam yang ada, cermin dari buruknya
sumber daya manusia menyebabkan bangsa tak mampu berkembang dengan
pesat.
Dwi Maryani
3.Jika pendidikan adalah penentu masa depan, bagaimana dengan anak jalanan
yang tidak bersekolah? Apakah memiliki masa depan ?
Setiap dari kita memiliki masa depan , pendidikan tidak hanya berfokus dengan
sekolah tapi masih banyak lagi seperti pengalaman hidup , keahlian dll.asal anak
jalanan mau belajar maka ia memiliki masa depan seperti pendiri microsof yang
tak lulus kuliah tapi dengan ketekunanya ia bisa membuat aplikasi yang
bermenfaat bagi sesamanya dan mampu memperkerjakan banyak orang .
DAFTAR PUSTAKA
Akip,Muhamad.2018.Ilmu Pendidikan Islam.Yogyakarta:Deepublish.
Ciputat pers